Memahami Penggunaan
Kaidah Ejaan dengan Benar
Pengertian
Dalam penulisan bahasa Indonesia, tentu ejaan sangatlah penting
untuk diperhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk
tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Next…
1. Menulis akronim menggunakan huruf kapital tanpa tanda titik Akronim yang menrupakan nama diri,
lembaga atau komunitas ditulis menggunakan huruf besar tanpa diikuti tanda titik setelahnya.
Contohnya:
• BIG = Badan Informasi Geospasial
• BIN = Badan Intelijen Negara
• PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
• LAN = Lembaga Administrasi Negara
• LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• IDI = Ikatan Dokter Indonesia
2. Menulis akronim menggunakan huruf kapital di awal kata
Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau
gabungan suku kata, ditulis menggunakan huruf kecil. Contohnya sebagai berikut:
• pemilu = pemilihan umum
• puskesmas = pusat kesehatan masyarakat
• rudal = peluru kendali
• tilang = bukti pelanggaran
• iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Penulisan Angka dan bilangan
1. Angka Arab atau Angka Romawi digunakan sebagai lambang bilangan atau nomor.
Contoh: Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII,
VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V̄ (5.000), M̄ (1.000.000).
2. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika secara berurutan seperti dalam perincian. Contoh jika bisa ditulis melalui
satu huruf: Saya menyaksikannya dua kali Contoh jika berurutan: Ada 72 orang, 50
merupakan PNS dan 22 lainnya adalah pegawai swasta.
Next…
3. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu,
serta (b) nilai, seperti nilai uang dan persentase. Contoh: 100 sentimeter, 5 hectare, 1 liter, Rp20.000,
9 persen.
4. Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari satu kata didahului kata seperti
sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau diubah susunan kalimatnya.
Contoh:
- Sebanyak 30.000 pekerja diberikan uang bonus akhir tahun.
- Sejumlah 29 orang didata sebagai tersangka penggelapan barang.
Next…
5. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah
dibaca.
Contoh:
- Sejumlah 200 ribu orang kategori menengah ke bawah diberikan uang santunan.
- Perusahaan ini memperoleh 90 juta rupiah sebagai laba bersihnya.
6. Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Contoh:
- Jalan Masjid Al Falah Nomor 10
- Hotel Mahameru, Kamar 298
Next…
7. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab suci. Contoh: "Dan apa saja
yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21: 22)
8. Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi
dilakukan sebagai berikut.
- Secara mandiri, contoh: dua belas (12), sepuluh (10), dan masih banyak lagi.
- Ditulis dengan (per-) pada bagian penyebut yang mengikutinya, contoh: seperdua (½), seperenam
belas (⅟16), dan lain-lain.
Next…
9. Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi, gabungan awalan ke- dan
angka Arab, atau huruf.
Contoh: Abad IX, Abad ke-9, Abad kesembilan.
10. Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh:
- Pria itu lahir tahun 2000-an.
- Harganya sekitar Rp1.000.000-an
Next…
11. Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan,
akta, atau kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf.
Contoh: Saya lampirkan tanda terima uang sejumlah Rp200.000,00 (dua
ratus ribu rupiah).
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan
huruf secara serangkai. Contoh: Tigaraksa, Simpanglima, Kelapadua.
Penutup