Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN BACAAN

SEJARAH EJAAN PEMAKAIAN HURUF,PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN MIRING,PENULISAN


KATA,PENULISAN UNSUR SERAPAN,DAN PEMAKAIAN TANDA BACA

Dosen Pengampu

Ria Elva Diana,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh

Nama : Indra Gunawan

NIM : 220662301032

PRODI TEKNIK MESIN

POLITEKNIK JAMBI

2022

IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Cendekia Bahasa : Pengantar Penulisan Ilmiah

Penulis : Tim Penulis

Desain Sampul : Ikrar Bey Khubaib

Penata Isi : Marangkup T Hutauruk

Jumlah Halaman : 238 + XI Halaman romawi

Edisi/Cetakan : Cetakan Pertama, Januari 2015

No. ISBN : 978-979-493-777-8

Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring


A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat. Misalnya:
Dia mengantuk
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai

2. Huruf kapital dipakai sebegai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:


Adik bertanya,”Kapan kita pulang?”

Bapak menasihatkan,”Berhati-hatilah, Nak!”


“Kemrin engkau terlambat,”katanya.
“Besok pagi,” kata Ibu,”dia akan berangkat”.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang


berhubungan dengan nama, Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan. Misalnya:

Allah
Yang Mahakuasa

Yang Maha Pengasih

Alkitab
Quran
Weda
Islam
Kristen
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hama-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:

Mahaputra Yamin

Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru

Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegera

Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian


Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.


Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:

Mesin diesel
10 volt

7. Huruf kapital dipakasi sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa. Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya
bulan Agustus
bulan Maulid
hari Galungan
hari Jumat
hari Lebaran
hari Natal
Perang Candu
tahun Hijriah
tarikh Masehi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang

tidak dipakai sebagai nama.

Misalnya:

Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.


Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya:


Asia Tenggara

Banyuwangi
Bukit Barisan
Cirebon
Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng
Kali Brantas
Lembah Baliem
Ngarai Sianok
Pegunungan Jaya-wijaya

Selat Lombok
Terusan Suez

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk

mandi di kali

menyeberangi selat
pergi ke arah tenggara

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
kacang bogor
pisang ambon
10.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan. Misalnya
Republik Indonesia

Majelis Permusyawaratan Rakyat


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak


Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.

Misalnya:
Menjadi sebuah republik

Beberapa badan hukum

Kerja sama antara pemerintah dan rakyat


Menurut undang-undang yang berlaku

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia


Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
12.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang

tidak terletak pada posisi awal. Misalnya:

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

13.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,

pangkat, dan sapaan. Misalnya:


Dr. doctor
M.A. master of arts
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
Prof. profesor

Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara

14.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan


kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang

dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya:


“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
Adik bertanya,”Itu apa, Bu?”
Surat Saudara sudah saya terima.

"Silakan duduk, Dik!” kata Ucok.


Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

15.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Misalnya:

Sudahkah Anda tahu?

Surat Anda telah kami terima.

B.Huruf Miring

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya:

majalah Bahasa dan Kesusastraan

buku Negarakertagama karangan Prapanca


surat kabar Suara Karya
2.Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.

Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.


Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’.
Tetapi:

Negara itu telah mengalami empat kudeta.

Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring diberi satu garis di bawahnya.

Penulisan Kata

1.Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat tebal
Kantor pajak penuh dan sesak

2. Kata Turunan
a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan kata serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya: dikelola, penetapan, mempermainkan.

b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis dengan
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan.

c) Jika bentukdasar yang berupa gabungan kata dan mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulis serangkaian.

Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan.

d) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,

gabungan kata itu ditulis serangkai.


Misalnya: antarkota, biokimia, paripurna, prasangka,transmigrasi.

3.Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
penghubung.
Misalnya: sayur-mayur, porak-poranda, tukar-menukar, terus-menerus.
4. Gabungan Kata
a) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, kereta api, kambing hitam, rumah sakit.

b) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan

kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk

menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.


Misalnya: anak-istri saya, ibu-bapak kami, buku sejarah-baru.

c) Gabungan kata berikut ditulis serangkaian.

Misalnya: barangkali, kacamata, matahari, olahraga.

5. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya


Kata ganti ku kau ditulis serangkai dengan kata yang

mengikutinya.Misalnya: apa yang kumiliki boleh kauambil.


Sedangkan ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya: Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di
perpustakaan.

6. Kata Depan ke, di, dan dari

Kata depan ke, di, dandari ditul terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai suatu kata
seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Kain itu ada di dalam lemari.
Mari kita berangkat ke pasar.
Ia datang dari Bandunng kemarin.

Penulisan Unsur Serapan

Dampak pergaulan antarbangsa menimbulkan perkembangan cakrawala


budaya, terjadi keragaman, kombinasi adat istiadat, budaya yang dibawa bangsa
yang telah maju mempengaruhi budaya yang sedang berkembang dan salah satu
produk budaya yang paling utama bersentuhan adalah bahasa.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta,
Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi atas dua golongan besar.
1. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti: reshuffle, shuttle cock, I'exploitation de l'homme
par I'homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing.

2. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan


dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya
hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu sebagai berikut.
aa (Belanda) menjadi a
paal. pal
baal. bal
octaaf. oktaf
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
aerobe. aerob
aerodinamics. aerodinamika

ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e


haemoglobin. hemoglobin
haematite. hematit

ai tetap ai
trailer. trailer
caisson. kaison

au tetap au
audiogram. audiogram
caustic. kaustik

c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k

calomel. kalomel
construction. konstruksi
cubic. kubik
coup. kup
classification. klasifikasi
crystal. kristal
c di muka e, i, oe, dan y menjadi s
central. Sentral
cent. Sen
cybernetics. Sibernetika
circulation. Sirkulasi
cylinder. Silinder
coelom. Selom

Pemakaian Tanda Baca

1.Tanda Titik (.)

Tanda baca yang satu ini hampir selalu bisa dijumpai dalam sebuah kalimat. Tanda titik
menjadi penanda akhir dari sebuah kalimat. Namun, ada juga beberapa ketentuan penggunaan
tanda baca titik (.) lainnya yang perlu kita ketahui, Sobat. Pertama, dipakai untuk mengakhiri
singkatan. Jika singkatan tersebut dilambangkan dengan dua huruf, tanda titik dipakai sebagai
pemisah dan penutupnya. Contoh: a.n. untuk atas nama. Namun, jika singkatan tersebut
dilambangkan dengan tiga huruf, tanda titik cukup ditambahkan sebagai penutup saja. Contoh:
hlm untuk halaman

Kedua, diipakai untuk membatasi singkatan pada gelar sarjana dengan bidang yang diambilnya,
contohnya S.Hum yang merupakan sarjana humaniora.

Ketiga, diipakai dalam daftar pustaka sebagai pembatas antara keterangan yang satu dengan
yang lain. Contohnya: “Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya”

Keempat, diipakai sebagai pembatas untuk angka atau bilangan ribuan ataupun kelipatannya
dan dipakai pada pembatas jam dan menit dalam hitungan waktu. Contohnya: “Saat ini, jumlah
penduduk Surabaya hampir menembus 2.970.730 jiwa”
2.Tanda Tanya (?)

Fungsi tanda tanya untuk menunjukkan kalimat tanya atau kalimat interogasi Selain untuk
menanyakan sebuah jawaban dan penjelasan,fungsi lainnya dari tanda tanya ialah menyatakan
kalimat yang kurang bisa dibuktikan kebenarannya alias masih ambigu. Contohnya: "Betulkah,
di Indonesia ada 801 bahasa?”

3.Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupaun rasa emosi yang kuat.
Contohnya: “ Alangkah cantiknya pulau itu!”

4.Tanda Koma (,)

Tanda koma pada umumnya digunakan untuk memisahkan beberapa bagian dari suatu
kalimat atau memisahkan anak kalimat dari induknya. Contohnya: “Karena budi pekertinya baik,
ia mempunyai banyak teman.”

Selain itu, tanda koma juga bisa kamu gunakan sebelum kata penghubung. Adapun kata
penghubung yang perlu didahului oleh tanda baca koma (,) adalah melainkan, sedangkan,
tetapi, bahkan, kecuali, padahal, sementara, seperti, yaitu, dan yakni. Tak hanya itu, tanda
koma juga ternyata punya banyak fungsi lainnya seperti:

-Perincian, Contohnya: “Dia membeli banyak barang, yaitu pensil, buku, dan pena”

-Sebagai penghubung antarkalimat misalnya kata: jadi, meskipun demikian, oleh karena itu, dst.

-Digunakan sesudah ataupun sebelum kata seruan, Contohnya: hai, Bu, Nak, dst.
-Pemisah petikan langsung dari bagian lain kalimat. Contohnya: Kepala sekolah berkata,
“Pantang bagi kita untuk malas-malasan dalam belajar.”

-Diletakkan di antara bagian-bagian alamat, tempat, dan tanggal. Juga pada nama tempat,
wilayah, dan alamat.

-Sebagai pemisah pada bagian-bagian catatan kaki atau akhir.

-Untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.

5.Tanda titik koma (;)

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara. Contoh: Hujan makin deras; ayah belum juga pulang.

6.Tanda Titik Dua (:)

Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pertanyaan lengkap jika diikuti rangkaian atau
perincian. Contoh: Kita sudah memesan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

7.Tanda hubung (-)

Tanda hubung kerap kali digunakan untuk merangkai kata yang terpenggal oleh pergantian
baris. Selain itu, tanda hubung juga digunakan dalam menyambung kata ulang, contoh: kupu-
kupu, mobil-mobilan, dsg. Tak hanya itu, masih ada juga kok fungsi-fungsi lainnya dari tanda
hubung, yakni untuk merangkai kata bahasa Indonesia dengan bahasa asing atau daerah.
Contoh: men-download, meng-upgrade. Kedua, untuk merangkai: se-, ke-, angka dengan -an,
huruf dan angka, serta imbuhan -mu,-nya, dan -ku.

8.Tanda Pisah (-)


Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan tanda pisah (-) yang tepat dalam bahasa Indonesia.
Pertama, seperti fungsi tanda koma (,); tanda baca yang satu ini juga dipakai sebagai pengapit
keterangan tambahan dalam sebuah kalimat. Kedua, menjadi pengganti kata sampai atau
hingga dalam keterangan waktu. Contoh: Acara perpisahan pada malam itu berlangsung pukul
20.00-23.00.

9.Tanda Petik (‘…’)

Tanda petik digunakan dalam Bahasa Indonesia pada istilah yang maknanya bersifat konotatif
atau tidak sebenarnya.

Contoh: Hakim dilarang menerima ‘amplop’ dari terdakwa

Selain itu, tanda petik dipakai untuk mengapit makna kata yang memang dicantumkan dalam
kalimat.

10.Tanda Kutip (“…”)

Tanda baca yang satu ini sebenarnya adalah penggunaan ganda dari tanda petik. Namun,
fungsinya berbeda dari tanda petik. Beberapa pemakaian tanda kutip (“…”) yang tepat menurut
kaidah bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

Pertama, tanda kutip dipakai untuk mengapit judul rubrik, judul makalah, bab buku, atau judul
karangan lain yang berlum diterbitkan.

Contoh: Skripsinya berjudul “Analisis Perbandingan Lagu Anak Dulu dan Sekarang”.

Kedua, dipakai sebagai pengapit kalimat langsung.

Contoh: Pak RT menyampaikan, “Mulai bulan depan, besar iuran keamanan akan ditingkatkan
menjadi dua kali lipat dari bulan lalu”
11.Tanda Garis Miring (/)

Tanda baca yang satu ini memiliki peran penting dalam persuratan, yaitu menjadi pembatas
dalam nomor surat. Selain itu, pada dasarnya fungsi tanda baca ini adalah menggantikan kata
tiap dan atau

12.Tanda Kurung ((...))

Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh: Para mahasiswa
sibuk mempersiapkan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) tahun ini.

13.Tanda Baca Apostrof (‘)

Tanda baca ini digunakan untuk menuliskan nama serta kata khusus dari serapan bahasa asing.

Contoh: -Ahmad Syafi’i (bukan ‘Syafi i’ atau ‘Syafii’)

Selain itu, tanda apostrof juga dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka
dalam tahun.

Contoh: 19 Desember ’22 (’22 = 2022)


DAFTAR PUSTAKA

Depdikbub. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang


Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.. Jakarta:
Departemen Pendidkan dan Kebudayaan

Penggunaan Tanda Baca serta Jenis-jenisnya dalam Bahasa Indonesia

https://akupintar.id

Ejaan,penulisan kata,dan unsur serapan

http://file.upi.edu

https://repository.ipb.ac.id

http://agribisnis.uma.ac.id

Anda mungkin juga menyukai