Anda di halaman 1dari 16

ETIKA GURU DALAM PEMBELAJARAN

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Microteaching
Dosen Pengampu Finna Rahma Hijria, M.Pd

Oleh :
Ainun Denik Handanrini ( 17860600120 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Etika Guru dalam Pembelajaran ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Finna Rahma Hijria, M.Pd selaku
Dosen mata kuliah Microteaching yang telah memberikan tugas ini kepada kami
serta bantuan dan dukungan kepada kami dalam menyusun makalah ini..Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Etika Guru dalam Pembelajaran. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Sidoarjo, 16 Maret 2020

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................

KATA PEGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB 1 ( PENDAHULUAN )..........................................................................


A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................
BAB II ( PEMBAHASAN )............................................................................
A. Etika Guru dalam Proses Pembelajaran ........................................
B. Pengetahuan dan Penguasaan Teknik Dasar Guru Profesional ....
C. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran........................................

BAB III ( PENUTUP )....................................................................................


Kesimpulan .......................................................................................
Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masih terdapat anggapan di masyarakat bahwa siapapun dapat mengajar
sehingga tidak merasa perlu untuk mendalami ilmu mengajar. Hal ini ada
benarnya bagi mereka yang dapat mengajar dengan sendirinya tanpa
mempelajarinya, tapi tidak jarang individu yang tidak dapat mengajar namun
karena satu dan lain hal dituntut untuk mengajar. Selain itu, pengajar tidak peduli
apakah peserta didik dapat memahami apa yang diajarkan atau tidak. Tujuan dari
pembelajaran sendiri dapat tercapai atau tidak. Hal yang demikian tidak dapat
dikatagorikan dalam mengajar ataupun pengajar yang professional.
Mengajar selalu berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka mengajar
harus dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk melakukan kegiatan
pembelajaran diperlukan suatu patokan atau pedoman dalam penyelenggaraannya
sehingga dapat dinilai dan dapat dipertanggung jawabkan. Melalui pedoman
tersebut pengajar dapat mengetahui bagaimana mengajar yang seharusnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika ?
2. Bagaimana etika guru dalam proses pembelajaran ?
3. Bagaimana etika guru di Indonesia ?
4. Apa saja sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru ?
5. Bagaimana pengetahuan dan penguasaan teknis dasar guru professional ?
6. Bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari etika
2. Untuk mengetahui etika guru dalam proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui etika guru di Indonesia
4. Untuk mengetahui sikap apa saja yangharu sdimiliki oleh seorang guru
5. Untuk mengetahui pengetahuan dan penguasaan teknis dasar guru
professional
6. Untuk mengetahui peran guru dalam proses pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang filsafat moral, yaitu


mengenai nilai, ilmu tentang tingkah laku dan ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan mana yang benar. Perilaku etika dapat meliputi:
a. Pertanggungjawaban (reponsibility)
b. Pengabdian (dedication)
c. Kesetiaan (loyalitas)
d. Kepekaan (sensitivity)
e. Persamaan (equality)
f. Kepantasan (equity)

Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bearti
adat istiadat/ kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan
yang buruk,tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan
sebagai kumpulan asas / nilaiyang berkenaan dengan akhlak, nilai yang
mengenai yang benar dan salah yang dianutmasyarakat.

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan


tentangasas-asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa
etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Di dalam
kamus istilahPendidikan dan Umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari
filsafat yangmengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk)1.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan oleh para ahli
denganungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut
para ulama etikaadalah ilmu yang menelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnyadilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan
yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.Berikutnya, etika dinyatakan
1
Sastrapradja, 1981:144

2
dalam filsafat moral, yaitu studi yang sistematik mengenaisifat dasar dari
konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.Sementara
itu, etika dikelompokkan menjadi 2 definisi :

1. Etika merupakan karakter individu.Dalam hal ini termasuk bahwa


orang yang beretika adalah orang yang baik.Pengertian ini disebut
pemahaman manusia sebagai individu yang beretika. Etikamerupakan
hukum sosial.
2. Etika merupakan hukumEtika yang mengatur, mengendalikan serta
membatasi perilaku manusia. Dalam halini Dr. H. Hamzag Ya’cub
menyimpulkan bahwa etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang
baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal dan perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran2.

Demikianlah, etika akhirnya merupakan ilmu pengetahuan rohaniah,


normative,teologis. Etika bukan lagi ilmu pengetahuan yang dapat diukur secara
matematis. Karenatidak dapat diramalkan dengan pasti. Etika lebih merupakan
pengetahuan tentang kepandaian atau seni hidup secara baik (the art of good
living). Dengan demikian etika sifatnya humanistis danantroposentrid yakni pada
pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata lain, etika aturan
atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

B. Etika Guru dalam Proses Pembelajaran

Beberapa calon guru memiliki perasaan takut atau ragu-ragu di dalam


menghadapitugas praktik mengajar, tetapi perasaan tersebut akan hilang
dengan sendirinya setelah terjun danmengikuti latihan mengajar di kelas atau di
sekolah. Cara pandangan guru yang baik adalah tidakterfokus pada sesuatu
yang menarik perhatiannya, namun harus meliputi seluruh kelas,
bersikaptenang, tidak gugup, tidak kaku, ambil posisi yang baik sehingga dapat
dilihat dan didengar peserta didik. Senyuman dapat mengusahakan dan

2
Hamzah Ya’cub,1991:13

3
menciptakan situasi belajar yang sehat, suara yang jelas dan diadakan variasi
sehingga suara yang simpatik akan selalu menarik perhatiananak-anak.

Hubungan guru dengan siswa / anak didik di dalam proses belajar-


mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya
bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode
yangdipergunakan, namun jika hubungan guru dengan siswa merupakan
hubunganyang tidak harmonis, maka dapay menciptakan suatu yang tidak
diinginkan.

Tanggung jawab seorang pendidik sangatlah penting bagi anak didik,


karena anakmembutuhkan bantuan atau pertolongan dari pendidik. Sifat
tergantung ini dijumpaidalam hubungan kodrat antara orang tua dengan anak
atau dengan yang bertanggungjawab atas perkembangannya. Oleh karena itu,
pendidik harus mengetahui perkembangan kejiwaan anak tersebut agar lebih
mudah dilaksanakan pendidikan. Disamping itu perlu dikembangka sikap
demokratis dan terbuka dari para guru, perlu adakeaktifan dari pihak siswa,
guru harus bersikap ramah sebaliknya siswa juga harus bersifat sopan, saling
hormat menghormati, guru lebih bersifat manusiawi, masing-masing pihak
bilamana perlu mengetahui latar belakang baik guru maupun siswa

C. Etika Guru di Indonesia

Di dalam etika guru Indonesia dituliskan dengan jelas bahwa guru


membimbing murid untuk membentuk mereka menjadi manusia seutuhnya
yang berjiwa pancasila.Etika bagi guru adalah terhadap peserta didiknya,
terhadap pekerjaan dan terhadap tempat kerja. Etika tersebut wajib dimiliki
oleh seorang guru untuk mewujudkan proses belajarmengajar yang baik.
Berikut beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang guru :

1. Etika guru terhadap peserta didiknya


Guru sebaiknya memberi contoh yang baik bagi muridnya.
Keteladanan seorangguru adalah perwujudan realisasi kegiatan belajar
mengajar dan menanamkan sikapkepercayaan kepada murid. Guru yang

4
berpenampilan baik dan sopan akanmempengaruhi sikap murid demikian
juga sebaliknya. Selain itu di dalam memberikancontoh kepada murid, guru
harus bisa mencontohkan bagaimana bersifat objektif danterbuka pada
kritikan serta menghargai pendapat orang lain.Guru harus bisa
mempengaruhi dan mengendalikan muridnya. Perilaku dan pribadi guru
akan menjadi bagian yang ampuh untuk mengubah perilaku murid. Guru
hendaknya menghargai potensi yang ada di dalam keberagaman murid.
Seorang guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan ilmu
pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, namun juga harus
memperhatikan perkembangan pribadi anak didiknya baik perkembangan
jasmani atau rohani.
2. Etika guru terhadap pekerjaan
Sebagai seorang guru adalah pekerjaan yang mulia. Guru harus
melayanimasyarakat di bidang pendidikan secara profesional. Supaya bisa
memberikan layananyang memuaskan pada masyarakat maka guru harus
bisa menyesuaikan kemampuan serta pengetahuannya dengan keinginan dan
permintaan masyarakat.
3. Etika guru terhadap tempat kerja
Suasana yang baik ditempat kerja bisa meningkatkan produktivitas.
Kinerja guruyang tidak optimal bisa disebabkan oleh lingkungan kerja yang
tidak memberi jaminan pemenuhan tugas dan kewajiban guru secara
optimal.Pendekatan pembelajaran kontekstual bisa menjadi pemikiran bagi
guru supayalebih kreatif. Strategi belajar yang membantu guru untuk
mengaitkan materi pelajarandengan situasi akan mendorong murid
mengaitkan pengetahuan yang sudah dimilikidengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap profesional guru pada tempatkerja adalah
dengan cara menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan
tempatkerja dan lingkungan. Etika guru sangat dibutuhkan dalam rangka
untuk meningkatkanmutu pendidikan nasional.

5
D. Sikap yang Harus dimiliki Oleh Seorang Guru

Sikap sangat penting bagi perkembangan jiwa anak didik selanjutnya.


Karenasikap seorang guru tidak hanya dilihat dalam waktu mengajar saja,
tetapi juga dilihattingkah dari seorang guru adalah salah satu faktor yang
menentukan lakunya dalamkehidupan sehari-hari oleh anak didiknya. Pada
saat ini banyak sikap dari seorang guruyang tidak lagi mencerminkan
sikapnya sebagai seorang pendidik karena adanya berbagaifactor yang
mestinya tidak terjadi dalam dunia pendidikan. Contohnya :

1. Sikap guru yang kurang mendidik


Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan
mengakibatkan bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan.
Pergeseran ini telah menyebabkan dua pihak yang tadinyasama-
sama membawa kepentingan dan saling membutuhkan, yakni guru
dan siswa,menjadi tidak lagi saling membutuhkan. Akibatnya
suasana belajar sangat memberatkan,membosankan, dan jauh dari
suasana yang membahagiakan. Dari sinilah konflik demikonflik
muncul sehingga pihak-pihak didalamnya mudah frustasi lantas
mudah melampiaskan ketidakpuasan dengan cara-cara yang tidak
benar. Berikut adalah beberapa sikap guru yang kurang mendidik:
1) Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran
2) Menunggu peserta didik berperilaku negatif
3) Menggunakan destruktif discipline
4) Mengabaikan kebutuhan-kebutuhan khusus (perbedaan
individu) peserta didik
5) Merasa diri paling pandai di kelasnya
6) Tidak adil (diskriminatif), serta
7) Memaksakan hak peserta didik

2. Sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru


Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan,
seorang guru yang profesionalharus memiliki empat kompetensi.

6
Kompetensi tersebut tertuang dalam Undang-UndangDosen dan
Guru, yakni :
1) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik
2) kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlakmulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan peserta didik
3) kompetensi profesional adalah kamampuan penguasaan
materi pelajaran luas mendalam
4) kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksisecara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar

E. Pengetahuan dan Penguasaan Teknis Dasar Guru Profesional

Pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional mencakup hal-hal


berikut:

1. Pengetahuan tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan studi


Disiplin ilmiah atau disiplin ilmu, yang disebut pula sebagai disiplin
akademik atau bidang studi, adalah suatu cabang pengetahuan yang
diajarkan atau diteliti di tingkat perguruan tinggi. Disiplin-disiplin ini
didefinisikan dan diakui oleh jurnal akademik yang mempublikasikan riset
pada suatu bidang serta masyarakat terpelajar dan departemen atau fakultas
akademik yang menjadi tempat para praktisi di bidang tersebut. Masing-
masing bidang studi biasanya memiliki beberapa subdisiplin atau cabang
yang garis batas antara masing-masing bidang tersebut sering kali bersifat
buatan dan ambigu
2. Penguasaan bidang studi sebagai objek belajar
Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang
studi yang diajarkan adalah salah satu tingkat keprofesionalan seorang guru.
Kemampuan penguasaan materi memungkinkannya membimbing peserta

7
didik memenuhi standar kompetensi. Kemampuan mengajar guru yang
sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif
bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap
siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin
meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat
sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar siswa tetapi
juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk itu kemampuan
mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan bagi guru
untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Pengetahuan tentang karakteristik/perkembangan belajar
Setiap siswa dan kelompok kelas memiliki karakter dan kemampuan
yang berbeda, sehingga perlakuan yang sama terhadap semua siswa dan
kelompok kelas justru akan mengakibatkan kurang maksimalnya proses
pembelajaran. Oleh karenanya salah satu tahap penting dalam proses
perencanaan pembelajaran oleh guru adalah melakukan analisis
karakteristik siswanya masing-masing
4. Pengetahuan tentang berbagai model teori belajar
Guru harus memahami berbagai model tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
5. Pengetahuan dan penguasaan berbagai proses belajar
Didalam proses belajar terdapat sebuah tahapan yang harus dilalui yaitu :
Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi), Storage (tahap
penyimpanan informasi), dan Retrieval (tahap mendapatkan kembali
informasi)
6. Pengetahuan tentang karakteristik dan kosdisi sosial, ekonomi, budaya,
politik sebagai latar belakang dan konteks berlangsungnya proses belajar.
Guru menganalisis dengann cara yang sederhana yaitu dengan
observasi, wawancara, dan pretes. Cara ini telah terbukti efektif untuk
digunakan dalam mengetahui profil siswa yang akan menempuh
pembelajaran. Percakapan secara informal, observasi, dan pre-tes. Misalnya
dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik siswa.
Seorang guru sekolah dasar dapat ikut serta dalam pembicaraan informal

8
dengan memahami dunia anak-anak untuk mendapatkan informasi tentang
etnis dan latar belakang budaya individu, sosial ekonomi, sikap terhadap
materi pelajaran, dan juga usia siswa.
7. Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi
Pengetahuan mengenai sebuah proses sosial yang timbul dari sebuah
kebudayaan asing di lingkungan sekitar yang menyebabkan kebudayaan
asing tersebut lambat laun diterima ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.
8. Pengetahuan dan penghayatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sering disebut juga "Way of
Life" , pedoman hidup , pegangan hidup , atau petunjuk hidup. Jadi
pancasila harus di hayati karena pancasila sebagai petunjuk kehidupan
sehari-hari masyarakat indonesia baik dari segi sikap ataupun perilaku
haruslah selalu dijiwai oleh nilai-nilai luhur pancasila.
9. Pengetahuan dan penguasaan berbagai media sumber belajar.
Sumber belajar sangat berperan untuk menunjang guru dan siswa yang
terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. AECT juga menguraikan bahwa
sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan.
10. Pengetahuan tentang berbagai jenis informasi kependidikan dan
manfaatnya.Informasi jenis ini antara lain ialah:
a. Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya: sebuah
kejadian dan pendidikan.
b. informasi yang mengajari pembaca, sebagai contoh misalnya
sebuah makalah yang isinya adalah sebuah tutorial atau cara
memasak, sebuah artikel tentang bagaimana cara memasak yang
baik.
c. Informasi berdasarkan format penyajian, yakni informasi yang
dibedakan berdasarkan bentuk penyajian informasinya. Contohnya:
informasi dalam bentuk tulisan (isinya bisa dalam bentuk kolom,
baris, gambar dll).
11. Penguasaan teknik mengamati proses belajar mengajar.
12. Penguasaan berbagai metode mengajar
Guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya. Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan
menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk
itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran.
13. Penyusunan teknik menyusun instrument penilaian kemajuan belajar.

9
14. Penguasaan teknik perencanaan dan pengembangan teknik belajar
mengajar.
15. Pengetahuan tentang dinamika hubungan interaksi antara manusia, terutama
dalam proses belajar mengajar
16. Pengetahuan tentang sistem pendidikan sebagai bagian terpadu dari sistem
sosial negara-bangsa
17. Penguasaan teknik memperoleh informasi yang diperlukan untuk
kepentingan proses pengambilan keputusan.

F. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran


Guru adalah sosok yang pastiya sering kita temui dimana-mana, di
lingkungan tempat tinggal, anggota keluarga dan tentunya disekolah-sekolah.
Dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 1 dijabarkan tentang guru dan
dosen, “guru dan dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah” 3. Seorang guru memiliki
peran yang sangat penting di dalam kelas yakni mendidik , mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pembelajaran
seperti yang telah dijelaskan dalan Undang-undang diatas. Menurut Sanjaya (2006
: 21) peran guru dalam proses pembelajaran ada tujuh yakni :
1. Guru sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan dengan kemampuan
guru dalam menguasai materi pelajaran. Sehingga ketika siswa bertanya,
dengan sigap dan cepat tanggap, guru akan dapat lansung menjawabnya
dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswanya.
2. Guru sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator dalam memberikan pelayanan kepada
siswa untuk dapat memudahkan siswa menerima materi pelajaran.
Sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien
3. Guru sebagai pengelola
Dalam proses pembelajaran, guru berperan untuk memegang
kendali penuh atas iklim dalam suasana pembelajaran. Diibaratkan seperti
seorang nakhoda yang memegang setir kemudi kapal, yang membawa
jalannya kapal ke jalan yang aman dan nyaman. Guru haruslah
menciptakan suasanya kelas yang nyaman dan kondusif. Sehingga siswa
dapat menerima pembelajaran dengan nyaman.
4. Guru sebagai demonstrator.

3
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

10
Berperan sebagai demonstrator maksudnya disini bukanlah turun
ke jalan untuk berdemo. Namun yang dimaksudkan disini adalah guru itu
sebagai sosok yang berperan untuk menunjukkan sikap-sikap yang akan
menginspirasi siswa untuk melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik.

5. Guru sebagai pembimbing


Perannya sebagai seorang pembimbing, guru diminta untuk dapat
mengarahkan kepada siswa untuk menjadi seperti yang diinginkannya.
Namun tentunya, haruslah guru membimbing dan mengarahkan untuk
dapat mencapai cita-cita dan impian siswa tersebut.
6. Guru sebagai elevator
Setelah melakukan proses pembelajaran, guru haruslah mengevaluasi
semua hasil yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Evaluasi ini
tidak hanya mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Namun juga sebagai evaluasi keberhasilan guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah dirancang4.

Peran seorang guru tak akan dapat terganti oleh canggihnya teknologi.
Teknologi memang bisa memberi berbagai macam kemudahan kepada siswa.
Namun teknologi tidak dapat memberikan pendidikan karakter, nilai, dan moral
kepada siswa. Sehingga gurulah yang memiliki peran penting untuk dapat
menciptakan generasi muda bangsa yang beretika, berpendidikan, bermoral, dan
berkarakter.

4
Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta.
Kencana

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA

Sastrapradja, 1981:144

Hamzah Ya’cub,1991:13

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta. Kencana

Drs. Asril, Zainal. M.Pd. 2012. Micro Teaching (disertai dengan pedoman


pengalaman lapangan. Jakarta: Rajawali Pers.

13

Anda mungkin juga menyukai