Anda di halaman 1dari 22

EJAAN DAN TANDA BACA

EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN

 Pengertian Ejaan
Yang dimaksud dengan ejaan adalah
keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
hubungan di antara lambang-lambang itu
(pemisahan dan penggabungannya) dalam
suatu bahasa.
Secara teknis, yang diatur dalam ejaan ialah
penulisan huruf, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca.
PENULISAN HURUF

Huruf Kapital atau Huruf Besar


1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat.

Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Selamat pagi.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan


langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin dia terlambat," katanya.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah Yang Mahakuasa Yang Maha Pengasih
Al-Quran Alkitab Weda
Islam Kristen
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-
Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri
rahmat.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya:

Haji Agus Salim


Presiden Soekarno
Nabi Ibrahim
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Gubernur Ali Sadikin
Menteri Hatta Radjasa
Profesor Supomo
Gubernur Sulawesi Utara

Akan tetapi, perhatikanlah penulisan berikut:

Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?


Brigadir Jenderal Sugiarto baru dilantik jadi mayor jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.


Misalnya:
Amir Hamzah
Wage Rudolf Supratman

Kris Dayanti
Amien Rais

Dewi Persik
Nicholas Saputra
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
bahasa Turki
suku Sasak
suku Toraja

Namun, perhatikanlah penulisan berikut:

mengindonesiakan kata asing


keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah
tarikh Masehi
bulan Agustus
bulan Ramadhan
hari Jumat
hari Lebaran
hari Natal
hari Galungan
Proklamasi Kemerdekaan
Perang Padri
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti di, ke, dari, yang, dan
untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:

Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Salah Asuhan

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya:
Asia Tenggara Jalan Diponegoro
Blitar Jazirah Arab
Bukit Barisan Kali Ciliwung
Cirebon Selat Karimata
Danau Tondano Tanjung Harapan
Dataran Tinggi Dieng Terusan Suez
Gunung Salak Laut Jawa

Namun, perhatikan penulisan berikut:

berlayar ke teluk mandi di kali


menyeberangi selat
pergi ke arah barat
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama negara,
badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi, kecuali konjungsi.
Misalnya:
Departemen Pendidikan Nasional
Keputusan Presiden RI Nomor 156 Tahun 1972
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar 1945

Tetapi perhatikanlah penulisan berikut:

menurut undang-undang dasar kita


kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menjadi sebuah republik beberapa badan hukum
12. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
Dr. Doktor
Sdr. Saudara
dr. Dokter
S.Sos. Sarjana Sosial
M.A. Master of Arts
S.H. Sarjana Hukum
S.E. Sarjana Ekonomi
Ny. Nyonya
S.S. Sarjana Sastra
Prof. Profesor
Tn. Tuan
  M.M. Magister Manajemen

Catatan:
Singkatan di atas selalu diikuti oleh tanda titik.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya:
Kapan Bapak berangkat?
Itu apa, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Fuad.
Surat Anda telah kami terima.

Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau
sapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Semua camat di kabupaten itu hadir.
Huruf Miring (Kursif)
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk:

1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip


dalam tulisan.

Misalnya:
Kantor kami berlangganan majalah Tempo dan surat kabar
Kompas.

Kumpulan cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi ditulis


oleh Seno Gumira Ajidarma.

Nadya sedang menyampul buku Pelajaran Bahasa Inggris untuk


SMA.

2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,


atau kelompok kata.
Misalnya:
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf besar.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Misalnya:
Sebaiknya kita menggunakan kata kudapan untuk
kata snack.
Buah manggis nama ilmiahnya ialah Carcinia
mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di
negeri ini.

Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata
yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.
PENGGUNAAN TANDA BACA
Penggunaan Tanda Baca
Ad 1 Tanda baca yang merupakan dasar dalam sebuah penulisan kalimat, yaitu :

 Tanda Titik (.)


Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan merupakan kalimat seruan
atau pertanyaan, juga digunakan dibelakang angka atau huruf dalam satu
bagan, ikhtisar atau huruf, untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu, juga digunakan di antara nama penulis, judul tulisan yang
tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka serta digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
 Tanda koma (,)
Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan, juga digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan, serta digunakan untuk untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

 Tanda Titik Koma (;)


Tanda titik koma dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara dan sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

 Tanda Titik Dua (:)


Tanda titik dua dapat digunakan dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.

 Tanda Hubung (-)


Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh penggantian baris. Tanda hubung juga digunakan untuk
menyambung unsur-unsur kata berulang. .
 Tanda Pisah (—)
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar kalimat. Tanda pisah juga menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

 Tanda Tanya (?)


Tanda Tanya digunakan pada akhir kalimat Tanya dan digunakan dalam
tanda kurung untuk menyatakan kalimat yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.

 Tanda Seru (!)


Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah.

 Tanda Garis Miring (/)


Tanda garis miring digunakan dalam penomoran surat dan juga digunakan
sebagai pengganti kata atau dan tiap.

 Tanda Penyingkat (Apostrof) (')


Tanda penyingkat gigunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata
atau bagian angka tahun.
PENOMORAN DAN ANGKA
Penulisan nomor dan angka dalam Bahasa Indonesia terdapat
bnyak acuannya. Tergantung dari konteks pengguanaannya.
Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, berikut ini pedoman
penulisan noomor dan angka:

 Penulisan angka atau bilangan pada awal kalimat harus ditulis


dalam bentuk kata. Jika kata yang menyebutkan angka tersebut
melebihi dua kata, bilangan atau angka tersebut harus tetap
ditulis dalam bentuk angka dengan pengubahan susunan kalimat.
Perhatikan contoh berikut ini:
Dua puluh tenaga kerja Indonesia (TKI) diberangkatkan ke Hong
Kong,
Ketua RT mengajak 150 orang warga bergotong-royong
 Bilangan dapat dinyatakan dalam kata kecuali menujukkan deret jumlah
tertentu. Perhatikan contoh berikut ini:
Saya membeli dua buah buku
Ibu membawakan para tetangga lima ratus baju baru saat pulang haji
Saat pemilihan ketua RT, 20 suara dinyatakan tidak sah, 50 suara memilih
Somat dan 60 suara lainnya memilih Jufri.
Rian menerima kiriman paket yang berisi 20 buku tulis, 35 pensil dan 20
rautan pensil.

 Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam


kalimat. Contohnya:
Warga Banyuasin mendapatkan bantuan sebesar 450 juta rupiah dari
seorang dermawan asing untuk pembuatan jalan kampung.
Buku yang kubeli seharga 2 juta rupiah.

 Penulisan angka untuk nomor, seperti urutan rumah, jalan dan atau kamar
bisa ditulis dengan angka biasa atau dengan penomoran Yunani.
Contohnya:
Hotel Wijaya No. 13
Jalan Veteran II A No. 18
 Penomoran untuk menunjuk rincian buku atau kitab suci dapat ditulis
dalam angka atau angka Yunani, contohnya:
Kitab Kejadian : 18
Surat an-Nisa : 16
Bab III, halaman 16

 Bilangan Angka utuh memiliki aturan penulisan dalam kata sebagai


berikut:
Enam belas (bukan enambelas)
Dua puluh (bukan dua puluh)
Enam ratus (bukan enamratus)

 Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan beberapa model


berikut:
Romawi berkuasa di Eropa pada abad ke VIII (huruf romawi)
Edison menemukan lampu pijar pada abad ke 18
Pada akhir abad kesembilan belas manusia akan mengalami revolusi
spiritual
 Penulisan bilangan pecahan dapat dilakukan dengan cara:
setengah (1/2)
seperenam belas (1/16)
tiga perempat (3/4)
dua persepuluh (0,2) atau (2/10)
tiga dua pertiga (3 2/3)
satu persen (1%)
satu permil (1‰)

 Penambahan akhiran -an pada bilangan dapat dilakukan, contohnya:


tahun 1980-an
Uang receh 500-an

Anda mungkin juga menyukai