Musdalifah (09220000062)
FAKULTAS KESEHATAN
2022
Jl. Harapan No.50 RT02/RW07, Lenteng Agung Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta 12610
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul
“IDENTITAS NASIONAL”di mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
3.1 Metode.........................................................................................................................13
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................16
4.2 Saran............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Identitas Nasional.
2. Untuk mengetahui faktor pembentuk Identitas Nasional.
3. Untuk mengetahui fungsi Identitas Nasional.
4. Untuk mengetahui sifat Indentitas Nasional.
5. Untuk mengetahui hubungan antara Identitas Nasional dengan karakter bangsa.
6. Untuk mengetahui proses berbangsa dan bernegara sebagai Identitas Nasional.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang secara filosofis membedakannya dengan bangsa lain.Eksistensi suatu bangsa di era
globalisasi sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuatan internasional.
Ada dua faktor penting dalam pembentukan jati diri bangsa, yaitu faktor primordial dan
faktor kondisional. Faktor primordial atau faktor obyektif adalah faktor bawaan dan faktor
alam yang melekat pada bangsa, seperti: Geografi, ekologi dan demografi. Kondisi
geografis-ekologis yang menjadikan Indonesia sebagai wilayah kepulauan dengan
iklim tropis dan terletak di persimpangan komunikasi antar wilayah dunia di Asia Tenggara
telah mempengaruhi perkembangan kehidupan demografi, ekonomi, sosial dan
budaya bangsa Indonesia. Sedangkan faktor kondisional atau faktor subjektif adalah
kondisi yang mempengaruhi pembentukan jati diri bangsa. Faktor subjektif meliputi
faktor sejarah, sosial, politik dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor sejarah
tersebut mempengaruhi proses pembentukan bangsa dan
bangsa Indonesia beserta identitasnya melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat. Hasil
interaksi berbagai faktor tersebut.
7
membentuk suatu bangsa dan negara. Faktor sakral berkontribusi pada pembentukan
kebangsaan baru. Negara Indonesia terikat oleh ideologi umum Pancasila. Pemimpin tokoh
yang disegani dan disegani di masyarakat juga dapat menjadi faktor yang mempersatukan
bangsa. Kepala negara di beberapa negara dipandang sebagai juru bicara bagi
rakyat, pemersatu rakyat dan sebagai lambang persatuan bangsa yang bersangkutan.
Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson Mandela di Afrika Selatan, Mahatma
Gandhi di India dan Tito di Yugoslavia.
Prinsip kesediaan warga negara untuk bersatu dalam keberagaman juga menjadi
faktor dalam pembentukan identitas nasional. Yang disebut Bhinneka Tunggal
Ika adalah keinginan warga negara untuk setia kepada lembaga negara dan pemerintahannya
tanpa kehilangan keterikatan terhadap suku, adat, ras, agama.
Padahal, warga negara memiliki banyak kesetiaan (multiloyalties). Warga negara setia pada
identitas utama mereka, dan warga negara juga setia kepada pemerintah dan negara, tetapi
menunjukkan loyalitas yang lebih besar kepada serikat yang diwujudkan dalam negara-
negara di bawah pemerintahan yang sah. Mereka sepakat untuk hidup bersama di bawah satu
bangsa meskipun memiliki latar belakang yang berbeda.
Oleh karena itu, setiap warga negara harus sadar akan pentingnya menghormati identitas
bersama yang bertujuan untuk mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika, sebuah solidaritas
berdasarkan sopan santun.
Faktor yang sama pentingnya adalah sejarah. Persepsi warga yang sama tentang sejarah
mereka dapat menyatukan mereka dalam satu bangsa. Persepsi pengalaman masa lalu
belaka, seperti berbagi penderitaan kolonialisme yang sama, tidak hanya menghasilkan
solidaritas tetapi juga tekad dan tekad yang sama di antara anggota masyarakat ini.
8
Lembaga pemerintah dan politik. Lembaga-lembaga tersebut antara lain
birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-lembaga
ini melayani dan menyatukan warga negara tanpa membeda-bedakan asal-usul dan
kelompok sosial mereka. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat mempersatukan
masyarakat sebagai satu bangsa.
9
bangsa yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut mudah goyah dan terpengaruh
oleh tantangan zaman. Sebuah bangsa yang tidak dapat mempertahankan identitas
nasionalnya akan menjadi kacau, bimbang, dan akan berjuang untuk mencapai cita-cita
dan tujuan hidup berdampingan. Tentu saja, mengkondisikan suatu bangsa dengan cara
ini merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk mendominasi
dan bahkan menghancurkan bangsa yang lemah. Oleh karena itu, identitas nasional mutlak
diperlukan bagi suatu bangsa untuk mempertahankan eksistensinya dan mencapai hal-hal
yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup berdampingan.
10
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang penting bagi
pembentukan bangsa Indonesia adalah:
4. Negara Indonesia wajib menyusun aparatur negara , yang meliputi tujuan negara,
bentuk negara, sistem pemerintahan negara, konstitusi negara , dan konstitusi negara.
11
Hal ini akan membuat proses pembangunan negara Indonesia semakin sempurna
(Pasal IV Pembukaan UUD 1945).
Oleh karena itu, berdasarkan fakta yang ada, kemunculan negara Indonesia tidak
terjadi selama pendudukan, pemisahan, pemekaran atau peristiwa. Bukti-bukti
menunjukkan bahwa negara Indonesia dibentuk melalui proses perjuangan
(revolusi). Pendokumentasian proses perjuangan dan pengorbanan dalam
pembentukan negara ini diatur rapi dalam unsur-unsur hukum negara ini, yaitu
Pembukaan UUD 1945.
Visi nasional yang kita pegang teguh sebagai kepribadian bangsa adalah visi
nasional yang berdasarkan Pancasila, yaitu visi nasional yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, dan karenanya memiliki landasan moral, etika, dan
spiritual serta ingin membangun bangsa sekarang dan masa depan. Semoga beliau
sejahtera lahir dan batin di dunia dan di akhirat.
Dapat juga dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan negara
Indonesia pada hakikatnya berakar pada nilai- nilai budaya dan agama yang dianut
oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi falsafah pancasila tidak
secara tiba-tiba dan ditentukan oleh suatu penguasa atau penguasa dari suatu negara,
melalui fase sejarah yang cukup panjang. Sebelum dirumuskan secara formal dalam
Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar falsafah negara Indonesia, nilai - nilainya
sudah ada dalam bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari - hari sebagai pandangan
hidup, sehingga materi Pancasila berupa dari nilai- nilai tersebut tidak lain adalah
bangsa indonesia. Menurut Notonegoro, bangsa Indonesia adalah penyebab
materialistis Pancasila. Nilai-nilai ini kemudian diadopsi dan dirumuskan secara
formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Proses perumusan formal materi Pancasila dilakukan pada sidang pertama
BPUPKI, sidang “Panitia 9”, sidang kedua BPUPKI dan akhirnya diformalkan
sebagai dasar falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12
2.6 Proses Berbangsa Dan Bernegara Sebagai Identitas Nasional
Bangsa adalah sekelompok besar orang yang memiliki nasib yang sama dalam proses
sejarah, sehingga memiliki kesamaan karakter dan karakter yang kuat untuk hidup bersama
dalam suatu wilayah tertentu untuk membentuk suatu kesatuan nasional. Negara adalah
suatu wilayah yang didalamnya terdapat sekelompok orang yang melakukan kegiatan
pemerintahan.
Pengertian bangsa dan negara menurut para ahli:
Otto Bauer
Bangsa adalah penyatuan temperamen yang muncul dari nasib bersama.
Rawink
Bangsa adalah sekelompok orang yang bersatu dalam suatu wilayah dan bergantung pada
wilayah tersebut. Dengan batas-batas teritorial tertentu dan dalam batas-batas geografi
tertentu.
Hans Khon
Bangsa adalah buah dari kekuatan kehidupan manusia dalam cerita sejarah.
Ernest Renan
Bangsa dibentuk oleh keinginan untuk hidup bersama (sejarah dan cita- cita).
Pengertian negara menurut para ahli :
Benedict de Spinoza
Negara adalah komunitas yang inklusif struktur (kesatuan) antara semua kelompok dan
bagian dari seluruh anggota masyarakat (eco-society association).
Prof.Mr. Kranenburg
Negara adalah organisasi kuat yang didirikan oleh sekelompok orang yang disebut
Bangsa. Prof.Mr.Soenarko
Negara adalah organisasi orang-orang di wilayah tertentu dengan kekuasaan yang
diterapkan sepenuhnya sebagai milik.
Hakikat negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negara memiliki arti sebagai berikut:
Negara adalah suatu organisasi di suatu wilayah yang memiliki kekuasaan hukum
tertinggi dan ditaati oleh rakyatnya.
13
Negara adalah suatu kelompok sosial yang didiami Suatu suatu wilayah yang
diorganisir di suatu wilayah tertentu, atau suatu wilayah yang diorganisir di bawah
lembaga politik dan pemerintahan yang efektif , memiliki entitas politik , berdaulat, jadi
ia memiliki hak untuk menentukan tujuan nasionalnya.
Unsur-unsur negara meliputi: Unsur Konstitutif atau pembentuk.
Rakyat, yaitu rakyat yang berdomisili di daerah, tunduk pada kekuasaan negara dan
mengemban negaranya masing – masing.
Wilayah, yaitu wilayah yang menjadi kekuasaan negara dan tempat bermukim bagi
rakyat negara tersebut. Wilayah juga merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat
negara tersebut. Wilayah negara meliputi darat, laut, dan udara.
Pemerintahan berdaulat, yaitu penyelenggaraan negara yang mempunyai kekuasaan
untuk menyelenggarakan pemerintahan di negara tersebut. Pemerintah memiliki
kedaulatan baik secara internal maupun eksternal. Kedaulatan internal berarti bahwa
negara memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh rakyatnya. Kedaulatan asing berarti
bahwa negara memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dari serangan negara
lain.
Unsur deklaratif, yaitu pengakuan negara lain. Elemen deklaratif adalah elemen yang
dideklarasikan, bukan elemen absolut.
Ciri -ciri negara
Sebagai sebuah organisasi, kekuasaan negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kewajiban
2) Monopoli
3) Pemahaman universal
14
c) Teori Perjanjian : Manusia menghadapi kondisi alam dan menimbulkan manusia akan
musnah bila tidak mengubah hidupnya. Akhirnya mereka bersatu untuk mengatasi tantangan
dan menggunakan persatuan dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.
15
BAB III
STUDY KASUS
3.1 Metode
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Penggunaan
metode ini untuk memperoleh hasil rinci dari perilaku orang yang diamati dan hasil
wawancara rinci . Mengenai lokasi , penyelidikan akan dilakukan di Desa Neglasari,
Kecamatan Salawu, Kabupaten Sumut , Tasikmalaya. Mengenai subjek penyelidikan yang
akan diwawancarai, para pemimpin adat Kampung Naga, anggota masyarakat Kampung
Naga, adalah aparat pemerintah dari Desa Neglasari, Kecamatan Salawu
Kampung Naga merupakan kampung adat dengan jumlah penduduk 314 jiwa yang terdiri
dari 108 kepala keluarga. Ada 115 bangunan di Kampung Naga yang terdiri dari 112 rumah,
1 Balai Patemon (Balai Rapat), 1 Masjid dan 1 Bumi Ageung. Bumi Ageung adalah
bangunan berukuran 3 x 6 meter yang menampung pusaka keluarga seperti keris dan
tombak.
Seluruh penduduk Kampung Naga beragama Islam. Bahkan dalam kehidupan, terutama
pada saat melakukan upacara adat , terjadi sinkretisme antara Islam dan sisa-sisa
agamadianut oleh para Kahurun (leluhur), namun dalam ritual ibadahnya mereka taat pada
syariat Islam. Sedangkan dari segi bahasa, masyarakat Kampung Nagause menggunakan
bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian bukan berarti masyarakat
16
Kampung Naga tidak bisa berbahasa Indonesia. Ketika diminta untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia, mereka dapat berkomunikasi dengan baik dan benar dalam bahasa
Indonesia, meskipun bahasa Sunda terkadang tersembunyi dalam transmisinya.
Ada dua sistem pemerintahan yang berlaku di Kampung Naga, sistem model
pemerintahan yaitu sistem pemerintahan nonformal atau sistem pemerintahan tradisional dan
sistem pemerintahan formal. Dalam sistem informal Dalam pemerintahan atau sistem
pemerintahan tradisional, terdapat beberapa jabatan penting yang mempunyai tugas dan
fungsinya masing-masing yaitu kunci, pelepas adat dan penghidupan. Sementara itu, sistem
pengelolaan formalnya tidak berbeda dengan desa lain pada umumnya, seperti Kepala Desa,
RT dan RW.
Seorang Kuncen di Kampung Naga berfungsi sebagai penjaga adat dan pemimpin dalam
setiap upacara adat. Adapun syarat menjadi Kuncen; (1) Laki-laki; (2) ada hubungan darah
dengan Kuncen sebelumnya; (3) Didukung oleh setidaknya tiga orang tertentu yang
mendapat ide dari mimpi; (4) Dewasa atau lebih dari 35 tahun, kecuali Kuncen yang
meninggal lebih awal atau Kuncen yang dianggap masih kecil. Penentuan kuncen ditentukan
dengan konsultasi. Pertukaran kuncen dilakukan ketika Penatua Kuncen tidak bisa lagi
bekerja karena sakit atau penyakit lanjut.
Sedangkan Punduh Adat adalah seseorang yang penting untuk melaksanakan kegiatan
sehari-hari , termasuk menyelenggarakan upacara adat dan ritual. Live adalah seseorang
yang mengurus Kampung Naga yang sudah meninggal . Semua prosesi, jika ada, kematian
adalah tanggung jawab yang hidup. Masyarakat Kampung Naga memiliki falsafah hidup
tersendiri yang unik, di antaranya adalah berikut :
1)Bersikaplah damai dan jauhi percobaan. Kampung Naga sangat cinta dan selalu
berusaha , bahkan jika Kampung Naga menghinamu, kau tidak bisa melawan tapi
berusaha melawan diri sendiri. Namun jika telah mengganggu adat, masyarakat Kampung
Naga wajib menjunjung tinggi keluhuran dan kewibawaan adat.
2)Ketaatan kepada pemerintah. Meskipun kehidupan masyarakat memiliki aturan hidup
sendiri-sendiri , masyarakat Kampung Naga selalu berusaha untuk patuh pada pemerintah
selama tidak melanggar aturan dan tata tertib yang berlaku. Dalam hal ini, masyarakat
17
Kampung Naga memiliki semacam idiom "orang tua mengganggu permainan , panyaur
gancang temonan, pamunut gancang chaosan", yang artinya segera pesan,
panggilan/undangan segera datang, permintaan segera dipenuhi.
Selain mengikuti filosofi di dalam kehidupan, sebagai bagian dari upaya menghormati
dan melaksanakan adat serta kehidupan beragama, masyarakat Kampung Naga melakukan
upacara adat yang diadakan secara rutin setahun sekali. Adapun upacara-upacara tersebut
adalah sebagai berikut :
1)Upacara memperingati Tahun Baru Islam yang diperingati pada bulan Muharram dalam
penanggalan Islam.
2)Upacara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Upacara adat disebut Muludan.
3)Upacara penutupan Jumadil untuk memperingati pertengahan tahun.
4)1 Syawal untuk memperingati Idul Fitri sekaligus sebagai tanda berakhirnya bulan puasa.
5)Upacara Rayagung, upacara memperingati Idul Adha.
6)Upacara Nisfu Sa'ban, pertengahan bulan Rewah atau Sa'ban sebagai tanda bahwa ia akan
memasuki bulan puasa.
Dalam setiap upacara di atas, Kampung Naga berziarah ke makam Eyang Singaparna
(sosok yang dianggap sebagai harta/leluhur oleh masyarakat Kampung Naga) yang terletak
di sebelah barat pemukiman atau di kawasan hutan keramat.
Kawasan Kampung Naga terbagi menjadi tiga wilayah yaitu Leuweung. kawasan
Karamat, kawasan desa dan kawasan Leuweung Larangan. Kawasan Leuweung Karamat
adalah kawasan atau tempat para leluhur atau karuhun (leluhur) di mana penduduk
Kampung Naga dimakamkan. Daerah ini berada di sebelah barat daerah tersebut. Desa ini
dibatasi oleh masjid, balai pertemuan dan sebidang tanah. Kawasan perkampungan adalah
kawasan atau tempat masyarakat Kampung Naga bermukimdan bertani. Sementara itu,
Leuweung Ban adalah kawasan seperti hutan yang tidak diizinkan oleh pemerintah kota
secara sembarangan . Orang Leuweung Kampung Naga percaya bahwa larangan ini adalah
tempat setan (roh), sehingga tidak dapat memasukinya secara tidak sengaja. Kawasan
Terbatas Leuweung ini berada di sebelah timur pemukiman yang berbatasan dengan sungai
bernama Sungai Ciwulan.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau identitas nasional suatu bangsa yang
membedakan suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Identitas nasional dalam konteks suatu
bangsa biasanya mengacu pada budaya, adat istiadat , dan karakter khas suatu negara .
Sedangkan identitas nasional dalam konteks kenegaraan dapat dilihat dalam simbol-simbol
negara seperti pancasila. Identitas Nasional Indonesia :
Penerapan jati diri bangsa harus dalam mentalitas , sikap dan pola tindakan yang selalu
mewakili kepentingan bangsa dan negara. keadaan di atas untuk kepentingan pribadi atau
kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang melandasi pemikiran,
perilaku dan tindakan untuk menghadapi berbagai persoalan yang mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perwujudan jati diri bangsa senantiasa
berpedoman pada kepentingan rakyat dan wilayah Tanah Air secara utuh dan utuh.
Penyelenggaraan jati diri bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, harus tercermin
dalam mentalitas, sikap dan perilaku, dengan selalu mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan. negara Republik Indonesia atas kepentingan pribadi dan kepentingan
golongan. Ada dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional, yaitu faktor
19
primordial dan faktor kontingen. Identitas nasional merupakan identitas nasional yang
dinamis dan khas yang menjadi way of life. Politik identitas adalah sebutan untuk
menggambarkan suatu situasi yang ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok
identitas sebagai respons terhadap represi yang telah meminggirkan mereka di masa lalu.
4.2 Saran
Untuk itulah kami menyusun makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah kami.
20
DAFTAR PUSTAKA
21