Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEHIDUPAN BERNEGARA DALAM KONSEP NEGARA


KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Pelajaran PPKn


Guru : Sonia, S.Pd

Disusun Oleh:
- ELISA RAMADANI
- SINDRI TRIULFA
- MUH YUSRAN
- IKMAN RAMADAN

SMAN 4 LUWU UTARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah materi pelajaran PKn dengan topik Kehidupan
Bernegara dalam Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia tepat pada waktunya. Adapun
maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memahami mengenai kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai manusia biasa, kami menyadari keterbatasan dalam makalah ini, untuk itu kami
harapkan kritik dan saran dari berbagai pihak terutama Bapak/Ibu Guru dan teman-teman semua,
demi karya yang lebih baik.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh siswa SMAN 4 Luwu Utara
bahkan masyarakat luas, bahwa pentingnya memahami pengetahuan tentang kehidupan
bernegara di Indonesia sehingga terciptanya generasi muda yang berkarakter dan mempunyai
semangat nasionalisme terhadap negaranya.

Bone-Bone, 19 Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 1
1.3. Tujuan ……………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 2
2.1. Rasa Nasionalisme yang Memudar ……………………………………………... 2
2.2. Integrasi Nasional Demi Mempertahanankan Multikulturalisme di NKRI ……... 4
2.3. Menjaga Luasnya Wilayah Indonesia ………………………………………….. 6
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………... 10
3.1. Simpulan ………………………………………………………………………… 10
3.2. Saran …………………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah negara yang terbentuk atas
dasar semangat perjuangan dan rasa nasionalisme. Namun rasa nasionalisme dari warga
negara Indonesia saat ini berbeda dan terasa memudar. Para pejuang kemerdekaan dahulu
juga membentuk suatu sistem pemerintahan tersentralisasi didasari atas banyaknya
perbedaan dan multikulturalisme yang ada di kepulauan Hindia-Belanda, sehingga
diharapkan dengan sistem pemerintahan yang tersentralisasi semua perbedaan yang ada
menjadi satu untuk satu tujuan yang sama, yaitu Indonesia. Namun dengan sistem
tersentralisasi mengakibatkan kegiatan dan aktivitas negara terpusat di beberapa daerah
metropolitan saja dan tidak menyentuh wilayah-wilayah lain yang tertinggal. Seperti yang
kita ketahui bahwa memang sudah ada regulasi mengenai otonomi daerah yang
memberikan kebebasan kepada masing-masing daerah untuk mengurusi urusan daerahnya
sendiri. Namun hal tersebut belum cukup memberikan kebebasan karena daerah Indonesia
memiliki kekentalan karakter. Sehingga mengakibatkan adanya daerah di Indonesia yang
belum tersentuh.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana rasa nasionalisme warga negara Indonesia dalam NKRI?
b. Bagaimana multikulturalisme di Indonesia dapat mempertahankan NKRI?
c. Bagaimana keadaan wilayah perbatasan NKRI?

1.3. Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas makalah materi pelajaran PKn di SMAN 4 Luwu Utara
b. Untuk memahami tentang rasa nasionalisme masyarakat Indonesia
c. Untuk memahami multikulturalisme di Indonesia yang dapat mempertahankan NKRI
d. Untuk memahami keadaan wilayah yang belum terjangkau di dalam NKRI

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Rasa Nasionalisme yang Memudar


Nasionalisme dapat didefinisikan rasa mermiliki terhadap suatu bangsa. Nasionalisme
muncul karna adanya rasa yang sama dalam mencapai suatu tujuan, yang di dorong oleh
keinginan mempertahankan, mengakui dan keinginan memiliki akan suatu hal yang ada.
Dengan kegigihan dan semangat yang besar pemuda Indonesia mampu menumpas
kesombongan kaum kolonial sehingga kemerdekaan pun mampu di proklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Ini adalah wujud nasionalis dari kaum muda Indonesia. Wujud
Nasionalisme oleh kaum muda Indonesia ternyata terus di pertahankan Sampai Pasca
kemerdekaan meskipun versinya sudah berbedah dengan jaman kolonial dulu.
Sesuai zamannya nasionalisme berkembang dengan penguasa yang berbeda pula. Jika
pada masa penjajahan bentuk nasionalisme kita adalah dengan mengangkat senjata
mengusir penjajah, dan jika pasca kemerdekaan kita juga harus menghadapi konflik dalam
negeri rasa nasionalisme kita adalah dengan cara berpendapat, dengan cara memilih
pemimpin yang baik dan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kemerdekaan kita, lalu
nasionalisme sekarang ini juga berbeda pula.
Dewasa ini nasionalisme Indonesia tidak hanya di uji dari luar seperti masa kolonial
atau hanya konflik dalam negeri seperti pasca orde lama dan orde baru, namun serangan
untuk melemahkan nasionalisme kita datang dari luar dan dari dalam negeri sendiri. Tahun
1998 terjadi Reformasi yang memporak-porandakan stabilitas semu yang dibangun Orde
Baru. Masa ini pun diikuti dengan masa krisis berkepanjangan hingga berganti empat
orang presiden. Potret nasionalisme itu pun kemudian memudar. Banyak yang
beranggapan bahwa nasionalisme sekarang ini semakin merosot, di tengah isu globalisasi,
demokratisasi, dan liberalisasi yang semakin menggila.
Berikut secara umum penyebebab dari memudarnya rasa nasionalisme di Indonesia:
a. Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga
membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus
korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat
Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan.
b. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme
dan patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda
merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.

2
c. Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa,
telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga
yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.
d. Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan,
membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
e. Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku
lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada
persatuan bangsa.
Setelah kita mengetahui apa yang menjadi penyebab dari pudarnya rasa nasionalisme
terhadap Indonesia, ada beberapa upaya yang patut kita lakukan untuk mengembalikan,
menumbuhkan bahkan mempertahankan rasa nasionalisme terhadap Indonesia.
a. Menghargai Produk dalam negeri.
b. Menggunakan produk-produk dalam negeri, karena hal ini dapat meningkatkan
kreatifitas bangsa untuk membuat sesuatu yang tidak kalah menarik dengan produk-
produk luar negeri dan akan menciptakan pendapatan ekonimi dikalangan masyarakat.
Seperti halnya adanya batik di Indonesia, kita harus bangga dengan adanya batik yang
hanya ada di Negara kita.
c. Menghargai perjuanga para pahlawan, kita harus membayangkan perjuangan mereka
untuk memerdekakan Negara ini sampai benar-benar merdeka. Karena kemerdekaan
yang sekarang kita nikmati adalah berkat mereka para pahlawan yang berjuang,
bangga akan bahasa yang kita miliki, jangan hanya karena kita benar-benar bisa
berbahasa Indonesia sehingga kita ingin menguasai bahasa-bahasa asing, sehingga
terkadang bahasa Indonesia selalu di lupakan akan tetapi dalam kenyataan yang
sebenarnya bahasa Indonesia sangat luas akan kosa kata dan terkadang kita
mengucapkan tanpa tahu artinya.
d. Belajar dan Berprestasi, kita harus mengarumkan nama sang Merah Putih ini dengan
prestasi kita, sampai kita bisa membanggakan Negara ini dan masyarakat seisinya.
Membuat suatu prestasi-prestasi yang membanggakan baik dalam bidang science,
olahraga, tekologi dan sebagainya, karena dengan prestasi tersebut akan membuat
negara ini disegani oleh negara-negara lain didunia ini dan bukan lagi dianggap
sebagai negara para pecundang.
e. Bangga dan melestarikan kekayaan budaya yang di miliki bangsa ini dalam kehidupan
sehari-hari. Demi terciptanya persatuan dan kesatuan yang di miliki bangsa Indonesia,
yang saat ini mengalami krisis kepribadian akibat pengaruh budaya luar,
perkembangan zaman dan teknologi.
3
2.2. Integrasi Nasional Demi Mempertahanankan Multikulturalisme di NKRI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti dua macam.
Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda, sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Integrasi nasional sangat diperlukan di negara yang kaya
akan budaya dan perbedaan seperti di Indonesia. Dengan adanya integrasi nasional yang
akan menyatukan seluruh perbedaan dan kemajemukan dari setiap daerah di Indonesia
maka akan terwujud semangat tunggal, rasa nasionalisme memiliki dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini merupakan langkah awal menjadikan Indonesia
sebagai negara maju dan mandiri dengan konsep NKRI.
Namun dalam mewujudkan suatu integrasi nasional terdapat banyak tantangan,
diantaranya:
a. Percobaan invasi asing
Invasi adalah aksi militer dimana angkatan bersenjata suatu negara memasuki
daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain, dengan tujuan menguasai daerah tersebut
atau mengubah pemerintahan yang berkuasa. Invasi bisa menjadi penyebab perang,
bisa digunakan sebagai strategi untuk menyelesaikan perang, atau bisa menjadi inti
dari perang itu sendiri.
b. Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan
pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat
dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidaklegal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan
sepihak. Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat
kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang
diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala
urusannya menjadi lancar. Di Indonesia, kolusi paling sering terjadi dalam proyek
pengadaan barang dan jasa tertentu (umumnya dilakukan pemerintah). Nepotisme
berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan
berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks derogatori.
Sebagai contoh, kalau seorang manajer mengangkat atau menaikan jabatan seorang
4
saudara, bukannya seseorang yang lebih berkualifikasi namun bukan saudara, manajer
tersebut akan bersalah karena nepotisme. Pakar-pakar biologi telah mengisyaratkan
bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah berdasarkan naluri, sebagai salah satu
bentuk dari pemilihan saudara.
c. Kriminalitas
Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang
dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris.
Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena
melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham. Selama
kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang ini
disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum:
seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti. Dalam mendefinisikan
kejahatan, ada beberapa pandangan mengenai perbuatan apakah yang dapat dikatakan
sebagai kejahatan. Definisi kejahatan dalam pengertian yuridistidak sama dengan
pengertian kejahatan dalam kriminologi yang dipandang secara sosiologis. Secara
yuridis, kejahatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang melanggar undang-
undang atau ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Secara kriminologi yang
berbasis sosiologis kejahatan merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan
masyarakat (dengan kata lain terdapat korban) dan suatu pola tingkah laku yang
mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi
formal, reaksi informal, dan reaksi non-formal.

Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut:


a. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah
Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini
Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27
provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil
budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan
sebagainya.
b. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman,
tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
c. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar
menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua
5
propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat
bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid
(untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama
Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama
resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.
d. Diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON), yaitu perlombaan bidang olahraga tingkat
nasional yang diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun sekali. Melalui Pekan Olahraga
Nasional akan terpupuk persatuan Indonesia dan menggali potensi para atlet daerah
untuk dapat berkembang mewakili negara di tingkat internasional.

2.3. Menjaga Luasnya Wilayah Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan terluas sedunia dengan kurang lebih 17.000
pulau. dengan posisi strategis diantara dua benua dan dua samudra yang memungkinkan
Indonesia menjadi tempat transit kapal-kapal yang berlayar. Namun disamping luas dan
banyaknya, kepulauan Indonesia yang berada di wilayah pedalaman semakin terancam
memisahkan diri dari Indonesia. Sebagai contoh Timor Leste yang sudah memisahkan diri
dari Indonesia dan pulau papua yang dulu pernah membentuk Organisasi Papua Merdeka
(OPM).
Upaya untuk mempertahankan wilayah Indonesia merupakan tanggung jawab kita
semua. Selama ini kita mungkin memandang bahwa penanggung jawab upaya
mempertahankan kedaulatan wilayah RI adalah TNI. Hal tersebut tidak tepat. Kita semua
bertanggung jawab untuk membantu negara dalam mempertahankan kedaulatan wilayah
RI. Kerja sama dan sinergi antar instansi pemerintah, pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, pemerintah dengan swasta, dan pemerintah dengan masyarakat harus diperkuat.
Kita harus menyusun strategi pertahanan wilayah perbatasan. Apabila perlu, kita harus
menyusun sebuah undang-undang khusus untuk itu. Apabila terpilih menjadi anggota
dewan nanti, saya akan memprakarsai hal tersebut. Adapun beberapa pokok strategi yang
dapat dilakukan dalam mempertahankan kedaulatan wilayah kita antara lain:
a. Pemetaan Kembali Titik-Titik Perbatasan Indonesia
Pemetaan kembali titik-titik perbatasan wilayah Indonesia harus dilakukan. Hasil
pemetaan baru tersebut harus dibandingkan dengan pemetaan yang pernah dilakukan
sebelumnya. Koordinat titik-titik perbatasan sangat penting untuk kita inventarisir dan
dimasukkan dalam sebuah undang-undang mengenai perbatasan wilayah Indonesia.
Apabila perlu, daripada konstitusi diubah-ubanh hanya untuk keperluan rebutan
kekuasaan, masukkan klausul mengenai titik-titik perbatasan tersebut dalam UUD.
6
7
b. Bangun Jalan (Prioritaskan Pembangunan) di Sepanjang Perbatasan Darat
Pandangan kita mengenai perbatasan sebagai wilayah terpencil harus kita ubah.
Mulai saat ini kita harus memandang perbatasan sebagai wilayah strategis. Strategis
untuk mempertahankan wilayah kita. Dari perspektif eksternal, wilayah atau kota-
kota/kabupaten di daerah perbatasan adalah "etalase" NKRI. Artinya, kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah tersebut akan menjadi "nilai jual" positif
bagi diplomasi internasional Indonesia. Sebaliknya, keterbelakangan atau kelambanan
ekonomi di daerah-daerah itu akan menjadi makanan empuk bagi pihak-pihak asing
yang berkepentingan untuk melemahkan kredibilitas RI di dunia internasional. Oleh
karena itu, pemerintah pusat dan daerah yang memiliki wilayah perbatasan darat
dengan negara tetangga seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara
Timur dan Papua harus memprioritaskan pembangunan prasarana jalan di sepanjang
perbatasan. Jalan tersebut dihubungkan ke pusat kota atau pusat pemukiman terdekat.
Tujuan pembangunan jalan tersebut adalah untuk merangsang pembangunan kota atau
pemukiman baru di dekat perbatasan. Kelak, sarana transportasi darat itulah media
"perkuatan" ketahanan ekonomi (juga sosial budaya) di daerah-daerah tersebut.
c. Bangun Wilayah Baru di Dekat Perbatasan
Setelah di sepanjang perbatasan dibangun jalan yang terhubung ke pusat kota atau
pusat pemukiman terdekat, pemerintah daerah diharuskan membangun wilayah baru di
dekat perbatasan. Pembangunan untuk perluasan kota yang sudah mapan harus
dihambat dan masyarakat dirangsang untuk mengembangkan wilayah baru. Untuk
melakukan hal tersebut, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus menyusun
konsep pengembangan wilayah perbatasan secara komprehensif agar wilayah baru
yang dibentuk dapat hidup baik secara ekonomi maupun sosial. Selain itu, wilayah
baru yang dibangun sebaiknya diarahkan untuk memiliki spesialsisasi. Misalnya, ada
blok khusus jeruk Pontianak, blok khusus kebun aren, blok khusus sawah padi, dll.
untuk merangsang masuknya investasi bisnis pendukung di sana.
d. Pembangunan Pangkalan Militer di Dekat Perbatasan
Saat ini kita melihat gelaran pasukan TNI kita kurang memadai untuk melakukan
upaya menjaga perbatasan negara. Gelaran pasukan justru diletakkan di wilayah-
wilayah padat penduduk yang sudah terbangun. Gelaran pasukan seperti ini harus
diubah. Batalyon-batalyon yang berada di wilayah "aman" dari gangguan luar
sepantasnya direlokasi ke wilayah perbatasan. Apalagi, urusan keamanan dan
ketertiban saat ini sudah menjadi tanggung jawab kepolisian. Jelas ini tidak mudah dan
akan membutuhkan „effort“ tidak sedikit. Namun, terbukti ini cukup efektif di
8
perbatasan RI-Papua Nugini. Bukan karena angkatan perang PNG „lebih kecil“
dibanding TNI (juga Malaysia), namun penggelaran kekuatan militer akan
menghambat „perilaku mencuri“ negara lain karena konflik senjata (apabila terjadi
kontak senjata) relatif lebih sulit diselesaikan sehingga negara manapun cenderung
menghindari kontak senjata.
e. Galakkan Kembali Transmigrasi
Program transmigrasi yang dulu gencar dilaksanakan pada era Orde Baru harus
digalakkan kembali. Transmigran diarahkan untuk mendiami wilayah-wilayah baru
yang dibentuk di dekat perbatasan. Saya yakin, apabila infrastruktur transportasi dan
komunikasi disiapkan, banyak penduduk dari wilayah-wilayah padat yang bersedia
bertransmigrasi.
f. Pemberian Insentif Pajak
Agar pengusaha dan perbankan mau masuk, pemerintah perlu memberikan
insentif pajak bagi pengusaha yang mau berinvestasi di wialayah baru tersebut.
g. Pilih Pemimpin yang Kuat dan Tegas
Pemimpin yang kuat dan tegas sangat penting. Terlepas dari segala kekurangan
yang dituduhkan, kita pernah memiliki dua sosok pemimpin yang tegas sehingga
dihormati kawan dan disegani lawan. Kedua pemimpin yang kuat dan tegas itu adalah
Soekarno dan Soeharto. Pada saat kedua orang itu memimpin, tidak ada yang berani
melecehkan negara kita. Akan tetapi, setelah berganti pemimpin, negara kita menjadi
bulan-bulanan pelecehan terutama oleh Malaysia dan kadang-kadang Singapura.
h. Perkuat Diplomasi Internasional
Diplomasi internasional tidak semata-mata menyampaikan pendapat atau
pembelaan di forum-forum internasional. Diplomasi ini bersifat multidimensional.
Kita harus aktif mensosialisasikan kebijakan pembangunan NKRI beserta hasil-
hasilnya. Dunia pariwisata kita harus proaktif “memasarkan” produk-produk wisata di
wilayah-wilayah perbatasan itu kepada negara-negara terdekat (misalnya potensi
wisata Kalimantan ke Malaysia, Sumatera ke Singapura, Sulawesi ke Filipina, Papua
dan Nusa Tenggara ke Australia, dst). Secara geografis, kedekatan produk wisata itu
ke negara yang berbatasan dengannya akan menghasilkan “wisata murah”, namun
masuknya wisatawan asing ke daerah-daerah tersebut akan memberi akselerasi
pembangunan dan perputaran uang yang tidak sedikit. Konsekuensinya, aset wisata di
daerah-daerah tersebut harus dibangun dan dibenahi terlebih dahulu. Sekali lagi, ini
dapat dimanfaatkan sebagai “selling point” kita di mata internasional.

9
i. Pembangunan Sistem Pendidikan yang Nasionalis
Dunia pendidikan kita juga harus membangun sebuah konsep pendidikan yang
menanamkan secara kuat nasionalisme dan patriotisme masyarakat di perbatasan,
sehingga mereka tidak mudah tersusupi ideologi-ideologi dan paham-paham yang
membahayakan keutuhan NKRI (infiltrasi ideologi dan budaya adalah bentuk “invasi”
yang efektif untuk meruntuhkan sebuah negara dari dalam. Ingat kisah runtuhnya Uni
Sovyet). Demikian pokok-pokok strategi yang dapat saya utarakan. Tentu saja pokok-
pokok strategi di atas masih perlu dikaji dan disempurnakan. Setelah itu, mari kita
turunkan strategi tersebut ke bumi. Jangan sampai dokumen strategi hanyan menjadi
dokumen yang menumpuk di lemari tanpa pernah dilaksanakan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Dari pembahasan materi tentang Kehidupan Bernegara dalam Konsep Negara
Kesatuan NKRI dapat disimpulkan bahwa ada tiga komponen yang harus kita jaga. Rasa
nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia harus tetap kita jaga, karna lahirnya
NKRI didasari dari rasa dan semangat nasionalisme untuk membangun suatu negara hasil
perjuangan bersama. Multikulturalisme dan wilayah yang luas di Indonesia merupakan
suatu kekayaan tersendiri bagi warga negara Indonesia yang patut dijaga agar terwujudnya
suatu penyatuan integrasi nasional demi menciptakan negara Indonesia sebagai negara
maju.

3.2. Saran
Dengan selesainya makalah tentang Kehidupan Bernegara dalam Konsep Negara
Kesatuan Republik Indonesia, diharapkan semua orang dapat ikut membantu terwujudnya
kautuhan NKRI dengan menumbuhkan semangat nasionalisme dan mewujudkan suatu
integrasi nasional dimulai dari diri masing-masing.

11
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.tandef.net/strategi-pertahanan-wilayah-perbatasan-indonesia
 https://kentibekti.wordpress.com/ppkn/pentingnya-rasa-nasionalisme
 http://fauzanpipis.blogspot.co.id/2014/04/tantangan-dalam-membangun-integrasi.html
 http://lambananga.blogspot.co.id/2013/01/nasionalisme-indonesia-pasca-kemerdekaan.html

12

Anda mungkin juga menyukai