Disusun Oleh:
- ELISA RAMADANI
- SINDRI TRIULFA
- MUH YUSRAN
- IKMAN RAMADAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah materi pelajaran PKn dengan topik Kehidupan
Bernegara dalam Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia tepat pada waktunya. Adapun
maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memahami mengenai kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai manusia biasa, kami menyadari keterbatasan dalam makalah ini, untuk itu kami
harapkan kritik dan saran dari berbagai pihak terutama Bapak/Ibu Guru dan teman-teman semua,
demi karya yang lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh siswa SMAN 4 Luwu Utara
bahkan masyarakat luas, bahwa pentingnya memahami pengetahuan tentang kehidupan
bernegara di Indonesia sehingga terciptanya generasi muda yang berkarakter dan mempunyai
semangat nasionalisme terhadap negaranya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas makalah materi pelajaran PKn di SMAN 4 Luwu Utara
b. Untuk memahami tentang rasa nasionalisme masyarakat Indonesia
c. Untuk memahami multikulturalisme di Indonesia yang dapat mempertahankan NKRI
d. Untuk memahami keadaan wilayah yang belum terjangkau di dalam NKRI
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
c. Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa,
telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga
yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.
d. Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan,
membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
e. Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku
lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada
persatuan bangsa.
Setelah kita mengetahui apa yang menjadi penyebab dari pudarnya rasa nasionalisme
terhadap Indonesia, ada beberapa upaya yang patut kita lakukan untuk mengembalikan,
menumbuhkan bahkan mempertahankan rasa nasionalisme terhadap Indonesia.
a. Menghargai Produk dalam negeri.
b. Menggunakan produk-produk dalam negeri, karena hal ini dapat meningkatkan
kreatifitas bangsa untuk membuat sesuatu yang tidak kalah menarik dengan produk-
produk luar negeri dan akan menciptakan pendapatan ekonimi dikalangan masyarakat.
Seperti halnya adanya batik di Indonesia, kita harus bangga dengan adanya batik yang
hanya ada di Negara kita.
c. Menghargai perjuanga para pahlawan, kita harus membayangkan perjuangan mereka
untuk memerdekakan Negara ini sampai benar-benar merdeka. Karena kemerdekaan
yang sekarang kita nikmati adalah berkat mereka para pahlawan yang berjuang,
bangga akan bahasa yang kita miliki, jangan hanya karena kita benar-benar bisa
berbahasa Indonesia sehingga kita ingin menguasai bahasa-bahasa asing, sehingga
terkadang bahasa Indonesia selalu di lupakan akan tetapi dalam kenyataan yang
sebenarnya bahasa Indonesia sangat luas akan kosa kata dan terkadang kita
mengucapkan tanpa tahu artinya.
d. Belajar dan Berprestasi, kita harus mengarumkan nama sang Merah Putih ini dengan
prestasi kita, sampai kita bisa membanggakan Negara ini dan masyarakat seisinya.
Membuat suatu prestasi-prestasi yang membanggakan baik dalam bidang science,
olahraga, tekologi dan sebagainya, karena dengan prestasi tersebut akan membuat
negara ini disegani oleh negara-negara lain didunia ini dan bukan lagi dianggap
sebagai negara para pecundang.
e. Bangga dan melestarikan kekayaan budaya yang di miliki bangsa ini dalam kehidupan
sehari-hari. Demi terciptanya persatuan dan kesatuan yang di miliki bangsa Indonesia,
yang saat ini mengalami krisis kepribadian akibat pengaruh budaya luar,
perkembangan zaman dan teknologi.
3
2.2. Integrasi Nasional Demi Mempertahanankan Multikulturalisme di NKRI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti dua macam.
Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda, sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Integrasi nasional sangat diperlukan di negara yang kaya
akan budaya dan perbedaan seperti di Indonesia. Dengan adanya integrasi nasional yang
akan menyatukan seluruh perbedaan dan kemajemukan dari setiap daerah di Indonesia
maka akan terwujud semangat tunggal, rasa nasionalisme memiliki dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini merupakan langkah awal menjadikan Indonesia
sebagai negara maju dan mandiri dengan konsep NKRI.
Namun dalam mewujudkan suatu integrasi nasional terdapat banyak tantangan,
diantaranya:
a. Percobaan invasi asing
Invasi adalah aksi militer dimana angkatan bersenjata suatu negara memasuki
daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain, dengan tujuan menguasai daerah tersebut
atau mengubah pemerintahan yang berkuasa. Invasi bisa menjadi penyebab perang,
bisa digunakan sebagai strategi untuk menyelesaikan perang, atau bisa menjadi inti
dari perang itu sendiri.
b. Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan
pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat
dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidaklegal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan
sepihak. Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat
kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang
diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala
urusannya menjadi lancar. Di Indonesia, kolusi paling sering terjadi dalam proyek
pengadaan barang dan jasa tertentu (umumnya dilakukan pemerintah). Nepotisme
berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan
berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks derogatori.
Sebagai contoh, kalau seorang manajer mengangkat atau menaikan jabatan seorang
4
saudara, bukannya seseorang yang lebih berkualifikasi namun bukan saudara, manajer
tersebut akan bersalah karena nepotisme. Pakar-pakar biologi telah mengisyaratkan
bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah berdasarkan naluri, sebagai salah satu
bentuk dari pemilihan saudara.
c. Kriminalitas
Pidana atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah
tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang
dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris.
Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak berbeda dari kriminal karena
melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham. Selama
kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang ini
disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum:
seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti. Dalam mendefinisikan
kejahatan, ada beberapa pandangan mengenai perbuatan apakah yang dapat dikatakan
sebagai kejahatan. Definisi kejahatan dalam pengertian yuridistidak sama dengan
pengertian kejahatan dalam kriminologi yang dipandang secara sosiologis. Secara
yuridis, kejahatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang melanggar undang-
undang atau ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Secara kriminologi yang
berbasis sosiologis kejahatan merupakan suatu pola tingkah laku yang merugikan
masyarakat (dengan kata lain terdapat korban) dan suatu pola tingkah laku yang
mendapatkan reaksi sosial dari masyarakat. Reaksi sosial tersebut dapat berupa reaksi
formal, reaksi informal, dan reaksi non-formal.
9
i. Pembangunan Sistem Pendidikan yang Nasionalis
Dunia pendidikan kita juga harus membangun sebuah konsep pendidikan yang
menanamkan secara kuat nasionalisme dan patriotisme masyarakat di perbatasan,
sehingga mereka tidak mudah tersusupi ideologi-ideologi dan paham-paham yang
membahayakan keutuhan NKRI (infiltrasi ideologi dan budaya adalah bentuk “invasi”
yang efektif untuk meruntuhkan sebuah negara dari dalam. Ingat kisah runtuhnya Uni
Sovyet). Demikian pokok-pokok strategi yang dapat saya utarakan. Tentu saja pokok-
pokok strategi di atas masih perlu dikaji dan disempurnakan. Setelah itu, mari kita
turunkan strategi tersebut ke bumi. Jangan sampai dokumen strategi hanyan menjadi
dokumen yang menumpuk di lemari tanpa pernah dilaksanakan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dari pembahasan materi tentang Kehidupan Bernegara dalam Konsep Negara
Kesatuan NKRI dapat disimpulkan bahwa ada tiga komponen yang harus kita jaga. Rasa
nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia harus tetap kita jaga, karna lahirnya
NKRI didasari dari rasa dan semangat nasionalisme untuk membangun suatu negara hasil
perjuangan bersama. Multikulturalisme dan wilayah yang luas di Indonesia merupakan
suatu kekayaan tersendiri bagi warga negara Indonesia yang patut dijaga agar terwujudnya
suatu penyatuan integrasi nasional demi menciptakan negara Indonesia sebagai negara
maju.
3.2. Saran
Dengan selesainya makalah tentang Kehidupan Bernegara dalam Konsep Negara
Kesatuan Republik Indonesia, diharapkan semua orang dapat ikut membantu terwujudnya
kautuhan NKRI dengan menumbuhkan semangat nasionalisme dan mewujudkan suatu
integrasi nasional dimulai dari diri masing-masing.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tandef.net/strategi-pertahanan-wilayah-perbatasan-indonesia
https://kentibekti.wordpress.com/ppkn/pentingnya-rasa-nasionalisme
http://fauzanpipis.blogspot.co.id/2014/04/tantangan-dalam-membangun-integrasi.html
http://lambananga.blogspot.co.id/2013/01/nasionalisme-indonesia-pasca-kemerdekaan.html
12