Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat tuhan yang maha esa, karena atas rahmat dan
hidayah-nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
nasional Indonesia”
Dengan tulisan ini kami harapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna dari
pudarnya identitas nasional di Indonesia. Kami sadar materi kuliah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi
kami berharap semoga tulisan dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya,
terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang beridentitas nasional, karena kita
Penulis
Kata pengantar……………………………………………………………….........i
Daftar isi…………………………………………………………………………...ii
BAB I
Pendahuluan……………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………...1
1.2 Permasalahan………………………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………………………….1
BAB II
Pembahasan…………………………………………………………………...........
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………….
i. Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hakikatnya sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti
serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam identitas nasional. Identitas Nasional
merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara. Selain itu pembentukan
identitas nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama.
Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki
segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu bangsa dan negara sudah tidak perlu
di tanyakan lagi. Terutama di dalam bidang hukum.
Seharusnya hal – hal yang seperti ini, siapapun orang mengerti serta paham aturan –
aturan yang ada di suatu negaranya, tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak
perduli seolah – olah tidak mempermasalahkan kekliruan yang terjadi di negaranya, dan
yang paling memprihatinkan seolah – olah masyarakat membiarkan dan bisa dikatakan
mendukung, pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap dan tanggapan
masyarakat dari kekeliruan di dalam negara tercinta ini.
Maka dari itu identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan
pada kehidupan sehari – hari. Agar masyarakat di negara tercinta ini dapat mengubah dan
memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara tercinta ini lebih baik
lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri sebagai masyarakat yang
ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.
1.2 Permasalahan
Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud
sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional
atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional dalam kosteks bangsa
cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara.
kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa
Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu
Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat pada masa
perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain. Dengan
terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat mengikat
eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat
dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara lain. Identitas
bersama itu juga dapat menunjukkan jatidiri serta kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial,
kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas
bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di
masa depan.
Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era
globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Ciri khas
suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi pengaruh budaya asing
akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar sementara response
kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa
Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika challance
kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi
bangsa yang kreatif. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi
globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan
Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh
kesadaran nasional.
2.2 Apa faktor penyebab pudarnya identitas nasional
Teknologi saat ini tidaklah dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari - hari. Teknologi
mempunyai dampak positif dan dampak negatif terhadap identitas bangsa Indonesia. Salah satu
dampak positifnya adalah sikap etos kerja dan disiplin yang tinggi yang kita tiru dari negara
maju demi kemajuan identitas bangsa Indonesia. Selain itu, teknologi juga membantu kita untuk
mengakses ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan pola pikir masyarakat yang kritis,
sehingga dapat menghindarkan dari ancaman pihak luar serta melalui teknologi, di daerah
terpencil dapat membagikan informasi daerah tersebut agar dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Dengan seiringnya perkembangan zaman dan teknologi, sebuah kebudayaan yang menjadi
identitas nasional akan semakin terancam keberadaannya. Beberapa di antaranya yang dapat
mengancam identitas nasional bangsa Indonesia adalah pengaruh dari negara - negara barat. Di
sisi lain ternyata juga terdapat teknologi juga memiliki banyak dampak negatif yang mengancam
identitas nasional bangsa Indonesia. Dampak negatif tersebut yang paling mengancam adalah
pola pikir atau perilaku - perilaku negara barat yaitu mulai banyaknya masyarakat Indonesia
yang cenderung berpikir individualis yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Ditambah lagi
terdapat pergaulan bebas dan cara berbicara yang mengikuti orang - orang barat. Hal ini
disebabkan oleh dalih nilai - nilai orang barat yang cenderung bebas dan praktis sehingga
membuat masyarakat kita mengikuti budaya - budaya negara barat. Dengan adanya hal tersebut
tentunya akan membuat nilai - nilai moral bangsa Indonesia memudar. Tidak hanya tentang nilai
dan moral saja, gaya hidup dan cara berpakaian juga ikut terpengaruh gaya / style yang
cenderung terbuka. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan cara berpakaian bangsa Indonesia
dirinya. Banyak permasalahan yang berkaitan dengan identitas nasional yang dialami oleh
pengklaiman tanah air oleh negara – negara tetangga, contohnya kasus kepulauan
kecenderungan untuk lebih mencintai produk luar negeri, daripada produk buatan
dalam negeri,
pengklaiman kebudayaan oleh bangsa lain. Tarian reog ponorogo yang diklaim
Malaysia sebagai tarian barongan. Dan pengklaiman makanan khas dan lagu daerah,dan
Kita tidak perlu mengingkari bahwa rusaknya karakter bangsa mungkin secara tidak
langsung disebabkan oleh krisis, tetapi bahwa akar permasalahanya ada pada diri manusia
Indonesia itu sendiri, bukan tidak mungkin apa yang telah kita lakukan selama ini juga
merupakan penunjang dari hilang nya jati diri dan rusaknya karakter bangsa. Apabila kita
cermati ternyata sejak 60 tahun terakhir, di Indonesia tidak ada lagi dilakukan apa yang
pembangunan karakter dilakukan kontinu, mulai dari usia dini, remaja, hingga dewasa.
Keempat koridor ini dimaksudkan untuk mentransformasikan tata nilai dan membentuk
karakter anak pada usia dini sehingga tidak mungkin hanya dilkukan oleh seorang
pembantu. Ironisnya dalam kehidupan modern ini. Pepmbantu justru menjadi lingkungan
(pengaruh) terdekat selama paling tidak 12 jam sehari dan lima hari seminggu. Maka, kita
tidak perlu sakit hati bila muncul cibiran yang mengatakan bahwa karakter anak – anak
kita justru lebih mirip dengan karakter pembantu. Untuk itu kita harus melakukan upaya
1. Berusaha menemukan kembali dan membangun jati diri yang berarti membangun
karakter yaitu dengan menerapkan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan sehari – hari
2. Mengembangkan jati diri dan siap menjadi pemimpin yang berkarakter, dan siap
3. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri, dan mengurangi konsumsi dan
4. Menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah
kebahasaan, dan menghindari pencampuradukkan Bahasa.
5. Mencintai, menjaga, mengembangkan dan melestarikan kebudayaan daerah
2.4 Pandangan Pancasila Tentang pudarnya identitas nasional
Pancasila sebagai identitas nasional, yaitu sebagai kepribadian bangsa yang dapat
mendorong bangsa Indonesia agar tetap berjalan sesuai relnya tetapi tidak melawan arus
globalisasi, melainkan bangsa menjadi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan
menghadapi tantangan dan juga peluang yang ada. Alasan Pancasila sebagai identitas
nasional karena bangsa Indonesia salah satu dari masyarakat internasional yang punya
sejarah dan prinsip yang berbeda dengan bangsa-bangsa di dunia. Prinsip dasar filsafat
dijadikan sebagai asas filsafat hidup berbangsa dan bernegara yang berupa Pancasila. Jadi,
dapat dikatakan Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia yang
bersumber pada nilai budaya dan agama yang dimiliki oleh Indonesia sebagai kepribadian
atau identitas bangsa. Selain itu, Pancasila sebagai dasar hokum dan juga pandang hidup
bangsa.
2.5 Solusi dari pemerintah tentang pudarnya identitas nasional
Pembangunan bangsa dengan memperkokoh jati diri dan wawasan kebangsaan memiliki urgensi
yang sangat luas dan bersifat multidimensional. Sangat luas karena terkait dengan
karena mencakup dimensi-dimensi kebangsaan yang hingga saat ini sedang juga disebutkan
bahwa 1) jati diri sebagai karakter bangsa merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan
bernegara, hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa; 2) karakter
berperan secagai pedoman agar tidak terombangambing; dan 3) karakter tidak datang dengan
sendirinya, tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat.
Selanjutnya, pembangunan karakter bangsa dengan memperkuat jati diri dan wawasan
kebangsaan akan mengerucut pada tiga tataran besar, yaitu: 1) untuk menumbuhkan dan
memperkuat jati diri bangsa, 2) untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), dan 3) untuk membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan
bangsa yang bermartabat. Pembangunan karakter bangsa harus diaktualisasikan secara nyata
dalam bentuk aksi nasional dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral dan etika
pembangunan bangsa dalam upaya menjaga jati diri bangsa dan memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa dalam naungan NKRI. Pembangunan karakter bangsa harus dilakukan melalui
pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkan keluarga, satuan pendiri bangsa dan
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam naungan NKRI (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2014). Kebijakan politik yang dilakukan Majelis Perwakilan Rakyat dengan
sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, hakekatnya bertujuan agar identitas
nasional tetap eksis (Wiyono, 2010). Di samping itu, ditetapkannya Ketetapan MPR No VI/
MPR/2001 tentang Etika Kehidupan berbangsa, pada hakekatnya bertujuan Rumusan tentang
etika kehidupan berbangsa ini disusun dengan maksud untuk membantu memberikan penyadaran
tentang arti penting tegaknya etika dan moral dalam kehidupan berbangsa. Etika kehidupan
berbangsa dirumuskan dengan tujuan menjadi acuan dasar untuk meningkatkan kualitas manusia
yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta berkepribadian Indonesia dalam kehidupan
berbangsa. Kesadaran akan jati diri ditandai adanya sikap dan perilaku meyakini nilai-nilai
budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya (Hadi. 2006). Salah satu
kebijakan tersebut antara lain adanya Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (GKBP) yang
dilaksanakan atas dasar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. GKBP ini dilaksanakan di lingkungan
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang secara substansinya pemahamam akan jati diri
dalam rangka memperkuat wawasan kebangsaan bagi generasi penerus dalam menyongsong
Indonesia emas (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Peran kebijakan pemerintah
dan program pembangunan yang tepat sangat diperlukan, sehingga kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di Indonesia secara alamiah mengalami suatu pergeseran atau
perubahan yang signifikan dari semua sendi kehidupan. Semua dampak yang muncul dalam
proses tersebut harus segera ditanggapi dan dipertimbangkan guna memperkuat suasana
kehidupan bermasyarakat dan bernegara dalam menyongsong era yang semakin modern,
sehingga pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara tetap dalam koridor mencapai tujuan
Indonesia adalah Negara kepulauan yang tentunya memiliki masyarakat dan segala sesuatu yang
majemuk. Berbagai macam agama, budaya, adat istiadat, ras, suku, dan bahasa menjadikan
pentingnya rasa persatuan dan kesatuan diterapkan di Indonesia. Untuk menciptakan persatuan
dan kesatuan diperlukan adanya rasa toleransi yang tinggi antar individu.
Kemajemukan ini menjadi unsur adanya identitas nasional, apa sih identitas nasional? Identitas
nasional adalah suatu jati diri suatu bangsa. Artinya, jati diri tersebut milik suatu bangsa dan
berbeda dengan bangsa lainnya.
Identitas nasional juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang pada macam-macam aspek kehidupan. Identitas nasional mengacu pada Pancasila
dan Bhineka Tunggal Ika.
Bagaimana cara menjaga identitas nasional? Menjaga identitas dapat dilakukan dengan cara
dimulai dari diri sendiri yaitu (1) Sadar dengan adanya dan arti penting identitas nasional (2)
Mencintai produk lokal (3) Melestarikan budaya Indonesia (4) Memanfaatkan internet baik
berupa google ataupun youtube dengan baik dan sesuai umur (5) Saling menghargai perbedaan
demi menjaga persatuan dan kesatuan (6) Menjadi seorang individu yang memiliki rasa toleransi
tinggi.
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Melestarikan warisan bangsa yang memiliki budaya yang ber Bhineka Tunggal Ika adalah
usaha untuk mempertahankan sebuah identitas nasional sebuah bangsa. 2. Kemajuan teknologi
yang disinyalir menjadi salah satu penyebab lunturnya kearifan lokal, jika diperhatikan dengan
lebih seksama, hal tersebut juga dapat menjadi solusi untuk mengembalikan minat generasi muda
agar tertarik terhadap kearifan lokal itu sendiri. Hal ini mungkin dapat dilakukan melalui inovasi
fasilitas perpustakaan yang dikemas dalam bentuk 3D grafis didukung dengan sistem canggih
seperti augmented reality dan virtual reality. 3. Semakin hilangnya kearifan lokal yang dimiliki
sebuah bangsa, sama dengan hilangnya identitas nasional bangsa tersebut. Bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang dikenal dengan budayanya sebagai sebuah identitas nasional.
Perpustakaan nasional menjadi salah satu usaha untuk melestarikan dan mengenalkan kearifan
lokal dan budaya bangsa kepada generasi penerusnya. Perkembangan perpustakaan telah sampai
pada masa digital, sehingga perpustakaan nasional dituntut untuk lebih inovatif.
3.2 Saran
Berusaha menemukan kembali dan membangun jati diri yang berarti membangun karakter
yaitu dengan menerapkan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan sehari – hari
Mengembangkan jati diri dan siap menjadi pemimpin yang berkarakter, dan siap
Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri, dan mengurangi konsumsi dan
Menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan,
dan menghindari pencampuradukkan Bahasa.
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.
i.Daftar pustaka
http://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/2018/01/wiraindowebnodeskomplit.pdf
https://pustabiblia.iainsalatiga.ac.id/index.php/pustabiblia/article/download/2190/1033