Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN DAN PERSATUAN BANGSA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Dr. Dhenny Asmarazisa, S.H., M.M.

Disusun Oleh :

1. Nurul Farida Ramadhani (221020019)


2. Rahmat Muliyadi.S (221020017)
3. Gunaldi (221020016)

KELAS 1A
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2022
Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


Subhanahu Wata’alaa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan judul: "Sejarah Peradaban dan
Persatuan Bangsa”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak dari kelompok 4 yang dengan tulus memberikan saran dan kritik,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai
pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.

Batam, 25 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia .............................................. 4
2.2 Peninggalan Peradaban Bangsa Indonesia .................................................. 9
2.3 Sejarah Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia ..................................17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 21
3.2 Saran .........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah peradaban bangsa Indonesia mencatat dan membuktikan bahwa
penjajahan Kolonial Belanda yang memakan waktu ratusan tahun lamanya, telah
mengakibatkan bangsa Indonesia merana dalam serba ketidak berdayaan. Dalam
kenyataannya kehadiran kolonialisme dibumi Indonesia adalah fakta historis yang
turut menentukan sejarah perjalanan nasib bangsa Indonesia.

Kolonial Belanda telah melakukan penindasan terhadap kehidupan rakyat


Indonesia, mulai dari monopoli perdagangan, hingga penjajahan dalam berbagai
bidang politik, kehidupan sosial, dan ekonomi. Pada zaman penjajahan segala
bentuk kegiatan dan usaha untuk memajukan kehidupan bangsa dan perbaikan
pemerintahan di Indonesia selalu diawasi dan dilarang. Begitu pula dalam
kehidupan sosial terjadi diskriminasi ras, dimana bangsa Indonesia dibagi dalam 3
golongan yaitu kelas Eropa, kelas Timur Jauh atau Asing dan kelas Inlander
(pribumi). Tidak berbeda pula pada kehidupan ekonomi penjajah memberlakukan
aturan-aturan pemerintah yang didasarkan pada monopoli paksaan dan kerja rodi
(Iskandar Syah, 2005: 3-4).

Penjajahan ini menyebabkan rakyat Indonesia melakukan perjuangan melawan


penjajah. Namun perjuangan yang dilakukan oleh rakyat ini cenderung bersifat
kedaerahan. Berbagai pergerakan melawan penjajah dilakukan, pergerakan tersebut
hanya dilakukan demi kepentingan daerah saja. Pada waktu itu rasa kebersamaan
atau solidaritas sosial secara nasional yang meliputi wilayah Indonesia masih jauh
dari kenyataan. Nasionalisme Indonesia seperti yang dimiliki dan dirasakan
sekarang masih belum ada (Sagimun,1989:72).

Pergerakan demi pergerakan yang dilakukan beberapa daerah di Indonesia


dapat dengan mudah dikalahkan oleh bangsa penjajah. Zaman perjuangan dan
perlawanan bangsa Indonesia dalam upaya mengusir dan menentang penjajahan ini
lazim disebut dengan zaman perlawanan menentang kolonial. Namun perjuangan

1
bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 lebih cenderung kepada perlawanan yang
bersifat:

a. Perjuangan lokal, artinya setiap daerah mementingkan daerahnya


masing-masing.
b. Belum ada rasa persatuan dan kebangsaan, maksudnya rasa kesatuan
yang meliputi untuk kepentingan seluruh tanah air.
c. Tidak didasarkan pada suatu organisasi yang terat

d. Pemimpin perjuangan kebanyakan berada ditangan golongan kaum


bangsawan atau raja-raja (Iskandarsyah,2005:2).

Perjuangan yang sifatnya seperti ini tentu saja tidak dapat memberikan hasil
yang baik, sifat perjungan yang lokal, belum mengenal rasa persatuan kebangsaan
dan perlawanan yang tidak didasarkan pada organisasi yang teratur menyebabkan
bangsa kolonial menjajah Indonesia sehingga sulit mencapai kemerdekaan, selain
itu benteng kesukuan dan kedaerahan masih menjadi penghalangnya. Pada tahun
1908 merupakan titik awal perjuangan bangsa Indonesia yang didasarkan pada:

a. Perjuangan Nasional, yang meliputi untuk kepentingan dan cita-cita seluruh


tanah air dan bangsa Indonesia
b. Didasarkan pada suatu pola organisasi perjuangan yang teratur.
c. Timbulnya kesadaran nasionalisme.

Lahirnya golongan muda (Elite Nasional) yang menjadi pelopor perjuangan


(Iskandarsyah,2005:2) Golongan muda berusaha memperjuangkan kemerdekaan
dengan menumbuhkan rasa kesatuan kebangsaan Indonesia dengan cara mendirikan
organisasiorganisasi. Ada beberapa organisasi yang didirikan yang beazaskan
kedaerahan diantaranya; Trikorodarmo yang kemudian menjadi Jong Java, Jong
Sumatranen Bond, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Bataks Bond,
Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi, dan Jong Timoreesch Verbond. Sedangkan
organisasi yang berazas kebangsaan yang pertama berdiri adalah Boedi Oetomo
tahun Lahirnya Boedi Oetomo yang menjadi hari lahirnya kebangkitan Indonesia
2
dan sekaligus tahun lahirnya Komisi Bacaan Rakyat atau penerbit Balai Pustaka.

Kelahiran Komisi Bacaan Rakyat yang mendorong Sastrawan Indonesia


untuk memanfaatkannya sebagai wadah perjuangan mencapai kemerdekaan.
Sastrawan menggugah semangat juang bangsa Indonesia untuk bersatu melawan
penjajah melalui hasil karya sastranya. Hal ini menggambarkan bahwa kelahiran
kesusastraan Indonesia tidak bisa dipisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia,
sebab disamping sastra Indonesia lahir sebagai buah keindahan kebanyakan
Sastrawan awal, dalam kelahiran kesusastraan Indonesia menggunakan sastra
sebagai sarana perjuangan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana asal usul nenek moyang Bangsa Indonesia?

2. Apa saja peninggalan peradaban Bangsa Indonesia?

3. Bagaimana sejarah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui asal usul nenek moyang Bangsa Indonesia
2. Untuk mengetahui peninggalan peradaban Bangsa Indonesia
3. Untuk mengetahui sejarah persatuan dan kesatuan Bangsa Indoensia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan jumlah suku bangsa terbanyak di dunia.


Masyarakat Indoneisa hidup berdampingan secara harmonis dengan keragaman
budaya dan bahasa. Meskipun begitu Indonesia memiliki nenek moyang yang sama.
Asal usul bangsa yang mendiami wilayah Indonesia menjadi kajian yang menarik
di kalangan ahli antropologi. Beberapa ahli mengemukakan teori berbeda mengenai
asal usul nenek moyang Bangsa Indonesia. Ada empat teori, yaitu :

1. Teori Yunan
Teori Yunan menyatakan nenek moyang Bangsa Indoensia berasal dari
Yunan. Yunan merupakan sebuah wilayah yang terletak di Tiongkok. Salah satu
tokoh yang mendukung teori ini adalah Mohmmad Ali. Menurut Mohammad Ali,
bangsa Indoneisa berasal dair Bangsa Mongol. Dan teori ini di setujui oleh R.H.
Geldern dan J.H.C. Kern.

Dasar dari teori ini adalah hasil temuan teknologi dan persamaan bahasa.
Berdasarkan penemuan kapak tua di wilayah Nusantara, bentuk kapak tersebut
memiliki kesamaan dengan temuan kapak tua di wilayah Asia Tengah. Maka,
dapat disimpulkan penduduk Asia Tengah telah bermigrasi ke Kepuluan
Nusantara. Sementara itu, dari segi kebahasaan, bahasa Melayu yang berkembang
di Nusantara memiliki kesamaan dengan bahasa Champa yang bekembang di
Kamboja. Persamaan ini memunculkan dugaan bahwa penduduk di Kamboja
berasal dari daratan Yunan.

2. Teori Nusantara.
Teori Nusantara merupakan teori yang bertolak belakang dengan teori Yunan.
Teori Nusantara mengemukakan bahwa Bangsa Indonesia berasal dari wilayah

4
Indonesia sendiri. Teori ini didukung oleh Muhammad Yamin, Gory’s Keraf dan J.
Crawford. Argumentasi yang melandasi teori ini sebagai berikut :

a. Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadapan tinggi. Oleh karena


itu, peradaban ini tidak mungkin dicapai tanpa proses dari kebudayaan
sebelumnya.
b. Berdasarkan perbandingan kebahasaan, bahasa Melayu memang
mempunyai kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja). meskipun
demikian, teori Nusantara berpandangan bahwa kesamaan bahasa tersebut
hanya sebuah kebetulan.
c. Orang Melayu bukan berasal dari luar, ornag Melayu merupakan keturun
dari Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
d. Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di
Nusantara dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

3. Teori Out of Africa


Teori Out of Africa merupakan teori yang didasarkan pada penelitian DNA.
Teori ini menyatakan asal usul manusia modern di berbagai belahan dunia berasal
dari Afrika. Menurut ahli genetika asal Amerika Serikat, Max Ingman, manusia
modern berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu. Penelitian
Max Ingman juga menunjukkan tidak adanya gen manusia yang bercampur
dengan gen spesies purba.

Teori Out of Africa menjelaskan manusia Afrika bermigrasi sekira 50.000 -


70.000 tahun silam. Wilayah tujuan migrasi tersebut adalah Asia Barat dan
melewati dua jalur. Pertama jalur yang mengarah Sungai Nil ,melintasi
Semenanjung Sinai dan ke Utara melewati Arab Levant. Kedua, jalur yang bermula
dari Afika kemudian melewati Laut Merah.

5
4. Teori Out of Taiwan
Teori Out of Taiwan dikemukakan oleh Peter Bellwood dan Robert Blust.
Dalam teori yan didukung oleh Harry Truman Simanjuntak ini menyatakan
manusia di Kepulauan Nusantara berasal dari Taiwan. Melalui pendekatan
linguistik, didapatkan kesimpulan bahwa keseluruhan bahasa yang digunakan oleh
suku-suku di Nusantara memiliki rumpun sama, yaitu rumpun Autronesia. Dengan
kata lain, akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan oleh leluhur di
Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa (Taiwan). Teori ini
merupakan pertentangan dari teori yang menyatakan bahwa Bangsa Indonesia
berasal dari Yunani.
Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia memunculkan berbagai teori.
Masalah mengenai asal usul tersebut dapat dijelaskan dengan migrasi ras Melanesia
atau ras Negroid dan rumpun bangsa Austronesia atau Ras Mongolid. Asal mula
suku-suku Bangsa Indonesia berasal dari wilayah Yunan yang terletak di Tiongkok
bagian selatan. Dalam proses perpindahan dari Yunan, bangsa Melanesia
merupakan gelombang pertama yang kemudian diikuti oleh ras Mongoloid. Kedua
ras tersebut masuk ke wilayah Nusantara.

a. Bangsa Melanesia / Papua Melanosoid


Hingga saat ini, para ahli sejarah menganggap bangsa Melanesia
sebagai bangsa pertama yang bermigrasi ke Kepulaun Nusantara. Bangsa
Melanesia berasal dari Teluk Tonkin, fakta tentang asal bangsa ini
didasarkan pada penelitian terhadap benda-benda peninggalan seperti
pebble dan kapak pendek. Benda-benda tersebut di temukan di
Pegunungan Bacson di daerah Hoabinh.

- Ciri Kehidupan

Kebudayaan bangsa Melanesia / Papua Melanosoid


digolongkan dalam zaman mesolitikum. Bangsa ini sudah hidup
dalam kelompok-kelompok kecil serta hidup

6
dengan sistem berburu dan meramu. Bangsa Melanesia
membawa beberapa teknologi baru seperti teknik pembuatan api.
Mereka membuat api dengan cara menggesek-gesekkan ranting
pohon dan batu. Selain itu, bangsa ini sudah mengenal sistem
perladangan walaupun masi bersifat seminomaden (menetap).

- Daerah Persebaran

Bangsa Melanesia memiliki ciri fisik antara lain kulit


kehitama-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar, dan
hidung mancung. Keturunan bangsa Melanesia saat ini berada di
pedalaman Malaya penduduk Aeta di pedalaman Filipina, suku
Sakaii di Siak, serta orang Papua.

b. Bangsa Proto Melayu / Melayu Tua


Bangsa Proto Melayu termasuk rumpun dari ras Mongoloid dari
daerah Yunan. Bermigrasi ke Nusantara tahun 2000 sebelum Masehi.
Proses migrasi bangsa Proto Melayu ke wilayah Asia Selatan disebebkan
oleh beberapa faktor, yaitu peperangan antar suku, desakan suku liar dari
Asia Tengah dan bencanan alam berupa banjir akibat meluapnya sungai -
sungai di wilayah Tiongkok Selatan.

Menurut Koentjaraningrat, bangsa Proto Melayu datang ke Nusantara


melalui dua jalur berikut :

Jalur pertama menyebar dari Yunan menuju kawasan Indocina, Siam


dan Kepulauan Nusantara. Setalah mencapai Nusantara, mereka
menyebar ke Sulawesi dan Papua dengan membawa kebudayan
noelitikum berupa kapak lonjong. Keturunan Proto Melayu yang
menempuh jalur ini ialah Suku Toraja.

7
Jalur kedua menyebar ke Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara dengan membawa kebudayaan neolitikum berupa beliung
persegi. Keturunan Proto Melayu yang menempuh jalur ini ialah Suku
Nias, Batak,Dayak dan Sasak.
- Ciri Kehidupan
Bangsa Proto Melayu memiliki cir fisk berkulit sawo
matang, rambut lurus, badan tinggi ramping serta bentuk mulut dan
hidung sedang. Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan
setingkat lebih tinggi daripada Homo sapiens yang ditemukan di
Indonesia. Kebudayaan Proto Melayu termasuk kebudayan
neolitikum (batu muda). Benda hasil kebudaayan mereka masih
terbuat dari batu dan telah dikerjakan dengan sangat baik.
- Daerah Persebaran
Suku bangsa di Indonesia saat ini yang termasuk keturunan
bangsa Proto Melayu anatar lain suku Toraja di Sulawesi Selatan,
suku Sasak di Pulau Lombok, suku Dayak di Kalimantan Tengah,
suku Nias di Pantai Barat Sumatra, suku Batak di Sumatra Utara
dan suku Kubu di Sumatra Selatan.

c. Bangsa Deutro Melayu / Melayu Muda


Bangsa Deutro Melayu bermigrasi ke wilayah Nusantara pada tahun
500 tahun sebelum Masehi. Bangsa Melayu Muda merupakan hasil
percampuran antara bangsa Proto Melayu dengan Bangsa arya. Bangsa ini
berasal dari wilayah Indocina bagian utara dan sekitarnya. Mereka telah
mengenal logam sebagai alat perkakas dan alat produksi.
- Ciri Kehidupan
Bangsa Deutro Melayu / Melayu Muda memiliki ciri fisik
yang tidak jauh berbeda dengan mayortitas penduduk Indoneisa
saat ini. Ciri fisik bangsa ini yaitu tinggi 135-180 cm, berat badan
30-75 kg, warna kulit antara kuning langsat - coklat hitam, warna
rambut anatar cokelat dan hitam, serta bentuk rambut antara lurus

8
dan keriting. Bangsa ini memiliki kebudayaan lebih maju
dibandingkan Bangsa Proto Melayu. Kemajuan ini terlihat dari
kemampuan mereka dalam membuat benda- benda logam dari
bahan perunggu dan besi.
- Daerah Persebaraan
Keturunan Bangsa Deutro Melayu di Indonesia ialah Aceh,
Mingankabau, Jawa, Bali, Bugis dan Makassar. Menurut
sejarawan D.G.E. Hall, peninggalan - peninggalan Proto dan
Deutro Melayu dianggap sebagai peradaban Melayu kuni yang
memiliki ciri khas dan katakter. D.G.E. Hall mencatat bahwa
beberapa komunitas Proto dan Deutro Melayu hingga kini masih
ada dan tersebar di berbagai kawasan di Indonesia.

2.2 Peninggalan Peradaban Bangsa

1. Borobudur : Bukti Kecanggihan Teknologi Dan Arsitektur

Borobudur adalah candi yang diperkirakan mulai dibangun sekitar 824 M oleh
Raja Mataram bernama Samaratungga dari wangsa Syailendra. Borobudur
merupakan bangunan candi yang sangat megah. Tidak dapat dibayangkan
bagaimana nenek moyang kita membangun Borobudur yang demikian berat dapat
berdiri kokoh dengan tanpa perlu memakukan ratusan paku bumi untuk
mengokohkan pondasinya, tak terbayangkan pula bagaimana batu-batu yang
9
membentuk Borobudur itu dibentuk dan diangkut ke area pembangunan di atas
bukit. Bahkan dengan kecanggihan yang ada pada masa kini, sulit membangun
sebuah candi yang mampu menyamai Candi Borobudur. Borobudur juga
mengadopsi konsep fraktal. Fraktal adalah bentuk geometris yang memiliki
elemen-elemen yang mirip dengan bentuknya secara keseluruhan.

Candi Borobudur sendiri adalah stupa raksasa yang di dalamnya terdiri dari
stupa-stupa lain yang lebih kecil. Terus hingga ketidakberhinggaan. Sungguh
mengagumkan nenek moyang kita sudah memiliki pengetahuan seperti itu.
bangunan Candi Borobudur benar-benar bangunan yang luar biasa.

2. Kapal Jung Jawa : Teknologi Kapal Raksasa

Jauh sebelum Cheng Ho dan Columbus, para penjelajah laut Nusantara sudah
melintasi sepertiga bola dunia. Meskipun sejak 500 tahun sebelum Masehi orang-
orang China sudah mengembangkan beragam jenis kapal dalam berbagai ukuran,
hingga abad VII kecil sekali peran kapal China dalam pelayaran laut lepas. Dalam
catatan perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 M) dari Kanton ke Perguruan
Nalanda di India Selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal Sriwijaya,
negeri yang ketika itu menguasai lalu lintas pelayaran di ”Laut Selatan”.

Pelaut Portugis yang menjelajahi samudera pada pertengahan abad ke-16


Diego de Couto dalam buku Da Asia, terbit tahun 1645 menyebutkan, orang Jawa
lebih dulu berlayar sampai ke Tanjung Harapan, Afrika, dan Madagaskar. Ia
mendapati penduduk Tanjung Harapan awal abad ke-16 berkulit cokelat seperti
10
orang Jawa. 'Mereka mengaku keturunan Jawa' kata Couto, sebagaimana dikutip
Anthony Reid dalam buku Sejarah Modern Awal Asia Tenggara.

Berdasarkan relief kapal di Candi Borobudur membuktikan bahwa sejak dulu


nenek moyang kita telah menguasai teknik pembuatan kapal. Kapal Borobudur
telah memainkan peran utama dalam segala hal dalam bahasa Jawa pelayaran,
selama ratusan ratus tahun sebelum abad ke-13. Memasuki abad ke-8 awal, kapal
Borobudur digeser oleh Jung besar Jawa, dengan tiga atau empat layar sebagai
Jung. Kata 'Jung' digunakan pertama kali dalam perjalanan biksu Odrico jurnal,
Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta berlayar ke Nusantara, awal abad ke-14.
Mereka memuji kehebatan kapal Jawa raksasa sebagai penguasa laut Asia
Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dari karya kapal
Borobudur, seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.

Disebutkan, Jung Nusantara memiliki empat tiang layar, terbuat dari papan
berlapis empat serta mampu menahan tembakan meriam kapal-kapal Portugis.
Bobot jung rata-rata sekitar 600 ton, melebihi kapal perang Portugis. Jung terbesar
dari Kerajaan Demak bobotnya mencapai 1.000 ton yang digunakan sebagai
pengangkut pasukan Nusantara untuk menyerang armada Portugis di Malaka pada
1513. Bisa dikatakan, kapal Jung Nusantara ini disandingkan dengan kapal induk
di era modern sekarang ini.

3. Keris : Kecanggihan Teknologi Penempaan Logam

Teknologi logam sudah lama berkembang sejak awal masehi di Nusantara.


Para empu sudah mengenal berbagai kualitas kekerasan logam. Keris memiliki
11
teknologi penempaan besi yang luar biasa untuk ukuran masyarakat di masa
lampau. Keris dibuat dengan teknik penempaan, bukan dicor. Teknik penempaan
disertai pelipatan berguna untuk mencari kemurniaan besi, yang mana pada waktu
itu bahan-bahan besi masih komposit dengan materi-materi alam lainnya.

Keris yang mulanya dari lembaran besi yang dilipat-lipat hingga kadang
sampai ribuan kali lipatan sepertinya akan tetap senilai dengan prosesnya yang
unik, menarik dan sulit. Perkembangan teknologi tempa tersebut mampu
menciptakan satu teknik tempa Tosan Aji ( Tosan = besi, Aji = berharga).
Pemilihan akan batu meteorit yang mengandung unsur titanium sebagai bahan
keris, juga merupakan penemuan nenek moyang kita yang mengagumkan.
Titanium lebih dikenal sebagai bahan terbaik untuk membuat keris karena sifatnya
ringan namun sangat kuat. Kesulitan dalam membuat keris dari bahan titanium
adalah titik leburnya yang mencapai 60 ribu derajat celcius, jauh dari titik lebur
besi, baja atau nikel yang berkisar 10 ribu derajat celcius.

Titanium ternyata memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis unsur


logam lainnya. Unsur titanium itu keras, kuat, ringan, tahan panas, dan juga tahan
karat. Unsur logam titanium baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada
sekitar tahun 1940, dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih
ringan dari besi. Dalam peradaban modern sekarang, titanium dimanfaatkan orang
untuk membuat pelapis hidung pesawat angkasa luar, serta ujung roket dan peluru
kendali antar benua.
4. Benteng Keraton Buton : Arsitektur Bangunan Untuk Pertahanan

Di Buton, Sulawesi Tenggara ada Benteng yang dibangun di atas bukit seluas
kurang lebih 20,7 hektar. Benteng yang merupakan bekas ibu kota Kesultanan

12
Buton ini memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, terbuat dari batu kapur.

Benteng yang berbentuk lingkaran ini memiliki panjang keliling 2.740 meter.
Benteng ini memiliki 12 pintu gerbang dan 16 pos jaga / kubu pertahanan (bastion)
yang dalam bahasa setempat disebut baluara. Tiap pintu gerbang (lawa) dan baluara
dikawal 4-6 meriam. Jumlah meriam seluruhnya 52 buah. Pada pojok kanan sebelah
selatan terdapat godana-oba (gudang mesiu) dan gudang peluru di sebelah kiri.

Letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal
memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. Benteng
ini menunjukkan betapa hebatnya ahli bangunan nenek moyang kita dalam
membuat teknologi bangunan untuk pertahanan.

5. Si Gale Gale : Teknologi Robot Tradisional Nusantara

Orang Toba Batak Sumatra Utara pada zaman dahulu sudah bisa membuat
robot tradisional yang dikenal dengan sebutan si gale-gale. Boneka ini menguasai
sistem kompleks tali yang dibuat sedemikian rupa. Melalui tali yang ditarik ulur
inilah boneka itu dapat membungkuk dan menggerakan tangannya sebagai mana
layaknya orang menari.

Menurut cerita, seorang raja dari Suku Karo di Samosir membuat patung dari
kayu untuk mengenang anak satu-satunya yang meninggal dunia. Patung kayu
tersebut dapat menari-nari yang digerakkan oleh beberapa orang. Si gale - gale
dimainkan dengan iringan musik tradisional khas Batak. Boneka yang tingginya
mencapai satu setengah meter tersebut diberi kostum tradisional Batak. Bahkan
13
semua gerak-geriknya yang muncul selama pertunjukan menciptakan kesan-kesan
dari contoh model manusia.

Kepalanya bisa diputar ke samping kanan dan kiri, mata dan lidahnya dapat
bergerak, kedua tangan bergerak seperti tangan-tangan manusia yang menari serta
dapat menurunkan badannya lebih rendah seperti jongkok waktu menari. Si gale -
gale merupakan bukti bahwa nenek moyang kita sudah dapat membuat boneka
mekanikal atau robot walau dalam bentuk yang sederhana. Robot tersebut
diciptakan untuk dapat meniru gerakan manusia.
6. Pengindelan Danau Tasikardi, Banten : Kecanggihan

Teknologi Penjernihan Air

Nenek moyang kita ternyata sudah mengembangkan teknologi


penyaringan air bersih. Sekitar abad ke16-17 Kesultanan Banten telah
membangun bangunan penjernih air untuk menyaring air yang berasal dari Waduk
Tasikardi ke Keraton Surosowan.

Proses penjernihannya tergolong sudah maju. Sebelum masuk ke Surosowan,


air yang kotor dan keruh dari Tasik Ardi disalurkan dan disaring melalui tiga
bangunan bernama Pengindelan Putih, Abang, dan Emas. Di tiap pengindelan ini,
air diproses dengan mengendapkan dan menyaring kotoran. Air selanjutnya
mengalir ke Surosowan lewat serangkaian pipa panjang yang terbuat dari tanah liat
dengan diameter kurang lebih 40 cm.

14
Terlihat sekali bahwa pada masa tersebut sudah mampu menguasai teknologi
pengolahan air keruh menjadi air layak pakai. Danau Tasik Ardi sendiri merupakan
danau buatan. Sebagai situs sejarah, keberadaan danau ini adalah bukti
kegemilangan peradaban Kesultanan Banten pada masa lalu. Untuk ukuran saat itu,
membuat waduk atau danau buatan untuk mengairi areal pertanian dan memenuhi
kebutuhan pasokan air bagi penduduk merupakan terobosan yang cemerlang.

7. Karinding : Teknologi Pengusir Hama Dengan Gelombang Suara

Ternyata nenek moyang dan leluhur kita mempunyai suatu alat musik tiup
tradisional yang berfungsi sebagai hiburan sekaligus pengusir hama. Alat musik
dari Sunda ini terbuat dari pelepah kawung atau bambu berukuran 20 x 1 cm yang
dipotong menjadi tiga bagian yaitu bagian jarum tempat keluarnya nada (disebut
cecet ucing atau ekor kucing), pembatas jarum, dan bagian ujung yang disebut
panenggeul (pemukul). Jika bagian panenggeul dipukul, maka bagian jarum akan
bergetar dan ketika dirapatkan ke rongga mulut, maka akan menghasilkan bunyi
yang khas.

Alat ini bukan cuma untuk menghibur tapi juga ternyata berfungsi mengusir
hama di kebun atau di ladang pertanian. Suara yang dihasilkan oleh karinding
ternyata menghasilkan gelombang low decibel yang menyakitkan hama sehingga
mereka menjauhi ladang pertanian.

15
Frekuensi suara yang dikeluarkan oleh alat musik tersebut menyakitkan bagi
hama tersebut, atau bisa dikatakan frekuensi suaranya melebihi dari rentang
frekuensi suara hama tersebut, sehingga hama tersebut akan panik dan terganggu
konsentrasinya. Kecanggihan Karinding sebagai bukti bahwa nenek moyang kita
sejak dulu sudah mampu menciptakan alat yang menghasilkan gelombang suara.
Ini adalah alat mengusir hama yang aman bagi lingkungan. Dibutuhkan perhitungan
yang teliti untuk menciptakan alat musik seperti itu.

8. Rumah Gadang : Arsitektur Rumah Aman Gempa

Para nenek moyang orang Minang ternyata berpikiran futuristik alias jauh
maju melampaui zamannya dalam membangun rumah. Konstruksi rumah gadang
ternyata telah dirancang untuk menahan gempuran gempa bumi. Rumah gadang di
Sumatera Barat membuktikan ketangguhan rekayasa konstruksi yang memiliki
daya lentur dan soliditas saat terjadi guncangan gempa hingga berkekuatan di atas
8 skala richter.

Bentuk rumah gadang membuat Rumah Gadang tetap stabil menerima


guncangan dari bumi. Getaran yang datang dari tanah terhadap bangunan
terdistribusi ke semua bangunan. Rumah gadang tidak menggunakan paku sebagai
pengikat, tetapi berupa pasak sebagai sambungan membuat bangunan memiliki
sifat sangat lentur. Selain itu kaki atau tiang bangunan bagian bawah tidak pernah
menyentuh bumi atau tanah. Tapak tiang dialas dengan batu sandi.

16
Batu ini berfungsi sebagai peredam getaran gelombang dari tanah, sehingga
tidak mempengaruhi bangunan di atasnya. Kalau ada getaran gempa bumi, Rumah
Gadang hanya akan berayun atau bergoyang mengikuti gelombang yang
ditimbulkan getaran tersebut. Darmansyah, ahli konstruksi dari Lembaga
Penanggulangan Bencana Alam, Sumatera Barat menyebutkan, dari sisi ilmu
konstruksi bangunan rumah gadang jauh lebih maju setidaknya 300 tahun
dibanding konstruksi yang ada di dunia pada zamannya.

2.3 Sejarah Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Indonesia adalah bangsa yang besar, memiliki ribuan pulau dan kekayaan
yang melimpah. Selain itu, Indonesia memiliki suku bangsa, budaya, dan bahasa
yang beraneka ragam. Semangat perjuangan para leluhur yang telah mengusir
penjajahan bangsa asing yang merupakan persatuan dan kesatuan demi mencapai
kemerdekaan. Kemerdekaan Negara Indonesia bukanlah hadiah yang telah di
berikan oleh bangsa penjajah melainkan berkat perjuangan dari kesatuan dan
persatuan bangsa dan negara sehingga memperoleh kemerdekaan. Persatuan
bangsa Indonesia telah dicantumkan di sila ke-3 Pancasila, yang dijadikan
sebagai ideologi dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Persatuan bangsa indonesia mengandung unsur-unsur cita-cita dari rasa
persaudaraan dan persahabatan, diliputi dengan suasana kebaikan, keindahan,
dan kesucian. Persatuan dan kesatuan bangsa Negara Indonesia patut di jaga
karena mengandung nilai-nilai kehidupan dan kemakmuran suatu bangsa.
konsep-konsep persatuan dan kesatuan bangsa indonesia yaitu, persatuan,
kesatuan, bangsa, integrasi, nasionalisme dan patriotisme. Persatuan memiliki
arti gabungan, ikatan, dan kumpulan dari beberapa bagian menjadi satu kesatuan
utuh atau persatuan adalah menyatukan bermacam-macam corak ke dalam
sebuah wadah sehingga menjadi satu. Bersatunya bangsa Indonesia didorong
oleh kemauan yang sadar untuk mencapai kehidupan bangsa yang merdeka,
berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena itu, kita patut untuk terus membina
persatuan bangsa.

17
Sejarah mengajarkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan. Dulu,
Indonesia sampai beratus-ratus tahun di jajah oleh bangsa asing. Disebabkan
karena belum adanya persatuan yang utuh dan kurangnya pemahaman tentang
persatuan dan kesatuan yang membuat bangsa lain bebas menjajah bangsa
Indonesia.

Faktor Pendorong Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Indonesia :


1. Rasa bangga dan cinta tanah air
2. Cita-Cita Bangsa
3. Rasa Saling Menghormati dan Mengahargai
4. Keinginan Untuk Bersatu
5. Pancasila
6. Bhineka Tunggal Ika

Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia :


1. Keberagaman yang ada di dalam masyarakat Indonesia
Keberagaman yang dari dulu sudah ada di dalam kehidupan masyarakat
Indonesia merupakan salah satu faktor penghambat persatuan dan kesatuan
Indonesia jika tidak diiringi dengan sikap yang saling menghargai, saling
toleransi, dan saling menghormati. Perbedaan budaya tentunya
memunculkan perbedaan pendapat yang juga bisa menumbuhkan perasaan
kedaerahan yang berlebihan sehingga bisa memunculkan konflik antar suku.
2. Geografis
Dari kondisi geografis yang berbeda-beda ini bisa jadi faktor yang
melemahkan persatuan dan kesatuan jika ketimpangan dan ketidakmerataan
pembangunan masih belum bisa ditangani.
4. Muncul gejala etnosentrisme
Etnosentrisme adalah sebuah sikap yang sangat menonjolkan kelebihan
budaya yang dimilikinya dan memandang rendah budaya orang lain. Sikap
etnosentris ini jika tidak diatasi tentu saja akan melemahkan persatuan dan
kesatuan bangsa.

18
5. Nilai budaya yang lemah
Budaya asing yang kuat sehingga melemahkan nilai-nilai budaya bangsa,
baik secara langsung atau tidak langsung bisa menjadi faktor yang
melemahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Pengaruh budaya asing secara
langsung misalnya lewat unsur wisata. Pengaruh budaya asing secara tidak
langsung misalnya melewati media cetak, bahkan elektronik.
6. Pembangunan yang tidak rata
Proses pembangunan yang hanya terpusat pada wilayah-wilayah tertentu
bisa jadi salah satu faktor yang melemahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal ini tentunya akan menimbulkan kesenjangan dalam berbagai sektor.

Manfaat dari Persatuan dan Kesatuan :


Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa merupakan kewajiban masyarakat
bangsa Indonesia. Hal ini bahkan tertuang di dalam Pancasila, sila ketiga.
Manfaat dari persatuan dan kesatuan ini wajib dijaga oleh bangsa Indonesia.
Memperkuat jati diri bangsa.
1. Memperkuat ketahanan nasional sehingga siap dalam menghadapi
ancaman atau gangguan dari musuh.
2. Persatuan dan kesatuan akan mewujudkan kehidupan yang selaras di
dalam kehidupan masyarakat.
3. Gotong royong akan terlaksana dengan baik.
4. Rasa saling tolong menolong dan bekerja sama selalu tertanam di dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Kerukunan dan tali silaturahmi selalu terjaga.
6. Konflik dalam kehidupan bermasyarakat bisa terhindari.
7. Bisa mengatasi perbedaan yang ada dengan kesadaran penuh.
8. Pembangunan nasional bisa berjalan dengan lancar dan aman.
9. Mempermudah dalam memajukan bangsa dalam berbagai bidang.
10. Tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 menjadi
lebih mudah untuk dicapai.
11. Terciptanya suasana yang damai, aman dalam kehidupan bangsa yang

19
disebabkan karena masyarakat sangat menjunjung tinggi solidaritas dan
toleransi.
12. Pergaulan antar sesama menjadi lebih akrab.
13. Menghindari pertengkaran atau permusuhan di dalam masyarakat
Indonesia.
14. Masyarakat merasa lebih aman dan nyaman.

20
BAB III

6.1 Kesimpulan
Kemerdekaan Negara Indonesia bukanlah hadiah yang telah di berikan
oleh bangsa penjajah melainkan berkat perjuangan dari kesatuan dan
persatuan bangsa dan Negara sehingga memperoleh kemerdekaan.
Bersatunya bangsa Indonesia didorong oleh kemauan yang sadar untuk
mencapai kehidupan bangsa yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Disebabkan karena belum adanya persatuan yang utuh dan kurangnya
pemahaman tentang persatuan dan kesatuan yang membuat bangsa lain
bebas menjajah bangsa Indonesia.
Keberagaman yang ada di dalam masyarakat Indonesia Keberagaman
yang dari dulu sudah ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia
merupakan salah satu faktor penghambat persatuan dan kesatuan Indonesia
jika tidak diiringi dengan sikap yang saling menghargai, saling toleransi, dan
saling menghormati. Nilai budaya yang lemah Budaya asing yang kuat
sehingga melemahkan nilai-nilai budaya bangsa, baik secara langsung atau
tidak langsung bisa menjadi faktor yang melemahkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
Manfaat dari Persatuan dan Kesatuan ialah menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa merupakan kewajiban masyarakat bangsa Indonesia.

6.2 Saran
Harapannya, setelah mengetahui sejarah peradaban Indonesia dan
sejarah persatuan dan kesatuan Indonesia dapat memberika pemahaman
kepada pembaca tentang Indonesia. Dengan mengetahui sejarah Indonesia
bisa meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme.

21
DAFTAR PUSTAKA

Fentiruma, M. B. (2016). Modul Sejarah Indonesia. Klaten : Intan Pariwara.

Kodi, D. (2018). Persatuan dan Kesatuan Negara Indonesia. 4-5.

http://portalnewsindo.blogspot.com/2016/10/10-bukti-peradaban-tinggi-
dari-masa.html?m=1

22
23

Anda mungkin juga menyukai