Anda di halaman 1dari 21

IDENTITAS NASIONAL

Disusun Oleh Kelompok 7 :

Shepia Hikmah Linggar (09220000045)

Chika Resti Utari (09220000061)

Musdalifah (09220000062)

Syeikha Nafisa Azzahra (09220000063)

S1 ILMU KEPERAWATAN REGULER

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

2022
Jl. Harapan No.50 RT02/RW07, Lenteng Agung Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta 12610
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul
“IDENTITAS NASIONAL”di mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 06 Oktober 2022

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

2.1 Pengertian identitas Nasional........................................................................................3

2.2 Faktor Pembentuk Identitas Nasional............................................................................4

2.3 Fungsi Identitas Nasional..............................................................................................6

2.4 Sifat Identitas Nasional.................................................................................................6

2.5 Hubungan Antara Identitas Nasional Dengan Karakter Bangsa...................................7

2.6 Proses Berbangsa Dan Bernegara Sebagai Identitas Nasional....................................10

BAB III STUDY KASUS..............................................................................................................13

3.1 Metode.........................................................................................................................13

3.2 Hasil dan Pembahsan...................................................................................................13

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................16

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................16

4.2 Saran............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Identitas nasional merupakan ciri khas suatu bangsa yang secara alamiah berbeda antara
satu bangsa dengan bangsa lainnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki banyak identitas nasional yang unik dan tentunya berbeda dengan negara lain.
Kebanyakan orang mengasosiasikan identitas nasional mereka dengan negara
tempat mereka dilahirkan.

Keberagaman suku bangsa dan bahasa di Indonesia menjadi tantangan besar bagi


bangsa ini untuk mempertahankan identitasnya. Untuk itu sebagai generasi
muda di Indonesia sudah seharusnya kita mengetahui apa itu jati diri bangsa kita.
Namun kenyataannya masih banyak anak muda Indonesia yang belum mengetahui apa itu
jati diri bangsa dan seperti apa bentuk jati diri bangsa Indonesia itu sendiri. 

Kita sering marah ketika identitas nasional kita diadopsi atau ditiru oleh


negara lain, namun dalam penerapannya, sebagai warga negara Indonesia, kita pasif dan
enggan mengembangkannya. Identitas nasional adalah pemahaman tentang
identitas suatu bangsa dan negara. . menjadi syarat yang dapat
disepakati bersama. Melestarikan dan memelihara apa yang sudah ada dan berusaha
memperbaiki semua kesalahan dan kesalahan dalam berbangsa dan bernegara tidak lagi
diperlukan, terutama di bidang hukum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Identitas Nasional?
2. Apa saja faktor – faktor pembentuk Identitas Nasional?
3. Apa fungsi Identitas Nasional?
4. Bagaimana sifat Identitas Nasional?
5. Bagaimana hubungan antara Identitas Nasional dengan karakter bangsa?
6. Bagaimana proses berbangsa dan bernegara sebagai Identitas Nasional?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Identitas Nasional.
2. Untuk mengetahui faktor pembentuk Identitas Nasional.
3. Untuk mengetahui fungsi Identitas Nasional.
4. Untuk mengetahui sifat Indentitas Nasional.
5. Untuk mengetahui hubungan antara Identitas Nasional dengan karakter bangsa.
6. Untuk mengetahui proses berbangsa dan bernegara sebagai Identitas Nasional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian identitas Nasional

Identitas sendiri memiliki arti sebagai suatu milik yang dimiliki oleh pihak manapun


yang mengaku sebagai pembeda atau pembanding dengan pihak lain, sedangkan
nasionalisme atau nasionalisme memiliki arti pengertian yang menyiratkan kesetiaan
tertinggi individu. kepada negara bangsa. Identitas nasional adalah kepribadian nasional
atau identitas nasional suatu bangsa yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lainnya.

Identitas nasional dalam konteks suatu bangsa biasanya mengacu pada budaya, adat


istiadat, dan karakter khas suatu negara. Sedangkan jati diri bangsa tercermin dalam
konteks kenegaraan dalam lambang-lambang negara seperti: Pancasila, bendera merah putih,
bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal
Ika, falsafah negara, inilah Pancasila , konstitusi (hukum dasar) negara, yaitu undang-
undang dasar 1945 dan bentuk negara kesatuan Republik Indonesia, dengan kedaulatan
rakyat. Pahlawan rakyat selama perjuangan bangsa seperti Pattimura, Hasanudin,
Pangeran Antasari dan lain-lain.

Dengan mewujudkan identitas bersama sebagai bangsa dan negara, Indonesia dapat


menyatukan eksistensinya dan memberikan vitalitas. Sebagai bangsa dan negara yang
merdeka, kedaulatan dihormati dalam hubungan internasional dan disejajarkan dengan
bangsa dan negara lain. Identitas bersama ini juga dapat menunjukkan identitas dan
kepribadian Anda. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai suatu kelompok, dapat
mendukung upaya pemenuhan kemandirian. Identitas bersama ini juga dapat memotivasi
untuk meraih kejayaan bagi bangsa dan negara di masa depan.

Identitas nasional merupakan konsep kebangsaan


yang belum pernah ada sebelumnya. Itu harus dirumuskan oleh suku-suku ini. Secara
terminologis, istilah identitas nasional merupakan suatu kualitas yang dimiliki suatu bangsa

6
yang secara filosofis membedakannya dengan bangsa lain.Eksistensi suatu bangsa di era
globalisasi sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuatan internasional.

Atribut suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi pengaruh budaya


asing akan menghadapi tantangan dan respon. Jika tantangannya cukup besar
sementara responsnya kecil, bangsa itu akan mati, begitu pula orang Aborigin Australia dan
penduduk asli Amerika di Amerika. Namun, ketika tantangannya kecil dan responnya
besar, bangsa tersebut tidak menjadi bangsa yang kreatif.

Agar bangsa Indonesia dapat tetap eksis dalam menghadapi globalisasi, maka harus


tetap menempatkan jati diri dan jati diri bangsa yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan kreativitas budaya globalisasi. Seperti yang terjadi
di beberapa negara di dunia, tepatnya di era globalisasi yang penuh dengan tantangan
yang cenderung menghancurkan nasionalisme, telah terjadi kebangkitan kesadaran nasional.

2.2 Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Ada dua faktor penting dalam pembentukan jati diri bangsa, yaitu faktor primordial dan
faktor kondisional. Faktor primordial atau faktor obyektif adalah faktor bawaan dan faktor
alam yang melekat pada bangsa, seperti: Geografi, ekologi dan demografi. Kondisi
geografis-ekologis yang menjadikan Indonesia sebagai wilayah kepulauan dengan
iklim tropis dan terletak di persimpangan komunikasi antar wilayah dunia di Asia Tenggara
telah mempengaruhi perkembangan kehidupan demografi, ekonomi, sosial dan
budaya bangsa Indonesia. Sedangkan faktor kondisional atau faktor subjektif adalah
kondisi yang mempengaruhi pembentukan jati diri bangsa. Faktor subjektif meliputi
faktor sejarah, sosial, politik dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor sejarah
tersebut mempengaruhi proses pembentukan bangsa dan
bangsa Indonesia beserta identitasnya melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat. Hasil
interaksi berbagai faktor tersebut.

Selain itu, ada faktor lain, yaitu faktor sakral, yang dapat berupa keserupaan


agama yang dianut masyarakat atau ideologi doktrinal yang diterima masyarakat yang
bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat

7
membentuk suatu bangsa dan negara. Faktor sakral berkontribusi pada pembentukan
kebangsaan baru. Negara Indonesia terikat oleh ideologi umum Pancasila. Pemimpin tokoh
yang disegani dan disegani di masyarakat juga dapat menjadi faktor yang mempersatukan
bangsa. Kepala negara di beberapa negara dipandang sebagai juru bicara bagi
rakyat, pemersatu rakyat dan sebagai lambang persatuan bangsa yang bersangkutan.
Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson Mandela di Afrika Selatan, Mahatma
Gandhi di India dan Tito di Yugoslavia.
Prinsip kesediaan warga negara untuk bersatu dalam keberagaman juga menjadi
faktor dalam pembentukan identitas nasional. Yang disebut Bhinneka Tunggal
Ika adalah keinginan warga negara untuk setia kepada lembaga negara dan pemerintahannya
tanpa kehilangan keterikatan terhadap suku, adat, ras, agama.
Padahal, warga negara memiliki banyak kesetiaan (multiloyalties). Warga negara setia pada
identitas utama mereka, dan warga negara juga setia kepada pemerintah dan negara, tetapi
menunjukkan loyalitas yang lebih besar kepada serikat yang diwujudkan dalam negara-
negara di bawah pemerintahan yang sah. Mereka sepakat untuk hidup bersama di bawah satu
bangsa meskipun memiliki latar belakang yang berbeda.
Oleh karena itu, setiap warga negara harus sadar akan pentingnya menghormati identitas
bersama yang bertujuan untuk mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika, sebuah solidaritas
berdasarkan sopan santun.
Faktor yang sama pentingnya adalah sejarah. Persepsi warga yang sama tentang sejarah
mereka dapat menyatukan mereka dalam satu bangsa. Persepsi pengalaman masa lalu
belaka, seperti berbagi penderitaan kolonialisme yang sama, tidak hanya menghasilkan
solidaritas tetapi juga tekad dan tekad yang sama di antara anggota masyarakat ini.

Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan mengarah pada spesialisasi pekerjaan


profesional sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berbeda. Semakin tinggi
kualitas dan keragaman kebutuhan masyarakat, maka jenis pekerjaan akan semakin
saling bergantung. Setiap orang akan saling bergantung satu sama lain untuk kebutuhan
hidup. Semakin kuat saling ketergantungan umat karena pembangunan ekonomi, semakin
besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang muncul karena
perkembangan ekonomi Emile Durkheim pada tahun disebut Solidaritas Organik. Faktor ini
berlaku di masyarakat industri maju seperti Amerika Utara dan Eropa Barat.

8
Lembaga pemerintah dan politik. Lembaga-lembaga tersebut antara lain
birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-lembaga
ini melayani dan menyatukan warga negara tanpa membeda-bedakan asal-usul dan
kelompok sosial mereka. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat mempersatukan
masyarakat sebagai satu bangsa.

Faktor kesamaan keturunan, bahasa, wilayah, entitas politik, adat dan


tradisi, atau kesamaan agama. Namun, jelas bahwa tidak satu pun dari faktor-
faktor ini penting dalam menentukan apakah mereka ada atau tidak, atau dalam
menyimpulkan bahwa mereka harus memiliki nenek moyang yang sama untuk menjadi
sebuah bangsa. Faktor objektif memang penting, tetapi elemen terpenting adalah
kemauan bersama yang nyata. Kami menyebut ini akan nasionalisme. Ini adalah
pemahaman yang menginspirasi.

2.3 Fungsi Identitas Nasional


Di era globalisasi saat ini menjadi tantangan tersendiri untuk identitas nasional. Maka
dari itu, sebagai bangsa yang baik identitas nasional tetap harus dijaga. Hal tersebut tidak lain
dan tidak bukan karena fungsinya adanya identitas nasional itu sendiri. Identitas nasional
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai alat pemersatu bangsa.
2. Sebagai pembeda dengan bangsa lain.
3. Merupakan landasan negara.
4. Identitas negara tersebut.

2.4 Sifat Identitas Nasional

Identitas nasional adalah identitas nasional yang dinamis dan khas


yang menjadi pedoman hidup dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup berdampingan.
Di era globalisasi ini, keberadaan bangsa-bangsa di dunia menghadapi tantangan yang
sangat kuat dari kekuatan internasional di bidang ekonomi, sosial, budaya dan
politik. Jika bangsa tidak memiliki atau tidak dapat mempertahankan jati diri

9
bangsa yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut mudah goyah dan terpengaruh
oleh tantangan zaman. Sebuah bangsa yang tidak dapat mempertahankan identitas
nasionalnya akan menjadi kacau, bimbang, dan akan berjuang untuk mencapai cita-cita
dan tujuan hidup berdampingan. Tentu saja, mengkondisikan suatu bangsa dengan cara
ini merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk mendominasi
dan bahkan menghancurkan bangsa yang lemah. Oleh karena itu, identitas nasional mutlak
diperlukan bagi suatu bangsa untuk mempertahankan eksistensinya dan mencapai hal-hal
yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup berdampingan.

2.5 Hubungan Antara Identitas Nasional Dengan Karakter Bangsa


Identitas nasional (entitas politik) mengacu pada bangsa dalam arti politik, yaitu
bangsa dan negara. Mungkin hanya ada satu bangsa dalam suatu negara
(homogen), tetapi biasanya terdiri dari banyak negara (heterogen). Oleh karena itu, negara
harus menciptakan identitas nasional atau national identity, yang merupakan kesepakatan
banyak bangsa di dalamnya.

Identitas nasional dapat dihasilkan dari identitas suatu bangsa, yang kemudian


disepakati oleh bangsa-bangsa lain di negara tersebut, atau dari identitas beberapa bangsa.
Kemauan dan loyalitas warga negara-bangsa dalam mendukung jati diri bangsa harus terus
dibangkitkan, dibina dan dikembangkan. Warga negara memiliki identitas kelompoknya
terlebih dahulu agar tidak kehilangan identitas nasionalnya. Di sini harus ditegaskan bahwa
loyalitas terhadap identitas nasional akan mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu
bangsa” di dalam negeri. Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui
proses terbentuknya negara ini agar dapat meningkatkan rasa cinta tanah air.

Para pendiri negara Indonesia (The Founding Fathers) menyadari bahwa negara


Indonesia yang ingin mereka dirikan pertama-tama harus beragam golongan dan golongan.
Yang diharapkan adalah keinginan untuk hidup bersama sebagai keluarga bangsa untuk
tujuan yang sama, cita-cita dan karena mereka berasal dari ikatan wilayah atau wilayah
yang sama. Selanjutnya, nasionalisme mengangkat semangat pembentukan negara-
bangsa dalam perwujudan cita-cita, yaitu kemerdekaan dan pencapaian masyarakat yang adil
dan makmur.

10
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang penting bagi
pembentukan bangsa Indonesia adalah:

1. Adanya nasib yang sama, yaitu penderitaan bersama penjajahan


bangsa asing selama kurang lebih 350 tahun.
2. Ada keinginan bersama untuk merdeka, memutus rantai kolonialisme.
3. Ada satu unit hunian yaitu nusantara, terbentang dari Sabang sampai Merauke.
4. Ada tujuan bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan bagi suatu bangsa.

Keadaan Indonesia bukanlah suatu kebetulan. Kemerdekaan Indonesia diraih


melalui perjuangan dan pengorbanan, bukan pemberian. Munculnya negara
Indonesia merupakan suatu proses atau rangkaian fase yang berkesinambungan. Rangkaian
tahapan pembangunan tersebut dijabarkan sesuai dengan empat alinea pembukaan UUD
1945. Secara teori, perkembangan negara Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Munculnya negara tidak hanya berawal dari proklamasi, tetapi juga dari


pengakuan hak setiap bangsa atas pembebasan diri. Bangsa Indonesia
bertekad untuk menghapuskan segala penindasan dan penjajahan oleh suatu bangsa
atas bangsa lain. Inilah sumber motivasi perjuangan (Alinea I Pembukaan UUD
1945).
2. Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan panjang bangsa
Indonesia membuahkan proklamasi. Proklamasi kemudian mengarah pada pintu
kemerdekaan. Sebagai sebuah negara, kita belum selesai dengan proklamasi.
Negara yang kita cita-citakan adalah negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur (Pembukaan Pasal II UUD 1945).
3. Terciptanya bangsa Indonesia merupakan cita-cita bersama seluruh bangsa
Indonesia, sebagai cita-cita yang luhur. Selain itu, adalah kehendak dan karunia
Tuhan YME. Ini menunjukan bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan
mengakui adanya motivasi spiritual (Pasal III Pembukaan UUD 1945).

4. Negara Indonesia wajib menyusun aparatur negara , yang meliputi tujuan negara,
bentuk negara, sistem pemerintahan negara, konstitusi negara , dan konstitusi negara.

11
Hal ini akan membuat proses pembangunan negara Indonesia semakin sempurna
(Pasal IV Pembukaan UUD 1945).

Oleh karena itu, berdasarkan fakta yang ada, kemunculan negara Indonesia tidak
terjadi selama pendudukan, pemisahan, pemekaran atau peristiwa. Bukti-bukti
menunjukkan bahwa negara Indonesia dibentuk melalui proses perjuangan
(revolusi). Pendokumentasian proses perjuangan dan pengorbanan dalam
pembentukan negara ini diatur rapi dalam unsur-unsur hukum negara ini, yaitu
Pembukaan UUD 1945.

Visi nasional yang kita pegang teguh sebagai kepribadian bangsa adalah visi
nasional yang berdasarkan Pancasila, yaitu visi nasional yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, dan karenanya memiliki landasan moral, etika, dan
spiritual serta ingin membangun bangsa sekarang dan masa depan. Semoga beliau
sejahtera lahir dan batin di dunia dan di akhirat.

Dapat juga dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan negara
Indonesia pada hakikatnya berakar pada nilai- nilai budaya dan agama yang dianut
oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi falsafah pancasila tidak
secara tiba-tiba dan ditentukan oleh suatu penguasa atau penguasa dari suatu negara,
melalui fase sejarah yang cukup panjang. Sebelum dirumuskan secara formal dalam
Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar falsafah negara Indonesia, nilai - nilainya
sudah ada dalam bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari - hari sebagai pandangan
hidup, sehingga materi Pancasila berupa dari nilai- nilai tersebut tidak lain adalah
bangsa indonesia. Menurut Notonegoro, bangsa Indonesia adalah penyebab
materialistis Pancasila. Nilai-nilai ini kemudian diadopsi dan dirumuskan secara
formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Proses perumusan formal materi Pancasila dilakukan pada sidang pertama
BPUPKI, sidang “Panitia 9”, sidang kedua BPUPKI dan akhirnya diformalkan
sebagai dasar falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

12
2.6 Proses Berbangsa Dan Bernegara Sebagai Identitas Nasional
Bangsa adalah sekelompok besar orang yang memiliki nasib yang sama dalam proses
sejarah, sehingga memiliki kesamaan karakter dan karakter yang kuat untuk hidup bersama
dalam suatu wilayah tertentu untuk membentuk suatu kesatuan nasional. Negara adalah
suatu wilayah yang didalamnya terdapat sekelompok orang yang melakukan kegiatan
pemerintahan.
Pengertian bangsa dan negara menurut para ahli:
Otto Bauer
Bangsa adalah penyatuan temperamen yang muncul dari nasib bersama.
Rawink
Bangsa adalah sekelompok orang yang bersatu dalam suatu wilayah dan bergantung pada
wilayah tersebut. Dengan batas-batas teritorial tertentu dan dalam batas-batas geografi
tertentu.
Hans Khon
Bangsa adalah buah dari kekuatan kehidupan manusia dalam cerita sejarah.
Ernest Renan
Bangsa dibentuk oleh keinginan untuk hidup bersama (sejarah dan cita- cita).
Pengertian negara menurut para ahli :
Benedict de Spinoza
Negara adalah komunitas yang inklusif struktur (kesatuan) antara semua kelompok dan
bagian dari seluruh anggota masyarakat (eco-society association).
Prof.Mr. Kranenburg
Negara adalah organisasi kuat yang didirikan oleh sekelompok orang yang disebut
Bangsa. Prof.Mr.Soenarko
Negara adalah organisasi orang-orang di wilayah tertentu dengan kekuasaan yang
diterapkan sepenuhnya sebagai milik.
Hakikat negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negara memiliki arti sebagai berikut:
 Negara adalah suatu organisasi di suatu wilayah yang memiliki kekuasaan hukum
tertinggi dan ditaati oleh rakyatnya.

13
 Negara adalah suatu kelompok sosial yang didiami Suatu suatu wilayah yang
diorganisir di suatu wilayah tertentu, atau suatu wilayah yang diorganisir di bawah
lembaga politik dan pemerintahan yang efektif , memiliki entitas politik , berdaulat, jadi
ia memiliki hak untuk menentukan tujuan nasionalnya.
Unsur-unsur negara meliputi: Unsur Konstitutif atau pembentuk.
 Rakyat, yaitu rakyat yang berdomisili di daerah, tunduk pada kekuasaan negara dan
mengemban negaranya masing – masing.
 Wilayah, yaitu wilayah yang menjadi kekuasaan negara dan tempat bermukim bagi
rakyat negara tersebut. Wilayah juga merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat
negara tersebut. Wilayah negara meliputi darat, laut, dan udara.
 Pemerintahan berdaulat, yaitu penyelenggaraan negara yang mempunyai kekuasaan
untuk menyelenggarakan pemerintahan di negara tersebut. Pemerintah memiliki
kedaulatan baik secara internal maupun eksternal. Kedaulatan internal berarti bahwa
negara memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh rakyatnya. Kedaulatan asing berarti
bahwa negara memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dari serangan negara
lain.
Unsur deklaratif, yaitu pengakuan negara lain. Elemen deklaratif adalah elemen yang
dideklarasikan, bukan elemen absolut.
Ciri -ciri negara
Sebagai sebuah organisasi, kekuasaan negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kewajiban
2) Monopoli
3) Pemahaman universal

Teori Terjadinya Negara

Proses terjadinya negara secara teoritis :

a) Teori hukum alam : Kondisi alam di mana pertumbuhan manusia berlangsung,


membutuhkan aturan dan ketertiban untuk membentuk pemerintahan dan menjadi negara.
b) Teori Ketuhanan : Segala sesuatu terjadi karena kehendak dan ciptaan Tuhan.

14
c) Teori Perjanjian : Manusia menghadapi kondisi alam dan menimbulkan manusia akan
musnah bila tidak mengubah hidupnya. Akhirnya mereka bersatu untuk mengatasi tantangan
dan menggunakan persatuan dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.

Proses terjadinya Negara di Zaman Modern


a. Penaklukan
b. Peleburan atau fusi
c. Pemecahan
d. Pemisahan diri
e. Perjuangan atau Revolusi
f. Penyerahan atau pemberian
g. Pendudukan atas wilayah yang belum ada pemerintahan sebelumnya
h. Adanya satu kesatuan hunian yaitu nusantara yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke.
i. Ada tujuan bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa.

15
BAB III

STUDY KASUS

3.1 Metode
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Penggunaan
metode ini untuk memperoleh hasil rinci dari perilaku orang yang diamati dan hasil
wawancara rinci . Mengenai lokasi , penyelidikan akan dilakukan di Desa Neglasari,
Kecamatan Salawu, Kabupaten Sumut , Tasikmalaya. Mengenai subjek penyelidikan yang
akan diwawancarai, para pemimpin adat Kampung Naga, anggota masyarakat Kampung
Naga, adalah aparat pemerintah dari Desa Neglasari, Kecamatan Salawu

3.2 Hasil dan Pembahsan


Kampung Naga adalah sebuah desa dengan luas sekitar 1,5 hektar yang letaknya tidak
jauh dari jalan raya utama yang menghubungkan Tasikmalaya Bandung (melalui Kabupaten
Garut). Lokasi Kota ini juga tidak terlalu jauh dari kota Tasikmalaya yang kurang dari 30
km ke arah barat. Kota naga ini terletak di sebuah lembah sekitar 488 meter di atas
permukaan laut. Batas-batas Kampung Naga adalah: di sebelah utara dan timur dibatasi oleh
Sungai Ciwulan, di sebelah baratdan selatan dibatasi oleh Sungai Ciwulan . perbukitan di
Kecamatan Salawu.

Kampung Naga merupakan kampung adat dengan jumlah penduduk 314 jiwa yang terdiri
dari 108 kepala keluarga. Ada 115 bangunan di Kampung Naga yang terdiri dari 112 rumah,
1 Balai Patemon (Balai Rapat), 1 Masjid dan 1 Bumi Ageung. Bumi Ageung adalah
bangunan berukuran 3 x 6 meter yang menampung pusaka keluarga seperti keris dan
tombak.

Seluruh penduduk Kampung Naga beragama Islam. Bahkan dalam kehidupan, terutama
pada saat melakukan upacara adat , terjadi sinkretisme antara Islam dan sisa-sisa
agamadianut oleh para Kahurun (leluhur), namun dalam ritual ibadahnya mereka taat pada
syariat Islam. Sedangkan dari segi bahasa, masyarakat Kampung Nagause menggunakan
bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian bukan berarti masyarakat

16
Kampung Naga tidak bisa berbahasa Indonesia. Ketika diminta untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia, mereka dapat berkomunikasi dengan baik dan benar dalam bahasa
Indonesia, meskipun bahasa Sunda terkadang tersembunyi dalam transmisinya.

Ada dua sistem pemerintahan yang berlaku di Kampung Naga, sistem model
pemerintahan yaitu sistem pemerintahan nonformal atau sistem pemerintahan tradisional dan
sistem pemerintahan formal. Dalam sistem informal Dalam pemerintahan atau sistem
pemerintahan tradisional, terdapat beberapa jabatan penting yang mempunyai tugas dan
fungsinya masing-masing yaitu kunci, pelepas adat dan penghidupan. Sementara itu, sistem
pengelolaan formalnya tidak berbeda dengan desa lain pada umumnya, seperti Kepala Desa,
RT dan RW.

Seorang Kuncen di Kampung Naga berfungsi sebagai penjaga adat dan pemimpin dalam
setiap upacara adat. Adapun syarat menjadi Kuncen; (1) Laki-laki; (2) ada hubungan darah
dengan Kuncen sebelumnya; (3) Didukung oleh setidaknya tiga orang tertentu yang
mendapat ide dari mimpi; (4) Dewasa atau lebih dari 35 tahun, kecuali Kuncen yang
meninggal lebih awal atau Kuncen yang dianggap masih kecil. Penentuan kuncen ditentukan
dengan konsultasi. Pertukaran kuncen dilakukan ketika Penatua Kuncen tidak bisa lagi
bekerja karena sakit atau penyakit lanjut.

Sedangkan Punduh Adat adalah seseorang yang penting untuk melaksanakan kegiatan
sehari-hari , termasuk menyelenggarakan upacara adat dan ritual. Live adalah seseorang
yang mengurus Kampung Naga yang sudah meninggal . Semua prosesi, jika ada, kematian
adalah tanggung jawab yang hidup. Masyarakat Kampung Naga memiliki falsafah hidup
tersendiri yang unik, di antaranya adalah berikut :

1)Bersikaplah damai dan jauhi percobaan. Kampung Naga sangat cinta dan selalu
berusaha , bahkan jika Kampung Naga menghinamu, kau tidak bisa melawan tapi
berusaha melawan diri sendiri. Namun jika telah mengganggu adat, masyarakat Kampung
Naga wajib menjunjung tinggi keluhuran dan kewibawaan adat.
2)Ketaatan kepada pemerintah. Meskipun kehidupan masyarakat memiliki aturan hidup
sendiri-sendiri , masyarakat Kampung Naga selalu berusaha untuk patuh pada pemerintah
selama tidak melanggar aturan dan tata tertib yang berlaku. Dalam hal ini, masyarakat

17
Kampung Naga memiliki semacam idiom "orang tua mengganggu permainan , panyaur
gancang temonan, pamunut gancang chaosan", yang artinya segera pesan,
panggilan/undangan segera datang, permintaan segera dipenuhi.

Selain mengikuti filosofi di dalam kehidupan, sebagai bagian dari upaya menghormati
dan melaksanakan adat serta kehidupan beragama, masyarakat Kampung Naga melakukan
upacara adat yang diadakan secara rutin setahun sekali. Adapun upacara-upacara tersebut
adalah sebagai berikut :

1)Upacara memperingati Tahun Baru Islam yang diperingati pada bulan Muharram dalam
penanggalan Islam.
2)Upacara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Upacara adat disebut Muludan.
3)Upacara penutupan Jumadil untuk memperingati pertengahan tahun.
4)1 Syawal untuk memperingati Idul Fitri sekaligus sebagai tanda berakhirnya bulan puasa.
5)Upacara Rayagung, upacara memperingati Idul Adha.
6)Upacara Nisfu Sa'ban, pertengahan bulan Rewah atau Sa'ban sebagai tanda bahwa ia akan
memasuki bulan puasa.

Dalam setiap upacara di atas, Kampung Naga berziarah ke makam Eyang Singaparna
(sosok yang dianggap sebagai harta/leluhur oleh masyarakat Kampung Naga) yang terletak
di sebelah barat pemukiman atau di kawasan hutan keramat.

Kawasan Kampung Naga terbagi menjadi tiga wilayah yaitu Leuweung. kawasan
Karamat, kawasan desa dan kawasan Leuweung Larangan. Kawasan Leuweung Karamat
adalah kawasan atau tempat para leluhur atau karuhun (leluhur) di mana penduduk
Kampung Naga dimakamkan. Daerah ini berada di sebelah barat daerah tersebut. Desa ini
dibatasi oleh masjid, balai pertemuan dan sebidang tanah. Kawasan perkampungan adalah
kawasan atau tempat masyarakat Kampung Naga bermukimdan bertani. Sementara itu,
Leuweung Ban adalah kawasan seperti hutan yang tidak diizinkan oleh pemerintah kota
secara sembarangan . Orang Leuweung Kampung Naga percaya bahwa larangan ini adalah
tempat setan (roh), sehingga tidak dapat memasukinya secara tidak sengaja. Kawasan
Terbatas Leuweung ini berada di sebelah timur pemukiman yang berbatasan dengan sungai
bernama Sungai Ciwulan.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau identitas nasional suatu bangsa yang
membedakan suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Identitas nasional dalam konteks suatu
bangsa biasanya mengacu pada budaya, adat istiadat , dan karakter khas suatu negara .
Sedangkan identitas nasional dalam konteks kenegaraan dapat dilihat dalam simbol-simbol
negara seperti pancasila. Identitas Nasional Indonesia :

1. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu H. Bahasa Indonesia.


2. Bendera nasional berwarna merah putih.
3. Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
4. Lambang negara Pancasila.
5. Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika.
6. Filosofi negara adalah Pancasila.
7. Konstitusi (hukum dasar) negara adalah UUD 1945.
8. Bentuk negara kesatuan Republik Indonesia, yang berdaulat oleh rakyat.
9. Wawasan Nusantara.
10. Kebudayaan daerah diterima sebagai budaya nasional.

Penerapan jati diri bangsa harus dalam mentalitas , sikap dan pola tindakan yang selalu
mewakili kepentingan bangsa dan negara. keadaan di atas untuk kepentingan pribadi atau
kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang melandasi pemikiran,
perilaku dan tindakan untuk menghadapi berbagai persoalan yang mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perwujudan jati diri bangsa senantiasa
berpedoman pada kepentingan rakyat dan wilayah Tanah Air secara utuh dan utuh.
Penyelenggaraan jati diri bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, harus tercermin
dalam mentalitas, sikap dan perilaku, dengan selalu mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan. negara Republik Indonesia atas kepentingan pribadi dan kepentingan
golongan. Ada dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional, yaitu faktor

19
primordial dan faktor kontingen. Identitas nasional merupakan identitas nasional yang
dinamis dan khas yang menjadi way of life. Politik identitas adalah sebutan untuk
menggambarkan suatu situasi yang ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok
identitas sebagai respons terhadap represi yang telah meminggirkan mereka di masa lalu.

4.2 Saran
Untuk itulah kami menyusun makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah kami.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ajah, Nikmah. “http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-dan-


bernegara.html” (diakses pada minggu, 24 september 2017)

Ativa, Titik. “Makalah Identitas Nasional” http://putrimedan-sitiativa.blogspot.co.id/


(diakses pada minggu, 24 september 2017)

Latheva. “Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa Indonesia”


https://lathevha.wordpress.com/2016/05/03/kewarganegaraan-identitas-nasional-
sebagai-karakter-bangsa-indonesia/ (diakses pada minggu, 24 september 2017)

Mangihot, Pasaribu. “Pengertia, Unsur, Faktor dan Sifat Identitas Nasional”


http://mangihot.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-faktor-unsur-unsur-dan-
sifat.html (diakses pada minggu, 24 september 2017)

21

Anda mungkin juga menyukai