Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Ejaan Yang Disempurnakan (PUEIB)

Dosen Pengampu : Serli Lestari, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:
Nama : Ahmad STiyoko
NIM : 2106211148

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI APRIN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan.
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah
pembelajaran dalam menimbah ilmu utamanya dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia terkhusus pada pelafalan, pemakaian huruf, pemisahan suku kata,
penulisan huruf, kata, partikel, dan angka bilangan.
Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan
saran yang berguna untuk perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya dalam
penggunaan ejaan Bahasa Indonesia yang benar.

Jakarta, Oktober 2015

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Suatu kesalahan besar jika kita menganggap bahwa persoalan dalam
pemilihan kata adalah suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu dibicarakan
atau dipelajari karena akan terjadi dengan sendirinya secara wajar pada diri
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai orang-orang
yang sangat sulit mengungkapkan maksud atau segala sesuatu yang ada dalam
pikirannya dan sedikit sekali variasi bahasanya. Kita pun juga menjumpai
orang-orang yang boros sekali dalam memakai perbendaharaan katanya,
namun tidak memiliki makna yang begitu berarti. Oleh karena itu agar tidak
terseret ke dalam dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa pentingnya
peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang makalah ini, permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dari EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)?
2. Kaidah EYD ?

3. Tujuan Penulisan
Agar para pembaca dapat lebih mengerti dan memahami penggunaan Ejaan
Yang Disempurnakan dalam Tata Bahasa Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa


Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.
Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis
memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD
digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.

2. Pemakaian Huruf

2.1. Huruf Abjad


Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas
huruf berikut.Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.

2.2. Huruf Vokal


Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas huruf a, i, u, e, dan o. Contoh pemakaian huruf vokal dalam kata.

2.3. Huruf Konsonan


Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
adalah huruf yang selain huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d,
f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

2.4. Huruf Diftong


Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au, dan oi.Contoh pemakaian dalam kata

5
2.5. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan. Contoh pemakaian dalam kata

3. Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD,
yaitu:
 Penulisan Huruf Besar.
 Penulisan Huruf Miring.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut.

3.1. Penulisan Huruf Besar (Kapital)

Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa


hal,yaitu :

1. Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.


Misalnya :
 Dia menulis surat di kamar
 Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
2. Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya :
 Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
 “Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3. Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan
nama kitab suci. Misalnya :
 Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang
 Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4. Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan ,
keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya :
 Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin
 Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.

6
5. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, dan nama tempat. Misalnya :
 Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil
 Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
6. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya :
 Ibrahim Naki
 Nofayanti
7. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan nama bahasa. Misalnya :
 bangsa Indonesia
 suku Sunda
8. Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya :
 tahun Hijriyah hari Jumat
 bulan Desember hari Lebaran
9. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama
diri. Misalnya :
 Laut Jawa Jazirah Arab
 Asia Tenggara Tanjung Harapan
10. Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen
resmi, kecuali terdapat kata penghubung. Misalnya :
 Republik Indonesia
 Majelis Permusyawaratan Rakyat
11. Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau
sapaan dan pengacuan. Misalnya :
 Surat Saudara sudah saya terima.
 Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12. Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya :
 Surat Anda telah saya balas

7
 Sudahkah Anda sholat?

13. Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,


pangkat dan sapaan. Misalnya :
 Dr. Ibrahim Naki
 Abdul Manaf Husain, S.H
14. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
 Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15. Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul,
majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali
kata depan dan kata penghubung. Misalnya :
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
 Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”

3.2. Penulisan Huruf Miring


Huruf miring digunakan untuk :
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan. Misalnya :
 Buku Negara kertagama karangan Prapanca.
 Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
2. Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
dan kelompok kata. Misalnya :
 Huruf pertama kata abad adalah a.
 Dia bukan menipu, tetapi ditipu

4. Penulisan Kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :

4.1. Kata Dasar

8
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk,
yang ditulis sebagai suatu kesatuan. Misalnya :
 Dia teman baik saya.

4.2. Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam
penulisan kata turunan, yaitu : Imbuhan semuanya ditulis
serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya
 Membaca
 Menulis

Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang


langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya
berupa gabungan kata. Misalnya :
 Bertepuk tangan
 Sebar luaskan.

Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus


mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
 Menandatangani
 Keanekaragaman.

Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam


kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya :
 Antarkota
Mahaadil

4.3. Kata Ulang


Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
Jenis-jenis kata ulang yaitu :

 Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya


= Laki : Lelaki
 Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya = Laki : Laki-laki.

9
 Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
 Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang
mendapat imbuhan. Misalnya =Main : Bermain-main

5. Penulisan Unsur Serapan

Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian


ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan
demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur
asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai
bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan
aturan yang telah diterapkan.

Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia


dikelompokkan dua bagian, yaitu :

1. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara
utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh
yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto,
bridge.
2. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke
dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun
penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu :
ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.

6. Jenis dan Fungsi Tanda Baca

6.1. Tanda titik (.)

Fungsi dan pemakaian tanda titik:

 Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan


atau seruan,

10
 Pada akhir singkatan nama orang,
 Diletakan pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan
sapaan,
 Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
Dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau
daftar, dll.

6.2. Tanda Koma (,)

Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:

 Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau


pembilang,
 Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimat,
 Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam
kalimat, dll.

6.3. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan


atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaa,
atau rasa emosi yang kuat.

6.4. Tanda Titik Koma (;)

Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:

 Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara,


 Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

6.5. Tanda Titik Dua (:)

Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:

 Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian,

11
 Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pameran
 Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku
dalam percakapan,
 Di antara jilid atau nomor buku/ majalah dan halama,n
antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau antara judul dan
anak judul suatu karangan.

6.6. Tanda Hubung (-)

Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:

 Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh


pergantian baris,
 Menyambung unsur-unsur kata ulang,
 Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

6.7. Tanda Elipsis (…)

Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut:

 Mengambarkan kalimat yang terputus-putus,


 Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan.

6.8. Tanda Tanya (?)

Fungsi dan Kegunaan tanda tanya (?):

 Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.


 Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda
kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud
disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

6.9. Tanda Kurung ( )

Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut:

 Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan,

12
 Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
pokok pembicaraan,
 Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri
keterangan.

6.10. Tanda Kurung Siku ( {..} )

Tanda kurung siku digunakan untuk:

 Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi


atau tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang
ditulis orang lain,
 Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.

6.11. Tanda Petik (“…”)

Fungsi tanda petik adalah:

 Mengapit petikan lagsung yang berasal dari


pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain
 Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila
dipakai dalam kalimat
 Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal

6.12. Tanda Petik Tunggal („..‟)

Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi:

 Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain,


 Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

6.13. Tanda Garis Miring (/)

Fungsi dan kegunaan garis miring

 Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat,


 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau,
per atau nomor alamat.

13
6.14. Tanda Penyingkat (Apostrof) („)

Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa


Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan.
EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam
penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan
sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail.
Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik kesimpulan/penulis
mencoba memberikan kesimpulan berdasarkan data-data dan fakta dilapangan
menunjukkan masih banyak orang-orang tidak memahami pemakain bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi
dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena
tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain.

2. Saran
Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa
tulis. Dengan adanya penjabaran tentang pamakaian EYD diharapkan para
pembaca dapat memahami dan menerapkan penggunaan EYD dalam
pembuatan suatu karya tulis. Dan semoga penjabaran ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sugihastuti, dkk. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Finoza, Lamudin. 1993.Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia,.

Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2.

Jakarta: Balai Pustaka.

Anonim. 1992, Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai

Pustaka

15
16

Anda mungkin juga menyukai