Anda di halaman 1dari 37

TUGAS MAKALAH KELOMPOK 3

PENULISAN KATA, PENULISAN UNSUR SERAPAN,


DAN PEMAKAIAN TANDA BACA
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Bahasa Indonesia dosen
pengampu Wilda Sristuty Handayani Piliang, S. Pd., M.Pd.

Oleh:
1. Nikita Cahyani
2. Vania Dita Khairunnisa
3. Amelia Agustin

PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
"Penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca”
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Tak
lupa penulis sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu
agar dapat terselesaikannya tugas ini.

Penulis sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa


makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami
perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada


seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan mampu
memberikan nilai tambah kepada para pemakainya.

Pekanbaru, 25 Februari 2023

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak sebelum Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga saat ini, ejaan
bahasa Indonesia telah mengalami banyak periode perubahan.
Perkembangan yang dimaksud antara lain penerapan ejaan oleh
Ch.A. Van Ophujsen, bertindak atas nama pemerintah Belanda,
yang menghasilkan penetapan ejaan Republik Soewandi pada
tahun 1947, serta ejaan Pembaruan Prijono pada tahun 1957,
Ejaan Pembaruan Melindo Slametmuljana pada tahun 1959, Ejaan
Indonesia Baru Anton Moeliono pada tahun 1967, dan Ejaan
I.B.Mantra yang Di sempurnakan Dan selalu mengalami
regenerasi dengan setiap perkembangannya. Aturan penggunaan
tanda baca dan pendeskripsian bunyi (kata, kalimat, dan lain-lain)
dalam tulisan dikenal dengan sebutan ejaan. Tasai (2002)
menegaskan bahwa pedoman mendasar untuk
merepresentasikan bunyi ujaran adalah ejaan. Secara teknis, yang
dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, Penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
merupakan seperangkat aturan atau kaidah penggunaan Bahasa
Indonesia dalam konteks resmi, baik lisan maupun tulisan. Materi
utama yang dibahas dalam EYD meliputi kaidah tentang penulisan
huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.(Sugiarto, n.d.)
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka


diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa dan bagaimana penulisan kata yang baik dan benar?
2. Apa dan bagaimana penulisan unsur serapan dan tanda baca
dalam sebuah kalimat?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui penulisan kata yang tepat dan sesuai


2. Mampu menerapkan penulisan kata secara tepat.
3. Untuk mengetahui berbagai macam unsur serapan.
4. Mampu menerapkan penulisan tanda baca secara tepat.
5. Mampu menerapkan cara penulisan unsur serapan dan tanda
baca yang benar dalam sebuah kalimat.
BAB 2
ISI

2.1. PENULISAN KATA

1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat tebal.
Kantor pajak penuh dan sesak.
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis dengan kata
serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: dikelola,
penetapan, mempermainkan.
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau
akhiran ditulis dengan serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahului. Misalnya: bertepuk
tangan, garis bawahi, sebar luaskan.
c. Jika bentukdasar yang berupa gabungan kata dan mendapat
awalan dan akhiran sekaligus, unsure gabungan kata itu
ditulis serangkaian.Misalnya: menggaris bawahi,
menyebarluaskan, dilipat gandakan.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
antarkota, biokimia, paripurna, prasangka,transmigrasi.
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda
penghubung. Misalnya: sayur-mayur, porak-poranda, tukar-
menukar, terus-menerus.
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya:
duta besar, kereta api, kambing hitam, rumah sakit.
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan
tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
bersangkutan. Misalnya: anak-istri saya, ibu-bapak kami,
buku sejarah-baru.
c. Gabungan kata berikut ditulis serangkaian. Misalnya:
barangkali, kacamata, matahari, olahraga.
5. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku kau ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.Misalnya: apa yang kumiliki boleh kauambil.
Sedangkan ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya: Bukuku, bukumu, dan bukunya
tersimpan di perpustakaan.
6. Kata Depan ke, di, dan dari Kata depan ke, di, dandari ditul
terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali dalam gabungan
kata yang sudah lazim dianggap sebagai suatu kata seperti
kepada dan daripada. Misalnya:
Kain itu ada di dalam lemari.
Mari kita berangkat ke pasar.
Ia datang dari Bandunng kemarin.
7. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: Harimau itu marah sekali pada sang kancil.
Surat itu dikirimkan kepada si pengirim.

8. Partikel
a. Partikel -lah ,-kah dan -tah ditulis serangkaian dengan kata
yang mendahuluinya. Misalnya:
Bacalah buku itu dengan teliti.
Siapakah pengarang buku itu?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Jika kau pergi, aku pun ikut pergi.
Satu kali pun kau belum pernah pariwisata?
c. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis
terpisah daribagian kalimat yang mendahului dan
mengikutinya.
Misalnya : Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1
april.
Buku itu disusun ke lemari satu per satu.
Harga kain itu Rp 50.000 per helai.
9. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan ialah bentuk kata/kalimat yang dipendekan yang
terdiri dari satu huruf atau lebih.
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau
pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya: Muh.
Yamijn, M.Sc., Bpk…
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri dari huruf awal kata tulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: DPR, PT, KTP.
3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf ataw lebih
diikuti satu tanda titik. Misalnya: dll., dsb., Yth.
4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya: Na, Cm, kg, Rp.
b. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf
awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata yang diperlakukan kata sebagai.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal
dari deret kata yang ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital.Misalnya: ABRI Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia UPI Universitas Pendidikan Indonesia SIM
Surat Izin Mengemudi.
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata
atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya: Akabri
Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Kowani Kongres Wanita Indonesia.
3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan
huruf, suku kata, ataupun ganbungan huruf dan suku
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil. Misalnya: Pemilu pemilihan umum, Rudal peluru
kendali, Tilang bukti pelanggaran.
10. Angka dan Lambang Bilangan
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau
nomor. Didalam tulisan lazim digunakan angka Arab
atau angka Romawi. Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5…
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X …
b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang,
berat luas dan isi, satuan waktu, nilai uang, dan
kuantitas. Misalnya:
5 kilogram, 10 liter,, 10 pukul 15.00, 27 orang.
c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan,
rumah apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15, Hotel Indonesia, kamar 169.
d. Angka juga digunakan untuk menomori bagian karangan
dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman
252, Surat Yasinn:9.
e. Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf
dilakukan sebagai berikut.
1. Bilangan utuh
Misalnya:

Dua belas 12
Dua puluh dua 22
Dua ratus dua puluh dua 222
2. Bilangan pecahan
Misalnya:

Tiga perempat 3
4
Tiga dua pertiga 2
3
Satu persen 1%
f. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan
dengan cara berikut. Misalnya:
Pada abad XX.
Sultan Hamengkubuono ke X.
g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an.
Misalnya:
Uang 5000-an.
Lima uang 10000-an.
h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakandengan satu
atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa
lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti
dalam perincian dan pemaparan. Misalnya: Amir nonton
drama itu sampai tiga kali.
Diantara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 20
orang tidak setuju.
i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan
huruf. Jika perlu,susunan kalimat diubah sehingga
bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata tidak terdapat pada aawal kalimat.
Misalnya:Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu
Pak Darma mengundang 250 orang tamu.
j. Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat
dieja sebagiansupaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman
250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120juta orang.
k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf
sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi
seperti akta dan kuitansi.
Misalnya: Kantor kami mempunyai dua puluh orang
pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisannya harus tepat.
Misalnya: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp
999,75 (Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan dan
tujuh puluh lima
perseratus rupiah).(Rismaya Apriliana et al., 2020)
2.2. PENULISAN UNSUR SERAPAN

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap


unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah
maupun bahasa asing. Berdasarkan taraf integrasinya unsur
pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat di bagi menjadi dua
golongan besar :
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap
kedalam bahasa Indonesia. Unsur – unsur ini di pakai
dalam konteks bahasa Indonesia tapi pengucapannya
masih mengikuti cara asing.
Contoh :
- Reshuffle
- Shuttle cock
- L’exploitation de L’homme per L’homme
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.Dalam hal
ini ejaanya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesiannya masih dapat di bandingkan dengan
bentuk asalnya.(Dina & Savitri, 2018)

Kaidah yang berlaku bagi unsur serapan itu berpedoman pada


“Pedoman umum ejaan Bahasa Indobesia yang Disempurnakan” (KBBI,
1993: 1155-1159) adalah sebagai berikut :

aa (Belanda) menjadi a

Paal pal

Baal bal

Octaaf oktaf
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e, menjadi e

aerobe aerob

aerodinamics aerodinamika

ae jika bervariasi dengan e, menjadi e

haemoglobin hemoglobin

haematite hematite

ai tetap ai

trailer trailer

au tetap au

audiogram audiogram

c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k

calomel kalomel

construction konstruksi

c di muka e, i, oe dan y menjadi s

central sentral

cent sen

cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k

accommodation akomodasi

acculturation akulturasi
cc di muka e dan i menjadi ks

accent aksen

cch dan ch di muka a, o dan konsonan menjadi k

saccharin sakarin

charisma karisma

ch yang lafalnya s atau sy menjadi s

echelon eselon

ch yang lafalnya c menjadi c

check cek

c (Sanskerta) menjadi s

cabda sabda

e tetap e

effect efek

ea tetap ea

idealist idealis

ee (Belanda) menjadi e

stratosfer stratosfer

ei tetap ei

eicosane eikosam
eo tetap eo

stereo stereo

eu tetap eu

neutron neutron

f tetap f

fanatic fanatik

factor factor

gh menjadi g

sorghum sorgum

gue menjadi ge

igue ige

gigue gige

i, pada awal suku kata di muka vokal, tetap i

iambus iambus

ion ion

iota iota

ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i

politiek politik

riem rim
ie tetap ie jika lafalnya bukan i

variety varietas

patient pasien

efficient efisien

kh (Arab) tetap kh

khusus khusus

akhir akhir

ng tetap ng

contingent kontingen

congres kongres

linguistics lingulistik

oe (oi Yunani) menjadi e

oestrogen estrogen

oenology enologi

foetus fetus

oo (Belanda) menjadi o

komfoor kompor

provost provos
oo (Inggris) menjadi u

cartoon kartun

proof pruf

pool pul

oo (vokal ganda) tetap oo

zoology zoology

coordination koordinasi

ou menjadi u jika lafalnya u

gouverneur gubernur

coupon kupon

contour kontur

ph menjadi f

phase fase

physiology fisiologi

apectrograph spektograf

ps tetap ps

pseudo pseudo

psychiatry psikiatri

psychosomatic psikosomatik
pt tetap pt

pterosaur pterosaur

pteridology pteridology

ptyalin ptyalin

q menjadi k

aquarium akuarium

frequency frekuensi

equator ekuator

rh menjadi r

rhapsody rapsodi

rhombus rombus

rhythm ritme

rhetoric retorika

sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk

scandium skandium

scotopia skotopia

scutella skutela

sclerosis sklerosis

scriptie skripsi
sc di muka e, i, dan y menjadi s

scenography senografi

scintillation sintilasi

scyphistoma sifistoma

sch di muka vokal menjadi sk

schema skema

schizophrenia skizofrenia

scholasticism skolastisisme

t dimuka i menjadi s jika lafalnya s

ratio rasio

action aksi

patient pasien

th menjadi t

theocracy teokrasi
orthography ortografi
thiopental tipental
thrombosis thrombosis
methode metode

u tetap u

unit unit
nucleolus nucleolus
structure struktur
institute institut

ua tetap ua

dualisme dualisme
aquarium aquarium

ue tetap ue

suede sued
duet duet

ui tetap ui

equinox ekuinoks
conduit konduite

uo tetap uo

fluoeresein fluoresein
quorum kuorum
quota kuota

uu menjadi u

prematurr premature
vacuum vakum

v tetap v

vitamin vitamin
television televise
cavalry 23w12kavaleri
x pada awalnya kata tetap x

xanthate xantat
xenon xenon
xylophone xilofon

x pada posisi lain menjadi ks

executive eksekutif
taxi taksi
exudation eksudasi
latex lateks

xc dimuka e dan i menjadi ks

exception ekspesi
excess ekses
excision eksisi
excitation ekstitasi

xc dimuka a, o, u dan konsonan menjadi ksk

excavation ekskavasi
excommunication ekskomuniasi
exscursive ekskursif
exclusive eksklusif

y tetap y jika lafalnya y

yakitori yakitori
yangonin yangonin
yen yen
yuan yuan
y menjadi i jika lapalnya i

yttrium itrium
dynamo dynamo
propyl propil
psychology psikologi

z tetap z

zenith zenit
zirconium zirconium
zodiac zodiac
zygote zigot

konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat


membingungkan
misalnya :
gabbro gabro
accu aki
effect efek
commission komisi
ferrum ferum
solfeggio solfegio
tetapi :
mass massa

catatan :
1. unsure pungutan yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak
perlu lagi di ubah
misalnya :
nalar
paham
kabar
ikan
bengkel
sirsak
perlu
hadir
2. Sekalipun dalam ejaan yang d sempurakan huruf q dan x
diteria sebagai bagaian abjad bahasa indnesia, unsur yang
mengandung kedua huruf itu diindonesiakan menurut kaidah
yang terurai di atas. Kedua huruf itu diperthankan dalam
penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama dan
istilah khusus.

Disamping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut


diatas, berikut ini didaftarkan juga akhir-akhiran akhiran asing
serta penyesuaiannya dalam bahasa indonesia. Akhiran itu
diserap sebagai bagian dan implementasi di serap secara
untuh di samping kata standar, efek, dan implemen.

-aat (Belanda) menjadi -at


advokaat advokat
tractaat traktat

-age Menjadi -ase


percentage persentase
etalage etalase

-al, -ell (Belanda), -all (Belanda) menjadi -al


formal,formeel formal
normal,normaal normal
-ant menjadi -ant
accountant akuntan
informant informan

-archy, -archie (Belanda) menjadi arki


anarchy,anarchie anarki
oligarchy,oligarchie oligarki

-ary,air (Belanda) menjadi -er


primary,primair primer
scondary,secundair, skunder

-(a)tion,-(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si


action, actie aksi
publication, publicatie publikasi

-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi
-il
materieel materiil
moreel moril

-ein tetap ein


casein kasein
protein protein

-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (nomia) menjadi -ik, -ika


logic,logica logika
physics, physica fisika

-ic (nomia) menjadi -ik


electronic elektronik
statistic statistik
-ic, -ical, -isch (adjektiva) menjadi -is
practical,practisch praktis
economical,economisch ekonomis

-ile, -iel menjdi -il


precentile,precentiel presentil
mobile,mobiel mobil

-ism, -isme (Belanda) menjadi -isme


modernism,modernisme modernisme
communism,communisme komunisme

-ist menjadi -is


publicist publisis
egoist egois

-ive, -ief (Belanda) menjadi ) -if


descriptive,descriptief deskriptif
demonstrative,demonstratief demonstratif

-longue menjadi -log


catalogue katalog
dialogue dialog

-logy, -logie (Belanda) menjadi -logi


technology,technologie teknologi
analogy,analogie analogi

-loog (Belanda) menjadi -log


analoog analog
epiloog epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid
hominoid,homonoide homonooid
anthropoid,anthropoide anthropoid

-oir(e) menjadi -oar


trottoir trotoar
repertoire repertoar

-or, -eur (Belanda) menjadi -ur, ir


direcor, directeur direktur
amateur amatiir

-or tetap -or


dictator dictator
corrector korektor

-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas


university,universiteit universitas
quality,kwalitieit kualitas

-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur


structure, struktuur struktur
premature,prematuur prematur

2.3. Tanda Baca


Tanda baca merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam penulisan tetapi hal ini banyak sekali di abaikan. Adanya
tanda baca, akan membantu pembaca memahami suatu tulisan
dengan tepat.
Pemakaian Tanda Baca

A. Tanda titik (.)


Penggunaan tanda titik
1. Tanda titik dipakai diakhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan. Misalnya : hari ini tanggal 13 Februari 2016.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
3. Misalnya :
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukan waktu. Misalnya : pukul 1.35.20 (pukul
1 lewat 35 menit 20 detik)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam , menit, dan
detik yang menunjukan jangka waktu. Misalnya : 1.32.20 jam
( 1 jam, 32 menit, 20 detik)
6. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang
tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan
tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya : Siregar, Merari.
1920. Azab dan Sengsara.
7. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya. Misalnya : Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
8. Tanda titik dipakai pada singkatan nama orang. Misalnya : BJ.
Habibie
9. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan. Misalnya : Dra. Isah Cahyati, M.Pd.
Tanda titik tidak dipakai apabila :

1. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang


tidak menunjukan jumlah. Misalnya pada angka kode pos,
penulisan tahun.
2. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
3. Tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran
takaran, timbangan, dan mata uang.
4. Tidak dipakai dibelakang alamat pengirim.

B. Tanda Koma (,)


1. Tanda koma dpakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan. Misalnya : saya membeli kertas,
pena, dan tinta
2. Tanda koma dipakai utnuk memisahkan kalimat yang setara
yang satu kalimat dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata tetapi atau melainkan. Misalnya :
 Saya ingin datang, tetapi hari hujan
 Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya. Misalnya : kalau hari hujan, saya tidak akan
datang.
4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat. Misalnya : Kata ibu, “ saya gembira
sekali“
5. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur alamat yang ditulis
berurutan. Misalnya : Kuala Lumpur, Malaysia
6. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya :
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Bahasa
Inndonesia. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Pustaka Rakyat
7. Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan
kaki.
8. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik
yang menikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga. Misalnya : Ny. Khadijah, M.A
9. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau
diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya : 12,5 m
10.Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya : semua siswa, baik
laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara
11.Tanda koma dipakai memisahkan petikan langsung dari bagian
lain.

C. Tanda Titik Koma (;)


1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-
bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya : malam
makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
kalimat majemuk. Misalnya : ayah mengurus tanamannya di
kebun itu ; ibu sibuk memasak di dapur.

D. Tanda Titik Dua (:)


1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu penyataan
lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya : kita
sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi, meja, dan
lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian. Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekertaris : Handayani
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku dalam percakapan.
Ibu : (meletakan beberapa koper ) “Bawa koper ini, Mir!”
Amir : “baik, Bu.”
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman,
(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul
dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya :
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin :9
Karangan Ali Hakkim, Pendidikan Seumur Hidup : Sebuah Studi,
sudah terbit.
Jakarta : Eresco

E. Tanda Hubung (-)


1. Tanda hubung menyambungkan suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantian baris
2. Tanda hubung menyambungkan awaln dengan bagian kata di
belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya
pada pergantian baris.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya : anak-anak
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu
dan bagian-bagian tanggal. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a dan 8-4-1973
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk merangkaikan (i) se-
dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (ii)
ke- ddengan angka (iii) angka dengan –an, dan (iv) singkatan
dengan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama
jabatan rangkap.
Misalnya ; Se- Indonesia, juara ke-2, tahun 90-an, hari-H, sinar-
X, Menteri-Sekertaris Negara

Penggunaan tanda titik dua ( : ) yang tepat terdapat dalam kalimat ….

A.    Ibu membeli: apel, mangga, dan jeruk.


B.     Aisyah membawa : sayur, nasi dan lauk untuk ayahnya di sawah.
C.     Difla sedang menyanyi : lagu pop
D.    Bibi membeli berbagai macam buah: salak, manggis, dan jambu
Jawaban : A

F. Tanda Pisah (―)

1. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi


penjelasan diluar bangun kalimat.
Contoh: Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh: Rangkaian temuan ini-evolusi,teori kenisbian, dan yang
kini juga pembelahan atom-telah mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai”
Contoh: 1945-1955
Tanggal 18-20 Maret 2016
Pukul 09.30-11.10

G. Tanda Elipsis (…)

1. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.


Contoh: Pengawasan yang ketat . . . akan mendukung kelancaran
dan ketepatan pelaksanaan pembangunan.
2. Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang dihilangkan.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

H. Tanda Tanya (?)


1. Dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Dimana dia tinggal?
Saudara sudah tahu, bukan?
2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1945 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

I. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Tanda ini digunakan
sebagai akhir kalimat dan tidak boleh disertai dengan tanda titik.
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya!
Merdeka!
J. Tanda Kurung ((…))

1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.


Contoh: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar
Isian Kegiatan) kantor itu.
2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contoh: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat
yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan
baru dalam pasaran dalam negeri.
3. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kokain (a).
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
4. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga
kerja, dan (c) modal.
K. Tanda Kurung Siku ([…])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang ditulis orang lain. Tanda ini menyatakan bahwa kesalahan
atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Misalnya :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-38]
tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.(EYD - Penulisan Kata, n.d.)
L. Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
“Saya belum siap” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.”
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Misalnya :
Bacalah “Bola lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu
Tempat
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangang remaja dikenal dengan
nama “cutbrai”

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri


petikan langsung
Misalnya :
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di
belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Misalnya :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”
Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu
sebabnya.

M. Tanda Petik Tunggal (‘…’)


1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Misalnya :
Tanya Basri, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu kamar depanm kudengar teriak anakku, Ibu,
Bapak pulang, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak
Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya :
Feed-back ‘balikan’
N. Tanda Garis Miring
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim.
Misalnya :
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat II/10
Tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau
tiap.
Misalnya :
Mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp 150,00/lembar

O. Tanda Penyingkat Atau Apostrof (‘)


Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.(Syahputra, 2022)
Misalnya :
Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 1988)
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan adanya teori pembelajaran tentang ejaan,
diharapkan dapat menggunakan ejaan sesuai dengan kaidah
morfologi, fonologi, semantic dan sintaksis.

Menulis istilah ini diperlukan untuk membuat kata atau


kalimat yang tepat, memastikan bahwa penggunaannya
sesuai dengan persyaratan untuk menulis kata dan kalimat.

Kata kata bahasa Indonesia banyak mengandung istilah dari


bahasa asing. Kata kata ini diambil dan diubah sesuai
dengan fitur khas pengucapan bahasa masyarakat
Indonesia
DAFTAR ISI

Dina, O. :, & Savitri, T. (2018). ANALISIS KESALAHAN PENULISAN EJAAN PADA KARANGAN BAHASA
INDONESIA AN ANALYSIS OF SPELLING WRITING ERROR IN BAHASA INDONESIA ESSAY. In
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi (Vol. 37).

EYD - Penulisan kata. (n.d.).

Rismaya Apriliana, R., Firdaus, A., & Suparman, F. (2020). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. 5(1).

Sugiarto, E. (n.d.). EYD - Penulisan kata. Retrieved February 25, 2023, from
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=wFX9DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=info:U95LtKfXEDoJ:scholar.google.com
/
&ots=fw2nX1tIcC&sig=tkNgzVwxVwXoxH3LXn7feT__OfI&redir_esc=y#v=onepage&q&f=fals
e

Syahputra, E. (2022). Berlakunya Perubahan Ejaan yang disempurnakan (EYD) menjadi Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) (Vol. 3, Issue 1).

Anda mungkin juga menyukai