Kelas : Reguler Pagi 1C Materi : Ejaan Bahasa Indonesia (1)
A. Gabungan huruf konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, sy melambangkan satu bunyi konsonan. Contoh: Kh: khusus, akhir, Tarikh Ng: ngarai, bangun, senang Ny: nyata, banyak, - Sy: syarat, musyawarah, arasy B. Huruf Kapital 1. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Contoh: Kita harus bekerja keras. 2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Contoh: Riski Yolanda 3. Huruf kapital tidak digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, rumus. Contoh: teori Darwin, hukum Archimedes, rumus Phytagoras. 4. Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori, hukum, rumus. 5. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van. Contoh: Abdul Rahman bin Zaini 6. Huruf kapital digunakan pada awal kalimatdalam petikan langsung. Contoh: Ibu berpesan, “Berhati-hatilah, Nak!” 7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama di nama agama, kitab suci, dan tuhan, termasuk sebutan dan nama ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan. Contoh: Budha, Al-Qur’an, Allah, Tuhan YME 8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam nama gelar kehormatan, kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik. Contoh: Doktor Muhammad Hatta 9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama atau yang digunakan sebagai pengganti nama orang, nama intansi, nama tempat. Contoh: Gubernur Papua Barat 10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang digunakan. Contoh: Selamat dating, Yang Mulia 11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara, Contoh: bangsa Indonesia 12. Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku bangsa, dan aksara yang berupa bentuk dasar kata turunan. Contoh: kesunda-sundaan 13. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama tahun, bulan, hari, dan hari, besar atau hari raya. Contoh: hari Lebaran, bulan Agustus, hari Jumat 14. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa Sejarah. Contoh: Konferensi Asia Afrika 15. Huruf pertama peristiwa Sejarah yang tidak digunakan sebagai nama ditulis dengan huruf nonkapital. Contoh: Kami memperingati proklamasi kemerdekaan setiap tahun. 16. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi. Contoh: Benua Afrika, Teluk Persia, Asia Tenggara 17. Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan huruf noncapital. Contoh: berenang di danau 18. Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis ditulis dengan huruf noncapital. Contoh: jeruk bali(Citrus maxima) 19. Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal daerah. Contoh: batik Cirebon 20. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata sperti pada nama negara, Lembaga, badan, organisai, atau dokumen, kecuali kata tugas. Contoh: Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia 21. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata didalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta nama media massa, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal. Contoh: Berita berjudul “Listrik Sahabat Petani” 22. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar dan nama pangkat. Contoh: S.E. , Hj. , M.Si 23. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penun-juk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan kata sapaan. Contoh: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan. C. Huruf Miring 1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, nama media massa yang di kutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar Pustaka. 2. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Contoh: huruf terakhir kata abad adalah d 3. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah dan bahasa asing. 4. Nama diri, seperti nama orang, Lembaga, organisasi, atau merek dagang dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring D. Huruf Tebal 1. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. 2. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti baba tau subbab. E. Kata Turunan 1. Kata berimbuhan a) kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan imbuhannya. Contoh: berjalan, menulis, mempermudah, dijual,pembaca. b) Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai jika mengacu pada konsep keilmuan tertentu. Contoh: adibusana, lokakarya, purnawirawan c) Kata yang diawali dengan huruf kapital dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan dengan tanda hubung(-). Contoh: non-Indonesia, pro-Barat, pasca-Orba, pan-Afrika, anti-PKI d) ta yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat dirangkaikan dengan tanda hubung (-). Contoh: anti-mainstream, pra-Aufklaerung, pasca-reshuffle e) Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan. Contoh: Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Kuasa. 2. Bentuk ulang 1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) diantara unsur. Contoh: anak-anak 2. Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama. Contoh: rak-rak buku F. Gabungan Kata a) Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: cedera mata, duta besar b) Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan ttanda hubung(-) diantara unsurnya. Contoh: ibu-bapak kami atau ibu dan bapak kami c) Gabungan kata yang mendapat awal dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Contoh: dilipatgandakan d) Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis terpisah. Contoh: bertepuk tangan, menganak Sungai e) Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Contoh: acapkali, dukacita, apalagi, adakala, saputangan G. Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan kata pada kata dasar. a. Jika ditengah kata terdapat huruf vocal yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua huruf vocal itu. Contoh; bu-ah, ni-at, ma-in b. Monoftong eu tidak dipenggal. Contoh: ci-leun-cang c. Diftong ai, au,ei, oi tidak dipenggal. Contoh: pan-dai d. Jika di Tengah kata dasar terdapat huruf konsonan diantara dua huruf vocal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Contoh: ba-pak, ke-nyang, mu-ta-khir e. Jika ditengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan diantara dua huruf vocal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Contoh: ba-pak, de-ngan, ke-nyang H. Kata Depan 1. Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. I. Singkatan 1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di setiap unsur singkatan itu. Contoh: A.H. Nasutio, H. Hamid, dr, Dr, M.Si 2. Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik. Contoh: LS: Lilis Suryaningsih 3. Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh KTP, KUHP, NKRI 4. Singkatan yang terdiri dari dua huruf yang lazim digunakan dalam dokumen atau surat- menyurat diikuti dengan tanda titik. Contoh: dkk. dan kawan-kawan, dll. dan lain-lain, yth. yang terhormat
Pertanyaan 1. Maksud dari gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis menggunakan kata hudung itu bagaimana? 2. Apa yang dimaksud dengan monoftong? 3. Apa yang dimaksud dengan diftong?