Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“EJAAN BAHASA INDONESIA”


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing :
NORENA, M.Pd.
.

DISUSUN OLEH:
ADE PUTRA WIDODO

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS RATU SAMBAN
TAHUN 2023/2024

KATA PENGATAR

1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena, keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, sehinga
penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Argamakmur, 15 November

ADE PUTRA WIDODO

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGATAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB l PENDAHULUAN ..................................................................................................4
1.1. Latar belakang ....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................4
1.3. Tujuan Pembahasan ..........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................5
2.1. Macam - macam Huruf .....................................................................5
2.2 Nama Diri dan Nama Jenis ...............................................................6
2.3. Penulisan Kata ...................................................................................7
2.4. Penulisan Unsur Serapan .................................................................12
2.5. Bentuk Tanda Baca ..........................................................................12
BAB III PENUTUP ........................................................................................14
3.1. Kesimpulan .......................................................................................14
3.2. Saran ..................................................................................................14
Daftar pustaka ............................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, terutama dibidang sastra indonesia, sering di
jumpai hal hal yang berkenaan dengan aturan menggunakan nama diri dan nama
jenis, penulisan kata, penulisan bentuk serapan dan tanda baca. Oleh karena itu,
kita selaku pelajar atau mahasiswa dituntut untuk mengetahui dan mendalami hal-
hal yang disebutkan diatas. Tentu dalam hal ini sangat di perlukan suatu pedoman
dan panduan untuk memahami serta memperdalam pengetahuan khususnya di
materi pembelajaran aturan penulisan suatu kata yang sesuai dengan EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan)
Kita dapat melihat suatu keadaan yang telah merebak dalam dunia
pendidikan sekarang ini.aturan yang telah ditetapkan pemerintah lewat EYD
sudah dipandang sebelah mata. Dari hal tersebut, penulis berkeinginan menyusun
makalah yang berjudul “EJAAN BAHASA INDONESIA”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembahasan makalah ini, penulis akhirnya berinisiatif
membahas beberapa persoalan dalam tema ini, yaitu :
1. Apa saja macama-macam huruf?
2. Apa yang dimaksud dengan nama diri dan nama jenis?
3. Bagaimana cara penulisan kata?
4. Bagaimana cara penulisan bentuk serapan?
5. Apa saja bentuk tanda baca?
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan dari
penulisan makalah yaitu sebagai berikut ini:
1. Untuk mengetahui macam-maam huruf
2. Untuk mengetahui nama diri dan nama jenis
3. Untuk mengetahui cara penulisan kata
BAB II
PEMBAHASAN

4
2.1 Macam-macam Huruf
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan Bahasa Indonesia terdiri atas huruf
a,b,c,d,e,f,g,h,i,j,k,l,m,n,o,p,q,r,s,t,u,v,w,x,y,z.
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam Bahasa Indonesia terdiri atas huruf
a,i,u,e, dan o.
Contoh pemakaian dalam kata:
Ditengah : padi
Diakhir : sore
Diawal : Itu
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam Bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,,v,wx,y, dan z
Contoh: Diawal : bahasa
Ditengah : sebut
Diakhir : adab
D. Huruf Diftong
Dalam Bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au,
dan oi.
Contoh: Diawal. : aula
Ditengah : saudara
Diakhir : harimau1

E. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
a. Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu
dilakukan diantara kedua huruf vokal itu.
Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah.

1
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara. Hlm. 1.

5
Huruf diftong ai, au,dan oitidak pernah diceraikan sehingga
pemenggalan kata tidak dilakukan antara kedua huruf itu.
Misalnya : au-la bukan a-u-la.
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf
konsonan, diantara dua buah huruf vokal, pemengalan dilakukan
sebelum huruf konsonan.
Misalnya : ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang.
c. Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan
pemenggalan dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu.
Gabungan-huruf konsonan tidak pernah dieraikan.
Misalnya: man-di, som-bong, suwas-ta.
d. Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih.
Pemenggalan dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan
huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya: in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut.
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan
kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya: makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah.2
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1)
diantara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan
kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d diatas.
Misalnya:
Bio-grafi, bi-o-gra-fi
Foto-grafi, fo-to-gra-fi
2.2 Nama Diri dan Nama Jenis
Nama diri adalah nomina khusus yang mengacu ke nama geografi, nama
orang atau lembaga, dan nama yang berhubungan dengan waktu. nama diri
ditulis dengan huruf kapital. Sedangkan nama jenis merujuk kepada jenis

2
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara. Hlm. 3.

6
tertentu secara umum. Di dalam pedoman EYD nama jenis yang tergolong
sebagai nomina umum ditulis dengan huruf kecil.
Nama diri yang diatur penulisannya dalam pedoman umum EYD
berhubungan dengan :
1. Nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, dan gelar keilmuan yang
diikuti nama orang.
Contoh kalimat:
a. Doktor Salim Said terkenal kritis dalam memberikan ulasan di
televisi.
b. Haji Agus Salim seorang pahlawan pendidikan.
2. Nama jabatan pangkat yang diikuti nama orang, instansi atau tempat.
Contoh kalimat:
a. Gubernur DKI Jakarta meresmikan pengunaan busway.
b. Kolonel Suparman berhasil mengungkap kasus korupsi kemarin.3
3. Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh kalimat:
a. Di penghujung tahun 2004 bangsa Indonesia mengalami bencana yang
amat besar.
b. Pulau Jawa terpadat penduduknya di Indonesia.
4. Nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah.
Contoh kalimat:
a. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1343 Hijriah.
b. Dahulu pernah terjadi Perang Candu di negeri Cina.
5. Nama khas geografi.
a. Salah satu daerah pariwisata di Sumatera adalah Danau Toba.
b. Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dihubungkan oleh Selat Sunda.
6. Nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan.
Contoh kalimat:

3
Ajeng Tri Ansari. “EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)”. 16 Mei 2013. Diakses dari
https://ajengtriansari.wordpress.com/2013/05/16/eyd-ejaan-yang-disempurnakan/
pada tanggal 22 Oktober 2017 pukul 14:29 WIB.

7
a. Ayu Utami mengarang novel Saman.
b. “Kiat Mengatasi Gejala Penyakit Kejiwaan”.
2.3 Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya
Misalnya:
Bergetar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
Bertepuk tangan, garis bawahi4
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya:
Menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan,
penghancurleburan
4. jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Mahasiswa, biokimia, kolonialisme, swadaya, transmigrasi
C. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:

4
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara. Hlm. 11.

8
Anak-anak, buku-buku, kupu-kupu, kura-kura, tukar-menukar
D. Gabungan Kata
1. gabungan kata yang lazim disebut kata majemeuk, termasuk istilah
khusus, unusr-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar, kambing hitam, meja tulis, mata pelajaran, orang tua.
2. gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian dapat ditulis dengn tanda hubung untuk
menegaskan pertalian diantara unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
Alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin-hitung
tangan
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
Acapkali, adakalanya, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana5
E. Kata Ganti –ku, kau, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;
-ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Apa yang kumiliki boleh kau ambil
F. Kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu
kata seperti kepada dan daridapa.
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Di mana Siti sekarang?
G. Kata sambung si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.

5
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara. Hlm. 12.

9
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
H. Partikel
1. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik.
Jakarata adalah ibu kota Republik Indonesia.
2. partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun sudah tidak ada kendaraan.6
3. partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Harga kain itu Rp. 2.000,00 per helai.

I. Singkatan dan Akronim


1. Singkatan
Singkatan ialah bentuk yang dipendekan yang terdiri atas satu huruf
atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat
diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
A.S. Kramawijaya
Muh. Yamin
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas

6
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara. Hlm. 13

10
huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
KTP Kartu Tanda Penduduk
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
tanda titik.
Misalnya:
dll. Dan lain-lain
dsb. Dan sebagainya7
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang tidak dikuti tanda titik.
Misalnya:
Cm centimeter
Kg kilogram

2. Akronim
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yan
diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret
kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
ABRI Angkata Bersenjata Republik Indonesia
SIM Surat Izin Mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf
kapital.

7
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara.Hlm. 15.

11
Misalnya:
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Iwapi Ikatan Wanita pengusaha Indonesia
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku
kata, ataupun gabunga huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
Pemilu pemilihan umum
Rudal peluru kendali8
2.4 Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari
berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti
Sandekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf
integrasinyam, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua
golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap
kedalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, l’exploitation de
l’homme par l’homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unusur
pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah
seperlunhya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.9

2.5 Bentuk Tanda Baca


A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
2. Tanda titik dipakai dibeakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
8
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara. Hlm. 17.
9
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara. Hlm. 21.

12
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
5. Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka.
6a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
6b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal
surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.10
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
3a. Tanda koma dipakai untuj memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnnya.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi, pula, meskipun begitu, akan tetapi.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

10
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara. Hlm. 32.

13
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
7. Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tangal.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan
kata serapan dan tanda baca baik disengaja maupun tidak sengaja. Maka dengan
dibuat makalah ini penyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
yang kita lakukan.
Bangsa indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing
ataupun kata daerah salah satu bentuk perkembangan bahasa indonesia adalah
berupa penerapan kata kedalam bahasa indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa
asing pemberi pengaruh. Begitu juga dengan penggunaan tanda-tanda baca.
Karena dengan salahnya penggunaan tanda baca, maka akan menimbulkan makna
ganda, dalam kalimat tersebut.
3.2 Saran
Berdasarkan makalah diatas, perlu adanya peningkatan pemahaman dalam
tanda baca dan penulisan-penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD. Tujuannya
agar terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah dipahami, dan benar
dilihat dari strktur ejaannya.

14
Daftar Pustaka

Farida, Yushinta Eka. 2016. Buku Ajar Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi.
Jepara: Pustaka Pelajar.
Sunguh, As’ad. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakara: PT Bumi Aksara.

Ajeng Tri Ansari. “EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)”. 16 Mei 2013. Diakses
dari https://ajengtriansari.wordpress.com/2013/05/16/eyd-ejaan-yang-
disempurnakan/ pada tanggal 22 Oktober 2017 pukul 14:29 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai