Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FILSAFAT PEDIDIKAN

“ETIKA”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan


Kelompok 7 :

1. Syifa Afifah (20004031)


2. Yaora Azola (20004034)
3. Zhafira (20004036)
4. Selfi Marnita (20004085)
5. Sofia Arianti (20004086)

Dosen Pengampu :

Dr. Ulfia Rahmi, M.Pd.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan

Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan dengan judul “Etika”

Terima kasih disampaikan kepada dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan


yang telah membimbing dan memberikan mata kuliah demi lancarnya tugas ini.

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat


memenuhi tugas mata kuliah filasafat pendidikan.

Padang, 1 juni 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................................ 2
BAB II ......................................................................................................................3
PEMBAHASAN ........................................................................................................3
A. HAKIKAT ETIKA ............................................................................................... 3
1. Pengertian kebiasaan ........................................................................................ 4
2. Pengertian aturan ............................................................................................. 4
3. Pengertian nilai ................................................................................................. 4
4. Pengertian norma.............................................................................................. 5
5. Moral .................................................................................................................. 7
B. KEDUDUKAN ETIKA DALAM PENDIDIKAN DAN PROFESI
KEPENDIDIKAN ......................................................................................................... 8
1. Kedudukan etika dalam pendidikan .................................................................... 8
2. Kedudukan etika dalam profesi kependidikan .................................................... 9
BAB III............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 11
B. SARAN ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut UUD 1945 pasal I berbunyi “tiap-tiap warga Negara berhak


mendapatkan pengajaran”. Berdasarkan pasal ini jelas bahwa semua warga negara
tanpa terkecuali berhak mendapatkan pendidikan. Tujuan utamanya agar generasi
muda penerus bangsa dapa memajukan negara Indonesia ini. Berkaitan dengan
itu, visi Menteri Pendidikan Nasional. Bambang Sudibyo memandang bahwa
pendidikan pendidikan sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya. Untuk
mewujudkan visi ini dibutuhkan dana memadai(aspek kuantitatif dan tenaga
pendidik yang profesional (aspek kualitatif).

Ditinjau dari aspek kuantitatif, Mendiknas lebih lanjut mewacanakan guru


akan makin dimanusiawikan dengan menaikkan gaji untuk memperbaiki mutu
pendidikan nasional. Dengan kesejahteraan yang terjamin, para guru akan bangga
dengan profesinya mampu membeli buku, dan mempunyai waktu luang untuk
belajar. Pada prinsipnya menaikkan anggaran pendidikan selalu disebut sebagai
conditio sine qua non (syarat mutlak).

Namun, pembangunan dalam pendidikan seharusnya tidak dipahami dari


aspek kuantitatif saja, akan tetapi aspek kualitatif juga perlu diperhatikan, Dalam
konteks ini guru adalah jamtungnya. Tanpa guru yang profesional meskipun
kebijakan pembahanuan secanggih apapun akan berakhir sia-sia. Bendasarkan
uraian di atas, makalah ini aka membahas bagaimana etika guru profesional dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan sesuai denga visi yang telah ditetapkan.
Uraian dalam makalah ini di mulai bagaimana etika guru profesional terhadap
peraturan perundang-undangan, etika guru profesional terhadap peserta didik,

1
etika guru profesional terhadap pekerjaan, dan diakhiri dengan menguraikan etika
guru profesional terhadap tempat kerjanya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan etika?
2. Apa yang dimaksud dengan etika profesional?
3. Bagaimana kedudukan etika dalam pendidikan dan profesi kependidikan?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami hakikat yang meliputi kebiasaan, aturan, nilai, noma, dan
moral
2. Memahami konsep etika profesional
3. Pemahaman tentang etika dalam pendidikan dan profesi kependidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT ETIKA

Istilah etika berasal dari kata ethikus (latin) dan dalam bahasa Yunani disebut
ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah kaidah dan
ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia. Jadi, etika komunikasi
adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi di
suatu masyarakat. Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian etika antara
lain sebagai berikut :

Pendapat Drs. D.P. Simorangkir Etika atau etik adalah pandangan manusia
dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Sedangkan pendapat Drs. Sidi Cjajalba adalah Etika merupakan teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang
dapat ditentukan oleh akal.

Menurut Dr. A. Voemans, Etika dan etik terdapat hubungan yang erat dengan
masalah pendidikan.

Menurut K. Bertens, etika secara umumnya sebagai berikut :

a. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai
pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya.
b. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik
yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya.
c. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau
perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.

3
d. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang
hadir.
Hakikat etika terbagi menjadi 5:

1. Pengertian kebiasaan

Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan


bentuk yang sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan
jelas dan dianggap baik dan benar.Selain itu,kebiasaan sama dengan etika.
Dimana pengertian etika yang dikemukakan oleh Sumaryono (1995), etika
berasal dati istilah Yunani ethos yang mempunyai arti adat- istiadat atau
kebiasaan yang baik. Bertolak dari pengertian tersebut, etika berkembang
menjadi study tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan menurut
ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan pemangai manusia
dalam kehidupan manusia pada umumnya.

2. Pengertian aturan

Peraturan adalah perangkat berisi sejumlah aturan yang dibuat untuk


mengatur perilaku dan hubungan antar anggota kelompok. Peraturan dapat
beruba tertulis maupun tidak tertulis.

3. Pengertian nilai

Nilai Merupakan prinsip umum tingkah laku abstrak yang ada dalam
pikiran anggota- anggota kelompok yang merupakan komitmen yang positif
dan standar untuk mempertimbangkan tindakan dan tujuan tertentu. Fungsi
nilai adalah sebagai pedoman pendorong tingkah laku manusia dalam hidup.
Masalah etika itu sendiri merupakan cabang filsafat yang mencari hakikat
nilai-nilai baik dar jahat yang berkaitan dengan perbuatan dan tindakan
seseorang yang dilakukandengan penul kesadaran berdasarkan pertimbangan
pemikirannya. Persoalan etika itu pulamerupakar persoalan yang berhubungan
dengan eksistensi manusia dalam segala aspeknya baik individu maupun

4
masyarakat, baik hubungannya dengan Tuhan maupun dengan sesame
manusia dar dirinya (Musa, 2001).

4. Pengertian norma

Norma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau
siku-siku. suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah
kita dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau
kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang
lain atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapa menilai kebaikan atau
keburukan suatu perbuatan. Jadi secara terminologi kiat dapa mengambil
kesimpulan menjadi dua macam. Pertama, norma menunjuk suatu teknik.
Kedua norma menunjukan suatu keharusan. Kedua makna tersebut lebih
kepada yang bersifa normatif. Sedangkan norma norma yang kita perlukan
adalah norma yang bersifat prakatis dimana norma yang dapat diterapkan pada
perbuatan-perbuatan konkret. Norma mencakup aturan-aturan ataupun sanksi-
sanksi. Hal itu bertujuan untuk mendorong atau menekan anggota masyarakat
untuk mematuhi nilai-nilai sosial agar tercipta ketertiban dan perdamaian
dalam kehidupan sosial. Norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu norma
berdasarkan resmi tidaknya dan norma berdasarkan kekuatan sanksinya.

a. Norma berdasarkan Resmi Tidaknya Norma tidak resmi ialah noma


yang patokannya dirumuskan secara tidak jelas dan pelaksanaannya
tidak diwajibkan bagi warga yang bersangkutan Norma tidak resmi
tumbuh dari kebiasaan bertindak yang seragam dan diterima oleh
masyarakat. Patokan tidak resmi dijumpai dalam kelompok a. primer
seperti keluarga, kumpulan tidak resmi, dan ikatan paguyuban. Norma
resmi (formal) ialah norma yang patokannya dirumuskan dan
diwajibkan dengan jelas dan tegas oleh pihak yang berwenang kepada
semua b. warga masyarakat. Keseluruhan norma formal ini merupakan
suatu tubuh hukum yang dimiliki oleh masyarakat modern, sebagian

5
dari patokan resmi dijabarkan dalam suatu kompleks peraturan hukum
(law). Masyarakat adat diubah menjadi masyarakat hukum. Patokan
resmi dapat dijumpai, antara lain dalam perundang-undangan,
keputusan, dan peraturan.
b. Norma berdasarkan Kekuatan Sanksinya Norma agama adalah suatu
petunjuk hidup yang beras al dari Tuhan bag penganutnya agar mereka
mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Jadi,

Berikut ini adalah macam-macam norma:

• Norma agama, yaitu peraturan hidup yang diterima sebagai perintah,


larangan, dan anjuran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Para
pemeluk agama mengaku dan mempunyai keyakinan bahwa
peraturan-peraturan hidup berasal dari Tuhan dan merupakan tuntutan
hidup ke arah jalan yang benar, oleh sebab itu harus ditaati oleh para
pemeluknya.
• Norma hukum, yaitu peraturan yang dibuat oleh negara dengan
hukuman tegas dan memaksa schingga berfungsi mengatur ketertiban
dalam masyarakat Norma hukum digunakan sebagai pedoman hidup
yang dibuat olech badan berwenang untuk mengatur manusia dalam
berbangsa dan bernegara.
• Norma kesopanan, yaitu peraturan hidup yang timbul dari pergaulan
manusia Peraturan itu ditaati dan diikuti sebagai pedoman tingkah
laku manusia terhadap manusia lain di sekitarnya.
• Norma kesusilaan, yaitu peraturan hidup yang datang dari hati
sanuban manusia. Peraturan tersebut berupa suara batin yang diakui
dan diinsyafi olch setiap orang d. sebagai pedoman sikap dan
perbuatan.

Fungsi Norma :

6
a. Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok
msayarakat dalan rangka mencapai masyarakat yang sejahtera,
tentram, tertib dan aman.
b. Sebagi pedoman cara berfikir dan bertindak
c. Sebagi pedoman yang mengatur kehidupan masyarakat.

5. Moral

istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral” yaitu
mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing
mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan. Adat.

Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika”, maka secara etimologis,
kata ‘etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama
mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain kalau arti kata ‘moral’
sama dengan kata “etika”, maka rumusan arti kata ‘moral adalah nilai -niki
dan noma-noma yang menjadi pegangan bagi sescorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya Sedangkan yang membedakan hanya bahasa
asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral” dar bahasa Latin.
Jadi bila kita mengatakan balwa pabuatan pengedar mikatika itu tidak bemoral
maka kia merganggap perbuatan oang itu meanggar niki-nilai dan noma-nama
etis yang berlalau dakm masyarakat. ‘Moralitas (dari kata sifat Latin moralis)
mempunyai arti yang pada dasamya sama dengan ‘moral”, hanya ada nada
lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi
moral suati perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah
sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan
buruk. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang
terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana
orang harus hidup Ajaran moral menupakan numusan sistematik terhadap
anggapan tentang apa yang bemilai serta kewajiban manusia. Etika merupakan
ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika menupakan filsafat yang

7
merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu
bersifat rasional, kritis, merxdasar, sistematik dan nomatif (tilak sekadar
melaporkan pandangan monal melainkan menyelitiki bagaimana pandangan
moral yang sebenarnya).

B. KEDUDUKAN ETIKA DALAM PENDIDIKAN DAN PROFESI


KEPENDIDIKAN

1. Kedudukan etika dalam pendidikan


Pada hakikatnya, pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan
melatih. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk
mentransformasikan segala nilai. Jika membahas tentang tujuan pendidikan,
akan terkait erat dengan sistem nilai dan norma-norma dalam suatu konteks
kebudayaan. Dalam proses pendidikan, karakter merupakan proses mengukir
atau memahat jiwa sedemikian rupa sehingga berbentuk unik, menarik, dan
berbeda dari yang lain. Membangun karakter harus dibangun mulai dari
rumah, sekolah dan kemudian masyarakat dan kita harus siap menghadapi
berbagai watak dan karakter dari orang disekitar kita, tetapi ada nilai-nilai
umum yang disepakati bersama. Jadi konsep etika merupakan komponen
kunci dalam pengambilan keputusan.

Antara pendidikan dan etika memiliki hubungan erat. Masalah moral tidak
dapat dilepas dengan tekat manusia, untuk menemukan kebenaran dan
mempertahankan kebenaran diperlukan keberanian moral. Sulit
membayangkan jika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
disertai adanya kendali dari nilai-nilai etika agama. Pendidikan di
orientasikan pada upaya menciptakan suatu kepribadian yang mantap dan
dinamis, mandiri, dan kreatif tidak hanya pada siswa, tetapi juga pada seluruh
komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan. Terwujudnya
kondisi mental moral dan spiritual religius menjadi target arah pengembangan
sistem pendidikan.

8
Etika sangat besar mempengaruhi pendidikan, sebab tujuan pendidikan itu
adalah untuk mengembangkan perilaku manusia, antara lain afeksi peserta
didik. Segala sesuatu yang memiliki sisi keterkaitan, dengan nilai atau
memiliki relevansi etis dapat dipandangi sebagai etika. Dari terwujudnya
moral seperti itu, menunjukkan terwujudnya target pengembangan sistem
pendidikan.

2. Kedudukan etika dalam profesi kependidikan


Dalam proses pendidikan, banyak unsur-unsur yang terlibat agar proses
pendidikan dapat berjalan dengan baik. Salah satunya adalah guru sebagai
tenaga pendidik. Guru sebagai suatu profesi kependidikan mempunyai tugas
utama melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Dalam hal itu, guru
sebagai jantung pendidikan dituntut semakin profesional seiring
perkembangan ilmu dan teknologi. Etika profesional guru dituntut dalam hal
ini. Etika yang harus dimiliki oleh seorang pendidik sesuai kode etik profesi
keguruan.

Kode etik guru Indonesia

Para guru di Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang


pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan negara, serta
kemanusiaan pada umumnya. Oleh sebab itu, para guru di Indonesia
terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar
sebagai berikut :

a. Guru berbakti membimbing peserta didik membentuk manusia


Indonesia seutuhnya yangberjiwa Pancasila
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan

9
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar
e. Guru memelihara hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat
seitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab
bersama terhadap pendidikan
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya
g. Guru memilihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial
h. Guru secara bersama-sama memlihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat
diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola-
pola perilaku yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang
berlaku. Etika profesional seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seorang guru baru dapat disebut
profesional jika telah menaati Kode Etik Keguruan yang telah ditetapkan. Suatu
jabatan atau pekerjaan yang biasanya memerlukan persiapan yang relatif lama dan
khusus pada tingkat pendidikan tinggi yang pelaksanaannya diatur oleh kode etik
tersendiri, dan menuntut tingkat kearifan atau kesadaran serta pertimbangan
pribadi yang tinggi. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai, dan
mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Kode Etik Guru dilndonesia (KEGI) dapat dirumuskan sebagai himpunan


nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik, sistematik
dalam suatu sistem yang utuh. KEGI yang tercermin dalam tindakan nyata itulah
yang disebut Etika Profesi atau menjalankan profesi secara beretika

B. SARAN

Sebagai seorang calon guru atau sudah menjadi guru, sebaiknya kita lebih
mengenal lagi tujuan kita menjadi guru karena guru tidak hanya sebagai sebuah
pekerjaan biasa namun merupakan suatu profesi yang mempunyai tanggung jawab
yang besar bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu kode etik sebaiknya difahami
oleh setiap calon guru atau guru itu sendiri

11
DAFTAR PUSTAKA

Https://www.academia.edu/34769127/etika_dalam_filsafat_pendidikan

https://www.academia.edu/28723009/makalah_filsafat_pendidikan_etika_dan_eti
ka_profesional_universitas_negeri_padang

Bagus, lorenz. 2005. Kamus filsafat. Jakarta: gramedia,

Bertens, k. 2007. Etika. Jakarta: gramedia pustaka utama.

Surajiyo. 2009. Ilmu filsafar (suatu pengantar). Jakarta: bumi aksara.

Syafruddin nurdin. 2005. Guru profesional dan implementasi kurikulum. Jakarta:


quantum teaching.

12
13

Anda mungkin juga menyukai