Pengetian Ejaan
Ejaan dalam bahasa inggris disebut spelling, to spell ‘mengeja’.DalamKamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah kaidah-kaidah mengenai cara menggambarkan bunyi-bunyi (dalam kata,
kalimat, paragraf, dan wacana serta penggunaan tanda baca atau pungtuasi). Mengeja adalah
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sesbagai sarananya.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan pelembagaan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan
kata, penulisan kata, huruf dan tanda baca. Ejaan dalam bahasa indonesia memiliki berbagai
kaidah.1 Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi kata-kata dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf), aturan menuliskan kata-kata, dengan cara mempergunakan tanda baca. 2 Ejaan yang
berlaku saat ini ialah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang ditetapkan dengan keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 03/A.I/72, tanggal20 Mei 1972, dan diresmikan
penggunaanya dengan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 57, tanggal 17 Agustus 1972. 3
Tujuan adanya penggunaan ejaan adalah agar penulisan bahasa akan membuat tata bahasa
yang digunakan semakin baku. Tidak hanya membuat tata bahasa semakin baku, ejaan juga
membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih baku. Ejaan juga memiliki fungsi penting
sebagai penyaring bahasa lain ke bahasa indonesia.
B. Pemakaian Huruf
1. Pemakaian Huruf
Huruf dalam abjad terdiri dari 26 huruf. Setiap huruf terdiri atas huruf kapital dan huruf kecil.
Dari 26 huruf tersebut terdapat 5 huruf (a,i,u,e,o) dan 21 huruf konsonan. Dalam pemakaian
huruf terdapat jenis huruf diftong yaitu ai,au, dan io. Selain itu, terdapat gabungan kata
konsonan dalam EYD. Ada empat gabungan konsonan yaitu kh, ng, ny, dan sy.
c. Sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab
suci, dan tuhan, serta termasuk kata gantinya.
d. Dipakai sebagai huruf pertama nama, gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang.
e. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai nama orang atau yang dipakai sebagai nama orang tertentu,
nama instansi atau nama tempat.
1
Pitasari Rahmaningsih, Mengajarkan Ejaan pada Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Ilmiah “COPE”, No.
01/Tahun XX/Mei 2016, hal.60
2
Rahmat Taufiq Hidayat, Mahir Menggunakan Kamus Bahasa Indonesia, (Bandung: CV. Wahana
Iptek), 2010, hal.34
3
Ibid, hal.35
f. Dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
g. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
h. Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
j. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
k. Dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna)
didalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke,
dari, dan, yang, dan untukyang tidak terletak pada posisi awal.
l. Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
m. Dipakai sebagai huruf pertama istilah kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau kata sapaan..
a. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan.
c. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya
C. Penulisan Kata
a. Imbuhan (awalan, akhiran, dan sisipan) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
sebagai satu kesatuan. Contoh: membangun, pembangunan, dan persatuan.
b. Kalau bentuk dasarnya adalah gabungan kata, maka awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau mendahuluinya. Contoh:
lipat gandakan, sebar luaskan, dan menganak sungai.
3. Penulisan Kata Gabung
Kata gabung atau gabungan kata adalah bentuk yang terdiri dari dua buah kataatau
lebih. Aturan penulisannya sebagai berikut:
a. Kata-kata yang membentuk gabungan kata ditulis terpisah satu dengan lainnya.
Contoh: kantor pos, luar negeri, tata bahasa, kereta api, buku pelajaran bahasa
indonesia.
b. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai sebuah kata ditulis serangkai
menjadi satu. Contoh: matahari, apabila, barangkali, daripada, bilamana.
c. Jika sebuah gabungan kata sekaligus diberi awalan dan akhiran maka harus
ditulis serangkai sebagai sebuah kata. Contoh: melipatgandakan, perkeretaapian,
ketidakadilan, dimejahijaukan dan lain sebagainya.
d. Kalau satu unsur dari gabungan kata itu (biasanya unsur pertam) tidak dapat
berdiri sendiri sebagai sebuah kata, maka gabungan kata itu ditulis serangkai
sebagai sebuah kata. Contoh: antarkota, mahasiswa, prakata, nonbaku, dan
internasional.
Contoh: pesta pora, tua renta, segar bugar, dan muda belia.
a. Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: Kami bermain di
lapangan, Ibu baru pulang dari desa.
b. Kata depan kepada dan daripada ditulis serangkai karena dianggap sebagai sebuah
kata. Contoh: dia minta tolong kepada polisi,daripada terlambat lebih baik saya tidak
datang.
c. Kata depan ke bersama kata yang mengikutinya apabila secara sintaktis berlaku
sebagai kata kerja,atau sekaligus mendapat awalan dan akhiran ditulis serangkai.
Contoh: saya keluar sebelum acara selesai, masalah itu telah beberapa kali
dikemukakan beliau.
8. Penulisan Partikel
a. partikel lah, kah dan tah ditulis serangkai denga kata yang mendahuluinya. Contoh:
berangkatlah sekarang juga!
b. partikel pun yang berarti ‘juga’ ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh: dibayar pun aku tidak mau,berapapun harganya bayar saja.
d. partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’,dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Contoh: kami disilahkan masuk satu persatu, harga langganan naik per
tanggal.
a. Hanya menuliskan dan juga mengucapkan huruf pertama saja dari unsur unsur kata
yang disingkat itu. dalam hal ini kalau:
1) Kata-kata yang disingkat itu berkenaan dengan nama,atau unsur nama orang, dan
nama gelar keserjanaan, maka ditulis dengan huruf besar dan diberi tanda titik di
belakang tiap-tiap huruf singkatan itu misalnya:
b. hanya menuliskan beberapa huruf saja dari kata atau kata kata yang disingkatdalamhal
ini :
1) kalau yang disingkat adalah kata-kata yang berkenaan dengan nama orang,kata
sapaan,gelar,dan ungkapan lain,maka diberi titik di belakang singkatan itu.misalnya:
2) kalau yang disingkat nama satuan ukuran (berat,isi,luas) dan nama mata uang,maka
di belakang sungkatan itu tidak diberi titik.
Contoh: Cm = centimeter
Km = kilometer
c. hanya menuliskan suku-suku kata tertentu saja dari kata-kata atau unsur kata-kata
yang disingkat.
misalnya: kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah,
dan ember.
(2) Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan
dan
pengucapan masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out,
time out, check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web,
linux, microsoft word, gigabyte, dan lain-lain.
(3) Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), tgl. (tanggal).
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, dan detik yang
.
8. Tanda titik tidak dipakai singkatan nama resmi lembaga pemerintah
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.Contoh: Medan, 18 Juni 1984
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
pemerian.
bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973
bagian ungkapan.
Bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata
F. Tanda Pisah ( -, )
1. a. Tanda pisah em ( ) membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia — saya harapkan akan menjadi
Wikipedia terbesar.
b. Tanda pisah em ( ) menegaskan adanya posisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini — evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom telah mengubah konsepsi kita tentang alam
semesta.
2. a. Tanda pisah en ( –) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang
berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke',
atau 'sampai'. Contoh: 1919 – 1921, MedanJakarta, 10 13 Desember
1999
b. Tanda pisah en ( ) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara,
atau
bersama tanda kurang (−).
urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b)
harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang
berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang
kalimatnya.
Contoh: Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885 – 1919) (dikenal juga
sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885 1919), dikenal juga sebagai
Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu
memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah
bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di
dalam Bab II [lihat halaman 35 –3 8]) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik (“...”)
Suatu Tempat.
3. CONTOH WACANA
Komentar :
Dari artikel diatas yang di tandai dengan background warna hijau membuktikan
bahwa masih ada kesalah-kesalah dalam menulis sebuah kabar berita, meskipun
hanya sedikit. Banyak orang menganggap dalam penulisan tanda koma (,) yang
digunakan untuk menyebutkan unsur-unsur dalam suatu pembilang. Misalnya:
paramotor aerobatic, terjun
payung, joy flight flyapass dan paramotor. Seharusnya: paramotor aerobatic, terjun
payung,
joy flight flyapass, dan paramotor.
Artikel diatas ada juga yang seharusnya memakai tanda penghubung, tetapi
tidak memakai tanda penghubung. Misalnya: sama sama. Seharusnya : sama-sama.
Ada juga kata yang berlebihan mungkin kesalahan dalam mengetik dan terburu-buru.
Misalnya : Pantai
Depok ada akan ada lomba Gantole. Seharusnya : Pantai Depok akan ada lomba Gantole.
Ada penulisan kalimat yang kurang tepat. Misalnya: Ridho, salah satu panitia mengatakan. Seharusnya:
Ridho adalah salah satu panitia mengatakan.
12
A. Pengertian Kalimat Efektif
Fuad, dkk, (2009:58) mengatakan, “Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun
secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan oleh penulis terhadap
pembacanya.”
Menurut Dalman (2014:21) “Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki satu
gagasan pokok unsur-unsurnya minimal terdiri atas subjek dan predikat atau untuk
mengungkapkan gagasan penutur sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami
gagasan yang di maksud oleh penutur serta kalimat efektif biasanya singkat, padat, jelas serta
mudah di pahami”.
Kosasih (2003:72) mengatakan, “Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi
syarat-syarat, secara cepat mewakilinpikiran pembicara atau penulisnya serta mengumukakan
pemahaman yang tepatnya antara pikiran pendegar atau pembaca dengan yang dipikirkan
pembaca atau penukisnya”
Akhadiah, dkk (2012:116) mengatakan, “Kalimat efektif adalah kalimat yang jelas
dan benar akan mudah dipahami orang lain secara tepat, kalimat efektif disusun secara sadar
untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penukis terhadap pembacanya.”
Arifin dan Tasai (2010:97) mengatakan bahwa, “Kalimat efektif adalah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembalingagasa-gagasan pada pikiran pendengar
atau pembaca seperti yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat
mengutamakan keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.”
Finoza (2004:131) mengatakan, “Kalimat efektif yaitu kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar dan
pembaca. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulksn gagasan pikiran pada pembaca.”
Putrayasa (2004:2) “Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan, pikiran, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, setruktur, dan logika.”
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapt disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara sehingga pendengar atau
pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap. Kesanggupan
atau kecakapan sesorang dalam membuat kalimat yang dapat mewakili pikiran penulisnya
secara tepat dengan susunan kalimat teratur sehigga mudah untuk di pahami.
2. Sistematis
Kalimat yang paling sederhana adalah yang mempunyai susunan subjek dan
predikat, lalu ditambahkan dengan objek, perlengkapan dan keterangan titik.
Kemudia mengefektifkan sebuah kalimat,maka buat kalimat yang urutanya tidak
memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan pada kalimat, subjek dan
predikat diharuskan selalu berada pada awal kalimat
3. Tidak Boros
Jangan sampai kalimat yang tidak terlalu banyak menggunakan kata atau bisa
terlihat bertele-tele. Lihatlah susuna kalimat yang itu pasti dan ringkasan pasti dan
ringkas agar si pembaca atau pendengar lebih mudah memahami gagasan yang
akan di tuangkan.
4. Tidak Ambigu
Syarat terakhir pada kalimat efektif, yang menjadi sangat penting sekali untuk
menghindari pemabaca atau pendengar dari multiftafsir. Dengan menggunakan
susunan kata yang ringkas, sitematis, dan sesuai kaidah-kaidah kebhasaan.
Pembaca atau pendengar tidak kesulitan menanggap kalimat yang di tulis
sehingga tidak ada kesan ambigu.
Kalimat efektif
1. Sekolah membagikan buku pelajaran kepada siswa kelas V.
2. Ibu memasak ayam goreng di dapur.
3. Dini memotong wortel dengan cepat.
4. Putri siswa teladan di sekolah.
5. Semut merupakan serangga yang menyukai gula.
.
Kalimat tidak efektif
1. Sekolah membagi-bagikan buku pelajaran untuk ke semua siswa kelasV.
2. Ibu memasak dan menggoreng ayam goreng di dapur.
3. Dini mengiris dan memotong sayuran wortel dengan cepat sekali.
4. Putri adalah siswa yang teladan dan jadi panutan di sekolah.
5. Semut adalah serangga yang suka makan gula karena manis dan semut suka makanan
manis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ejaan merupakan keseluruhan
ketentuan perlambangan bunyi bahasa (termasuk pemisahan dan penggabungannya) yang
dilengkapi dengan tanda baca. Ejaan bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf di dalam
abjadnya dari A Sampai Z.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat memberikan kemudahan dan kejelasan informasi
kepada pembaca dan pendengar. Kalimat efektif secara sederhana di artikan sebagai kalimat yang
benar dan jelas dengan mudah di pahami orang lain secara tepat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah di
pahami oleh pendengar atau pembaca dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembaca atau penulisnya
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang di pikirkan pembaca atau penulisnya.
Sebuah kalimat yang efektif harus mencakup beberapa kriteria antara lain meliputi:
a. Kesepadaan struktur.
b. Kesejajaran.
c. Penekanan.
d. Kehematan.
e. Kevariasian.
f. Kelogisan.
Saran
Aturan dalam penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar dibuat adalah untuk
pandulan paraorang yang sedang menulis sebuah karya atau karangan, oleh karena itu dalam
menulis harus disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan. Sebagai warga negara
Indonesia tidak ada salahnya kita menerapkan makalah ini dalam pemakaian huruf dan
penulisan kata, misalnya dalam menulis surat, membuat karya tulis, membuat laporan, dan
lain sebagainya
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini
mengenai pengetahuan penulisan kalimat efektif. Penulis menyarankan kepada semua pembaca
untuk mempelajari penulisan dan penggunaan kalimat efektif. Dengan mempelajari penulisan dan
penggunaan kalimat efektif ini di harapkan mahasiswa dan mahasiswi memliki ketetapan dalam
menulis sebuah karya dengan baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. (2010). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademi
Pressindo.
Dibia. Ketut dan Putu (2016). Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika. Universitas
Ahmad Dahlan.
Rahardi, Kunjana. (2009). Penyunting Bahasa Indonesia untuk Karang -Mengarang. Jakarta:
Erlangga.
Rahayu, Triwati dkk. (2019). Mahir Berbahasa Indonesia, Yogyakarta: Program Studi.
Sugishati dan Siti Saudari. (2017). Buku Ajar Bahasa Indonesia Akademik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.