Anda di halaman 1dari 23

PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK”

Disusun Oleh :

Dini Alfiani (221020044)

Nurul Yulaikah ( 221020050 )

Yusep Rasta Dinata (221020045)

Nabila Fauziah Putri Prasetya (221020046)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, sebab telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada kami
sehingga mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pancasila Sebagai
Etika Politik”

Terima kasih saya ucapkan kepada Dr. Dhenny Asmarazisa Azis, S.H, M.M
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Makalah ini disusun dengan harapan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
segenap pembaca.

Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja
yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Batam, 22 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Etika sebagai Salah Satu Cabang Filasafat...................................3
2.2 Berdasarkan Teori-teori Etika Dikembangkan, Pengertian Pancasila sebagai
Sistem Etika...............................................................................................................4
2.3 Pengertian Etika Politik..................................................................................6
2.4 Berdasarkan Rincian Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Pancasila
Kemudian Secara Praktis Diterapkan Dala Kehidupan Politik..................................7
2.5 Etika Dalam Kehidupan Kekaryaan, Kemasyarakatan, Kenegaraan............10
2.6 Evaluasi Kritis Terhadap Penerapan Etika di Indonesia...............................14
BAB III........................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


dan bernegara, juga meliputi etika yang sarat dengan nilai-nilai filsafat; jika
memahami Pancasila tidak dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya,
maka yang ditangkap hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap
hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh hakikatnya.
Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian di dunia,
bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus dilakukan
dengan cara membangun dari hasil perombakan terhadap keseluruhan tatanan
kehidupan yang dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-cita tersebut adalah
sebuah masyarakat sipil demokratis, adanya dan ditegakkannya hukum untuk
supremasi keadilan, pemerintah yang bebas dari KKN, terwujudnya keteraturan
sosial dan rasa aman dalam masyarakat yang menjamin kelancaran produktivitas
warga masyarakat, dan kehiduan ekonomi yang mensejeterahkan rakyat
Indonesia. Bangunan Indonesia Baru adil dari reformasi atau perombakan tatanan
kehidupan Orde Baru adalah sebuah “masyarakat multikultural Indonesia” dari
puing-puing tatanan kehidupan Orde Baru yang bercorak “masyarakat majemuk”
(plural society). Sehingga, corak masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika
bukan lagi keaneragaman suku bangsa dan kebudayaan tetapi keaneragaman
kebudayaan yang ada didalam masyarakaat Indonesia.
Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang mulktikultural
adalah multikulturalisme yaitu, sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun
secara kebudayaan (Fay 1996, Jary dan Jary 1991, Watson 2000). Dalam model
multikulturalisme ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat bangsa

1
seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku
umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Model
kulturalisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri
bangsa ini dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa,
sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945, yang
berbunyi “kedudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan
didaerah”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian etika sebagai salah satu cabang filasafat praktis?


2. Apa pengertian Pancasila sebagai system etika berdasarkan teori-teori
etika yang dikembangkan?
3. Apa pengertian etika politik?
4. Berdasarkan rincian nilai-nilai etika apa yang terkandung dalam Pancasila,
dan negara praktis yang diterapka dalam kehidupan politik?
5. Apa etika dalam kehidupan kekaryaan, kemasyarakatan dan kenegaraan?
6. Evaluasi kritis apa yang diberikan terhadap penerapan etik?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu etika sebagai salah satu cabang filasafat praktis
2. Untuk mengetahui pengertian dari Pancasila sebagai system etika
berdasarkan teori-teori etika yang dikembangkan
3. Untuk mengetahui pengertian etika politik
4. Untuk mengetahui rincian nilai-nilai etika yang terkandung dalam
Pancasila dan negara praktis yang diterapkan dalam kehidupan politik
5. Untuk mengetahui etika dalam kehidupan kekaryaan, kemasyarakatan dan
kenegaraan
6. Untuk mengetahui evaluasi kritis apa yang dapat diberikan terhadapa
penerapan etik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika sebagai Salah Satu Cabang Filasafat

Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang
berarti watak, adat ataupun kesusilaan. Jadi etika pada dasarnya dapat diartikan
sebagai suatu kesediaan jiwa seseorang untuk senantiasa patuh kepada
seperangkat aturan-aturan kesusilaan. Dalam konteks filsafat, etika membahas
tentang tingkah laku manusia dipandang dari segi baik dan buruk. Etika lebih
banyak bersangkut dengan prinsip-prinsip dasar pembanaran dalam hubungan
dengan tingkah laku manusia. Berikutnya etika dapat dibagi menjadi etika umum
dan etika khusus. Etika umum adalah etika yang membahas tentang moral dan
untuk etika khusus adalah etika yang membahas tentang kaitanya dengan
kehidupan pribadi. Etika dapat terbagi menjadi beberapa aspek, tetapi secara garis
besar terbagi menjadi 3 aspek yang dominan dalam mepelajari etika yaitu :
a. Aspek Normatif
Aspek normatif adalah suatu aspek yang mengacu pada norma-norma
atau standar moral yang diharapkan untuk mempengaruhi perilaku,
kebijakan, keputusan, karakter individual, dan struktur professional.
Kemudian diharapkan dalam penggunaan aspek ini dapat merubah
perilaku dengan segala unsur-unsurnya tetap berpijak pada norma, baik
norma-norma kehidupan bersama, baik norma-norma agama, dan norma-
norma moral yang diatur dalam standar profesi bagi kaum profesi
b. Aspek Konseptual
Aspek konseptual adalah suatu aspek yang diarahkan pada penjernihan
konsep-konsep atau ide-ide dasar, prinsip-prinsip, masalah-masalah dan
tipe-tipe pendapat yang dipergunakan dalam membahas isu-isu moral
dalam wadah kode etik. Kajian konseptual ini juga untuk memperjelas

3
dalam pemahaman-pemahaman kode etik dengan tetap menekankan pada
kepentingan masyarakat dan organisasi profesi itu sendiri
c. Aspek Deskriptif
Aspek deskriptif adalah suatu aspek yang berkaitan dengan
pengumpulan fakta-fakta yang relevan dan spesifikasi yang dibuat untuk
memberikan gambaran tentang fakta-fakta yang terkait dengan unsur-
unsur normatif dan konseptual. Aspek ini memberikan informasi tentang
fakta-fakta yang berkembang, baik di masyarakat maupun dalam
organisasi profesi, sehingga penanganan aspek normatif dan konseptual
dapat segera direalisasikan.

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengkaji segala sesuatu yang
ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya
meliputi:

a. Metafisika yaitu kajian dibalik alam yang nyata


b. Kosmologia yaitu kajian tentang alam
c. Logika yaitu pembahasa tentang cara berpikir cepat dan tepat
d. Etika yaitu pembahasan tentang tingkah laku manusia
e. Teologi yaitu pembahasan tentang ketuhanan
f. Antropologi yaitu pembahasan tentang manusia

Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam
filsafat. Banyak ilmu yang pada mulanya merupakan bagian dari filsafat, tetapi
karena ilmu tersebut kian meluas dan berkambang, akhirnya membentuk disiplin
ilmu tersendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika, dalam proses
perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam pembahasan
filsafat, ia merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri.

2.2 Berdasarkan Teori-teori Etika Dikembangkan, Pengertian Pancasila sebagai


Sistem Etika

4
Konsep-konsep yang berkaitan dengan etika meliputi nilai, norma, dan moral.
Jika konsep ini dihubungkan dengan Pancasila, maka ketiganya akan memberikan
pemahaman yang saling menyempurnakan satu sama lain. Pancasila merupakan
suatu sistem filsafat yang merupakan sumber nilai norma baik norma hukum,
norma moral maupun norma kenegaran. Selain itu terkandung juga pemikiran-
pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif.
Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-nilai yang bersifat
mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang
bersifat praksis atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka
diwujudkan dalam norma- norma yang kemudian menjadi pedoman.
Pancasila sebagai sistem etika merupakan way of life bangsa Indonesia, juga
sebagai struktur pemikiran untuk memberikan tuntunan/panduan dalam bersikap
dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika ditujukan untuk
mengembangkan moralitas dalam diri setiap individu, agar memiliki sikap
spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mahasiswa sebagai peserta didik yang termasuk ke dalam anggota masyarakat
ilmiah-akademik, memerlukan sistem etika yang komprehensif agar dapat
mewarnai setiap keputusan yang diambilnya dalam profesi ilmiah. Keputusan
ilmiah yang diambil tanpa memperhatikan moralitas, akan berdampak pada dunia
ilmiah yang tidak memiliki nilai-nilai.
Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, merupakan nilai-nilai yang digali dari
kekayaan budaya bangsa Indonesia. Pada dasarnya bangsa Indonesia telah
mempunyai nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusia, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan sejak ribuan ratusan tahun yang lampau, ketika negara Indonesia belum
berdiri. Nilai-nilai etika yang terkandung dalam kelima sila Pancasila tersebut
dapat membentuk perilaku manusia dalam semua aspek kehidupannya :

5
a. Sila Pertama, “Ketuhanan yang Maha Esa” mengandung dimensi moral
berupa nilai spiritualitas mendekatkan diri kepada sang pencipta, ketaatan
kepada nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianutnya
b. Sila kedua, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, mengandung dimensi
humanisme, yang menjadikan manusia lebih manusiawi dalam upaya
peningkatan kualitas kemanusian dalam pergaulan antar bangsa
c. Sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, mengandung dimensi nilai-nilai
solidaritas yang tinggi, rasa kebersamaan, dan rasa cinta terhadap tanah
air. Berjuang bersama dalam rangka bela negara
d. Sila keempat, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan”, mengandung dimensi nilai sikap
menghargai orang lain, mempunyai kemauan untuk mendengar pendapat
orang lain, saling menghargai jika berlainan pendapat, tidak memaksakan
kehendak dan tidak bersikap ekslusif merasa pendapat dan cara pandan
sendiri paling benar
e. Sila kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, mengandung
dimensi peduli terhadap orang lain, ikut serta dalam membantu kesusahan,
musibah atau bencana yang terjadi kepada orang lain.

2.3 Pengertian Etika Politik

Etika politik adalah praktik pemberian nilai terhadap tindakan politik dengan
berlandaskan kepada Akhlakilmu tentang adat dan budaya kebiasaan untuk
mengatur tingkah laku manusia dengan Allah Tuhan YME dan Alam semesta.
Etika dan moral mengandung kesamaan menentukan nilai baik dan buruk sikap
perbuatan. Etika sendiri sering disamakan dengan moral. Sebenarnya etika
merupakan cabang dari filsafat yang di dalamnya mencakup filsafat moral atau
pembenaran-pembenaran filosofis. Etika dan moral memiliki perbedaan dari segi
perspektif dan esensi pengertiannya. Moral merupakan ajaran tentang perilaku
baik dan buruk yang berperan sebagai panduan bertindak manusia. Sementara

6
etika adalah cabang filsafat yang menyoroti, menganalisis dan mengevaluasi
ajaran-ajaran tersebut, tanpa perlu mengajukan sendiri tentang ajaran yang baik
dan buruk.
Kajian etika politik melingkupi filsafat dan etika. Tindakan politik di dalam
etika politik dinilai menggunakan filsafat politik dengan berdasarkan pada
kebaikan dan keburukan yang ditimbulkannya. Etika politik merupakan salah satu
jenis dari etika sosial. Fungsi dari etika politik adalah sebagai salah satu pengatur
keseimbangan di dalam pemisahaan kekuasaan antara lembaga legislatif dan
eksekutif. Etika politik dikatakan mengambil peran dalam budaya politik jika
memiliki kemampuan untuk mengendalikan lembaga-lembaga dan mekanisme
politik. Manfaat dari etika politik adalah terjaganya pergaulan politik yang
bersifat harmonis.

2.4 Berdasarkan Rincian Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Pancasila


Kemudian Secara Praktis Diterapkan Dala Kehidupan Politik

Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena sama-
sama mengajarkan tentang nilai-nilai yang mengandung kebaikan. Etika Pancasila
adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan dan nilai keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya
apabila tidak bertentanan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut, tetapi bagaimana
meniggikan nilai-nilai yang ada menjadi suatu hal yang lebih memberikan
manfaat kepada yang lain.
Dengan demikian, akan menjadi kekuatan moral besar manakala keseluruhan
nilai Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan, dan nilai keadilan dijadikan landasan moril dan diaplikasikan
dalam seluruh lehidupan berbangsa dan bernegara. Sistem nilai dalam pancasila
adalah satu kesatuan nilai-nilai yang ada dalam pancasila yang saling berkaitan

7
satu sama lain, tidak dapat dipisahkan ataupun ditukar tempatkan karena saling
berkaitan antara satu dengan yang lain. Nilai-nilai yang dimaksud ialah :
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena
menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan
dari nilai ini (nilai ketuhanan). Suatu perbuatan dikatakan baik apabila
tidak bertentangan dengan nilai, kaidah, dan hukum Tuhan. Bisa
dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar nilai, kaidah, dan
hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan kasih sayang
antarsesama, akan menghasilkan konflik dan permusuhan. Dari nilai
ketuhanan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi.
Contohnya dalam kegiatan kampanye yang (harusnya) sesuai dengan etika
Pancasila. Tetapi, Dalam kampanye orang-orang dapat menjalankan
dengan caranya. Nilai-nilai Pancasila apabila benarbenar dipahami,
dihayati dan diamalkan, tentu mampu menurunkan angka kasus korupsi.
Apabila bangsa Indonesia menyadari jati dirinya sebagai makhluk Allah,
tentu tidak akan mudah menjatuhkan martabat dirinya ke dalam kehinaan
dengan melakukan korupsi
b. Nilai Kemanusiaan
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah
keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara
lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial. Karena itu, suatu
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan
yang didasarkan pada konsep keadilan dan keadaban. Dari nilai
kemanusiaan menghasilkan nilai kesusilaan contohnya seperti tolong
menolong, penghargaan, penghormatan, kerja sama, dan lain-lain
c. Nilai Persatuan

8
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan
dan kesatuan. Sikap egois dan menang sendiri merupakan perbuatan yang
tidak baik, demikian pula sikap yang memecah belah persatuan. Dari nilai
persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan, dan lain-lain
Contoh : Berkampanye dengan tetap mengusung nilai-nilai kemanusiaan,
contohnya dengan tetap menjaga keamanan pihak lain, tidak merugikan
orang lain, dan menjaga hubungan baik dengan sesama agar tetap
harmonis, sehingga bentrokan tidak akan pernah terjadi
d. Nilai Kerakyatan
Dalam kaitannya dengan kerakyatan, terkandung nilai lain yang sangat
penting, yaitu nilai hikmat atau kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata
hikmat atau kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung
nilai kebaikan tertinggi. Atas nama mencari kebaikan, pandangan
minoritas belum tentu kalah dibandingkan dengan pandangan mayoritas.
Misalnya pada peristiwa penghapusan tujuh kata dalam sila pertama
Piagam Jakarta. Sebagian besar anggota PPKI menyetujui tujuh kata
tersebut, namun memerhatikan kelompok yang sedikit (dari wilayah
Timur) yang secara argumentatif dan realistis bisa diterima, maka
pandangan minoritas ‘dimenangkan’ atas pandangan mayoritas. Dengan
demikian, perbuatan belum tentu baik apabila disetujui atau bermanfaat
untuk orang banyak, namun perbuatan itu baik jika atas dasar musyawarah
yang didasarkan pada konsep hikmah atau kebijaksanaan. Dari nilai
kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dan
lainlain. Contoh : Peraturan dalam kegiatan berkampanye harus dipatuhi,
sebab dengan menaati ketentuan berarti memberi keselamatan bagi diri
kita semua
e. Nilai Keadilan
Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut
dilihat dalam konteks manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan

9
pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbutan
dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak.
Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang
lain. Dari nilai keadilan juga menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran
ekonomi, kemajuan bersama, dan lainlain. Contoh : Pemilu dan kampanye
memiliki tujuan akhir kemakmuran dan kesejahteraan hidup bersama.
Oleh sebab itu, sebaiknya hindari hal-hal yang menjadi penghambat
usaha-usaha menuju kesejahteraan bersama. Menilik nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi sistem etika
yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar,
namun juga realistis dan aplikatif. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-
nilai ideal yang sudah ada dalam cita-cita bangsa Indonesia yang harus
diwujudkan dalam realitas kehidupan.

2.5 Etika Dalam Kehidupan Kekaryaan, Kemasyarakatan, Kenegaraan

Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang
berarti watak, adat ataupun kesusilaan. Jadi etika pada dasarnya dapat diartikan
sebagai suatu kesediaan jiwa seseorang untuk senantiasa patuh kepada
seperangkat aturan-aturan kesusilaan (Kencana Syafiie, 1993). Dalam konteks
filsafat, etika membahas tentang tingkah laku manusia dipandang dari segi baik
dan buruk. Etika lebih banyak bersangkut dengan prinsip-prinsip dasar
pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986).
Selanjutnya etika dapat dibagi atas etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
Sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya
dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Etika khusus terbagi menjadi etika
individual, yaitu membahas kewajiban manusia terhadap di diri sendiri dan etika
sosial membahasi kewaiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup

10
bermasyarakat (Magnis-Suseno, 1987). Pada dasarnya etika membicarakan hal-
hal yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti nilai baik dan buruk, nilai susila atau
tidak susila, nilai kesopanan, kerendahan hati dan sebagainya. Etika memberi
manusia orientasi bagaimana ia melakukan semua tindakan sehari-hari yang
menjadi pegangan. Adapun nilai-nilai etika yang terkandung dalam pancasila
tertuang dalam berbagai tatanan sebagai berikut:
a. Tatanan bermasyarakat
b. Tatanan bernegara
c. Tatanan kerjasama antar negara atau tatanan luar negeri
d. Tatanan pemerintah daerah
e. Tatanan hidup beragama
f. Tatanan bela negara
g. Tatanan pendidikan
h. Tatanan berserikat
i. Tatanan hukum dan keikutsertaan dalam pemerintah
j. Tatanan kesejahteraan social.

Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenail nilai dan moral
yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya, manusia dalam hidupnya
tidak terlepas dari bantuan orang lain untuk itu manusia perlu hidup berkelompok
yang menampilkan insane berfikir dan sekaligus sebagai insane usaha.
Memberikan analisis terhadap kenegaraan tidak lepas kaitannya dengan hukum.
negara adalah status hukum suatu illegal society hasil perjanjian bermasyarakat.
Pada umunya kegiatan kenegaraan kaitannya dengan hasil perjanjian
bermasyarakat orang beranggapan bahwa kegiatan kenegaraan meliputi:

a. Bentuk hukum atau kewenangan legislatif


b. Menerapkan hukum atau kewenangan eksekutif
c. Menegakkan hukum atau kewenangan yudikatif

11
Oleh sebab itu analisis negara tidak dapat dipisahkan dari analisis tata hukum,
dapat dikatakan bahwa etika dalam kehidupan kenegaraan dan hukum tidak lepas
dari analisis fungsi kenegaraan, system pemerintah, hak dan kewajiban warga
negara dan penduduk yang semua diatur dalam etika kenegaraan dan tatanan
hukum sebuah negara. Etika Kehidupan Berbangsa (Tap MPR No
01/MPR/2001) :

a. Tanda-Tanda Mundurnya Pelaksanaan Etika Berbangsa


a) Konflik sosial berkepanjangan
b) Berkurangnya sopan santun dan budi luhur dalam kehidupan sosial
c) Melemahnya kejujuran dan sikap amanah
d) Pengabaian ketentuan hukum dan peraturan
b. Faktor-Faktor Penyebab Mundurnya Pelaksanaan Etika
a) Faktor internal
i. Lemahnya penghayatan dan pengamalan agama
ii. Sentralisasi di masa lalu
iii. Tidak berkembangnya pemahaman/penghargaan
kebinekaan
iv. Ketidakadilan ekonomi
v. Keteladanan tokoh/pemimpin yang kurang
vi. Penegakan hukum yang tidak optimal
vii. Keterbatasan budaya lokal merespon pengaruh dari luar
viii. Meningkatnya prostitusi, media pornografi, perjudian dan
narkoba
b) Faktor eksternal
i. Pengaruh globalisasi
ii. Intervensi kekuatan global dalam panutan kebijakan
nasional.

12
Analisis kasus etika dalam kekaryaan (plagiat) di Indonesia. Plagiarisme
adalah adalah ketidakjujuran karena menggunakan karya dan fikiran orang lain
seolah-olah menjadi karya dan fikirannya. Secara tidak sengaja juga bisa terjadi
bila lalai dalam mengemukan sumber pustaka dengan lengkap dan cermat. Hasil
dari plagiarisme disebut plagiat dan pelakunya disebut plagiator. penjelasan
mengenai plagiarisme atau plagiat dapat diambil beberapa kesimpulan atau
pengertian:

a. Pertama, plagiarisme adalah penggunaan ide orang lain dalam suatu karya
tulis tanpa mengemukakan identitas sumbernya
b. Kedua, plagiarisme adalah penggunaan kata-kata atau kalimat orang lain
dalam suatu karya tulis tanpa memberi tanda kutip dan/atau
mengemukakan identitas sumbernya
c. Ketiga, plagiarisme adalah penggunaan uraian, ungkapan, penjelasan
orang lain dalam suatu karya tulis tanpa memberi tanda kutip dan/atau
mengemukakan identitas sumbernya
d. Keempat, plagiarisme adalah penggunaan fakta (data, informasi) milik
orang lain dalam suatu karya tulis tanpa mengemukakan identitas
sumbernya
e. Kelima, plagiarisme adalah mengganti identitas penulis dari karya tulis
orang lain sehingga seolah-olah menjadi miliknya

Peranan etika dalam kehidupan kekaryaan, yaitu :

a. Menghargai karya orang lain


b. Tidak menjiplak karya orang lain ( seperti tidak menerbitkan karya tulis
orang lain atas nama dirinya sendiri)
c. Tidak menjual barang plagiat ditoko yang di sediakan para penjual yang
ingin menjual daganganya.

Peranan etika dalam kehidupan kemasyarakatan, yaitu :

13
a. Memberi atau menerima sesuatu harus dengan tangan kanan.
b. Bertingkah laku baik sesama orang.
c. Berpakaian yang sopan dan pantas sesuai dengan keadaan dan kondisi.
d. Bertutur bahasa yang baik, ramah, dan sopan, baik kepada orang yang
lebih tua maupun yang sebaya dengan kita.
e. Berkata jujur tidak berbohong kepada siapapun.

Peranan etika dalam kehidupan kenegaraan contoh dalam administras negara,


yaitu :

a. Harus bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat,karena hal ini


sesuai dengan asas kedaulatan rakyat yang berarti rakyat mempunyai
kekuasaan tertinggi dalam pemerintah Negara. Sehingga tugas
pemerintahmemberi pelayanan pada masyarakat.
b. Harus bisa menerapkan prinsip keadilan sosial dan pemerantaan.
c. Hal ini berhubungan dengan distribusi pelayanan yang sesuai, tidak pilih
kasih dan merata di seluruh Negara.
d. Harus mengusahakan kesejahteraan umum, maksudnya setiap pejabat
pemerintah harus memiliki kotmmen dalam neningkatkan kesejahteraan
dan bukan semata-mata di beri amanat atau di bayar oleh Negara.
Melainkan mempunyai perhatian yang tulus terhadap kesejahteraan
Negara.

2.6 Evaluasi Kritis Terhadap Penerapan Etika di Indonesia

Terdapat etika dalam kaitannya dengan nilai dan norma yaitu etika deskriptif
yaitu berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan pola perilaku
manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidupnya. Dalam etika ini
membicarakan mengenai penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu
masyarakat tentang sikap orang dalam menghadapi hidup dan tentang kondisi-
kondisi yang mungkin manusia bertindak secara etis.

14
Etika normatif adalah etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dan tindakan apa yang
seharusnya diambil. Dalam etika ini terkandung norma-norma yang menuntun
tingkah laku manusia serta member penilaian dan himbauan kepada manusia
untuk bertindak sebagaimana yang ada dalam norma-norma. Sesuai dengan pola
pendekatan etika kritis dan rasionel, etika menuntun orang untuk mengambil
sikap dalam hidup. Dengan etika deskriptif, manusia disodori fakta sebagai dasar
mengambil putusan tentang sikap dan perilaku yang akan diambil, sedangkan
etika normatif manusia diberi norma sebagai alat penilai atau dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.
Etika normatif adalah etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dan tindakan apa yang
seharusnya diambil. Dalam etika ini terkandung norma-norma yang menuntun
tingkah laku manusia serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia
untuk bertindak sebagaimana yang ada dalam norma-norma. Sesuai dengan pola
pendekatan etika kritis dan rasionel, etika menuntun orang untuk mengambil
sikap dalam hidup.
Dengan etika deskriptif, manusia disodori fakta sebagai dasar mengambil
putusan tentang sikap dan perilaku yang akan diambil, sedangkan etika normatif
manusia diberi norma sebagai alat penilai atau dasar dan kerangka tindakan yang
akan diputuskan. Bangsa Indonesia adalah pluralitas atau bermacam-macam
seperti suku, budaya, ras, bahasa dan sebagainya. Anugerah tersebut harus
disyukuri dengan cara menghargai kemajemukan tetap dipertahankan, sejak
terjadi krisis multidimensional muncul ancaman yang serius terhadap persatuan
bangsa yang disebabkan oleh beberapa faktor baik yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri.
Dengan demikian melalui ketetapan MPR/VI/MPR/2001 telah menetapkan
tentang etika kehidupan bangsa untuk diamalkan oleh seluruh bangsa Indonesia.
Tap tersebut disusun disusun dengan maksud untuk membantu menyadarkan

15
tentang arti penting tegaknya etika dan moral dalam kehidupan berbangsa, sedang
tujuannya adalah agar menjadi acuan dasar meningkatkan kualitas manusia yang
beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta kepribadian Indonesia dalam
kehidupan berbangsa.
Pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah,
keteladanan, sportifitas, disiplin , etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa
malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga
negara Indonesia. Macam-macam etika dalam berbangsa meliputi:
a. Etika sosial dan budaya
b. Etika politik dan pemerintahan
c. Etika ekonomi dan bisnis
d. Etika penegakan hukum yang berkeadilan
e. Etika keilmuan
f. Etika lingkungan.

16
17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika dapat terbagi menjadi beberapa aspek, tetapi secara garis besar terbagi
menjadi 3 aspek yang dominan dalam mepelajari etika yaitu Aspek Normatif,
Aspek Konseptual dan Aspek Deskriptif. jelaslah bahwa etika termasuk salah satu
komponen dalam filsafat. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang
bersifat praksis atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka
diwujudkan dalam norma- norma yang kemudian menjadi pedoman.
Etika politik adalah praktik pemberian nilai terhadap tindakan politik dengan
berlandaskan kepada Akhlakilmu tentang adat dan budaya kebiasaan untuk
mengatur tingkah laku manusia dengan Allah Tuhan YME dan Alam semesta.
Sementara etika adalah cabang filsafat yang menyoroti, menganalisis dan
mengevaluasi ajaran-ajaran tersebut, tanpa perlu mengajukan sendiri tentang
ajaran yang baik dan buruk.Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan
penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.
Dengan demikian, akan menjadi kekuatan moral besar manakala keseluruhan
nilai Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan, dan nilai keadilan dijadikan landasan moril dan diaplikasikan
dalam seluruh lehidupan berbangsa dan bernegara.
Sistem nilai dalam pancasila adalah satu kesatuan nilai-nilai yang ada dalam
pancasila yang saling berkaitan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan ataupun
ditukar tempatkan karena saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

3.2 Saran

17
Indonesia sebagai masyarakat yang warganya menganut ideologi pancasila
sudahseharusnya menjadikan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai
dasar danpijakan serta nilai-nilai pancasila selalu hidup dalam setiap
kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agar terciptanya persatuan
dan kesatuan antarwarga Indonesia.Etika, norma, nilai dan moral harus selalu
diterapkan dalam dan berperilakudalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud
perilaku yang sesuai dengan adat,budaya dan karakter bangsa Indonesia

19
DAFTAR PUSTAKA

https://repaldiabdulagi453.wordpress.com/2014/11/05/etika-sebagai-salah-
satu-cabang-filsafat-praktis-dan-pancasila-sebagai-sistem-etika/

https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/mod/resource/view.php?id=208239
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Etika_politik
https://www.researchgate.net/profile/Sri-Amri/publication/
335898355_PANCASILA_SEBAGAI_SISTEM_ETIKA/links/
5e9cc3c54585150839ebcd9a/PANCASILA-SEBAGAI-SISTEM-ETIKA.pdf?
origin=publication_detail
https://voi.id/berita/46327/etika-politik-pancasila-nilai-nilai-dan-contoh-
penerapannya
https://belajarkampus.wordpress.com/2014/11/19/etika-dalam-kehidupan-
kekaryaan-kemasyarakatan-dan-kenegaraan/
https://worldofarch.wordpress.com/2014/11/19/etika-dalam-kehidupan-
kekaryaan-kemasyarakatan-dan-kenegaraan/
https://repaldiabdulagi453.wordpress.com/2014/11/18/etika-dalam-kehidupan-
kekaryaan-kemasyarakatan-dan-kenegaraan/
http://caraalamime.blogspot.com/2016/02/etika-dalam-kehidupan-
kekaryaan.html

20

Anda mungkin juga menyukai