Anda di halaman 1dari 16

BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SITEM ETIKA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Budaya Melayu


Dosen pengampu : Dr. Edi Susrianto.IP,M.Pd

KELOMPOK IV
1. Salsabila Syifa Dini NIM : 501221010005
2. Enos Juni Gulo NIM : 501221010013
3. Firmansyah NIM : 501221010007
4. Hendri Lesmana NIM : 501221010004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya
sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini tidak bisa
diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari beberapa pihak.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Edi Susrianto. IP,M.Pd yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui
makalah ini.

Makalah berjudul “ BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SITEM ETIKA ” disusun


untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan . Selain itu,
makalah ini juga diharapkan bisa memberikan pengetahuan baru.

Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap apa yang sudah kami
sampaikan bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika ada kritik dan saran terkait ide tulisan
maupun penyusunannya, kami akan menerimanya dengan senang hati.

Tembilahan, Desember 2022

Kelompok IV

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 1
B. PERUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 1
C. TUJUAN................................................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 2
A. ETIKA....................................................................................................................... 2
B. PENGERTIAN ETIKA MENURUT PARA AHLI.............................................................. 2
C. CIRI-CIRI ATAU KARAKTERISTIK ETIKA...................................................................... 3
D. MACAM-MACAM ETIKA.......................................................................................... 5
E. FUNGSI ETIKA.......................................................................................................... 6
F. MANFAAT ETIKA...................................................................................................... 6

BAB III.................................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH................................................................................... 8

BAB IV................................................................................................................................... 12
PENUTUP.............................................................................................................................. 12
I. KESIMPULAN........................................................................................................... 12
II. SARAN...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………….. . 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak). Etika merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan
sebuah kehidupan, terutama dalam berbangsa dan bernegara. Karena dengan kita memiliki
etika akan membuat kita menjadi warga negara yang baik.

Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar falsafah dan
ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta sebagai pertahanan bangsa dan negara
Indonesia. Pancasila sebagai sistem etika merupakan cabang filsafat yang dijabarkan dari
sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Oleh karena itu di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, dan keadilan dasar pemersatu bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan Pancasila Sebagai Sistem Etika dan Etika dalam Berkomunikasi
dengan Teori Pendidikan Pancasila ?
2. Bagaimana implementasi Teori Pendidikan Pancasila dalam permasalahan Etika
dalam Berkomunikasi tersebut ?
3. Bagaimana dampak dan penanggulangan permasalahan Etika dalam Berkomunikasi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui hubungan antara Pancasila Sebagai Sistem Etika dengan Teori


Pendididkan Pacasila
2. Mengetahui hubungan antara Etika dalam Berkomunikasi dengan Teori Pendidikan
Pancasila
3. Mengetahui implementasi Teori Pendidikan Pancasila dalam Permasalahan Etika
dalam Berkomunikasi
4. Mengetahui dampak dari permasalahan Etika dalam Berkomunikasi
5. Mengetahui penanggulangan dari permasalahan Etika dalam Berkomunikasi

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika

Secara linguistik, kata “etika” berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti timbul dari
kebiasaan. Dalam hal ini yang dimaksud objek adalah tindakan, sikap atau perbuatan
manusia. Secara khusus pengertian etika adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan seorang
individu dalam lingkungan sosialnya, yang penuh dengan kaidah dan prinsip yang berkaitan
dengan perilaku yang dianggap benar.

Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, aturan atau tata cara yang
lazim digunakan sebagai pedoman atau prinsip seseorang dalam melakukan tindakan dan
perilaku. Penerapan standar ini erat kaitannya dengan kualitas baik dan buruk individu
dalam masyarakat.

Etika, oleh karena itu, adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruk, serta tugas sosial dan
moral, hak dan kewajiban setiap individu dalam kehidupan sosial mereka. Atau bisa juga
dikatakan bahwa etika mencakup nilai-nilai yang berkaitan dengan moralitas individu
berkenaan dengan kebaikan dan kejahatan.

Ada banyak jenis etika yang bisa kita temukan di lingkungan kita, seperti etika
pertemanan, etika profesi atau kerja, etika rumah tangga, etika bisnis, dan sejenisnya. Etika
tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, yang
merupakan jembatan untuk menciptakan status yang baik dalam kehidupan sosial. Misalnya,
etika yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan sekitar, yaitu
salam ketika orang berkunjung ke rumahnya, baik itu keluarga, saudara, atau teman.
Kemudian mohon maaf setelah kita melakukan kesalahan dan bersyukurlah jika ada yang
telah membantu atau membantu kita.

B. Pengertian Etika Menurut Para Ahli

Di bawah ini, beberapa ahli menjelaskan secara singkat tentang pentingnya etika

1. Aristoteles

Aristoteles adalah seorang filosof dari Yunani dan mahasiswa Plato berpendapat membagi
etika dalam dua pengertian, yaitu Terminius Technicus dan Manner and Cutom. Terminius
Technicus adalah etika sebagai ilmu yang mempelajari masalah perilaku atau tindakan
individu (manusia), sedangkan Manner dan Cutom adalah studi etika yang berkaitan dengan
praktik dan kebiasaan individu, serta perilaku, tindakan atau perilaku individu yang baik dan
buruk.

v
2. W. J. S. Poerwadarminta

Wilfridus. J. S. Poerwadarminta, salah satu tokoh sastra Indonesia, berpendapat bahwa


etika adalah ilmu yang berhubungan dengan perbuatan dan perilaku manusia yang dilihat dari
baik buruknya, yang juga ditentukan oleh manusia.

3. Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja

Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh pendidikan di Indonesia,
memberikan definisi bahwa etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, dan
juga pijakan pada suatu perilaku atau perbuatan manusia.

4. Louis O. Kattsoff

Kattsoff memberikan pandangan bahwa etika pada hakikatnya lebih cenderung berkaitan
dengan asasasas pembenaran dalam relasi tingkah laku antarmanusia.

5. H. A. Mustafa

H. A. Mustafa memperkenalkan konsep etika, ilmu yang mempelajari perilaku atau tindakan
manusia dalam hubungannya dengan kebaikan dan kejahatan, memperhatikan perilaku
manusia sejauh yang diketahui akal manusia.

C. Ciri-Ciri atau Karakteristik Etika

Berikut adalah ciri-ciri ataupun karakteristik dari etika.

1. Etika Bersifat Mutlak atau Absolut

Etika bersifat mutlak atau absolut, artinya suatu etika berlaku bagi setiap orang, di mana
pun dan kapan pun. Etika sebagai prinsip yang tidak dapat ditawar-tawar dan tidak
bergantung pada landasan moral yang terus berubah. Misalnya membunuh dan menyita hak
atau milik orang lain adalah perbuatan asusila dan perbuatan dengan alasan apapun.

2. Etika Tetap Berlaku Meskipun Tanpa Disaksikan oleh Orang Lain

Secara umum, etika berlaku bahkan ketika tidak ada yang menyaksikannya. Hal ini karena
etika berkaitan dengan hati nurani dan prinsip hidup manusia yang baik. Misalnya, jika
seseorang mencuri sementara orang lain tidak menyadarinya, itu tetap merupakan perbuatan
yang melanggar etika dan standar yang berlaku. Seiring waktu, moral seseorang akan buruk
bahkan jika petugas penegak hukum tidak menangkapnya.

3. Etika Berhubungan dengan Cara Pandang Batin Manusia

Etika, yaitu pandangan batin yang berkaitan dengan baik buruknya suatu tindakan yang
dilakukan oleh orang atau individu. Pada hakikatnya, setiap orang diajarkan hal-hal yang

vi
berbeda yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kemudian, sedikit demi sedikit, orang akan
mengetahui hal-hal baik dan buruk untuk dibentuk dan ditanamkan di dalam hati mereka. Ini,
tentu saja, akan memulai perdebatan di antara orang-orang tentang apakah mereka ingin
melakukan tindakan buruk atau buruk.

4. Etika Berhubungan dengan Perbuatan, Perilaku, dan Tingkah Laku Manusia

Etika berkaitan erat dengan perilaku, tindakan, dan perilaku seseorang. Dengan cara ini,
etika secara umum terbentuk secara alami berdasarkan perilaku, tindakan, dan perilaku
individu. Kelakuan buruk dan perbuatan buruk dianggap sebagai etika yang buruk,
sedangkan perilaku baik dan perbuatan baik juga dianggap sebagai etika yang baik. Intinya,
bagaimanapun, adalah bahwa etika berkaitan erat dengan perilaku dan tindakan individu itu
sendiri.

D. Macam-Macam Etika

Berikut ini merupakan pembahasan mengenai macam-macam etika berdasarkan jenisnya,


cakupannya, lingkungannya, dan sumbernya.

1. Etika Berdasarkan Jenisnya

Menurut jenisnya, ada dua jenis-jenis etika, yaitu :

 Etika Normatif
Etika normatif adalah jenis etika yang berusaha menentukan dan menentukan
berbagai perilaku, tindakan, dan sikap ideal yang harus dimiliki setiap individu dalam
kehidupan ini.
 Etika Deskriptif
Etika deskriptif adalah jenis etika yang berusaha mempelajari perilaku dan sikap
orang, serta apa yang dikejar orang sehubungan dengan hal-hal yang berharga dalam
hidup.

2. Etika Berdasarkan Cakupannya

Menurut cakupannya, ada dua jenis-jenis etika, yaitu :

 Etika Khusus
Etika khusus adalah jenis etika yang menjadi implementasi dari prinsip atau prinsip
moral dalam kehidupan masyarakat.
 Etika Umum
Etika umum adalah etika yang berkaitan dengan situasi dan kondisi dasar perilaku
dan tindakan etis orang.

vii
3. Etika Berdasarkan Lingkungannya

Berdasarkan lingkungannya, ada dua jenis etika, yaitu :

 Etika Individual
Etika individu adalah etika yang berkaitan dengan sikap dan kewajiban individu
terhadap dirinya sendiri.
 Etika Sosial
Etika sosial adalah etika yang berkaitan dengan sikap dan kewajiban, serta perilaku
individu sebagai pribadi.

4. Etika Berdasarkan Sumbernya

Menurut sumbernya, ada dua jenis etika, yaitu :

 Etika Teologis
Etika teologis adalah etika yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan
individu, tanpa dibatasi pada agama tertentu. Ada dua hal yang harus ditekankan
dalam etika teologis ini. Pertama, etika teologis tidak terbatas pada satu agama, hal ini
disebabkan banyaknya agama di dunia. Pada hakekatnya, setiap agama pasti
memiliki etika teologis yang berbeda dan spesifik. Kedua, etika ini merupakan ranah
etika umum yang telah dipraktikkan dan dikenal oleh kebanyakan orang. Etika umum
ini cenderung luas dan banyak, dengan bagian-bagian yang tak terbatas. Jadi seorang
individu memahami etika teologis secara tidak langsung, dalam arti ia juga
mengetahui dan memahami dari etika umum, dan sebaliknya.
 Etika Filosofis
Etika Filsafat adalah etika yang timbul dari pemikiran atau berfilsafat individu dan
termasuk dalam bagian filosofis (berdasarkan filsafat). Filsafat sebagai bidang ilmu
yang salah satunya mempelajari pikiran manusia. Etika filosofis dibagi menjadi dua
karakteristik, yaitu empiris dan non-empiris. Empiris adalah jenis filsafat yang
berkaitan erat dengan sesuatu yang nyata, nyata, atau konkret. Misalnya, jika
seseorang mempelajari salah satu bidang filsafat hukum, mereka akan membahas
aspek hukum. Sifat non-empiris ini cenderung menanyakan gejala spesifik yang
menyebabkannya.

viii
E. Fungsi Etika

Tentu etika memiliki beberapa fungsi, yaitu:

 Sebagai tempat memperoleh pandangan kritis atau cara pandang yang berhubungan
langsung dengan berbagai moral yang membingungkan.
 Untuk visi atau orientasi etis ini diperlukan sikap yang wajar dalam situasi dan
kondisi masyarakat yang majemuk (pluralisme).
 Mendemonstrasikan kemampuan berpikir jernih, yaitu kemampuan menalar secara
kritis dan rasional.
 Berfungsi sebagai pembeda yang dapat dan tidak dapat diubah.
 Berfungsi menyelidiki suatu konflik atau permasalahan hingga ke akar-akarnya.
 Berfungsi untuk konsistensi.
 Berfungsi untuk menyelesaikan konflik, baik konflik moral maupun social secara
sistematis dan kritis

F. Manfaat Etika

Etika sebagai sesuatu yang melekat pada diri manusia tentunya memiliki beberapa
keunggulan dalam kehidupan bermasyarakat dan bermasyarakat. Manfaat etika dalam
kehidupan sosial dijelaskan secara singkat di bawah ini.

 Etika Bermanfaat sebagai Penghubung Antarnilai


Etika dapat digambarkan sebagai jembatan antara satu nilai dengan nilai lainnya.
Misalnya pentingnya nilai budaya dan agama, dengan adanya etika, kedua hal
tersebut dapat menjadi satu kesatuan kebiasaan yang melekat dalam masyarakat
tanpa ada pihak yang merasa tersinggung. Hal ini menunjukkan bahwa etika dapat
menjadi jembatan antara nilai-nilai agama dan budaya.
 Etika yang berguna sebagai tanda pembeda antara yang baik dan yang jahat
Etika yang dimiliki individu secara bertahap akan menuntun individu untuk
mengenali dan memahami sepenuhnya hal-hal atau hal-hal yang mengelilinginya.
Pengertian di atas adalah sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Ketika individu
mampu membedakan yang baik dan yang jahat dan segala sesuatu melakukan
“sesuatu” menurut norma atau aturan yang berlaku, etika menjadi pedoman di mana
individu mampu menerapkan “sesuatu” itu.
 Etika berguna untuk membuat individu kritis
Etika yang telah lama berlabuh pada individu membuat mereka lebih kritis dalam
menghadapi kondisi dan situasi. Individu tidak hanya menyerah pada situasi, tetapi
juga memikirkan jalan keluar atau solusi yang tepat. Etika mengubah seseorang
menjadi orang yang tidak mudah dipengaruhi, karena ia secara alami
memperhitungkan perasaan dalam pikirannya. Hal utama adalah bahwa individu
tidak melakukan sesuatu secara sukarela atau tergesa-gesa.

ix
 Etika yang berguna sebagai batiniah
Etika dapat digunakan sebagai pedoman dalam bertindak atau berbuat. Orang yang
benar-benar memahami etika pasti akan berperilaku sesuai aturan yang berlaku tanpa
merasa berkewajiban. Dapat dikatakan bahwa hal ini mempengaruhi sikap individu
terhadap pemahaman etika dalam masyarakat.
 Etika yang bermanfaat untuk melakukan sesuatu menurut Aturan
Etika akan menyebabkan seseorang memaksa orang lain menurut penilaiannya.
Artinya, orang tersebut akan dihukum sesuai dengan kesalahan yang dibuatnya. Jika
dia melakukan pelanggaran ringan, hukumannya akan lebih ringan. Sebaliknya, jika ia
sendiri melakukan kejahatan yang berkisar dari yang serius sampai yang fatal,
hukuman yang dijatuhkan kepadanya biasanya berat.
 Etika sebagai cara mengorbankan sedikit kebebasan dalam diri sendiri
Aturan yang ada dalam kode etik yang disepakati akan mencegah individu
melakukan apa yang diinginkannya. Semua aturan yang disepakati harus dipatuhi dan
tidak boleh dilanggar. Karena siapapun yang melanggar tentunya akan diberikan
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Etika dapat membantu menentukan pendapat
Sebuah forum diskusi tentu memiliki etika untuk mengungkapkan ide atau pendapat.
Dengan cara ini, individu berkomitmen untuk menghormati siapa pun yang ingin
mengungkapkan pendapat mereka. Namun, pembentukan perjanjian itu harus
didasarkan pada ketentuan bersama. Jika pendapat, argumen atau saran tidak dapat
diterima oleh audiens forum, orang yang memberi saran harus toleran. Aurellia.
(2021).

x
BAB III

PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH

Untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan penulis, berdasarkan uraian


pembahasan diatas dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan Pancasila Sebagai Sistem Etika dan Etika dalam Berkomunikasi ?

Pancasila mengandung lima (5) sila yakni; Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.Berdasarkan pendekatan sejarah, lima (5) sila pancasila bersumber dari nilai-nilai
budaya masyarakat Indonesia yang telah menjadi prinsip hidup masyarakat nusantara.

 Ketuhanan Yang Maha Esa. Di Indonesia terdapat 6 agama yaitu Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu.Dalam Berkomunikasi antar umat beragama ,
kita tidak berhak menghina agama lain yang buka agama kita
 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Berlaku adil kepada sesama, saling
menghormati segala bentuk perbedaan dengan adab dan etika yang baik
 Persatuan Indonesia. Indonesia memiliki semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang
berarti berbeda-beda namun tetap satu jua. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku
bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang beraneka ragam. Dengan hal
tersebut kita harus saling menghormati budaya lain, membanggakan satu sama lain,
dan mengagungkan budaya sendiri tanpa harus menjatuhkan budaya yang lain.
 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Permusyawaratan Perwakilan.
Setiap warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Maka dalam Etika berkomunikasi, ketika
pendapat kita berbeda dengan pendapat orang lain kita harus menghargainya, seperti
contoh pada pemilu harus menciptakan suasana "LUBERJUDIL" yaitu Langsung,
Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, Adil.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam etika berkomunikasi kita harus
menghormati hak orang lain, mengembang kan sikap adil terhadap sesama, dan
menghargai hasil karya orang lain.

xi
2. Bagaimana implementasi Teori Pendidikan Pancasila dalam permasalahan Etika dalam
Berkomunikasi ?

Pembahasan implementasi terkait etika komunikasi sangatlah urgen dalam menentukan


bobot dan qualitas dari sebuah proses komunikasi ataupun interaksi yang dilaksanakan baik
secara individual maupun oleh masyarakat dari suatu bangsa, Berbicara tentang implementasi
etika di era globalisasi, berarti berbicara tentang bagaimana seseorang, sekelompok orang,
atau suatu masyarakat tertentu dapat menata dirinya agar siap mengimplementasikan segala
tindakannya sesuai dengan etika yang dapat diterima di berbagai lingkungan mulai dari
lingkungan keluarga, tetangga, organisasi, masyarakat, sampai pada lingkungan di lingkup
nasional maupun internasional.

Setiap orang menyadari bahwa dalam menjalani kehidupannya mereka diberi kebebasan
untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Umumnya mereka mentaati aturan
yang diwariskan oleh orang tua, leluhur, nenek moyang mereka dan juga amat patuh pada
hukum alam, aturan-aturan, baik tertulis maupun tidak seperti aturan masyarakat modern
sekarang ini yang sarat dengan prosedur dan birokrasi yang berliku dan berjenjang. Mereka
menyadari bahwa berperilaku menyimpang dari aturan akan berakibat buruk dan mungkin
fatal.

Dalam situasi seperti ini seseorang, sekelompok orang atau suatu masyarakat tertentu
dalam melakukan tindakan harus dipikirkan akibatnya dan siap untuk mempertanggung
jawabkan segala tindakan yang dipilih sebagai hasil keputusannya. Seseorang, sekelompok
orang, atau suatu masyarakat tertentu dalam melakukan suatu tindakan, sebenarnya banyak
pihak yang memberikan kontribusi apakah itu orang tua, saudara, guru, teman, adat istiadat
dan tradisi, ingkungan sosial, tokoh agama, pemerintah, pemimpin, pelbagai ideologi, dll.
Kontribusi yang mereka berikan bisa dalam bentuk kontribusi kesalahan atau kontribusi
kebenaran. Dengan demikian etika dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia
bagaimana seharusnya hidup dan bertindak. Etika membantu seseorang, sekelompok orang
atau masyarakat untuk mencari orientasi.

Tujuannya agar seseorang, sekelompok orang atau masyarakat tersebut tidak hidup dengan
cara ikut-ikutan saja terhadap pelbagai pihak yang mau menetapkan bagaimana seharusnya
hidup, melainkan agar dapat mengerti dan memahami mengapa harus bersikap sesuai
kepribadiannya. Etika membantu seseorang, sekelompok orang dan masyarakat tertentu agar
mampu mempertanggungjawabkan kehidupannya. Dengan demikian, etika berusaha untuk
mengerti mengapa, atau atas dasar apa seseorang, sekelompok orang atau masyarakat harus
hidup menurut norma-norma tertentu. Implementasi Peran Etika dalam Komunikasi di Era
Global. Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek
kehidupan. Etika menjadi dasar atau pedoman bagi seorang profesional dalam berhubungan
dengan orang lain atau dalam melakukan kegiatan komunikasi.

Peran etika dalam kegiatan komunikasi merupakan syarat mutlak dalam upaya membina
hubungan, terlebih-lebih dalam membina hubungan pada lingkup internasional. Pembinaan
ini dimaksudkan untuk menghindari atau tidak terjadi konflik yang akibatnya bisa fatal. Ada
beberapa faktor etika yang perlu diperhatikan seseorang pada saat melakukan kegiatan
xii
komunikasi, apakah itu dalam bentuk komunikasi perorangan, kelompok, massa, lintas
budaya ataupun komunikasi bisnis, yakni memahami atau mempelajari etika komunikasi
terlebih-lenih di era global dimana dapat saja seseorang berhadapan dengan berbagai ragam
kultur, agama, bahasa, bangsa dll yang dalam prakteknya tidaklah mudah antara lain :

 Tidak mendiskreditkan orang lain/kelompok lain/bangsa lain.


 Tidak mencela orang lain/kelompok lain/bangsa lain.
 Hindari mengkritik orang lain/kelompok lain/bangsa lain sehingga dapat menimbulkan
sengketa.
 Tidak berbohong, menipu
 Tidak berprasangka
 Berbicara berdasarkan fakta
 Tidak Berbeda Pendapat hingga menimbulkan debat kusir
 Menggunakan Istilah Khusus yang dapat menyinggung orang lain/kelompok
lain/bangsa lain
 Tidak bersifat menginterogasi
 Tidak menyalahkan orang lain
 Tidak merendahkan harga diri/melecehkan orang lain/kelompok lain/bangsa lain

Oleh karenanya, pelaku komunikasi di era global upayakan agar melakukan hal-hal yang
dapat menyenangkan siapapun yang akan dihadapi dengan cara :

 Mulailah kegiatan komunikasi dengan cara yang ramah dalam segala situasi.
 Menjaga atau meningkatkan harga diri orang lain/kelompok lain/bangsa lain.
 Minta bantuan untuk menjelaskan hal yang belum jelas tentang keadaan sesuai
dengan kebiasaan atau budaya bangsa.
 Berikan penghargaan yang jujur dan tulus bagi segala suku, ras, etnik dari berbagai
bangsa yang terlibat komunikasi.
 Berikan perhatian yang sungguh-sungguh

3. Bagaimana dampak dan penanggulangan permasalahan Etika dalam Berkomunikasi ?

Di era globalisasi sekarang ini etika dalam berkomunikasi bukan hanya melalui media
tradisional seperti, koran, radio dan lain-lain, Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan
media sosial yang nampaknya telah menjadi bagian dari sebagian besar masyarakat
Indonesia. Selain itu media sosial saat ini juga telah di jadikan sebagai tempat untuk saling
mendapatkan dan menyebarkan informasi.

xiii
Namun, sayangnya akibat dari penyalahgunaan sosial media dalam menyebarkan
informasi juga berdampak pada banyaknya para pengguna yang masuk ke ranah hukum
ataupun mencoreng nama baik institusi/lembaga akibat dari penyebaran informasi pada sosial
media yang tidak menggunakan etika.

Berikut ini adalah beberapa hal penting etika dalam menggunakan jejaring sosial :

 Etika Dalam Berkomunikasi

Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial, biasanya kita
melupakan etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita temukan kata-kata kasar yang
muncul dalam percakapan antar sesama di jejaring sosial, baik itu secara sengaja ataupun
tidak sengaja. Sebaiknya dalam melakukan komunikasi kita menggunakan kata-kata yang
layak dan sopan pada akun-akun jejaring sosial yang kita miliki. Pergunakan bahasa yang
tepat dengan siapa kita berinteraksi.

 Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan

Ada baiknya anda tidak menyebarkan informasi yang berhubungan dengan SARA (Suku,
Agama dan Ras) dan pornografi di jejaring sosial. Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang
tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring tersebut. Hindari mengupload
foto – foto kekerasan seperti Foto korban kekerasan, korban kecelakaan lalu lintas maupun
foto kekerasan lainnya.

 Periksa Kebenaran Berita

Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di jejaring sosial. Hal
tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama pesaing dengan berita-berita yang
direkayasa. Oleh karena itu pengguna jejaring sosial dituntut untuk cerdas dalam menangkap
sebuah informasi, bila ingin ikut menyebarkan informasi tersebut, ada baiknya kita
melakukan kroscek akan kebenaran informasi terlebih dahulu.

 Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video milik orang lain, ada
baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai bentuk penghargaan untuk hasil karya
seseorang.

Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi Anda

Dalam menggunakan jejaring sosial ada baiknya kita sebagai pengguna harus bijak dalam
menginformasikan privasi / kehidupan pribadi. Jangan terlalu mengumbar hal-hal pribadi di
jejaring sosial, apalagi sesuatu yang sensitif dan sangat pribadi.

xiv
BAB IV

PENUTUP

I. Simpulan

Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia memiliki dasar
negara yaitu, 'Pancasila' yang diharapkan bisa menjadi pandangan hidup dan bisa menjadi
pemersatu bangsa Indonesia. Poin-poin dalam pancasila yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari agar tercapai tujuan dari Pancasila itu sendiri diantara lain mempererat
persatuan dan kesatuan bangsa, terciptanya hidup yang rukun antar umat beragama, saling
menghargai dan menghormati perbedaan ras dan budaya.

II. Saran

Pancasila sebagai ideologi negara harus tetap diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari
agar lebih terarah, guna untuk menanamkan nilai nilai pancasila kepada masyarakat
indonesia.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (2021)


https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/804/bagaimana-pancasila-menjadi-sistem-etika-simak-
selengkapnya-berikut-ini.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Etika https://kbbi.web.id/etika.html

Aurellia. (2021). Pengertian Etika: Macam-Macam Etika & Manfaat Etika. Diakses dari
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/amp/

© MAKALAH PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Source: https://www.pikiranmahasiswa.com/2022/02/makalah-pancasila-sebagai-sistem-
etika.html

xvi

Anda mungkin juga menyukai