Anda di halaman 1dari 31

Bahasa Indonesia

Riska Saraswati : 17081106


Lisdiyanti : 17081153
Lila Nurmila Sari: 17081536
Astuti : 17081672
Kaidah Pemakaian (Huruf Kapital, Miring, Tebal)

1. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama di awal kalimat


Contoh:
Sekolah adalah tempat belajar
2. Huruf kapital yang digunakan sebagai unsur nama orang atau
julukan
Contoh :
▫ Amir Hamzah
▫ Jenderal Kancil
Pengecualian
a. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang
yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran
Contoh : ikan mujair, 5 ampere, 10 volt
b. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin,binti
Contoh :
▫ Abdul Rahman bin Zaini
3. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh : Astuti bertanya, “Kapan kita pulang?”
“ Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci,Tuhan dan kata ganti Tuhan
Contoh : Islam,
Injil,
Allah ,
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya
5. . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan,keturunan,keagamaan,jabatan,pangkat maupun nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan
Contoh : Selamat pagi, Dokter
Selamat datang, Yang Mulia

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan,pangkat


maupun nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan
Contoh :
Perdana Menteri Nehru
Bupati Hasto Wardoyo
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku bangsa, dan bahasa
Contoh :
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
8. a. Huruf kapital digunakan untuk awalan nama
tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya
Contoh :
tahun Hijriah tarikh Masehi
hari Jumat hari bulan Galungan
b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama
pada unsur nama peristiwa sejarah
Contoh : Perang Dunia II
9. Huruf kapital digunakan sebagai nama geografi
Contoh :
Jakarta
Dataran Tinggi Dieng
Pengecualian
a. nama diri geografi yang dipakai sebagai jenis
Contoh :
petai cina
jeruk bali
10. Huruf kapital dipakai dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi
atau dokumen, kecuali kata tugas seperti di, ke,dari, yang dan untuk
Contoh :
 Republik Indonesia
 Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Perserikatan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010
tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden
dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya.
11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap
kata dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, majalah
kecuali kata tugas seperti, di, ke, dari, dan, yang
Contoh :
▫ Tulisan ini dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra
▫ Ia menyajikan makalah “ Penerapan Asas-Asas Hukum
Perdata
12. Huruf kapittal dipakai sebagai unsur pertama singkatan
nama gelar, jabatan, pangkat atau sapaan.
Contoh :
▫ S.H. sarjana hukum
▫ Ny. Nyonya
▫ Pdt. Pendeta
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak
adik
Contoh :
▫ “ Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
▫ “ Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Kaidah penggunaan huruf miring
1. Huruf miring di gunakan untuk menuliskan
nama buku, majalah, dan surat kabar yang di
kutip dalam tulisan.
Misalnya :
Saya belum pernah membaca buku
Negarakertagama karangan Propanca
2. Huruf miring dalam cetakan di pakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
Huruf awal kata abad adalah a.
3. a. Huruf miring dalam cetakan di pakai untuk
menuliskan kata atau ungkapan yang bukan
bahasa indonesia
Misalnya :
Nama ilmiah buah manggih ialah Carcinia
Mangostana.
b. Ungkapan asing yang telah di serap ke dalam
bahasa indonesia penulisan nya di perlakukan
sebagai kata bahasa indonesia.
Misalnya :
Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
Kaidah penggunaan huruf tebal
1. Huruf tebal di dalam cetakn dipakai untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftarlambaaaang, daftar pustaka, indeks,
dan lampiran.
Misalnya :
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB 1 PENDAHULUAN
Bagian bab :
1.1 Latar Belakang Masalah, 1.2 Tujuan
2. Huruf tebal tidaak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata, untuk
keperluan itu menggunakan huruf miring.
Misalnya :
akhiran -i tidak dipenggal dalam ujung baris
Seharusnya ditulis dengan huruf miring
akhiran -i tidak dipenggal dalam ujung baris
3. Huruf tebal pada cetakan kamus dipakai untuk
menuliskan tema dan sublema serta untuk
menuliskan lambang bilangan yang menyatakan
pollisemi
Misalnya :
Kalah v 1 tidak menang.. 2 kehilangan atau
merugi
PENULISAN KATA
Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya :
Buku itu sudah saya baca
Surat itu sudah saya tulis
Kata Berimbuhan
1. Kata yang mendapatkan imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya
Misalnya: berdiskusi, termakan, perumusan

2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, maka


awalan atau akhiran diletakkan serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: berterima kasih, bertanggung jawab,
sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata yang
mendapatkan awalan dan akhiran, ditulis serangkai
dengan kata dasar
Misalnya: pertanggungjawaban, menyebarluaskan,
menggarisbawahi

4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai


dalam kombinasi, maka gabungan kata itu ditulis
serangkai.
Misalnya: mahasiswa, antarsiswa, swadana, adipati,
purnatugas, dasawarsa, trimanunggal, kilometer.

5. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf


awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur
diberikan tanda hubung (-).
Misalnya: non-Eropa, pan-Afrika.
Bentuk Ulang
Penulisan bentuk ulang secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung (-)

Misalnya: buku-buku, anak-anak, berjalan-jalan


porak-poranda, sayur-mayur
Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang (kata majemuk) penulisan
unsur-unsurnya dipisah.
Misalnya: mata kuliah, rumah sakit, model linear,
cuci tangan, kambing hitam, terima kasih,

2. Gabungan kata, yang mungkin menimbulkan salah


pengertian, ditulis dengan tanda hubung
Misalnya: orang-tua muda (ayah ibu muda)
kaki-tangan penguasa (alat penguasa)
alat pandang-dengar (audio-visual aid)
3. Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis
serangkai (tidak dirasakan sebagai dua kata)
Misalnya: acapkali, apabila, bagaimana, barangkali
belasungkawa, daripada,barangkali,kacamata,
olahraga,

4. Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam


kombinasi, ditulis serangkai (tidak dirasakan sebagai
dua kata)
Misalnya : biokimia, transmigrasi, mahasiswa,
Kata Ganti ku-, kau-, -mu, dan -nya
Kata ganti ku-, kau- (dari aku dan engkau) ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya
Misalnya: aku bawa (kubawa), aku ambil (kuambil)
engkau bawa (kaubawa), engkau janji (kaujanji)
Kata Depan di, ke, dan dari
Kata Depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata
yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata,
misalnya, kepada, kemari dan daripada
Misal: di Jakarta, dari Bandung, ke Jayapura.
Kata Sambung si, sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya : si kecil, si hitam, sang diktator,
sang raja.
Partikel
1. Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misal: simaklah, apakah, kemanakah.

2. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata di depannya


Misalnya:
- Ia pun mengalami nasib yang sama.
- Masyarakat pun sudah tidak percaya lagi kepadanya
-Satu kali pun dia belum pernah berbogong

**Kecuali kata adapun, bagaimanapun, walaupun,


kendatipun, meskipun, maupun, andaipun, sekalipun,
biarpun, ditulis serangkai
3. Partikel per yang berarti mulai dan tiap ditulis
terpisah dari kata yang mendahului atau
mengikutinya.
Misalnya :
- Harga tanahnya dijual Rp100.000 per meter.
- Per Juni 2010, harga tiket pesawat naik 10%.
- Per Desember 2016 tingkat kebahagiaan orang
Indonesia naik 17%
- Masuk ruang satu per satu
PUEBI
Penulisan Singkatan dan Lambang
Bilangan
Singkatan
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, • b. Singkatan yang terdiri atas huruf
jabatan, atau pangkat diikuti dengan awal setiap kata yang bukan nama diri
tanda titik pada setiap unsur singkatan ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
itu. titik.
Contoh: Contoh;
 A.H. Nasution → Abdul Haris Nasution  SIM → Surat Izin Mengemudi
 M.Hum. → magister humaniora 3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf
 Kol. Darmawangsa → Kolonel Darmawangsa atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Contoh;
2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf  hlm. → halaman
awal setiap kata nama lembaga  sda. → sama dengan di atas
pemerintah dan ketatanegaraan,  ybs. → yang bersangkutan
lembaga pendidikan, badan atau 4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf
organisasi, serta nama dokumen resmi yang lazim dipakai dalam surat-menyurat
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda masing-masing diikuti oleh tanda titik.
titik. Contoh:
Contoh:  a.n. → atas nama
 NKRI → Negara Kesatuan Republik Indonesia  d.a. → dengan alamat
 UI → Unviersitas Indonesia  u.b. → untuk beliau
Singkatan
5. Lambang kimia, singkatan 7. Akronim nama diri yang
satuan ukuran, takaran, berupa gabungan suku kata atau
timbangan, dan mata uang tidak gabungan huruf dan suku kata
diikuti tanda titik. dari deret kata ditulis dengan
Contoh; huruf awal kapital.
 Cu → kuprum Contoh;
 kVA → kilovolt-ampere  Bulog → Badan Urusan Logistik
 Rp → rupiah  Mabbim → Majelis Bahasa Brunei
6. Akronim nama diri yang terdiri Darussalam-Indonesia-Malaysia
atas huruf awal setiap kata ditulis 8. Akronim bukan nama diri yang
dengan huruf kapital tanpa tanda berupa gabungan suku kata
titik. ditulis dengan huruf kecil.
Contoh; Contoh;
 BIG → Badan Informasi Geospasial  iptek → ilmu pengetahuan dan
 PASI → Persatuan Atletik Seluruh teknologi
Indonesia  rudal → peluru kendali
Angka dan Bilangan dalam PUEBI

1. Tentang Angka dan Bilangan 2. Tentang Bilangan dalam Teks


Di Indonesia, jenis angka yang Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata ditulis dengan
lazim dan sah untuk digunakan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan
adalah angka Arab dan angka seperti dalam perincian.
Romawi. Angka Arab atau angka Misalnya:
Romawi lazim dipakai sebagai • Mereka menggosok giginya tiga kali
lambang bilangan atau nomor. sehari.
• Abidin berkata ada lebih dari satu juta
orang berkumpul di sekitar Monas.
Angka Arab terdiri dari kombinasi: Sedangkan pengecualian berupa perincian
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dalam narasi misalnya:
• Di antara 59 anggota yang
Sedangkan angka Romawi : I, II, III, hadir, 32 orang setuju, 25 orang tidak
setuju, dan 2 orang abstain.
IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C
• Kue-kue yang dipesan untuk hajatan itu
(100), D (500), M (1.000), _V terdiri atas 70 kue sus, 110 bolu pandan,
(5.000), _M(1.000.000) dan 250
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
3. Tentang Bilangan pada Awal Kalimat 4. Tentang Angka yang Menunjukkan Bilangan Besar
Kadang kala, terjadi skenario tidak terhindarkan di mana Menurut kaidah, angka yang menunjukkan bilangan besar
kita jadi harus menyertakan bilangan pada awal kalimat. dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah
Menurut kaidah, bilangan pada awal kalimat harus ditulis dibaca.
dengan huruf; dalam arti meleburkan susunan angka Misalnya:
menjadi rangkaian kata yang bisa kita lafalkan. • Dia mendapatkan bantuan 150 juta rupiah untuk
melanjutkan kuliahnya.
Sehingga, alih-alih menggunakan cara berikut: • Proyek pembangunan apartemen mewah itu memerlukan
• 60 siswa teladan mendapat beasiswa dari Pertamina. biaya 7 triliun
• 5 pemenang sayembara mendapat sepeda dari presiden. 5. Tentang Satuan
Kita harus mengubahnya menjadi: Menurut kegunaan, angka juga dapat digunakan untuk
• Enam puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari menjadi penentu satuan beberapa -hal termasuk (a) ukuran
panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
Pertamina.
• Lima pemenang sayembara mendapat sepeda dari Misalnya:
presiden. • 0,6 sentimeter
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan • 2 kilogram
dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya lah yang • 4 hektare
harus diubah. • 10 liter
Sehingga contohnya, apabila kita menemui kalimat seperti: • 2 tahun 6 bulan 5 hari
• 250 orang mengisi buku tamu itu. • 1 jam 20 menit
• 25 potong kue tersimpan di dalam lemari es. • 000,00
Kita harus mengubahnya menjadi: • US$3,50
• Buku tamu itu diisi 250 orang. • £5,10
• Di dalam lemari es tersimpan 25 potong kue • ¥100
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
• 6. Tentang Penomoran 7. Tentang Penomoran
Alamat dalam Karangan
Lazimnya, angka juga bisa dipakai Bagi yang pernah menulis
untuk menomori alamat, seperti
tentu hapal dengan aspek ini.
jalan, rumah, apartemen, atau
kamar. Tata penulisannya harus
Penting untuk mengetahui cara
diperhatikan agar tidak penulisan angka untuk
membingungkan orang yang dituju. menomori bagian karangan atau
Misalnya: ayat kitab suci, khususnya dalam
• Jalan Tanah Abang I No. 15 atau kutipan-kutipan.
• Jalan Tanah Abang I/15 Misalnya:
• Jalan Wijaya No. 14 • Bab X, Pasal 5, halaman 252
• Hotel Gajah Mada, Kamar 169 • Surah Yasin: 9
• Gedung Samudra, Lantai III, • Markus 16: 15—16
Ruang 201
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
8. Tentang Penulisan Bilangan dengan 9. Tentang Bilangan Tingkat
Huruf Bilangan tingkat menunjukkan kronologi, tingkatan,
Sehubungan dengan tata cara penulisan atau urutan. Penulisan bilangan tingkat dapat
dilakukan dengan cara berikut.
bilangan dengan huruf, ada yang harus
• abad XXX
diperhatikan. Penulisan bilangan dengan huruf
• abad ke-30
harus memerhatikan bentuk awal bilangan
• abad ketiga puluh
tersebut.
• Perang Dunia II
• Bilangan utuh, misalnya:
• Perang Dunia Ke-2
• dua belas (12) • Perang Dunia Kedua
• tiga puluh (30) 10. Tentang Akhiran -an
• lima ribu (5.000) Akhiran –an mengatur tentang rentang, jenis, atau
Sedangkan bilangan pecahan, misalnya: jangka, dari angka yang disebutkan. Penulisan angka
• setengah atau seperdua (½) yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara
berikut.
• seperenam belas (⅟16)
Misalnya:
• tiga perempat (¾) • lima lembar uang 000-an (lima lembar
• dua persepuluh (²∕₁₀) uang seribuan)
• tiga dua-pertiga (3⅔) • tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima
• satu persen (1%) puluhan)
• satu permil (1‰) • uang 000-an (uang lima ribuan)
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
11. Tentang Angka dalam Surat Resmi 12. Tentang Penulisan Bilangan Angka yang
dan Perundang-Undangan Diikuti Huruf
Dan dalam penulisan bilangan yang dilambangkan
Dalam perkara formal seperti keperdataan,
dengan angka dan diikuti huruf, penulisannya harus
angka juga muncul dalam narasi. Penulisan dilakukan seperti berikut.
bilangan dengan angka dan huruf sekaligus • Saya lampirkan tanda terima uang
dilakukan dalam peraturan perundang- sebesar 500,50 (enam ratus ribu lima ratus
undangan, akta, dan kuitansi. rupiah lima puluh sen).
Misalnya: • Bukti pembelian barang seharga 000.000,00 (tiga
juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada
• Setiap orang yang menyebarkan atau
laporan pertanggungjawaban.
mengedar-kan rupiah tiruan, sebagaimana 13. Tentang Bilangan dalam Unsur Nama
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), Tempat
dipidana dengan pidana kurungan paling Sering, kita menemukan nama tempat dengan
lama 1 (satu) tahun dan pidana denda bilangan di dalamnya. Bilangan yang digunakan
paling banyak 000.000,00 (dua ratus juta sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
rupiah). Misalnya:
• Telah diterima uang • Salatiga
sebanyak 950.000,00 (dua juta sembilan • Rajaampat
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk • Simpanglima
pembayaran satu unit televisi. • Tigaraksa

Anda mungkin juga menyukai