Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah ejaan
yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus 1972. Ejaan ini
masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib
digunakan dan ditaati dalam tulisan serta pengucapan bahasa indonesia yang baik dan
benar. Tujuan penggunaan dari Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah agar
penggunaan bahasa dan penulisan bahasa sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga
tidak ada lagi kesenjangan antara pengucapan atau penulisan kalimat dengan makna asli
dari kalimat tersebut. EYD juga bermanfaat sebagai upaya untuk lebih
mempermartabatkan bahasa Indonesia yang selama ini memiliki kesan kurang terpelihara,
banyak pengecualian, dan tidak konsisten, EYD juga dapat digunakan sebagai pedoman
dalam beraktivitas berbahasa terutama dalam berbahasa resmi, baik, dan benar, serta EYD
juga bermanfaat sebagai pengendali perkembangan bahasa Indonesia.
B.Penulisan Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih,
macam-macam berbagai jenis singkatan:
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti tanda titik.
Contoh: W.R. Supratman, Dr.
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital
dan tidak diikuti tanda titik.
Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia).
Akronim merupakan singkatan yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari kata ditulis dengan huruf awal kapital. Macam-macam akronim
sebagai berikut:
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital.
Contoh: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), SIM (Surat Izin
Mengemudi).
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh: Akabri (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), Kowani (Kongres
Wanita Indonesia).
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh: pemilu (pemilihan umum), rudal (peluru kendali).
Pedoman Untuk Penulisan Singkatan
Dan Akronim
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan/organisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.
3. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Tetapi,
singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf diberi tanda titik setelah masing-
masing huruf.
4.Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang asing tidak
diikuti tanda titik.
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun
huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital.
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
3.Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.
C.Penulisan Huruf Kapital dan
Huruf Miring
Penggunaan Huruf Kapital
1. Huruf kapital (atau huruf besar) dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh: Nicholas Saputra, adalah si Mas Ganteng yang selama ini aku maksud.
(Perhatikan, si dan sang selalu ditulis kecil kecuali jika diikuti nama atau sebutan untuk
Tuhan.)
3. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
4. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata
tugas.
5. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh: Kenapa tadi waktu aku tanya, “Kucingnya di mana,” kamu malah jawab nggak tahu?
(Perhatikan letak koma.)
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
Katolik
Protestan
Buddha
Al-Quran
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Penulisan Huruf Miring Sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia
Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Ab-
doel Moeis.
Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing
atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang
akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
D.Penulisan kata dalam EYD
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:bergetar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan.
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. (Lihat juga keterangan tentang tanda
hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsure gabungan kata itu ditulus serangkai. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung,
Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram, awahama,
bikarbonat, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna,
catatan:
1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di
antara kedua unsur itu harus dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia, pan-Afrikanisme
2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang bukan kata
dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita beersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
C. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri,
kupukupu, kura-kura, laba-laba, sia-sia, gerak-gerik hura-hura, lauk-pauk, mondar-
mandir, ramah-tamah, sayur-mayur
D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebuta kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsurunsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran, meja
tulis, model linier, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
bersangkutan.
Misalnya: Alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin-hitung
tangan, ibu-bapak kami, watt-jam, orang-tua muda.
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
Adakalanya, akhirulkalam, Alhamdulillah, astaghfirullah, bagaimana, barangkali,
bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti,
darmawisata, dukacita, halalbihalal
E. Kata Ganti -ku-, kau-, -mu, dan -nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku-,
-mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Apa yang kumiliki boleh kaumabil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Dalam penulisan tidak jarang ditemui banyak sekali kesalahan penulisan yang tidak memenuhi
kebakuan dan tidak sesuai dengan aturan yang dikenal sebagai Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
Mulai tahun 2015, EBI menggantikan aturan kebakuan yang sebelumnya dikenal sebagai Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD).
BERIKUT INI ADALAH KEASALAH UMUN DALAM KARYA ILMIAH DAN
PERBAIKANNYA :
Spasi pada penulisan tanda bacaTanda “:” (titik dua): tidak boleh ada spasi sebelumnya. Di
Microsoft Word, apabila ada spasi sebelum : maka pasti akan digarisbawahi karena itu adalah
penulisan yang salah. Penulisan tanda baca ini sebenarnya bersifat universal, artinya semua bahasa
memiliki aturan kebakuan yang sama. Perkecualian untuk pemerian (misalnya penulisan detail
Tempat, Waktu, dll pada surat).
Contoh: antara lain : (salah) –> antara lain: (benar)
Tanda “/” (garis miring), “-” (tanda hubung): tidak boleh ada spasi sebelum dan sesudahnya.
Tanda “.” (titik), “!” (tanda seru), “?” (tanda tanya): tidak boleh ada spasi sebelumnya tetapi
harus ada spasi setelahnya. Titik adalah tanda berhenti penuh, perhatikan di bawah tanda seru,
tanda tanya ada titiknya. Fungsinya adalah sebagai penanda akhir kalimat.
Tanda “,” (koma), “;” (titik koma): sama seperti tanda berhenti penuh, walaupun tanda koma
adalah tanda berhenti setengah.
Penulisan imbuhan di-, ke-, kata di
Penulisan imbuhan di- dan kata di memiliki arti yang berbeda. Namun, banyak sekali salah penulisan,
yang entah kenapa banyak yang tidak bisa membedakan apa fungsi keduanya.
Imbuhan di-: membentuk kata kerja pasif dari suatu kata kerja dasar.
Penulisannya harus digabung antara di- kemudian kata dasar.
Contoh: dipukul, ditetapkan, dianalisis, diatasi, dibuat, dikembangkan, dilaksanakan, dll.
Preposisi: kata depan untuk keterangan tempat.
Penulisannya harus dipisah antara kata di dan kata keterangan tempatnya.
Contoh: di atas, di bawah, di antara, di mana (pasti harus dipisah!),
Penulisan kata berbahasa asing
Penulisan kata berbahasa asing harus dicetak miring. Sebisa mungkin gunakan kata padanan
berbahasa Indonesia.
Penulisan kata tidak baku
algoritma (salah) → algoritme (benar)
analisa (salah) → analisis (benar)
dimana (salah) → di mana (benar)
diagnosa (salah) → diagnosis (benar)