Bahasa tulis mempunyai karakteristik yang sangat jauh berbeda dengan karakteristik
bahasa lisan. Di dalam bahasa lisan, makna kalimat akan lebih mudah dipahami karena ada
ekspresi pembicara, intonasi, dan gerak-gerik tubuh pembicara yang membantu pemahaman
penyimak. Berbeda halnya dengan bahasa lisan, bahasa tulis tidak bisa memanfaatkan hal-hal
tadi. Untuk membantu menggambarkan maksud tulisan, penulis hendaknya menguasai tata
cara penulisan agar tulisan-tulisannya mudah untuk dipahami.
A. Penggunaan Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
Kami pergi ke kampus besok pagi.
Apa yang kamu kerjakan sekarang?
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti nama Tuhan.
Contoh:
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
5. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan atau pangkat yang
diikuti nama orang atau pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama
tempat..
Contoh:
Wakil Presiden Adam Malik
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Jenderal Soedirman
Profesor Soepomo
Gubernur Jawa Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia
bahasa Inggris
suku Indian
suku Badui
bahasa Jawa
8. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contoh:
tahun Hijriah
bulan Agustus
bulan Januari
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
hari Jumat
Samudera Hindia
Dataran Tinggi Dieng
Gunung Merapi
Danau Toba
Terusan Suez
Selat Sunda
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
resmi.
Contoh:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan
sapaan.
Contoh:
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan.
Contoh:
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda
Contoh:
C. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya: Dokter sangat yakin bahwa engkau akan segera sembuh.
2. Kata Turunan
c. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan itu
ditulis serangkai, kecuali bentuk dasarnya diikuti huruf kapital
Misalnya: antarkota, pascasarjana, caturtunggal, berperikemanusiaan, non-Jawa, pan-
Afrika
3. Bentuk Ulang
4. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, kambing hitam, kereta api, orang tua, persegi panjang, rumah
sakit umum.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: Kain itu terletak di dalam lemari
Di mana Tini sekarang?
Ia ikut terjun ke tengah-tengah konflik itu.
Ia datang dari Denpasar kemarin petang.