0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan31 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kaidah penggunaan huruf kapital, miring, dan tebal dalam penulisan bahasa Indonesia. Terdapat 13 poin yang membahas tentang penggunaan huruf kapital pada awal kalimat, nama orang, gelar, dan lainnya. Sedangkan untuk huruf miring dan tebal digunakan untuk menulis judul, nama buku, dan bagian tertentu dalam dokumen. Dokumen ini juga membahas tentang penulisan kata dasar, ber
Dokumen tersebut membahas tentang kaidah penggunaan huruf kapital, miring, dan tebal dalam penulisan bahasa Indonesia. Terdapat 13 poin yang membahas tentang penggunaan huruf kapital pada awal kalimat, nama orang, gelar, dan lainnya. Sedangkan untuk huruf miring dan tebal digunakan untuk menulis judul, nama buku, dan bagian tertentu dalam dokumen. Dokumen ini juga membahas tentang penulisan kata dasar, ber
Dokumen tersebut membahas tentang kaidah penggunaan huruf kapital, miring, dan tebal dalam penulisan bahasa Indonesia. Terdapat 13 poin yang membahas tentang penggunaan huruf kapital pada awal kalimat, nama orang, gelar, dan lainnya. Sedangkan untuk huruf miring dan tebal digunakan untuk menulis judul, nama buku, dan bagian tertentu dalam dokumen. Dokumen ini juga membahas tentang penulisan kata dasar, ber
1. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama di awal kalimat
Contoh: Sekolah adalah tempat belajar 2. Huruf kapital yang digunakan sebagai unsur nama orang atau julukan Contoh : ▫ Amir Hamzah ▫ Jenderal Kancil Pengecualian a. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran Contoh : ikan mujair, 5 ampere, 10 volt b. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin,binti Contoh : ▫ Abdul Rahman bin Zaini 3. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung. Contoh : Astuti bertanya, “Kapan kita pulang?” “ Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya. 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,Tuhan dan kata ganti Tuhan Contoh : Islam, Injil, Allah , Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya 5. . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,keturunan,keagamaan,jabatan,pangkat maupun nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan Contoh : Selamat pagi, Dokter Selamat datang, Yang Mulia
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan,pangkat
maupun nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan Contoh : Perdana Menteri Nehru Bupati Hasto Wardoyo 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa Contoh : bangsa Indonesia suku Dani bahasa Bali 8. a. Huruf kapital digunakan untuk awalan nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya Contoh : tahun Hijriah tarikh Masehi hari Jumat hari bulan Galungan b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada unsur nama peristiwa sejarah Contoh : Perang Dunia II 9. Huruf kapital digunakan sebagai nama geografi Contoh : Jakarta Dataran Tinggi Dieng Pengecualian a. nama diri geografi yang dipakai sebagai jenis Contoh : petai cina jeruk bali 10. Huruf kapital dipakai dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi atau dokumen, kecuali kata tugas seperti di, ke,dari, yang dan untuk Contoh : Republik Indonesia Perserikatan Bangsa-Bangsa Perserikatan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya. 11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, majalah kecuali kata tugas seperti, di, ke, dari, dan, yang Contoh : ▫ Tulisan ini dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra ▫ Ia menyajikan makalah “ Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata 12. Huruf kapittal dipakai sebagai unsur pertama singkatan nama gelar, jabatan, pangkat atau sapaan. Contoh : ▫ S.H. sarjana hukum ▫ Ny. Nyonya ▫ Pdt. Pendeta 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak adik Contoh : ▫ “ Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.” ▫ “ Silakan duduk, Dik!” kata orang itu. Kaidah penggunaan huruf miring 1. Huruf miring di gunakan untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang di kutip dalam tulisan. Misalnya : Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Propanca 2. Huruf miring dalam cetakan di pakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya : Huruf awal kata abad adalah a. 3. a. Huruf miring dalam cetakan di pakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa indonesia Misalnya : Nama ilmiah buah manggih ialah Carcinia Mangostana. b. Ungkapan asing yang telah di serap ke dalam bahasa indonesia penulisan nya di perlakukan sebagai kata bahasa indonesia. Misalnya : Negara itu telah mengalami empat kali kudeta. Kaidah penggunaan huruf tebal 1. Huruf tebal di dalam cetakn dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftarlambaaaang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran. Misalnya : Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG Bab : BAB 1 PENDAHULUAN Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah, 1.2 Tujuan 2. Huruf tebal tidaak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata, untuk keperluan itu menggunakan huruf miring. Misalnya : akhiran -i tidak dipenggal dalam ujung baris Seharusnya ditulis dengan huruf miring akhiran -i tidak dipenggal dalam ujung baris 3. Huruf tebal pada cetakan kamus dipakai untuk menuliskan tema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan pollisemi Misalnya : Kalah v 1 tidak menang.. 2 kehilangan atau merugi PENULISAN KATA Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya : Buku itu sudah saya baca Surat itu sudah saya tulis Kata Berimbuhan 1. Kata yang mendapatkan imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya Misalnya: berdiskusi, termakan, perumusan
2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, maka
awalan atau akhiran diletakkan serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: berterima kasih, bertanggung jawab, sebar luaskan 3. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapatkan awalan dan akhiran, ditulis serangkai dengan kata dasar Misalnya: pertanggungjawaban, menyebarluaskan, menggarisbawahi
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai
dalam kombinasi, maka gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: mahasiswa, antarsiswa, swadana, adipati, purnatugas, dasawarsa, trimanunggal, kilometer.
5. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf
awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur diberikan tanda hubung (-). Misalnya: non-Eropa, pan-Afrika. Bentuk Ulang Penulisan bentuk ulang secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-)
Misalnya: buku-buku, anak-anak, berjalan-jalan
porak-poranda, sayur-mayur Gabungan Kata 1. Gabungan kata yang (kata majemuk) penulisan unsur-unsurnya dipisah. Misalnya: mata kuliah, rumah sakit, model linear, cuci tangan, kambing hitam, terima kasih,
2. Gabungan kata, yang mungkin menimbulkan salah
pengertian, ditulis dengan tanda hubung Misalnya: orang-tua muda (ayah ibu muda) kaki-tangan penguasa (alat penguasa) alat pandang-dengar (audio-visual aid) 3. Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis serangkai (tidak dirasakan sebagai dua kata) Misalnya: acapkali, apabila, bagaimana, barangkali belasungkawa, daripada,barangkali,kacamata, olahraga,
4. Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam
kombinasi, ditulis serangkai (tidak dirasakan sebagai dua kata) Misalnya : biokimia, transmigrasi, mahasiswa, Kata Ganti ku-, kau-, -mu, dan -nya Kata ganti ku-, kau- (dari aku dan engkau) ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya Misalnya: aku bawa (kubawa), aku ambil (kuambil) engkau bawa (kaubawa), engkau janji (kaujanji) Kata Depan di, ke, dan dari Kata Depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, misalnya, kepada, kemari dan daripada Misal: di Jakarta, dari Bandung, ke Jayapura. Kata Sambung si, sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya : si kecil, si hitam, sang diktator, sang raja. Partikel 1. Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misal: simaklah, apakah, kemanakah.
2. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata di depannya
Misalnya: - Ia pun mengalami nasib yang sama. - Masyarakat pun sudah tidak percaya lagi kepadanya -Satu kali pun dia belum pernah berbogong
**Kecuali kata adapun, bagaimanapun, walaupun,
kendatipun, meskipun, maupun, andaipun, sekalipun, biarpun, ditulis serangkai 3. Partikel per yang berarti mulai dan tiap ditulis terpisah dari kata yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya : - Harga tanahnya dijual Rp100.000 per meter. - Per Juni 2010, harga tiket pesawat naik 10%. - Per Desember 2016 tingkat kebahagiaan orang Indonesia naik 17% - Masuk ruang satu per satu PUEBI Penulisan Singkatan dan Lambang Bilangan Singkatan 1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, • b. Singkatan yang terdiri atas huruf jabatan, atau pangkat diikuti dengan awal setiap kata yang bukan nama diri tanda titik pada setiap unsur singkatan ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda itu. titik. Contoh: Contoh; A.H. Nasution → Abdul Haris Nasution SIM → Surat Izin Mengemudi M.Hum. → magister humaniora 3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf Kol. Darmawangsa → Kolonel Darmawangsa atau lebih diikuti dengan tanda titik. Contoh; 2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf hlm. → halaman awal setiap kata nama lembaga sda. → sama dengan di atas pemerintah dan ketatanegaraan, ybs. → yang bersangkutan lembaga pendidikan, badan atau 4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf organisasi, serta nama dokumen resmi yang lazim dipakai dalam surat-menyurat ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda masing-masing diikuti oleh tanda titik. titik. Contoh: Contoh: a.n. → atas nama NKRI → Negara Kesatuan Republik Indonesia d.a. → dengan alamat UI → Unviersitas Indonesia u.b. → untuk beliau Singkatan 5. Lambang kimia, singkatan 7. Akronim nama diri yang satuan ukuran, takaran, berupa gabungan suku kata atau timbangan, dan mata uang tidak gabungan huruf dan suku kata diikuti tanda titik. dari deret kata ditulis dengan Contoh; huruf awal kapital. Cu → kuprum Contoh; kVA → kilovolt-ampere Bulog → Badan Urusan Logistik Rp → rupiah Mabbim → Majelis Bahasa Brunei 6. Akronim nama diri yang terdiri Darussalam-Indonesia-Malaysia atas huruf awal setiap kata ditulis 8. Akronim bukan nama diri yang dengan huruf kapital tanpa tanda berupa gabungan suku kata titik. ditulis dengan huruf kecil. Contoh; Contoh; BIG → Badan Informasi Geospasial iptek → ilmu pengetahuan dan PASI → Persatuan Atletik Seluruh teknologi Indonesia rudal → peluru kendali Angka dan Bilangan dalam PUEBI
1. Tentang Angka dan Bilangan 2. Tentang Bilangan dalam Teks
Di Indonesia, jenis angka yang Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan lazim dan sah untuk digunakan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan adalah angka Arab dan angka seperti dalam perincian. Romawi. Angka Arab atau angka Misalnya: Romawi lazim dipakai sebagai • Mereka menggosok giginya tiga kali lambang bilangan atau nomor. sehari. • Abidin berkata ada lebih dari satu juta orang berkumpul di sekitar Monas. Angka Arab terdiri dari kombinasi: Sedangkan pengecualian berupa perincian 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dalam narasi misalnya: • Di antara 59 anggota yang Sedangkan angka Romawi : I, II, III, hadir, 32 orang setuju, 25 orang tidak setuju, dan 2 orang abstain. IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C • Kue-kue yang dipesan untuk hajatan itu (100), D (500), M (1.000), _V terdiri atas 70 kue sus, 110 bolu pandan, (5.000), _M(1.000.000) dan 250 Angka dan Bilangan dalam PUEBI 3. Tentang Bilangan pada Awal Kalimat 4. Tentang Angka yang Menunjukkan Bilangan Besar Kadang kala, terjadi skenario tidak terhindarkan di mana Menurut kaidah, angka yang menunjukkan bilangan besar kita jadi harus menyertakan bilangan pada awal kalimat. dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah Menurut kaidah, bilangan pada awal kalimat harus ditulis dibaca. dengan huruf; dalam arti meleburkan susunan angka Misalnya: menjadi rangkaian kata yang bisa kita lafalkan. • Dia mendapatkan bantuan 150 juta rupiah untuk melanjutkan kuliahnya. Sehingga, alih-alih menggunakan cara berikut: • Proyek pembangunan apartemen mewah itu memerlukan • 60 siswa teladan mendapat beasiswa dari Pertamina. biaya 7 triliun • 5 pemenang sayembara mendapat sepeda dari presiden. 5. Tentang Satuan Kita harus mengubahnya menjadi: Menurut kegunaan, angka juga dapat digunakan untuk • Enam puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari menjadi penentu satuan beberapa -hal termasuk (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang. Pertamina. • Lima pemenang sayembara mendapat sepeda dari Misalnya: presiden. • 0,6 sentimeter Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan • 2 kilogram dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya lah yang • 4 hektare harus diubah. • 10 liter Sehingga contohnya, apabila kita menemui kalimat seperti: • 2 tahun 6 bulan 5 hari • 250 orang mengisi buku tamu itu. • 1 jam 20 menit • 25 potong kue tersimpan di dalam lemari es. • 000,00 Kita harus mengubahnya menjadi: • US$3,50 • Buku tamu itu diisi 250 orang. • £5,10 • Di dalam lemari es tersimpan 25 potong kue • ¥100 Angka dan Bilangan dalam PUEBI • 6. Tentang Penomoran 7. Tentang Penomoran Alamat dalam Karangan Lazimnya, angka juga bisa dipakai Bagi yang pernah menulis untuk menomori alamat, seperti tentu hapal dengan aspek ini. jalan, rumah, apartemen, atau kamar. Tata penulisannya harus Penting untuk mengetahui cara diperhatikan agar tidak penulisan angka untuk membingungkan orang yang dituju. menomori bagian karangan atau Misalnya: ayat kitab suci, khususnya dalam • Jalan Tanah Abang I No. 15 atau kutipan-kutipan. • Jalan Tanah Abang I/15 Misalnya: • Jalan Wijaya No. 14 • Bab X, Pasal 5, halaman 252 • Hotel Gajah Mada, Kamar 169 • Surah Yasin: 9 • Gedung Samudra, Lantai III, • Markus 16: 15—16 Ruang 201 Angka dan Bilangan dalam PUEBI 8. Tentang Penulisan Bilangan dengan 9. Tentang Bilangan Tingkat Huruf Bilangan tingkat menunjukkan kronologi, tingkatan, Sehubungan dengan tata cara penulisan atau urutan. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. bilangan dengan huruf, ada yang harus • abad XXX diperhatikan. Penulisan bilangan dengan huruf • abad ke-30 harus memerhatikan bentuk awal bilangan • abad ketiga puluh tersebut. • Perang Dunia II • Bilangan utuh, misalnya: • Perang Dunia Ke-2 • dua belas (12) • Perang Dunia Kedua • tiga puluh (30) 10. Tentang Akhiran -an • lima ribu (5.000) Akhiran –an mengatur tentang rentang, jenis, atau Sedangkan bilangan pecahan, misalnya: jangka, dari angka yang disebutkan. Penulisan angka • setengah atau seperdua (½) yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut. • seperenam belas (⅟16) Misalnya: • tiga perempat (¾) • lima lembar uang 000-an (lima lembar • dua persepuluh (²∕₁₀) uang seribuan) • tiga dua-pertiga (3⅔) • tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima • satu persen (1%) puluhan) • satu permil (1‰) • uang 000-an (uang lima ribuan) Angka dan Bilangan dalam PUEBI 11. Tentang Angka dalam Surat Resmi 12. Tentang Penulisan Bilangan Angka yang dan Perundang-Undangan Diikuti Huruf Dan dalam penulisan bilangan yang dilambangkan Dalam perkara formal seperti keperdataan, dengan angka dan diikuti huruf, penulisannya harus angka juga muncul dalam narasi. Penulisan dilakukan seperti berikut. bilangan dengan angka dan huruf sekaligus • Saya lampirkan tanda terima uang dilakukan dalam peraturan perundang- sebesar 500,50 (enam ratus ribu lima ratus undangan, akta, dan kuitansi. rupiah lima puluh sen). Misalnya: • Bukti pembelian barang seharga 000.000,00 (tiga juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada • Setiap orang yang menyebarkan atau laporan pertanggungjawaban. mengedar-kan rupiah tiruan, sebagaimana 13. Tentang Bilangan dalam Unsur Nama dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), Tempat dipidana dengan pidana kurungan paling Sering, kita menemukan nama tempat dengan lama 1 (satu) tahun dan pidana denda bilangan di dalamnya. Bilangan yang digunakan paling banyak 000.000,00 (dua ratus juta sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf. rupiah). Misalnya: • Telah diterima uang • Salatiga sebanyak 950.000,00 (dua juta sembilan • Rajaampat ratus lima puluh ribu rupiah) untuk • Simpanglima pembayaran satu unit televisi. • Tigaraksa