Anda di halaman 1dari 17

EJAAN BAHASA INDONESIA (EBI)

PENULISAN UNSUR SERAPAN DAN PEMAKAIAN TANDA BACA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah:
Bahasa indonesia

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7:

1. LANNI JURRIAH (21120003)


2. ALVI SAHRI PANJAITAN (21120013)

DOSEN PENGAMPU:

Dra. AFRIDAH, MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T.A 2021/2022

1
DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami akui makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Panyabungan, Mei 2022

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia di antaranya meliputi
ejaan,kaidah penggunaan dan penulisan huruf, penggunaan tanda baca, penulisan kata,
penulisanunsur serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di Indonesia sekarang
dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), yang selama ini penggunaannya sering tidak
sesuaidengan kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang ejaan sangat penting karena
dibuatnyakaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya untuk memberi batasan penggunaan
bahasa.
Pada masa perkuliahan sangat sering melakukan pembuatan karya tulis
baik itu makalah, laporan-laporan, proposal, skripsi maupun thesis, yang membutuhkan
kemampuan penulisan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Ada
beberapa hal yang perlu dikemukakan khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Menggunakan Penulisan Unsur Serapan Yang Sesuai Dengan Ejaan
Yang Di Sempurnakan?
2. Bagaimana Pemakaian Tanda Baca Yang Sesuai Dengan Ejaan Yang Di
Sempurnakan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Penggunaan Penulisan Unsur Serapan Yang Sesuai Dengan
Ejaan Yang Di Sempurnakan.
2. Untuk Mengetahui Pemakaian Tanda Baca Yang Sesuai Dengan Ejaan Yang Di
Sempurnakan.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangan, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta,
Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Dilihat dari taraf integrasinya, unsur
pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat di bagi atas dua golongan besar.
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia
seperti, reshuffle, shuttle cock, I’ exploitation de I’ home par I’homme.
Unsur-unsur ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetepi
pengucapannya masih mengikuti cara asing.
2. Unsur penjaman yang mengucapkan dan penulisannya di sesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini di usahakan agar ejaan hanya di ubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesiana masih dapat di bandingkan dengan
bentuk asalnya.1
B. Penyesuaian ejaan kata serapan
Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudah
baku. kurang lebih terdapat beberapa jenis yang perlu diperhatikan. Berikut ini
beberapa kasus penulisan yang perlu mendapat perhatian.
Kata asing Kata baku Kata asing Kata baku
Acceleration akselerasi hydraulic hidraulik
Acceptor akseptor iatrogenic iatrogenik
Charisma Karisma quality kualitas
exclusivme ekslusif trailer trailer
physiology fisiologi psycologhy psikologi
Carrier karier athlete atlet
Caustic kaustik Materiaal material

1
Aris Soviani, Pedoman Umum Ejaa Bahasa Indonesia, Jakarta, Maret 2016, Hlm: 58

2
3

C. Pemakaian Tanda Baca


1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan. Contoh : Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Irawan S. Gatot
George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa.
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan. Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel),
Bpk. (bapak).
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangatumum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya
dipakai satu tanda titik. Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan
sebagainya), tgl. (tanggal).
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, dan detik yang
menunjukan waktu atau jangka waktu. Contoh: Pukul 7.10.12 (Pukul 7
lewat 10 menit 12 detik).
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatanyang tidak menunjukan jumlah. Contoh: Nama Ivan terdapat
pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
h. Tanda titik tidak dipakai singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
maupun didalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) .2

Nidya Pustaka Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Di Sempurnakan,


2

Surabaya, September 2016. Hlm: 39

3
4

i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang. Contoh: Cu (tembaga), 53 cm, 1
(liter), Rp350,00.
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan,atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Contoh: Latar
Belakang Pembentukan, Sistem Acara, Lihat Pula.
2. .Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Penggunaan yang salah : Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi dan
melainkan. Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak
aktif.Tanda koma dipakai untuk.
c. 1) memisahkan anak kalimat dari induk kalimatapabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau hari hujan, saya
tidak akan datang.
2) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. Contoh:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
d. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Contoh: Oleh
karena itu, kamu harus datang.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: O, begitu
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat. Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".3

3
Ibid. hlm:40
5

g. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat,(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yangditulis berurutan. Contoh: Medan, 18 Juni 19848.
h. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunanya dalam daftar pustaka. Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara
Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
i. Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh:
I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia,
1990), hlm. 22.
j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga. Contoh: Ronto Jiang, S.E.
k. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 33,5 m ; Rp10,50
l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi. Contoh: Pengurus wikipedia favorit saya, Borgx,
pandai sekali.
m. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keteranganyang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Dalam
pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagianlain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhirdenagan tanda tanya atau tanda seru. Contoh:”Di mana Rex
tinggal?” tanya Stepheen.
3. Tanda titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai
juga.

5
6

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara
didalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamanya dikebun; ibu sibuk bekerja di dapur.
7

4. Tanda Titik Dua (:)


a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikutirangkaian atau pemerian. Contoh: Kita sekarang memerlukan
perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.Contoh: Ketua : Supiyan Sauri
Wakil Ketua : Septian
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukanpelaku dalam percakapan. Contoh: Borgx: “Jangan lupa
perbaiki halaman bantuan Wikipedia!”
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halama, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak
judul suatu karangan. Contoh: Surah Yasin:9
e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakanperlengkapan yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita
memerlukan kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: anak-anak,
berulang-ulang, kemerah-merahan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal. Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973
c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan. Contoh: ber-evolusi dengan be-revolusi.
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se-dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke-dengan angka, (c)
angka dengan-an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kata, dan (e) nama jabatan rangkap. Contoh: se-Indonesia, hadiah ke-2,
tahun 50-an, ber-SMA, sinar-X.

7
8

e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia


dengan unsur bahasa asing.Contoh: di-charter, pen-tackle-a
6. Tanda Pisah ( -,– )
a. 1) Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan— akan menjadi
Wikipedia terbesar.
2) Tanda pisah em (— ) menegaskan adanya posisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas. Contoh: Rangkaian
penemuan ini — evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom— telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
b. 1) Tanda pisah en(– ) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang
berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke',
atau 'sampai'. Contoh: 1919– 1921, Medan– Jakarta, 10 – 13
Desember 1999.
2) Tanda pisah en(– ) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara,
atau bersama tanda kurang(−). Contoh: dari halaman 45 sampai 65,
bukan dari halaman 45– 65 antara tahun 1492 dan 1499.
7. Tanda Elipsis (...)
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama. Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita
bergerak.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung. Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
8. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya. Contoh: Kapan ia berangkat?
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya. Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
9

9. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atauperintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasaemosi yang kuat. Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di
dalamtulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali
dalamkutipan atau transkripsi drama
10. Tanda Kurung ((...))
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Contoh: Bagian
Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudiandibahas
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagianintegral pokok pembicaraan. Contoh: Satelit Palapa (pernyataan
sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit
domestik di Indonesia.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam
teksdapat dihilangkan. Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kokain(a)
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan. Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk,
(b) harga, (c)tempat.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-
turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang
kalimatnya .Contoh: Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885– 1919)
(dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin
Ukraina.
11. Tanda Kurung Siku ([...])
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu

9
10

memang terdapat didalam naskah asli. Contoh: Sang Sapurba


men[d]engar bunyi gemerisik.
11

b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang


sudah bertanda kurung. Contoh: Persamaan kedua proses ini
(perbedaannya dibicarakan di dalam BabII [lihat halaman 35 – 38]) perlu
dibentangkan di sini.
12. Tanda Petik (“...”)
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh: "Saya belum siap," kata
Mira, "tunggu sebentar!"
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat. Contoh: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku. Dari Suatu
Masa, dari Suatu Tempat .
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus. Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara
"coba dan ralat" saja.
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung. Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.Contoh: Karena warna
kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".Bang Komar sering disebut
"pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
13. M.Tanda Petik Tunggal („...‟)
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain Contoh: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing. Contoh: feed-back 'balikan'
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
danpenandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: No. 7/PK/1973, Jalan Kramat III/10, tahun anggaran 1985/1986.

11
12

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai
tandabagi dalam pecahan dan rumus matematika. Contoh:harganya
Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar).
15. Tanda Penyingkat (Apostrof)(„)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun. Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan=telah).4

4
Ibid.hlm:41-54
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa
daerah.Dilihat dari taraf penyerapannya, penulisan unsur serapan ada tiga, yaitu:
kataasing, kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, dan
kataasing yang berfungsi untuk memperkaya.
Penggunaan tanda baca sangat berarti dalam bahasa tulisan, terutama
dalampenulisan karya ilmiah sangat penting untuk diperhatikan. Banyak
penggunabahasa yang kurang mengindahkan kaidah tanda baca, sehingga tulisan
yangdisusunnya tidak mencapai sasaran. Adanya penggunaan tanda baca yang
tepatdapat membantu pembaca memahami tulisan dengan tepat.
B. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan
kepadamasyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang
baik dan benar,karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses
pembangunan karaktermasyarakat dalam bangsa ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
Soviani Aris , 2016, Pedoman Umum Ejaa Bahasa Indonesia, Jakarta.
Pustaka Nidya 2016, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Di
Sempurnakan, Surabaya, September .

Anda mungkin juga menyukai