Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Perkelompok


Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH:
Retno Widiyanti
Winda Mustika

Dosen Pengampu: Hizbulloh Huda, S.H., M.M.

PROGRAM PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
STIT PRINGSEWU KAMPUS YPPTQMH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpah Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam bentuk
yang sangat sederhana.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pancasila juga
karena ingin berbagi kepada pembaca tentang “PANCASILA SEBAGAI ETIKA
POLITIK”.
Kami mohon maaf apabila ketika dibaca makalah kami ini banyak
kesalahan baik pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan
isi atau data yang kurang lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan pekerjaan kami dimasa yang akan datang.
Semoga tugas sederhana ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami,
umumnya bagi pembaca dan khalayak semoga Allah memberkahi pekerjaan kami.

Ambarawa, September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan.............................................................................. 2
C. Metode Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Etika Politik.......................................................................................... 3
B. Nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik................................ 4
C. Nilai etika politik dalam Pancasila....................................................... 5
D. Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara................... 7
E. Etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan
Pancasila sebagai dasar negara............................................................. 8

BAB III PENUTUP......................................................................................... 10


A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai filsafat; jika
memahami Pancasila tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya,
maka yang ditangkap hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap
hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh hakikatnya.
Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian di
dunia, bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus
dilakukan dengan cara membangun dari hasil perombakan terhadap
keseluruhan tatanan kehidupan yang dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-
cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipil demokratis, adanya dan
ditegakkannya hukum untuk supremasi keadilan, pemerintah yang bebas dari
KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat yang
menjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat, dan kehiduan ekonomi
yang mensejeterahkan rakyat Indonesia. Bangunan Indonesia Baru adil dari
reformasi atau perombakan tatanan kehidupan Orde Baru adalah sebuah
“masyarakat multikultural Indonesia” dari puing-puing tatanan kehidupan
Orde Baru yang bercorak “masyarakat majemuk” (plural society). Sehingga,
corak masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi
keaneragaman suku bangsa dan kebudayaan tetapi keaneragaman kebudayaan
yang ada didalam masyarakaat Indonesia.
Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang
mulktikultural adalah multikulturalisme yaitu, sebuah ideologi yang
mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara
individual maupun secara kebudayaan (Fay 1996, Jary dan Jary 1991, Watson
2000). Dalam model multikulturalisme ini, sebuah masyarakat (termasuk juga
masyarakat bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah
kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya
seperti sebuah mozaik. Didalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari

1
masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang membentuk terwujudnya
masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang seperti
sebuah mozaik tersebut (Reed, Ed. 1997). Model kulturalisme ini sebenarnya
telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa ini dalam mendesain
apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana yang
terungkap dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi :
“kedudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan
didaerah”.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
etika politik, nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik, nilai etika
politik dalam pancasila, dan etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia
yang berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara.

C. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode
kepustakaan, yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa
buku maupun informasi di internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika Politik
Istilah ‘etika’ memiliki pengertian umum yaitu filsafat moral yang
membicarakan tentang baik buruk manusia terutama ditinjau dari
perilaku/tingkah lakunya. Menurut Prof. Dr. A. Gunawan Setiardja dalam
bukunya Filsafat Pancasila Jilid II mendefinisikan etika dari definisi
nominalis dan definisi realis. Ditinjau dari definisi nominalis istilah ‘ Etika’
berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti kebiasaan, perilaku, kelakuan.
Jadi dapat dikatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku
manusia, sedangkan bila ditinjau dari definisi realis etika adalah filsafat
tentang perbuatan manusia menuju ke Tuhan sebagai tujuan terakhir.
1. Filsafat
Sebagai salah satu cabang etika khusus etika politik termasuk dalam
lingkungan filsafat. Karena kata “filsafat” dipakai untuk segala apa saja, saya
merasa perlu untuk menerangkan dulu apa yang disini dimaksud dengan
istilah ini. Istilah “filsafat” tidak saya pergunakan dalam arti “kebijaksanaan
hidup”, “sikap hati”, “sistem nilai”, “pandangan dunia”, “usaha kebatinan”,
“angan-angan” atau “cita-cita mengenai hal-hak yang luhur”, dan sebagainya,
melainkan dalam artiannya.
Filsafat adalah ilmu yang bertujuan untuk menangani pertanyaan-
pertanyaan maha penting yang diluar kemampuan metodis ilmu-ilmu
pengetahuan khusus itu secara metodis, sistematis, kritis, dan berdasar,
pendek harta secara rasional dan bertanggung jawab.

2. Etika Politik
Etika sendiri dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika
umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap
tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu
dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam berbagai lingkup
kehidupannya. Dibedakan antara etika individual yang mempertanyakan
kewajiban manusia sebagia individu, terutama kepada dirinya sendiri dan,

3
melalui suara hati, terhadap yang illah, dan etika sosial. Etika sosial jauh lebih
luas dari etika individual karena hampir semua kewajiban manusia
bergandengan dengan kenyataan bahwa ia merupakan makhluk sosial. Etika
sosial membahas norma-norma moral yang seharusnya menentukan sikap dan
tindakan antar manusia. Etika sosial memuat banyak etika yang khusus
mengenai wilayah-wilayah kehidupan manusia tertentu. Disini termasuk
misalnya kewajiban-kewajiban disekitar permulaan kehidupan, masalah
pengkuburan isi kandungan dan etika seksual, tetapi juga norma-norma moral
yang berkaitan dalam hubungan dengan satuan-satuan kemasyarakatan yang
berlembaga seperti etika keluarga, etika berbagai profesi, dan etika
pendidikan. Dan disini termasuk juga etika politik atau filsafat moral
mengenai politisi kehidupan manusia.

B. Nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik


Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber
derifasi peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber
moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasan, hukum
serta berbagai kebijakan dalam pelaksanan dan penyelenggaraan negara. Sila
pertama “ketuhanan yang maha esa” serta sila kedua “kemanusiaan yang adil
dan beradab” adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan.
Dalam pelaksanan dan penyelenggaran negara, etika politik menuntut
agar kekuasaaan dalam negara dijalankan sesuai dengan (1) asas legalitas
(legitimasi hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku, (2)
disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis), dan (3)
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan
dengannya legitimasi moral (lihat Suseno,1987:115).
Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan
kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila IV). Oleh karen itu,
rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh karena itu dalam
pelaksanan dan penyelenggaraannya negara segala kebijaksanaan,
kekuasaan, serta kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai

4
pendukung pokok negara. Maka dalam pelaksanan politik praktis hal-hal
yang menyangkut kekuasaan eksekutif legislatif, konsep pengambilan
keputusan, pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari
rakyat, atau dengan kata lain perkataan harus memiliki “legitimasi
demokratis”.

C. Nilai etika politik dalam pancasila


Pancasila merupakan sistem etika dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Sebagai suatu sistem , keseluruhan susunan Pancasila , merupakan satu
kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu sama lain, masing-masing saling
berkaitan dan tidak saling meniadakan. Pancasila sebagai suatu sistem etika
karena nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila secara keseluruhan merupakan satu
kesatuan. Nilai yang satu merupakan bagian mutlak dari yang lain. Sistem
nilai Pancasila bersifat hierarkies piramidal, masing-masing nilai yang
terkandung didalam Pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda akan tetapi
saling menjiwai dan dijiwai. Pengertian pancasila sebagai suatu sistem artinya
sila–sila pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh demikian juga makna
yang terkandung didalamnya. Nilai sila pertama menjiwai sila lainnya dan
masing-masing sila saling mengkualifikasikan dengan sila yang lain.
Masing-masing sila pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda. Sila
ketuhanan yang maha esa memiliki bobot nilai tertinggi dibanding dengan
nilai sila lainnya hal ini karena sila ketuhanan yang maha esa mengandung
nilai religus. Sedangkan nilai-nilai dari sila-sila yang dibawahnya merupakan
nilai manusiawi yang artinya nilai manusia-manusia itu walaupun demikian
antar sila-sila tersebut juga memiliki tata urutan yang sedemikian karena
bobot nilai dari masing-masing sila juga berbeda-beda. Nilai kemanusian
memiliki nilai bobot yang lebih tinggi dibanding nilai –nilai dibawahnya dan
seterusnya.
Nilai-nilai pancasila bersifat universal dan dapat diterima oleh
siapapun, nilai digali dari dudaya manusia artinya apa yang sudah ada
sekarang merupakan warisan dari nenek moyang, berarti pancasila adalah

5
milik bangsa Indonesia yang menjadikan bangsa Indonesia memiliki ciri khas
dibanding bangsa yang lain.
Nilai etika dalam pancasila dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai Ketuhanan yang maha esa
Pada prinsipnya mengandung makna bahwa negara kita adalah
negara yang monoteisme. Artinya bangsa Indonesia harus memeluk salah
satu agama atau ajaran kepercayaan yang diyakininya dan dapat
menjalankan ibadahnya dengan baik. Negara melindungi kehidupan
bangsa Indonesia dalam menjalankan ibadahnya masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
Manusia pada dasarnya adalah makhluk monopluralisme yaitu
mansuia yang memiliki susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukan
kodrat. Manusia sebagai makhluk jiwa-raga, sosial-individu, dan pribadi-
Tuhan Yang Maha Esa. Perpaduan tersebut harus berjalan harmonis
untuk mewujudkan suatu kehidupan yang baik. Konsekuensi dari nilai
kemanusiaan ini seluruh bangsa Indonesia haruslah menjunjung tinggi
nilai tersebut tanpa meninggalkna sila-sila lain.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Sila ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia menjunjung
tinggi peraturan dan kesatuan dengan mengutamakan kepentingan-
kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan
pribadi/golongan. Nilai persatuan banyak mengandung implikasi bagi
bangsa Indonesia, artinya bangsa Indonesia harus mampu mewujudkan
perbedaan yang ada menjadi suatu persatuan dan kesatuan.
4. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan/perwakilan
Kerakyatan menjadi ciri khas bagi pancasila. Nilai kerakyatan ini
diwujudkan dalam berbagai segi kehidupan, terutama dalam kehidupan
politik. Kehidupan politik yang berdasarkan kerakyatan akan lebih
mengutamakan kepentingan rakyat dibandingkan dengan kepentingan
pribadi/golongan. Bukan berdasar egoitisme dan individu tetapi
berdasarkan kepentingan bersama.

6
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Keadilan yang dimaksud sila ini adalah seluruh masyarakat
Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan. Hal ini berarti rakyat berkewajiban untuk mengadakan
keadilan. Keadilan akan terwujud apabila seluruh masyarakat berperan
serta dan terlihat di dalamnya untuk bersama-sama menciptakan
keadilan.

D. Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas


humanisme, karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa
saja. Sekalipun Pancasila memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja
dapat dengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada
fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi
satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral
bangsa. Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan
sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa
Indonesia sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat
ditemukan dalam sila-silanya.
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat
nilai yang terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945, yang pada hakikatnya adalah nilai-nilai
Pancasila. Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai
pokok-pokok kaidah Negara yang fundamental, karena di dalamnya
terkandung pula konsep-konsep sebagai sebagai berikut:
1. Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara,asas politik Negara
(Negara Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat), dan Negara asas
kerohanian Negara (Pancasila).
2. Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu “...maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-undang dasar
Negara Indonesia...”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum.

7
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan
jalan hukum apapun tidak mungkin lagi untuk dirubah. Berhubung
Pembukaan UUD 1945 itu memuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka
Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat Pancasila tidak dapat
diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara
Proklamasi 17 Agustus 1945.

E. Etika politik dalam perilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan


Pancasila sebagai dasar negara
1. Etika politik berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Perilaku para penyelenggara negara seharusnya didasarkan pada
rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab terhadap
tugasnya bukan hanya menjadi kewajiban untuk mempertanggung
jawabkan kepada dunia tetapi dalam kehidupan nanti.
2. Etika politik berdasarkan Kemanusiaan yang adil dan beradab
Rasa tanggung jawab terhadap tugasnya hanya diperuntukkan
pada masyarakat. Artinya, tugas yang disandangnya untuk kepentingan
masyarakat Indonesia bukan untuk kepentingan pribadi/golongan.
3. Etika politik berasarkan Persatuan Indonesia
Artinya perilaku penyelenggara negara hanya untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan bukan perpecahan mengingat bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai macam perbedaan dan perbedaan itu dimunculkan
untuk mewujudkan persatuan.
4. Etika politik yang berdasarkan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat dalam permusyawaratan perwakilan
Demokrasi yang menjadi inti dari perkembangan sila ini.
Demokrasi yang dilaksanakan dengan baik akan menjadikan kehidupan
politik di Indonesia akan lebih baik pula.
5. Etika politik berdasarkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia

8
Tindakan dan perilaku dari para penyelenggara negara harus bisa
mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya semua
lapisan masyarakat ikut menikmati keadilan itu. Penguasa tidak memihak
satu masyarakat tertentu. Semua diperlakukan dan memiliki hak yang
sama untuk mendapatkan keadilan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan suatu penghubung antara dasar negara dengan
etika berpolitik. Pancasila dalam bidang pendidikan memberikan kontibusi
yang besar khususnya di Indonesia. Dengan adanya Pancasila maka bangsa
Indonesia ini memiliki dasar negara sebagai acuan berdirinya negara, dengan
hal ini maka akan memberikan pengaruh positif negara dalam bernegara.
Hal ini disebabkan oleh adanya Pancasila, maka dapat memudahkan
negara menjalankan sebuah negara yang sesuai dengan apa yang dicita-
citakan dalam perwujudan dari sila-sila. Dengan demikian Pancasila sangat
berpengaruh dalam menjalankan/melaksanakan sebuah negara.

B. Saran
 Kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Pancasila.
 Agar para mahasiswa dapat mengetahui peranan Pancasila dalam
bernegara.
 Kita akan mengetahui pengaruh-pengaruh Pancasila dalam etika politik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando.2013.Pancasila sebagai Etika Politik.


Widisuseno, Iriyanto dkk.2007.Buku Ajar Pendidikan Pancasila.
Kaelan. 2016.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta.Paradigma
Suseno dan Franz Magnis.1987.Etika Politik : prinsip-prinsip moral dasar
kenegaraan modern.Jakarta.Gramedia.
https://repository.unikom.ac.id/37222/1/%28Pertemuan%20IV%29%20Pancasila
%20sebagai%20etika%20%28moral%29%20Politik.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai