Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengar dan menjumpai


orang-orang yang sulit mengungkapkan apa yang ada di dalam fikirannya. Kita
pun juga sering menjumpai banyak orang-orang yang boros pemakaian sebuah
kata, namun tidak begitu memiliki makna yang berarti. Oleh kareba itu, agar kita
tidak seperti dua hal tersebut maka kita harus mengetahui pentingnya peranan
kata dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah kata mengandung makna bahwa bahwa sebuah kata mengungkapkan


gagagasan. Kata adalah untuk menyampaikan gagasan yang akan disampaikan
kepada orang lain. Semakin banyak kata yang kita kuasai semakin banyak juga
ide atau gagasan yang kita kuasai dan sanggup kita ungkapkan.

Manusia berkomunikasi lewat bahasa, agar saling memahami antara


pembicara dan pendengar maka pemilihan suatu kata yang tepat adalah suatu
faktor penentu dalam komunikasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari ejaan?
2. Bagaimana kaidah penggunaan huruf?
3. Bagaimana kaidah penulisan kata?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ejaan.
2. Untuk mengetahui penggunaan huruf kapital, huruf kecil, dan huruf miring.
3. Untuk mengetahui penulisan kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan
kata, kata ganti, kata depan, kata si dan sang, partikel.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian Ejaan

Pada hakikatnya ejaan itu tidak lain dari konvensi grafis, perjanjian diantara
anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya. Bunyi
bahasa yang seharusnya diucapkan diganti dengan huruf dan lambang-lambang
lainnya.

Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku dewasa ini disebut Ejaan Yang
Disempurnakan (disingkat EYD). Huruf-huruf yang digunakan adalah huruf
kapital, huruf kecil, dan huruf latin. Selain itu, kata-kata yang digunakan adalah
kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata si
dan sang, partikel.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kaidah-kaidah cara


menggambarkan bumi-bumi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.

2.2Kaidah Penggunaan Huruf

A. Huruf Kapital

Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar
dari huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata kata
pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya.

Penggunaan huruf kapital yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.


Contoh:- Ini buku tata Bahasa.
- Siapa nama adikmu?

2
2. Sebagai huruf pertama kata yang berkenaan dengan agama, kitab suci, dan
nama Tuhan termasuk kata gantinya.
Contoh: - Islam.
- Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hambanya.
- Alkitab, Qur’an.
3. Sebagai huruf pertama kata pada petikan langsung.
Contoh: - Kata ayah, “Saya akan datang.”
- Adik bertanya, “Kapan kita ke Taman Safari?”
4. Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar
keagamaan, gelar keturunan, yang diikuti dengan nama orang lain.
Contoh: - Haji Agus Salim.
- Nabi Muhammad.
- Sultan Hamengkubuwuwono IX.
Jika tidak diikuti nama orang, huruf kapital tidak dipakai.
Contoh: - Mempelajari riwayat nabi-nabi.
- Mengikuti ajaran seorang imam.
5. Sebagai huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh: - Gubernur Suprapto.
- Profesor Doktor Ali Wardana.
Jika tidak diikuti nama orang huruf kapital tidak dipakai.
Contoh: Hadir juga beberapa orang menteri.
6. Sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh: - Ismail Marzuki.
- Kemal Hayati.
7. Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku,
atau nama bahasa.
Contoh: - Kami bangsa Indonesia.
- Itu orang Bali.
- Gunakan bahasa Arab.
Jika tidak menunjukkan nama, maka huruf kapital itu tidak dipakai

3
Contoh: - Kata-kata asing itu harus diindonesiakan.
- Sikapnya masih kebelanda-belandaan.
8. Sebagai huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya,
nama peristiwa sejarah.
Contoh: - Pada bulan Oktober.
- Pada tahun Masehi.
- Pada hari Natal.
- Proklamasi kemerdekaan.
9. Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi.
Contoh: - Jakarta.
- Gunung Semeru.
- Selat Malaka.
Jika tidak merupakan nama, maka huruf kapital tidak dipakai.
Contoh: - Kami akan mendaki gunung.
- Di provinsi itu ada beberapa buah danau.
10. Sebagai huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan
pemerintahan, ketatanegaraan dan nama dokumen resmi, termasuk juga
singkatannya.
Contoh: - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
- Departemen Penerangan (Deppen).
- Universitas Lampung (Unila).
- Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Jika tidak diikuti nama, maka huruf kapital tidak dipakai.
Contoh: - Menurut undang-undang yang berlaku.
- Belajar di universitas swasta.
11. Sebagai huruf pertama kata-kata yang menjadi nama buku, nama majalah,
nama surat kabar, dan judul karangan, kecuali partikel (seperti di, ke, dan
dari) yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:- Buku Jalan tak Ada Ujung karangan Muchtar Lubis.
- Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma karangan Idrus.

4
- Majalah Tempo.
- Harian Sinar Harapan.
12. Sebagai huruf pertama istilah kekerabatan (seperti bapak, ibu, adik, dan
saudara) yang dipakai sebagai kata ganti atau kata sapaan.
Contoh: - Tanya ibu kepada ayah, “Kapan Bapak akan berangkat?’
- Katanya kepada anak itu, “Silahkan duduk, Nak!”
Jika istilah kekerabatan itu tidak dipakai sebagai kata ganti atau kata
sapaan,
maka huruf kapital tidak digunakan.
Contoh: - Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
- Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
13. Dalam singkatan kata yang menyatakan unsur nama gelar, nama pangkat,
dan istilah sapaan.
Contoh: - Ir. (insinyur)
- Dr. (doktor)
- S.H. (sarjana hukum)
- Kol. (kolonel)
- Sdr. (saudara)
14. Huruf kapital sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Contoh: - Apakah kegemaran Anda.
- Usulan Anda telah kami terima.

B. Huruf Kecil
Huruf kecil digunakan pada posisi posisi yang tidak menggunakan huruf besar.
Saat ini sering lupa aturan penulisan besar atau kecil pada judul. Judul ditulis
dengan huruf awal besar untuk tiap kata, kecuali jenis kata partikel sebagai
berikut:

5
Atau, dan, dengan, ke, per, oleh, ala, buat, tetapi, setelah, tapi, untuk, bagi,
dari, di, kepada, pun, sebelum, tentang, yang, daripada, karena, pada, sampai,
tanpa.
Contoh: - Kesalahpahaman Umum tentang Otak Manusia.
- Kebenaran Lebih Aneh daripada Fiksi.
- Mengendalikan Berat Badan dengan Cara Menyehatkan.
- Suplemen Apa yang Harus Anda Konsumsi?

C. Huruf Miring
Huruf miring adalah huruf yang letakknya miring, tetapi tidak menyerupai
tulisan tangan seperti pada kursif. Huruf miring digunakan dalam cetakan.
Dalam tulisan tangan yang akan dicetak miring, diberi garis bawah tunggal.
Berikut aturan penggunaan huruf miring.
1. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip
dalam karangan.
Contoh: - Buku Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia karangan Abdul
Chaer.
- Kedaulatan Rakyat merupakan surat kabar di Yogyakarta.
- Majalah Ayah Bunda terbitan tahun 1984.
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh: - Ny. Indira Gandhi bukan terbunuh melainkan dibunuh.
- Ada dua huruf a dalam kata abad.
- Dalam buku ini tidak dibahas tentang cara menulis puisi.
3. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah
disesuaikan ejaannya.
Contoh: - Buah manggis (Garcinia mangostaan) banyak terdapat di situ.
- Kata up-grading sudah diganti dengan penataran.
- Dulu belanda selalu menjalankan politik devide et empera.

6
Seperti yang sudah dibahas diatas bahwa dalam tulisan tangan yang akan
dicetak miring, maka diberi garis bawah tunggal.
Contoh: Negara itu telah mengalami empat kali coup detat.

2.3 Kaidah Penulisan Kata


A. Penulisan Kata Dasar
Kata dasar yaitu kata yang belum diberi imbuhan atau belum mengalami
proses morfologi lainnya, sebagai kesatuan, terlepas dari kesatuan yang
lainnya.
Contoh: - Kita semua anak Indonesia.
- Ayah pergi ke Jakarta.

B. Penulisan Kata Turunan


Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata-kata yang
telah berubah bentuk dan makna.
1. Imbuhan
Kata imbuhan yakni awalan, sisipan, dan akhiran (ber-, me-, di-, -i, -an,
per-, ter-, -kan).
Contoh: - Beribu.
- Mempercayai.
- Ditebalkan.
- Pembukuan.
- Lukisan.

2. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus.


Contoh: - Menyebarluaskan.
- Dilipatgandakan.
- Menggarisbawahi.

7
3. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: - Adipati.
- Dwiwarna.
- Antibiotik.
- Infrastruktur.
- Prasangka.
- Narapidana.
- Dekameter.
- Nonkolaborasi.
- Pascasarjana.

4. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital,
tanda hubung (-) digunakan diantara kedua unsur itu.
Contoh: - Non-Indonesia.
- Pro-Barat.

5. Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang
diikuti dengan kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur
unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Contoh: - Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
- Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.

6. Jika kata maha sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan
diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Contoh: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.

7. Bentuk-bentuk terikat dari Bahasa asing yang diserap kedalam Bahasa


Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti,dapat digunakan sebagai bentuk
dasar.

8
Contoh: - Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra.
- Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan.

8. Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai


dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti
oleh bentuk berimbuhan.
Contoh: - Taktembus cahaya.
- Tak bersuara.

C. Penulisan Kata Ulang


Kata ulang adalah sebuah bentuk sebagaimana hasil dari mengulang kata
dasar atau sebuah bentuk kata dasar.
1. Kata ulang ditulis secara lengkap atau utuh dengan memberi garis
penghubung.
Contoh: - Jalan-jalan.
- Sayur-mayur.
- Berkata-kata.
- Memata-matai.
- Kemerah-merahan.
- Bangun-bangunan.
- Kelap-kelip.

2. Aturan penulisan kata ulang berlaku juga pada bentuk-bentuk seperti:


- Sia-sia.
- Laba-laba.
- Kupu-kupu.
- Pura-pura.
- Kisi-kisi.

3. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.

9
Contoh: - Melambai-lambaikan.
- Dibesar-besarkan.

4. Dalam penulisan kata ulang, angka 2 dapat digunakan dalam penulisan


bentuk ulang untuk kepeluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan
rapat atau kuliah.
Contoh: - Kami mengundang orang2 yang berminat saja.
- Pemerintah sedang mempersiapkan rancangan undang2 yang
baru.

D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata ditulis terpisah di antara kata-kata yang menyusunnya.
Gabungan kata sering lazimnya disebut dengan kata majemuk.
Contoh: - Meja hijau.
- Bus malam.
- Kereta api.
- Tanda tangan.

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat


ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya
untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Contoh: - Buku-sejarah baru.
- Buku sejarah-baru.

3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.


Contoh: - Adakalanya.
- Dukacita.
- Apalagi.
- Bagaimana.
- Padahal.

10
- Daripada.

E. Kata Ganti
Kata ganti yang terdapat dalam Bahasa Indonesia antara lain yaitu ku-, kau-,
-ku, -mu, dan -nya.
1. Penulisan kata ganti ku-, dan kau-, dilakukan serangkai dengan kata yang
menyertainya.
Contoh: - Biar kucari sendiri jalan keluar masalah ini.
- Silahkan kautulis semua keperluanmu diselembar kertas itu.

2. Penulisan kata ganti –ku, -mu dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang
disertainya.
Contoh: - Kendaraanku harus masuk bengkel untuk servis berkala.
- Nanti malam kami akan berkunjung ke rumahmu.
- Buku yang bersampul merah itu miliknya.

F. Kata Depan
Kata depan adalah kata-kata yang secara sintaksis diletakkan sebelum kata
benda, kata kerja atau kata keterangan dan secara semantis kata depan
menandakan berbagai hubungan makna antar kata depan dan kata yang ada
dibelakangnya.
Kata depan seperti di, ke, dari, ditulis terpisah dengan kata-kata
dibelakangnya kecuali untuk kata-kata yang sudah dianggap lazim sebagai
satu kata, seperti kepada, daripada, dan sebagai imbuhan sepeti dipukul,
dimakan,dan lain-lain.
Kata depan ditulis dengan huruf kecil jika digunakan di dalam kalimat sebagai
judul.
Contoh: Berlayar dari Samudera Indonesia ke Samudera Hindia dan
Antartika.

11
Jika dilihat dari fungsinya, kata depan dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

1. Kata depan sebagai penanda tempat keberadaan dan waktu yaitu di, pada,
dalam, dan antara.
Contoh: - Adikku bersekolah di SDN 4 Pulau Panggung.
- Budi berangkat kerja ke Jakarta siang hari.
- Dani menaruh handphone di dalam tasnya ketika ada razia di
sekolah.
- Rumahku teletak antara kantor pos dan bangunan sekolah itu.

2. Kata depan sebagai penanda arah atau tempat asal yaitu dari.
Contoh: - Pasukan itu bubar dimulai dari barisan yang paling kanan.
- Siswa baru itu pindahan dari Jakarta.

3. Kata depan sebagai peananda arah atau tempat tujuan yaitu ke, kepada,
akan, dan terhadap.
Contoh: - Pada liburan yang akan datang aku akan pergi ke rumah
nenekku.
- Surat ini ditunjukkan kepada bapak kepala sekolah SMAN 3
Budi Mulia.
- Saya sangat menghormati terhadap apa yang bapak
sampaikan kepada kami semua.
- Kita semua tidak mengetahui akan apa yang dilakukan
olehnya nanti malam.

4. Kata depan sebagai penanda pelaku yaitu oleh.


Contoh: - Pekerjaan itu diselesaikan oleh dirinya sendiri.
- Aku ditemani oleh Ani ketika pergi ke pasar.

12
5. Kata depan sebagai penanda alat atau cara yaitu dengan, dan berkat.
Contoh: - Ayah memotong rumput dengan menggunakan pisau rumput.
- Lantai rumahku sangat bersih berkat cairan pembersih.

6. Kata depan sebagai penanda perbandingan yaitu daripada.


Contoh: - Rumahku lebih kecil daripada rumah penjabat itu.
- Budi lebih tinggi 4 cm daripada tinggi Andi.

7. Kata depan menunjukkan suatu hal atau permasalahan, yaitu tentang atau
mengenai.
Contoh: - Rapat pagi hari itu membahas tentang rencana kegiatan yang
akan segera dilaksanakan.
- Ani bertanya mengenai sikapku padanya beberapa hari yang
lalu.

8. Kata depan sebagai penanda hubungan akibat yaitu hingga dan sampai.
Contoh: - Sinta menangis sampai air matanya mengering.
- Rumahnya hancur hingga tak tersisa sedikitpun akibat
diterjang banjir bandang.

G. Kata si dan sang


1. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: - Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
- Siti mematuhi nasihat sang kakak.

2. Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika kata-kata itu
diperlakukan sebagai unsur nama diri.
Contoh: - Harimau itu marah sekali kepada Sang Kancil.
- Dalam cerita itu Si Buta dari Goa Hantu berkelahi dengan
musuhnya.

13
H. Penulisan Partikel
Partikel adalah kata tugas yang sangat kecil, tidak dapat berdiri sendiri,tidak
terpengaruh dengan perubahan bentuk, dan memiliki fungsi menampilkan
perubahan unsur yang diiringinya. Di dalam bahasa Indonesia ada 5 jenis
partikel yaitu –lah, -kah,-tah, -pun, dan –per.

1. Partikel lah, kah,dan tah ditulis serangkai dengan kata yang


mendahuluinya.
Contoh: - Berangkatlah sekarang juga!
- Siapakah yang kaucari?
- Apatah gerangan yang kamu cari?

2. Partikel pun yang berarti juga ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya.
Contoh: - Pada saya pun banyak utangnya.
- Dibayar pun aku tidak mau.

3. Pada kata penghubung seperti biarpun, meskipun, sungguhpun, dan


sekalipun, pun ditulis serangkai Karena dianggap bagian dari sebuah kata.
Contoh: - Biarpun dilarang, dia pergi juga.
- Dia berangkat juga meskipun sedang sakit.
- Walaupun gajinya kecil tetapi dia masih menabung.

4. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Contoh: - Kami disilahkan masuk satu per satu.
- Harganya Rp.2000,00.- per lembar.
-

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ejaan adalah adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bumi-bumi (kata,


kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
tanda baca. Di dalam tata ejaan terdapat kaidah penggunaan huruf yaitu huruf
kapital, huruf kecil, dan huruf miring yang baik dan benar. Dan didalam tata ejaan
terdapat kaidah penulisan kata yaitu kata dasar, kata turunan, kata ulang,
gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata si dan sang.

3.2 Saran

Sudah selayaknya kita sebagai warga negara Indonesia dapat menggunakan


bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan
adanya penjabaran tentang tata ejaan diharapkan para pembaca dapat memahami
dan menerapkan ejaaan dalam pembuatan suatu karya tulis. Dan semoga
penjabaran ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

15

Anda mungkin juga menyukai