Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Mencapai Dan


Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia”
Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah IPS Dasar SD/MI, Program Studi PGMI, Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Langsa

Disusun Oleh :
1. Refi aulia Sari Tanjung (1052021097)
2. Izzati Ramadhani (1052021092)

Dosen Pengampuh :
Suhelayanti, M. Pd. I

Mata Kuliah :
IPS Dasar SD/MI
Program Studi PGMI, Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan, Institusi Islam Negeri Langsa
Tahun Pelajaran 2022/2023
Jl Meurandeh, Meurandeh, Kec. Langsa Lama, Kota Langsa, Aceh 2441
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia beserta isinya. Tiada Tuhan
selain Allah temapat kita mencurahkan segalanya. Allah tiadak pernah membedakan umatnya
hanya karena fisiknya, kepandaiannya, kelebihannya, tapi Allah membedakkan umatnya
berdasarkan ketaqwaan yang dimiliki umatnya. Allah adalah satu-satunya yang kita sembah.
Dia-lah Zat yang kita sembah,tempat kita meminta pertolongan dan ampunannya-Nya.
Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita,Nabi Muhammad SAW
yang merupakan suri teladan. Berkat Nabi-lah kita dapat merasakan dunia yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan samapai saat ini.

Alhamdulillah kami ucapkan, karena masih diberikan kesempatan untuk


menyelesaikan penyusunan makalah ini. Terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu untuk menyelesaikan makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa terdapat
kekurangan di dalam makalah. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Langsa,.....................2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 6

2.1 Perjuangan bangsa Indonesia Dalam Memperoleh kemerdekaan Sebelum Era


Kebangkitan Nasional ................................................................................................. 6
2.2 Perjuangan bangsa Indonesia Dalam Memperoleh kemerdekaan Sebelum Era
Kebangkitan Nasional ............................................................................................... 10
2.3 Perjuangan Menjelang kemerdekaan ......................................................................... 14
2.4 Perjuangan Diplomasi Dlam Mempertahankan Kemerdekaan ................................... 15

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 21


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 23

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hal yang sangat tidak mudah untuk memperebutkan kemerdekaan dari tangan
penjajah. Sehingga mengukirkan sejarah yang panjang dan penuh arti. Dari kata
sejarah itu sendiri mempunyai banyak arti yang di kemukakan oleh beberapa
sejarawan. Di dalam “New American Encyclopedia” menyebutkan sejarah menurut
pengertian sempit adalah meliputi kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa tertentu, ditempatkan dalam relasi kronologis antara yang
satu dengan yang lain.
Sedangkan oleh Drs. Sidi Gazalba dalam bukunya yang berjudul “Pengantar
Sejarah Sebagai Ilmu” mengatakan sebagai berikut: “Sejarah adalah gambaran masa
lampau tentang manusia dan sekitarnya sebagai mahluk sosial, yang disusun secara
ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan
penjelasan, yang memberikan pengertian tentang apa yang berlalu itu”.
Dari definisi di atas dapat simpulkan bahwa sejarah merupakan pengetahuan
masa lampau yang obyek utamanya adalah perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
Dan salah satu kegunaan sejarah adalah untuk mengenal identitas diri (jati diri).
Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing mulai tahun 1511 sampai dengan
1945 yaitu bangsa Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang. Selama penjajahan peristiwa
yang menonjol adalah tahun 1908 yang dikenal sebagai gerakan Kebangkitan
Nasional pertama, yaitu lahirnya organisasi pergerakan Budi Utomo. Namun masih
mengalami kekalahan yang terus menerus, sadar akan hal itu Indonesia mulai tumbuh
dan berkembang yang dilandasi oleh jiwa, tekad dan semangat kebangsaan.
Kesemuanya itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses
terwujudnya NKRI dalam wadah Nusantara.
Indonesia memperoleh kemerdekaan dalam waktu yang lama. Banyak para
pahlawan yang gugur demi mempertahankan bumi pertiwi tercinta. Mereka
mengorbankan seluruh jiwa dan raga untuk mengejar sebuah kata merdeka. Sebelum
tahun 1908, telah banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia.
Mereka banyak memeras, menindas, dan merampas hak-hak rakyat Nusantara.
Banyak perlawanan dari pahlawan-pahlawan kita yang masih bersifat kedaerahan.

4
Muncul banyak tokoh-tokoh yang memegang andil besar dalam perlawanan terhadap
penjajahan yang bangsa lain lakukan.
Di zaman modern dengan perkembangan segala aspek kehidupan yang pesat
seperti sekarang, tak bisa dipungkiri bahwa terkadang kita lupa apa yang telah
diperjuangkan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan di masa lalu. Bila meninjau
kembali kalimat yang pernah dilontarkan John F. Kennedy; “Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.” maka melihat kondisi
masyarakat Indonesia, terutama pelajarnya, bisa dikatakan Indonesia bukanlah bangsa
yang besar. Bukanlah fakta yang menyenangkan, tapi itulah yang terjadi saat
ini.Upaya bangsa Indonesia untuk memepertahankan kemerdekaan dilakukan melalui
2 cara, yaitu upaya diplomasi dan fisik (konfrontasi). Salah satu upaya
mempertahankan keutuhan RI melalui jalur diplomasi yaitu diadakannya perjanjian-
perjanjian.
Sebab-sebab diadakannya perjanjian tersebut berawal dari kemarahan NICA
yang menemukan kenyataan bahawa pemerintahan Republik Indonesia telah berjalan
dengan efektif. Pihak NICA marah karena mereka merasa sebagai pihak yang berhak
menguasai Indonesia . Tentara NICA yang berhasil menyusup masuk di antara
pasukan Inggris kemudian berhasil membuat pemerintahan di Jakarta dan
memprovokasi bekas interniran untuk melakukan teror di wilayah republik Indonesia.
Selain itu, NICA juga berhasil mendaratkan 800 marinir Belanda di Jakarta pada
tanggal 30 Desember 1945 yang mendapat protes keras dari pihak Republik. Tindakan
NICA dan tentara sekutu menimbulkan konflik bersenjata di setiap wilayah.
Tugas kita sebagai penerus bangsa adalah mempertahankan kemerdekaan ini,
tetap menjaga semangat perjuangan dan mempertahankan kebudayaan nenek moyang
kita. Namun di jaman globalisasi sekarang ini, semangat generasi muda penerus
bangsa kian menurun dan sangat memprihatinkan. Melihat akan gigihnya para
pejuang daerah kita terdahulu, harusnya para pemuda merasa malu. Semestinya para
pemuda generasi baru harus bisa melanjutkan perjuangan para pendahulu yang rela
berkorban tanpa jasa dan berani memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai
generasi muda seharusnya dapat melanjutkan tonggak harapan ini untuk mengisi
kemerdekaan dengan cara meningkatkan akhlak. 1

1
Sartono Kartodirdjo, dkk. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1999.Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama

5
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana Perjuangan bangsa Indonesia Dalam Memperoleh kemerdekaan Sebelum
Era Kebangkitan Nasional
2) Bagaimana Perjuangan bangsa Indonesia Dalam Memperoleh kemerdekaan Sebelum
Era Kebangkitan Nasional
3) Bagaimana Perjuangan Menjelang kemerdekaan
4) Bagaimana Perjuangan Diplomasi Dlam Mempertahankan Kemerdekaan?

1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami Bagaimana Perjuangan bangsa Indonesia Dalam
Memperoleh kemerdekaan Sebelum Era Kebangkitan Nasional ?, Bagaimana Perjuangan
bangsa Indonesia Dalam Memperoleh kemerdekaan Sebelum Era Kebangkitan Nasional?,
Bagaimana Perjuangan Menjelang kemerdekaan?, Bagaimana Perjuangan Diplomasi Dlam
Mempertahankan Kemerdekaan?.

6
BAB II
PEMABAHASAN

2.1 Perjuangan Bangsa Indonesia dalam memperoleh Kemerdekaan Sebelum Era


Kebangkitan Nasional
Menurut Kartonagoro, (1975:138) dalam abad ke-15 Eropa sangat
membutuhkan rempah-rempah dari Indonesia, Sailon, dan India yang biasanya
dikumpulkan oleh pedagang-pedagang Arab lalu disalurkan ke Eropa melalui
Alexsandria dan Konstantinopel. Pendistribusian rempah-rempah tersebut melalui
pedagang-pedagang Italy dari Amalfi, Venitia, dan dari Genua dan kota-kota besar di
laut tengah, rempah-rempah tersebut dikirim ke Jerman dan Prancis.
Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453)
mengakibatkan hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat (Timur Tengah)
terputus yang berdampak pada kurangnya persediaan rempah-rempah di daerah Eropa
Hal tersebut membuat beberapa bangsa di Eropa mencari solusi lain untuk
mendapatkan rempah-rempah. Ada beberapa negara di Eropa yang berlayar mencari
rempah-rempah kearah utara dan ada beberapa yang berlayar menuju timur.
Termaksud Indonesia yang di jajah oleh eropa. 2

1. Perjuangan Melawan Penjajahan Portugis

Bangsa Indonesia masuk kedalam alam penjajahan sejak awal abad ke-15.
Kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol yang pada mulanya untuk mencari
sumber perdagangan rempah-rempah kemudian berkeinginan untuk menguasai
sepenuhnya sumber daya alam Negara Indonesia. Antara Portugis dan Spanyol
telah terjadi suatu keterkaitan Perjanjian Tordesilas yang isinya membagi dunia
menjadi dua bagian.
perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajahan ini hamper dilakukan
disuluruh wilayah Nusantara terutama di daerah-daerah yang menjadi pusat-
pusat kekuasaan penjajah. Perjuangan pertama menentang penjajahan dilakukan
bangsa Indonesia terhadap penjajahan Portugis. Perjuangan melawan Portugis

2
Samlawi, fakih, dkk 1998 1999 Konsep Dasar IPS Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan. Hlm.
153

7
ini dilakukan oleh rakyat Malaka, Johor, Aceh, Maluku, Demak, dan Sunda
Kelapa.
a. Perjuangan Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 rakyat Malaka dibawah pimpinan Sultan Mahmud
Syah I melakukan perlawanan terhadap pendudukan portugis. Namun
akhirnya portugis dapat mendesak pasukan Malaka sehingga mereka
terpaksa menyingkir ke pulau Bintan. Malaka akhirnya jatuh ke portugis
tahun 1511. Pada tahun 1526 pulau Bintan diserbu oleh portugis. Sultan
Mahmud Syah I kemudian lari ke Kampar hingga wafatnya pada tahun
1528.3
b. Perjuangan Rakyat Johor
Pimpinan Alauddin Ri’ayat Syah II, putra dari Sultan Mahmud Syah I,
rakyat Johor melakukan perlawanan terhadap Portugis mulai tahun 1530.
Perjuangan ini kemudian dilanjutkan oleh Abdul Jalil Syah I (1580-1597)
yang dapat menangkis serangan Portugis.
c. Perjuangan Rakyat Demak
Dibawah pimpinan Dipati Unus pasukan Demak (Jawa Tengah) pada
tahun 1512-1523 melakukan perlawanan terhadap Portugis. Dengan dibantu
oleh armada Aceh, Palembang, dan Bintan, Dipati Unus berusaha merebut
kembali Malaka dari kekuasaan Portugis, namun tidak berhasil.
d. Perjuangan Rakyat Maluku
4
Portugis mampu menaklukan Malaka pada tahun 1511, Portugis
kemudian menuju ke Maluku utara yang merupakan pusat rempah-rempah.
Pada tahun 1912 Portugis melakukan hubungan dagang dengan Sultan
Hairun dari Ternate ternyata sikap Portugis berusaha memonopoli
perdagangan, memeras dan menindas rakyat, dan juga melakukan
penyebaran agama Kristen secara paksa terhadap penduduk Maluku utara
mendorong rakyat Maluku melakukan perlawanan. Pada pimpinan Sultan
Hairun rakyat Ternate melakukan perlawanan terhadap Portugis mulai
tahun 1550. Dengan mengadakan perundingan damai, Portugis menipu dan
membunuh Sultan Hairun sehingga membuat rakyat Terante semakin
3
Samlawi, fakih, dkk 1998 1999 Konsep Dasar IPS Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan.
Hlm.172
4
Samlawi, fakih, dkk 1998 1999 Konsep Dasar IPS Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan. Hlm.
173

8
marah. Perjuangan rakyat Ternate kemudian diteruskan oleh Sultan
Baabullah, putra Sultan Hairun. Dibawah pimpinan Sultan Baabullah,
rakyat Ternate, Tidore, dan Halmahera bersatu padu melawan Portugis pada
tahun 1570 sampai 1575. Pada tanggal 28 Desember 1577 rakyat Ternate
berhasil mengusir Portugis dari Ternate.
e. Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa
Fatahilla atau Paletehan seorang ulama dari Demak yang bertugas
menyebarkan agama islam di Jawa Barat memimpin rakyat untuk
melakukan perlawanan terhadap Portugis. Pada tahun 1527 pasukan
Fatahilla menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil
mengalahkannya. Portugis akhirnya kembali ke Malaka. Nama Sunda
Kelapa oleh Fatahilla kemudian diganti dengan nama Jayakarta (disingkat
menjadi Jakarta), yang berarti kemenangan akhir. Setelah kemenangan itu,
kemudian kerajaan Banten berdiri.

2. Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda

Armada dagang Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pada


tahun 1596 berlabuh di Banten. Mulanya mencari barang dagangan atau
rempah-rempah. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. Sehingga
menyebabkan dia harus kehilangan satu perahu dan banyak awaknya. Datanglah
pasukan VOC (vereeningde oost-indische compagnie) tiba di ambon pada
tanggal 23 februari 1605 untuk menguasai rempah-rempah di Maluku. Dan
disinilah bangsa belanda mulai menjajah bangsa Indonesia secara halus. Taktik
yang dipergunakan oleh Belanda antara lain dengan memecah belah (devide et
impera).
Bergantinya penjajahan dari Portugis ke Belanda hasilnya semakin buruk
jauh lebih buruk dan lebih lama dan penjajahan yang dilakukan oleh VOC
menerapakan beberapa kebijakan yang sangat merugikan. Karna di
berlakukannya tanam paksa dan politik etis oleh Van den Bosch dan Van de
Venter. Pada hakikatnya perlawanan secara fisik terhadap Belanda terjadi secara
sendiri-sendiri hampir di setiap daerah di Indonesia. Peperangan yang dilakukan
oleh Pangeran Diponegoro, perang Padri dan peperangan rakyat Aceh.
Perlawanan membawa kerugian besar bagi pihak Belanda. Pengorbanan harta
benda dan jiwa sangat besar juga dari Indonesia. Sampai awal abad ke-20

9
Belanda tidak dapat terusir dari tanah air Indonesia. Tidak adanya persatuan dan
koordinasi dalam melakukan perlawanan, sehingga tidak berhasil mengusir
penjajah.
5
Perjuangan bangsa menentang penjajah Belanda menggunakan kekerasan
senjata dimulai pada abad 17, abad ke 19 dan sampai awal abad ke 20.
Perjuangan menentang Belanda pada abad ke 16 antara lain dilakukan oleh :
 Sultan Agung dari Mataram (1613-1645),
 Sultan Hasanuddin dari kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan (sampai tahun
1667),
 Sultan Ageng Tirtayasa (1684),
 Sultan Iskandar Muda dari Aceh (1635),
 Untung Suropati dan Trunojoyo (1670),
 Ibnu Iskandar dari Minangkabau (1680).

Sementara itu mereka yang berjuang pada abad ke 19 antara lain dilakukan
oleh :

 Pattimura dari Maluku (1817),


 Pangeran Diponegoro (1825-1830),
 Imam Bonjol dari Minagkabau (1822-1837),
 Sultan baddarudin dari Palembang ( 1817),
 Pangeran Antasari dari Kalimantan (1860),
 Jelantik dari Bali (1850),
 Anak Agung Made dari Lombok (1895),
 Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien dari Aceh (1673-1904),
 Sisimangamaraja dari Batak (1900).

2.2 Perjuangan Bangsa Indonesia dalam memperoleh Kemerdekaan ketika Era


Kebangkitan Nasional
Kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia, yang
sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun oleh Negara Belanda.
Maka timbulah Kebangkitan Nasional ditandai dengan para pemimpin berasal dari
kaum intelektual, bukan raja atau sultan. Rasa persatuan dan kebangsaan sudah mulai

5
Samlawi, fakih, dkk 1998 1999 Konsep Dasar IPS Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan.
Hlm.174

10
tumbuh. Perjuangan tidak bersifat kedaerahan lagi. Perjuangan dilakukan dengan
menggunakan organisasi, bukan menggunakan kekerasan. Organisasi-organisasi
tersebut antara lain:
1. Budi Utomo (1908)
Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Didirikan oleh para
mahasiswa STOVIA di Jakarta. Diprakarsai oleh gerakan dr. Wahidin
Sudirohusodo yang sebelumnya memulai kampanye untuk meningkatakan
martabat rakyat dengan cara membentuk dana pelajar. Dengan diketuai oleh dr.
Sutomo. Budi Utomo telah memberikan teladan dengan berdiri di barisan
terdepan membawa panji-panji kesadaran, menggugah semangat persatuan.
Budi Utomo memiliki hubungan dekat dengan pemerintah belanda dan
sebagian besar pengurusnya terdiri dari para pegawai pemerintah, oleh karena itu,
gerakan budi utomo terkesan lamban dan sangat hati-hati. Budi Utomo bukannya
tidak mau bergerak dalam bidang politik, tetapi tidak boleh terlalu cepat. 6
2. Indische Vereniging
Indische Vereniging pada mulanya bergerak dalam bidang sosial.
Didirikan oleh mahasiswa yang berada di negeri Belanda, pada tanggal 15
november 1908yang di ketuai oleh Sutan Casyangan Soripada. Indische
Vereniging bergerak lebih terbuka dan lebih tegas. Lalu berubah nama menjadi
“Perhimpunan Indonesia”, dan sejak itu nama perkumpulan ini
menggunakan istilah “Indonesia”.
3. Serekat Dagang Islam
Serekat Dagang Islam berdiri pada tanggal 5 april 1909 yang di ketuai oleh
Sjech Achmad bin Abdoelrachman Badjenet yang menghendaki untuk organisasi
dagang. SDI yang berganti tujuan ke arah bidang politik. Maka kata “dagang” di
hilangkan, menjadi “Serekat Islam” pada tanggal 9 november 1911 yang diketuai
oleh Haji Samanhudi. Sarekat Islam didirikan untuk melawan pedagang Cina dan
untuk menentang penghinaan terhadap rakyat Bumiputra.
Gerakan Sarekat Islam berani memperjuangkan kebenaran dan keadilan
terhadap penindasan penjajah kepada pihak Indonesia. Sehingga Sarekat Islam
dapat dengan cepat menarik massa. 7

6
Marwati djoened poesponegoro, sejarah nasional Indonesia, Jakarta1990, hal.177-183
7
Marwati djoened poesponegoro, sejarah nasional Indonesia, Jakarta1990, hal. 183-185

11
4. Indische Partij
Didirikan pada tanggal 6 september 1912. Pendirinya adalah dr. Cipto
Mangunkusumo, EFE. Douwes Dekker, dan Suwardi Suryaningrat, Indische Partij
berpijak pada asas nasionalisme yang mencita-citakan Indonesia merdeka,
sehingga menarik banyak massa. Indische Partij dikenal sebagai partai politik
pertama di Indonesia. Organisasi ini bersifat agak radikal sehingga pemerintah
Hindia Belanda bersifat tegas dan dianggap sebagai organisasi terlarang. 8
5. Perguruan Muhammadiyah
Bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial yang tetap berjiwa Islam.
Perguruan Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 di
Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan. KH. Ahmad Dahlan memilih
"Muhammadiyah" sebagai nama Persyarikatan tersebut, karena memang beliau
mengidolakan tokoh pembaharu dari Mesir bernama Muhammad Abduh.
6. Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda sebelumnya oleh Budi Oetomo, namun karena lebih
didominasi oleh golongan tua, maka para golongan muda keluar. Dan gerakan
pemuda sebenarnya adalah Tri Koro Darmo yang berdiri di Jakarta pada tanggal 7
Maret 1915 oleh dr. R. Satiman Wiryosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Tri Koro
Darmo memiliki arti tida tujuan mulai, yaitu: sakti, budhi, dan bakti. Tujuan
perkumpulan ini adalah mencapai Jawa Raya dengan memperkokoh rasa
persatuan anatara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Azas Tri
Koro Darmo adalah:
 Menumbuhkan pertalian antara murid-murid Bumiputra pada sekolah
menengah, dan kurus-kursus perguruan kejuruan dan sekolah rakyat.
 Menambah pengetahuan umu bagi anggota-anggoatanya
 Membangkitkan dan mempertajam perasaan unutk segala bahasa dan
buadaya Indonesia.
Dalam Kongres di Solo, mulai 12 Juni 1918 Tri Koro Darmo berubah
nama menjadi Jong Java. Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya agar
dapat mebnagun Jawa Raya dengan cara mempererat persatuan, menambah
pengetahuan anggota dan menumbuhkan cinta pada budaya sendiri.

8
Marwati djoened poesponegoro, sejarah nasional Indonesia, Jakarta1990, hal.185-189

12
Organisasi Pemuda Indonesai di luar negeri yang paling terkenal adalah
Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia berpusat di Belanda dan
menyampaikan informasi ke dunia luar tentang perjuangan rakyat Indonesia.
Perhimpunan Indonesia mempunyai arah ke politik terutama ketika dipimpin oleh
Muhammad Hatta dan A. Subardjo.
7. Partai Nasional Indonesia
PNI didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 oleh Ir. Soekarno dan kawan-
kawan. Partai ini bersifat radikal. Tujuan dari PNI adalah bekerja untuk
kemerdekaan Indonesia yang akan dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri.
Dengan asas ini PNI bersikap nonkoperatif, artinya tidak mau bekerjasama atau
iku serta dengan dewan-dewan bentukan Belanda.
Dalam kongres PNI pertama tanggal 27-30 Mei di SurabayaIr. Soekarno
terpilih sebagai ketua Pengurus Besar PNI. Cita-cita PNI untuk menggalang
persatuan bukan hanya mempengruhi pikirn organisasi-organisasi politik lainnya,
melainkan juga berpengaruh positif pada organisasi pemuda yang kemudian
mengadakan sumpah pemuda, dan organisasi persatuan wanita yang kemudian
membentuk Perserikatan perempuan Indonesia.
Kemajuan PNI dalam membawa rakyat untuk memperjuangkan
kemerdekaan membuat pemerintah kolonial Belanda merasa cemas. Akhirnya
mereka menangkapi para tokoh dan anggota PNI pada 29 Desember 1929. 9
8. Fraksi Nasional
Fraksi nasional dalan volksraad didirakan pada 27 Januari 1930 di jakarta
yang beranggotakan 10 orang anggota volksraad dengan ketua Moh. Husni
Thamrin. Fraksi nasional mempunyai tujuan untuk menjamin adanya
kemerdekaan nasional yakni:
 Mengusahakan perubahan-perubahan ketatanegaraan.
 Berusaha menghapuskan perbedaan-perbedaan politik, ekonomi, dan
intelektual sebagai antithese colonial.
 Mengusahakan kedua hal tersebut di atas dengan cara-cara yang
tidakbertentangan dengan hukum.

9
Marwati djoened poesponegoro, sejarah nasional Indonesia, Jakarta1990, hal.209-217

13
Pada tahun 1918 perjuangan organisasi pemuda juga dilakukan mulai dari
“Jong Java, Jong Jong Ambon, Pemuda Kaum Betawi dan sebagainya”. Sampai
dengan berlangsungnya Kongres Pemuda I, namun belum berhasil menyatukan
pendapat. Ketika para pemuda mencoba menggabungkan berbagai aspirasi, maka
dibentuklah “Pemuda Indonesia” pada tahun 1927 di bawah pimpinan Moh. Abdullah
Sigit yang pada mulanya “Perhimpuan Pelajar-Pelajar Indonesia”.
Pada tahun 1928 diadakannya kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober
1928 yang menghasilkan “Sumpah Pemuda” yaitu Kami putra putri Indonesia
mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia. Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa yangsatu bangsa Indonesia. Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dan Lagu Indonesia
Raya oleh Wage Rudolf Supratman yang hanya dimainkan dengan biola tanpa syair.
Golongan muda tampil dipelopori Moh. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro
Purbopranoto, dll. Untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda. Para pemuda dalam
generasi ini sudah berani menggunakan pemikiran politik secara terbuka. Namun pada
tahun 1931 Gubernur Jendral De Jonge bertindak keras, akibatnya pergerakan pemuda
sulit untuk diperjuangkan. Juga memanasnya perang antara blok barat dan blok timur
dalam Perang Dunia II. Dimana Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada
tanggal 8 Maret 1942.
Selama penjajahan Jepang pemuda - pemudi Indonesia dilatih dalam bidang
kemiliteran dengan tujuan untuk membantu Jepang memenangkan Perang Asia Timur
Raya. Sehingga pemuda Indonesia sudah memiliki bekal kemiliteran. Pergerakan
nasional juga ada yang tidak menyambut baik tentang kedatangan Jepang ke
Indonesia. Hal itu karena adanya berbagai larangan kegiatan dan organisasi politik.
Selain itu di bentuk gerakan pemuda yang bernama “Poesat Tenaga Rakyat” (Poetera)
tanggal 9 maret 1943 yang dipimpin oleh Ir.Soekarno, Drs. Moh. Hatta, K.H. Mas
Mansur dan Ki Hadjar Dewantoro. Karena Putera tidak menguntungkan Jepang,
Putera hanya bertahan selama setahun, lalu dibubarkan. 10

2.3 Perjuangan Menjelang Kemerdekaan


Ketika Belanda menyerah kepada jepang pada tanggal 8 Maret 1942, maka
berakhirlah masa pemerintahan kolonial Belanda dan dimulainya pemerintahan

10
Marwati djoened poesponegoro, sejarah nasional Indonesia, Jakarta1990, hal.217-221

14
Jepang. Kedatangan Jepang di Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia karena
berharap dapat melepaskan diri dari penderitaan yang berkepanjangan.
Factor yang mendorong rakyat Indonesia mau bekerjasama dengan Jepang
antara lain karena Jepang yang kuat diharapkan dapat membantu Indonesia yang
lemah, selain itu sikap keras pemerintah koloniah Belanda menjelang akhir masa
kekuasaanya yang tidak memberikan harapan kemerdekaan kepada para pejuang
pergerakan nasional.
Keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka memuncak pada tahun 1945.
Akan tetapi terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dengan golongan tua.
Golongan tua menginginkan kemerdekaan yang tanpa pertumpahan darah dan tetap
bekerjasama dengan Jepang. Sementara golongan muda menginginkan kemerdekaan
yang tanpa campur tangan dari Jepang.
Akhirnya setelah mendengar berita penyarahan Jepang kepada sekutu,
golongan muda langsung mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Akan tetapi , Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
malah menginginkan masalah itu dibicarakan dulu dalam rapat PPKI. Pada tanggal 17
Agustus 1945 pukul 10.00 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, teks proklamasi
kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan disaksikan oleh para tokoh pejuang
Indonesia. Dengan dibacakanya teks proklamasi itu, maka bangsa Indonesia resmi
menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, dan lepas dari belenggu penjajahan. 11

2.4 Perjuangan Diplomasi Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia


Perjuangan diplomasi adalah perjuangan yang dilakukan dengan cara
melakukan perundingan dengan sekutu (Belanda) untuk mendapatkan hak dan
kewajiban (hukum-hukum). Contohnya Indonesia juga mengadakan perundingan
langsung dengan Belanda. Berbagai perundingan yang pernah dilakukan untuk
menyelesaikan konflik Indonesia- Belanda misalnya: Perundingan Linggarjati,
Perjanjian Renville, Persetujuan Roem-Royen, Konferensi Inter-Indonesia, dan
Konferensi Meja Bundar. Nah dari perundingan itu muncullah salah satu kebijakan
yaitu terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS) dan masih banyak lainnya.
Pasca Poklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia mengalami
berbagai tantangan dan ujian sebagai sebuah negara baru. Perang dan diplomasi

11
Adam Malik, riwayat Proklamasi agustus 1945, Jakarta

15
adalah dua jalan yang dilakukan dalam upaya pengakuan kemerdekaan dan
kedaulatan RI. Berbagai perundingan dan perjanjian untuk mencapai cita-cita
tersebut dilakukan terus menerus tidak pernah menyerah dan putus asa. Kondisi
dalam negeri juga mempengaruhi upaya yang dilakukan.

Dimulai dengan kedatangan pasukan sekutu/Inggris pada tanggal 29


September 1945. Pada awalnya, kedatangan pasukan tersebut disambut dengan baik
dan netral oleh pihak Indonesia. Tetapi, akhirnya diketahui bahwa pasukan itu juga
membawa orang-orang NICA sehingga menimbulkan kecurigaan akan upaya
Belanda untuk menjajah/mengambil kekuasaan mereka kembali. Namun hal tersebut
juga sudah diantisipasi oleh pasukan sekutu, karena walau bagaimanapun mereka
tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik tanpa bantuan pemerintah Indonesia.
Oleh karena itu, pihak sekutu melakukan perundingan dengan pihak Indonesia yang
mengahasilkan keputusan mengenai pengakuan Republik Indonesia secara de facto
pada tanggal 1 Oktober 1945.Berbagai perjuangan diplomasi yang dilakukan
Indonesia antara lain:

1. Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati dilakukan pada tanggal 10-15 November 1946 di
Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam Perjanjian ini, Indonesia diwakili oleh
Perdana Menteri Sutan Syahrir dan tiga anngota lainnya yaitu, Mohammad
Roem, Susanto Tirtoprodjo, dan AK GANI , sedangkan Belanda diwakili oleh
Prof. Scermerhorn yang beranggotakan Max Van Poll, Fde Boer, dan H.J.Van
Mook. Perjanjian tersebut dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat
Inggris. Hasil Perundingan Linggajati ditandatangani pada tanggal 25 Maret
1947 di Istana Rijswijk (sekarang Istana Merdeka) Jakarta, yang isinya adalah
sebagai berikut:
a) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura.
b) Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari 1949.
c) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk
Negara Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat yang
salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia.
d) Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan membentuk Uni
Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

16
2. Agresi Militer
Perjanjian Linggarjati yang telah disepakati tanggal 25 Maret 1947
hanya berlangsung sekitar 4 bulan. Karena Belanda melanggarnya dan mulai
melancarkan serangan serentak di beberapa daerah di Indonesia dengan nama “
Operatie Product”. Terjadi perbedaan penafsiran pada 21 Juli 1947, Belanda
melakukan serangan militer yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda I. TNI
melawan serangan agresi Belanda tersebut menggunakan taktik gerilya. TNI
berhasil membatasi gerakan Belanda hanya di kota-kota besar saja dan di jalan
raya.Untuk menyelesaikan masalah Indonesia-Belanda, pihak PBB membentuk
Komisi yang dikenal dengan nama Komisi Tiga Negara (KTN). Tugas KTN
adalah menghentikan sengketa RI-Belanda. Indonesia diwakili oleh Australia,
Belanda diwakili oleh Belgia, dan Amerika Serikat sebagai penengah. Adapun
delegasinya adalah sebagai berikut:
a) Australia (tunjukkan Indonesia), diwakili oleh Richard Kirby.
b) Belgia (tunjukkan Belanda), diwakili oleh Paul Van Zeland.
c) Amerika Serikat (netral), diwakili oleh Dr. Frank Graham.
3. Perjanjian Renville
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan Perjanjian
antara Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang sedang
berlabuh di Jakarta.
a) Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.
b) Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo.
c) Delegasi Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby.
d) Delegasi Belgia dipimpin oleh Paul van Zeeland.
e) Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.
Setelah melalui perdebatan dan permusyawaratan dari tanggal 8 Desember
1947 sampai 17 Juni 1948 maka diperoleh persetujuan Renville. Isi perjanjian
Renville, antara lain sebagai berikut.
a) Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai dengan
terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS).
b) Sebelum RIS dibentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya
kepada pemerintah federal.
c) RIS mempunyai kedudukan sejajar dengan Negara Belanda dalam Uni
Indonesia-Belanda.

17
d) Republik Indonesia merupakan bagian dari RIS.

4. Agresi Militer II
Pada 18 Desember 1948, Belanda di bawah pimpinan Dr. Bell
mengumumkan bahwa Belanda tidak terikat lagi oleh Persetujuan Renville. Pada
19 Desember 1948 Belanda mengadakan Agresi Militer II ke ibu kota Yogyakarta.
Dalam agresi itu Belanda dapat menguasai Yogyakarta. Presiden Soekarno dan
Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan dan diasingkan ke Pulau Bangka. Beliau
lalu mengirimkan mandat lewat radio kepada Mr. Syaffruddin Prawiranegara.
Isinya agar membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), di Bukit
Tinggi Sumatra Barat.
Pada 1 Maret 1949 Brigadir X mengadakan serangan umum ke Yogyakarta.
Penyerangan ini dipimpin Letkol. Soeharto. Serangan ini memakai sandi "Janur
Kuning". Serangan ini dikenal juga dengan "Serangan Umum 1 Maret". Dalam
penyerangan ini Tentara Republik Indonesia dalam serangan ini berhasil
menduduki Kota Yogyakarta selama 6 jam.

5. Serangam Umum 1 Maret di Yogyakarta


Ketika Belanda melancarkan agresi militernya yang kedua pada bulan
Desember 1948 ibu kota RI Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Presiden
Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta beserta sejumlah menteri ditawan oleh
Belanda. Belanda menyatakan bahwa RI telah runtuh. Namun di luar perhitungan
Belanda pada saat yang krisis ini terbentuklah Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI) di Buktitinggi, Sumatera Barat. Di samping itu Sri Sultan
Hamengkubuwono IX sebagai Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta tetap
mendukung RI sehingga masyarakat Yogyakarta juga memberikan dukungan
kepada RI. Pimpinan TNI di bawah Jenderal Sudirman yang sebelumnya telah
menginstruksikan kepada semua komandan TNI melalui surat Perintah Siasat No.1
bulan November 1948 isinya antara lain:
a) Memberikan kebebasan kepada setiap komandan untuk melakukan serangan
terhadap posisi militer Belanda.
b) Memerintahkan kepada setiap komandan untuk membentuk kantong-kantong
pertahanan (wehrkreise.)

18
c) Memerintahkan agar semua kesatuan TNI yang berasal dari daerah pendudukan
untuk segera meninggalkan Yogyakarta untuk kembali ke daerahnya masing-
masing (seperti Devisi Siliwangi harus kembali ke Jawa Barat), jika Belanda
menyerang Yogyakarta.
Untuk pertahanan daerah Yogyakarta dan sekitarnya diserahkan sepenuhnya
kepada pasukan TNI setempat yakni Brigadir X di bawah Letkol Soeharto. Dengan
adanya agresi Militer Belanda maka dalam beberapa minggu kesatuan TNI dan
kekuatan bersenjata lainnya terpencar-pencar dan tidak terkoordinasi. Namun para
pejuang mampu melakukan komunikasi melalui jaringan radio, telegram maupun
para kurir. Bersamaan dengan upaya konsolidasi di bawah PDRI, TNI melakukan
serangan secara besar-besaran terhadap posisi Belanda di Yogyakarta. Serangan ini
dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949 dipimpin oleh Letkol Soeharto. Sebelum
serangan dilakukan, terlebih dahulu meminta persetujuan kepada Sri Sultan
Hamengkubuwono IX sebagai Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.
Serangan Umum ini dilakukan dengan mengkonsentrasikan pasukan dari sektor
Barat (Mayor Ventje Samual), Selatan dan Timur (Mayor Sarjono) dan Sektor
Kota (Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki). Serangan umum ini membawa
hasil yang memuaskan sebab para pejuang dapat menguasai kota Yogyakarta
selama 6 jam yakni jam 06.00 sampai jam 12.00. Berita Serangan Umum ini
disiarkan RRI yang sedang bergerilya di daerah Gunung Kidul, yang dapat
ditangkap RRI di Sumatera, selanjutnya dari Sumatera berita itu disiarkan ke
Yangoon dan India. Keesokan harinya peristiwa itu juga dilaporkan oleh R.
Sumardi ke PDRI di Buktitinggi melalui radiogram dan juga disampaikan pula
kepada Maramis. (diplomat RI di New Delhi, India) dan L.N. Palar (Diplomat RI
di New York, Amerika Serikat).

6. Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian ini merupakan perjanjian pendahuluan sebelum KMB. Salah satu
kesepakatan yang dicapai adalah Indonesia bersedia menghadiri KMB yang akan
dilaksanakan di Den Haag negeri Belanda. Untuk menghadapi KMB dilaksanakan
konferensi inter Indonesia yang bertujuan untuk mengadakan pembicaraan antara
badan permusyawaratan federal (BFO/Bijenkomst Voor Federal Overleg) dengan
RI agar tercapai kesepakatan mendasar dalam menghadapi KMB. Komisi PBB
yang menangani Indonesia digantikan UNCI. UNCI berhasil membawa Indonesia-

19
Belanda ke meja Perjanjian pada tanggal 7 Mei 1949 yang dikenal dengan
persetujuan Belanda dari Indonesia :
a) Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta.
b) Menghentikan gerakan militer dan membebaskan para tahanan republik.
c) Menyetujui kedaulatan RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
d) Menyelenggarakan KMB segera sesudah pemerintahan RI kembali ke
Yogyakarta.

7. Konferensi Meja Bundar


Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan
Roem-Royen. Sebelum KMB dilaksanakan, RI mengadakan pertemuan dengan
BFO (Badan Permusyawaratan Federal). Pertemuan ini dikenal dengan dengan
Konferensi Inter-Indonesia (KII) Tujuannya untuk menyamakan langkah dan sikap
sesama bangsa Indonesia dalam menghadapi KMB. Konferensi Inter-Indonesia
diadakan pada tanggal 19 - 22 Juli 1949 di Yogyakarta dan tanggal 31 Juli sampai
2 Agustus 1949 di Jakarta. Pembicaraan difokuskan pada pembentukan Republik
Indonesia Serikat (RIS). Keputusan yang cukup penting adalah akan dilakukan
pengakuan kedaulatan tanpa ikatan politik dan ekonomi.
KMB merupakan langkah nyata dalam diplomasi untuk mencari penyelesaian
sengketa Indonesia – Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda
tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949. Dalam KMB tersebut dihadiri
delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI. Berikut ini para delegasi
yang hadir dalam KMB:
a) Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo
b) BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c) Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d) UNCI diwakili oleh Chritchley.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah Indonesia merdeka ternyata perjuangan nya masih belum berhenti.
Bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankannya yaitu dengan cara
perang,perundingan dan mencari dukungan di Negara lain. Khususnya untuk
mempertahankan proklamasi dengan diplomasi ini dilakukan perundingan-
perundingan sehingga menciptakan kebijakan baru yang berpengaruh pada bangsa
Indonesia. Contoh-contoh perundingan tersebut ialah: Perundingan Linggarjati,
Perjanjian Renville, Persetujuan Roem-Royen, Konferensi Inter-Indonesia, dan
Konferensi Meja Bundar.
Mengenang sejarah tidaklah sesempit memahami gurauan. Namun
mempelajari sejarah adalah jauh lebih mendalam daripada kita memahami realitas
saat ini. Karena sejarah adalah salah satu dari bagian bangunan waktu, yang darinya
kita dapat berdiri saat ini dan mendirikan serangkaian peristiwa baru yang lain.
Sejarahlah yang menjadi pondasi waktu, karena sejarahlah kita ada saat ini. Dan tidak
hanya kita, bahkaan bangsa kita serta dunia sekalipun adalah dibangun oleh sejarah-
sejarah luar biasa umat manusia.
Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari perjuangan kemerdekaan masa
kebangkitan nasional, pastilah sangat banyak dan beragam tergantung bagimana kita
memandangnya. Dan setidaknya tiga pelajaran penting dari sejarah kebangkitan
nasional ini.
Yang pertama adalah bahwa apabila kita menginginkan satu cita-cita bersama,
kita tidak bias meraihnya dengan hanya sekelompok orang atau bahkan
sendirian.namun yang kita perlukan adalah persatuan seluruh kekuatan manusia yang
ada guna menuju pencapaian tujuan bersama tersebut. Seperti perlawanan yang
dilakukan bangsa Indonesia ini dulu, ketika kedaerahan membawa kegagalan, maka
jawabannya adalah persatuan yang membawa keberhasilan.
Kedua, persatuan tidak akan terwujud begitu saja. Persatuan tidak bermakna
hanya sekedar berkumpulnya beberapa atau banyak orang, namun persatuan adalah
lebih kepada tersinergikannya suatu kelompok kekuatan secara rapi. Hal tersebut

21
disebut terkoordinasi secara baik. Dalam realitasnya, koordinasi tersebut terwujud
dalam wadah perjuangan masyarakat berupa organisasi. Jadi jika kita hendak
bertindak pada arah cita-cita, kita harus berorganisasi. Organisasi pun tidak bermakna
hanya sekedar organisasi yang merupakan wadah bagi beberapa orang yang bervisi
sama, namun juga berarti kepada setiap pribadi setiap orang. Karena organisasi adalah
berarti senantiasa mengorganisir segala sesuatu secara rapi dan teratur, memiliku
rencana-rencana dan strategi yang jelas untuk melangkah pada suatu tujuan. Tanpa
adanya suatu organisasi yang baik, langkah kita dalam mencapai suatu cita-cita adalah
sulit. Seperti tujuan kemerdekaan Indonesia ini dulu, bangsa Indonesia telah
menyusun rencananya dalam wadah-wadah organisasi yang rapi berupa partai-partai
nasional sehingga pada akhirnya tercapailah mimpi proklamasi kemerdekaan
Indonesia
Kemudian yang ketiga adalah kemauan yang membawa perwujudan.
Keinginan yang tinggi bangsa Indonesia untuk merdeka, sesungguhnya bukanlah
sekedar hanya keinginan , namun senantiasa di wujudkan dalam perjuangan-
perjuangan nyata. Oleh karena itu dalam mewujudkan suatu impian ,kita harus mau
bertindak segera karna mimpi akan tindakan hanyalah akan berupa mimpi dalam
pikiran kita ,jika ingin melihatnya sebgai kenyataan maka kita harus membangunnya.

22
DAFTAR PUSTAKA
Samlawi, fakih, dkk 1998 1999 Konsep Dasar IPS Jakarta: Departement Pendidikan dan
Kebudayaan.

Marwati djoened poesponegoro, ddk.1990. Sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia V.


Jakarta: PT Balai Pustaka Jakarta.

Adam Malik, 1950. riwayat Proklamasi agustus 1945, Jakarta. PT Widjaya Jakarta.

Sartono Kartodirdjo, dkk. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1999.Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Ahmad Mansur Suryanegara, 2009. Api Sejarah Jilid 1. Jakarta. PT Salamadani Pustaka
Semesta Bandung.

23

Anda mungkin juga menyukai