Oleh:
1. Nikita Cahyani
2. Vania Dita Khairunnisa
3. Amelia Agustin
PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
"Penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca”
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Tak
lupa penulis sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu
agar dapat terselesaikannya tugas ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Sejak sebelum Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga saat ini, ejaan
bahasa Indonesia telah mengalami banyak periode perubahan.
Perkembangan yang dimaksud antara lain penerapan ejaan oleh
Ch.A. Van Ophujsen, bertindak atas nama pemerintah Belanda,
yang menghasilkan penetapan ejaan Republik Soewandi pada
tahun 1947, serta ejaan Pembaruan Prijono pada tahun 1957,
Ejaan Pembaruan Melindo Slametmuljana pada tahun 1959, Ejaan
Indonesia Baru Anton Moeliono pada tahun 1967, dan Ejaan
I.B.Mantra yang Di sempurnakan Dan selalu mengalami
regenerasi dengan setiap perkembangannya. Aturan penggunaan
tanda baca dan pendeskripsian bunyi (kata, kalimat, dan lain-lain)
dalam tulisan dikenal dengan sebutan ejaan. Tasai (2002)
menegaskan bahwa pedoman mendasar untuk
merepresentasikan bunyi ujaran adalah ejaan. Secara teknis, yang
dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, Penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
merupakan seperangkat aturan atau kaidah penggunaan Bahasa
Indonesia dalam konteks resmi, baik lisan maupun tulisan. Materi
utama yang dibahas dalam EYD meliputi kaidah tentang penulisan
huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.(Sugiarto, n.d.)
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat tebal.
Kantor pajak penuh dan sesak.
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan kata
serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: dikelola,
penetapan, mempermainkan.
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau
akhiran ditulis dengan serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahului. Misalnya: bertepuk
tangan, garis bawahi, sebar luaskan.
c. Jika bentukdasar yang berupa gabungan kata dan mendapat
awalan dan akhiran sekaligus, unsure gabungan kata itu
ditulis serangkaian.Misalnya: menggaris bawahi,
menyebarluaskan, dilipat gandakan.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
antarkota, biokimia, paripurna, prasangka,transmigrasi.
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda
penghubung. Misalnya: sayur-mayur, porak-poranda, tukar-
menukar, terus-menerus.
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya:
duta besar, kereta api, kambing hitam, rumah sakit.
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan
tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
bersangkutan. Misalnya: anak-istri saya, ibu-bapak kami,
buku sejarah-baru.
c. Gabungan kata berikut ditulis serangkaian. Misalnya:
barangkali, kacamata, matahari, olahraga.
5. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku kau ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.Misalnya: apa yang kumiliki boleh kauambil.
Sedangkan ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya: Bukuku, bukumu, dan bukunya
tersimpan di perpustakaan.
6. Kata Depan ke, di, dan dari Kata depan ke, di, dandari ditul
terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali dalam gabungan
kata yang sudah lazim dianggap sebagai suatu kata seperti
kepada dan daripada. Misalnya:
Kain itu ada di dalam lemari.
Mari kita berangkat ke pasar.
Ia datang dari Bandunng kemarin.
7. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: Harimau itu marah sekali pada sang kancil.
Surat itu dikirimkan kepada si pengirim.
8. Partikel
a. Partikel -lah ,-kah dan -tah ditulis serangkaian dengan kata
yang mendahuluinya. Misalnya:
Bacalah buku itu dengan teliti.
Siapakah pengarang buku itu?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Jika kau pergi, aku pun ikut pergi.
Satu kali pun kau belum pernah pariwisata?
c. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis
terpisah daribagian kalimat yang mendahului dan
mengikutinya.
Misalnya : Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1
april.
Buku itu disusun ke lemari satu per satu.
Harga kain itu Rp 50.000 per helai.
9. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan ialah bentuk kata/kalimat yang dipendekan yang
terdiri dari satu huruf atau lebih.
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau
pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya: Muh.
Yamijn, M.Sc., Bpk…
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri dari huruf awal kata tulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: DPR, PT, KTP.
3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf ataw lebih
diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll., dsb., Yth.
4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya: Na, Cm, kg, Rp.
b. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf
awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata yang diperlakukan kata sebagai.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal
dari deret kata yang ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital.Misalnya: ABRI Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia UPI Universitas Pendidikan Indonesia SIM
Surat Izin Mengemudi.
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata
atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya: Akabri
Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Kowani Kongres Wanita Indonesia.
3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan
huruf, suku kata, ataupun ganbungan huruf dan suku
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil. Misalnya: Pemilu pemilihan umum, Rudal peluru
kendali, Tilang bukti pelanggaran.
10. Angka dan Lambang Bilangan
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau
nomor. Didalam tulisan lazim digunakan angka Arab
atau angka Romawi. Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5…
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X …
b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang,
berat luas dan isi, satuan waktu, nilai uang, dan
kuantitas. Misalnya:
5 kilogram, 10 liter,, 10 pukul 15.00, 27 orang.
c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan,
rumah apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15, Hotel Indonesia, kamar 169.
d. Angka juga digunakan untuk menomori bagian karangan
dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman
252, Surat Yasinn:9.
e. Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf
dilakukan sebagai berikut.
1. Bilangan utuh
Misalnya:
Dua belas 12
Dua puluh dua 22
Dua ratus dua puluh dua 222
2. Bilangan pecahan
Misalnya:
Tiga perempat 3
4
Tiga dua pertiga 2
3
Satu persen 1%
f. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan
dengan cara berikut. Misalnya:
Pada abad XX.
Sultan Hamengkubuono ke X.
g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an.
Misalnya:
Uang 5000-an.
Lima uang 10000-an.
h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakandengan satu
atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa
lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti
dalam perincian dan pemaparan. Misalnya: Amir nonton
drama itu sampai tiga kali.
Diantara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 20
orang tidak setuju.
i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan
huruf. Jika perlu,susunan kalimat diubah sehingga
bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata tidak terdapat pada aawal kalimat.
Misalnya:Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu
Pak Darma mengundang 250 orang tamu.
j. Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat
dieja sebagiansupaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman
250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120juta orang.
k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf
sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi
seperti akta dan kuitansi.
Misalnya: Kantor kami mempunyai dua puluh orang
pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisannya harus tepat.
Misalnya: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp
999,75 (Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan dan
tujuh puluh lima
perseratus rupiah).(Rismaya Apriliana et al., 2020)
2.2. PENULISAN UNSUR SERAPAN
aa (Belanda) menjadi a
Paal pal
Baal bal
Octaaf oktaf
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e, menjadi e
aerobe aerob
aerodinamics aerodinamika
haemoglobin hemoglobin
haematite hematite
ai tetap ai
trailer trailer
au tetap au
audiogram audiogram
calomel kalomel
construction konstruksi
central sentral
cent sen
accommodation akomodasi
acculturation akulturasi
cc di muka e dan i menjadi ks
accent aksen
saccharin sakarin
charisma karisma
echelon eselon
check cek
c (Sanskerta) menjadi s
cabda sabda
e tetap e
effect efek
ea tetap ea
idealist idealis
ee (Belanda) menjadi e
stratosfer stratosfer
ei tetap ei
eicosane eikosam
eo tetap eo
stereo stereo
eu tetap eu
neutron neutron
f tetap f
fanatic fanatik
factor factor
gh menjadi g
sorghum sorgum
gue menjadi ge
igue ige
gigue gige
iambus iambus
ion ion
iota iota
politiek politik
riem rim
ie tetap ie jika lafalnya bukan i
variety varietas
patient pasien
efficient efisien
kh (Arab) tetap kh
khusus khusus
akhir akhir
ng tetap ng
contingent kontingen
congres kongres
linguistics lingulistik
oestrogen estrogen
oenology enologi
foetus fetus
oo (Belanda) menjadi o
komfoor kompor
provost provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
pool pul
zoology zoology
coordination koordinasi
gouverneur gubernur
coupon kupon
contour kontur
ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
apectrograph spektograf
ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
psychosomatic psikosomatik
pt tetap pt
pterosaur pterosaur
pteridology pteridology
ptyalin ptyalin
q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
equator ekuator
rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika
scandium skandium
scotopia skotopia
scutella skutela
sclerosis sklerosis
scriptie skripsi
sc di muka e, i, dan y menjadi s
scenography senografi
scintillation sintilasi
scyphistoma sifistoma
schema skema
schizophrenia skizofrenia
scholasticism skolastisisme
ratio rasio
action aksi
patient pasien
th menjadi t
theocracy teokrasi
orthography ortografi
thiopental tipental
thrombosis thrombosis
methode metode
u tetap u
unit unit
nucleolus nucleolus
structure struktur
institute institut
ua tetap ua
dualisme dualisme
aquarium aquarium
ue tetap ue
suede sued
duet duet
ui tetap ui
equinox ekuinoks
conduit konduite
uo tetap uo
fluoeresein fluoresein
quorum kuorum
quota kuota
uu menjadi u
prematurr premature
vacuum vakum
v tetap v
vitamin vitamin
television televise
cavalry 23w12kavaleri
x pada awalnya kata tetap x
xanthate xantat
xenon xenon
xylophone xilofon
executive eksekutif
taxi taksi
exudation eksudasi
latex lateks
exception ekspesi
excess ekses
excision eksisi
excitation ekstitasi
excavation ekskavasi
excommunication ekskomuniasi
exscursive ekskursif
exclusive eksklusif
yakitori yakitori
yangonin yangonin
yen yen
yuan yuan
y menjadi i jika lapalnya i
yttrium itrium
dynamo dynamo
propyl propil
psychology psikologi
z tetap z
zenith zenit
zirconium zirconium
zodiac zodiac
zygote zigot
catatan :
1. unsure pungutan yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak
perlu lagi di ubah
misalnya :
nalar
paham
kabar
ikan
bengkel
sirsak
perlu
hadir
2. Sekalipun dalam ejaan yang d sempurakan huruf q dan x
diteria sebagai bagaian abjad bahasa indnesia, unsur yang
mengandung kedua huruf itu diindonesiakan menurut kaidah
yang terurai di atas. Kedua huruf itu diperthankan dalam
penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama dan
istilah khusus.
-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi
-il
materieel materiil
moreel moril
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya teori pembelajaran tentang ejaan,
diharapkan dapat menggunakan ejaan sesuai dengan kaidah
morfologi, fonologi, semantic dan sintaksis.
Dina, O. :, & Savitri, T. (2018). ANALISIS KESALAHAN PENULISAN EJAAN PADA KARANGAN BAHASA
INDONESIA AN ANALYSIS OF SPELLING WRITING ERROR IN BAHASA INDONESIA ESSAY. In
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi (Vol. 37).
Rismaya Apriliana, R., Firdaus, A., & Suparman, F. (2020). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. 5(1).
Sugiarto, E. (n.d.). EYD - Penulisan kata. Retrieved February 25, 2023, from
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=wFX9DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=info:U95LtKfXEDoJ:scholar.google.com
/
&ots=fw2nX1tIcC&sig=tkNgzVwxVwXoxH3LXn7feT__OfI&redir_esc=y#v=onepage&q&f=fals
e
Syahputra, E. (2022). Berlakunya Perubahan Ejaan yang disempurnakan (EYD) menjadi Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) (Vol. 3, Issue 1).