Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Pengertian EYD................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................2
A. Pemakaian Huruf.............................................................................................2
B. Penulisan Kata..................................................................................................4
C. Pemakaian Tanda Baca...................................................................................9
D. Penulisan Unsur Serapan...............................................................................12
BAB III....................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian EYD
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Sebagaimana yang temuat dalam Surat Keputusan
Presiden no. 57 tanggal 16 Agustus 1972. EYD tersebut telah mengalami beberapa kali
penyempurnaan, yang terakhir pada tahun 2009 (Surat Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor: 46 Tahun 2009). pengertian ejaan yang
disempurnakan (EYD) adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat dalam Bahasa
Indonesia. EYD adalah aturan dasar atau pedoman ejaan dalam bahasa Indonesia yang
pernah digunakan di Indonesia. Sebelum menggunakan EYD, negara kita sempat
menggunakan berbagai pedoman ejaan salah satunya adalah ejaan Suwandi Sejak
diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan Suwandi yang diubah
seperti: J menjadi Y, Dj menjadi j, Nj menjadi ‘Ny, Ch menjadi Kh, Tj menjadi C, Sj
menjadi Sy.
Ejaan tidak hanya digunakan untuk menulis suatu kata/kalimat dengan benar tetapi
juga memiliki fungsi yang cukup penting dalam penulisan Bahasa Indonesia. Adanya
fungsi ejaan yaitu: Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa, Pemilihan kosa kata
serta istilah menjadi lebih baku, Sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa
Indonesia sehingga tidak menghilangkan makna aslinya, Membantu mencerna informasi
dengan lebih cepat dan mudah, karena penulisan bahasa yang teratur. Dalam EYD
dibahas secara lengkap tentang Pemakaian huruf, Penulisan kata, Pemakaian tanda baca,
Penulisan unsur serapan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemakaian Huruf
F. Huruf kapital
1. Huruf kapital dipakai diawal kalimat, misalnya :
Dia membaca buku.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam petikan langsung, misalnya :
Ia bertanya,”Kenapa kita menjadi asing?”
3. Huruf kapital dipakai dalam hal- hal keagamaan, misalnya :
Allah, Islam, Alkitab, Hindu
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam Gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang. Kecuali jika tidak diikuti nama orang, misalnya
:
Nabi Adam, Haji Agus Salim, Sutan Agung
Contoh pengecualian : Nanaz akan pergi haji besok.
2
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam nama jabatan, pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai penganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat. Kecuali jika tidak diikuti nama orang atau instansi,
misalnya :
Perdana Mentri Mahatir Muhammad, Jendreal Besar Sudirman, Departemen
Perhubungan, Gubernur Jawa Barat.
Contoh pengecualian : Beberapa perwira akan dilatih menjadi mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang. Kecuali nama orang yang
gunakan sebagai satuan, tidak digunakan dalam huruf pertama kata bin atau binti,
misalnya :
Wage Rudolf Supratman, James Watt
Contoh pengecualian: lampu itu berdaya 10 watt, Siti Fatimah binti Salim
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, kecuali jika
dipakai sebagai bentuk kata dasar turunan, misalnya :
Suku Sunda, bangsa Indonesia, bahasa Inggris
Contoh pengecualian: nama anaknya ke inggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah. Kecuali peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama,
misalnya:
Tahun Hijriah, bulan April, hari Senin, hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
Contoh pengecualian : Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia
9. Huruf kapital dipakai dalam nama geografi. Kecuali tidak diikuti nama atau sebagai
nama jenis, misalnya :
Asia Timur, Kali Ciliwung, Bandung, Gunung Geulis
Contoh pengecualian: mandi di kali, beras bandung, mendaki gunung
10. Huruf kapital dipakai dalam nama negara, Lembaga pemerintahan, dan ketatanegraan,
serta nama dokumen resmi. Kecuali kata seperti dan, misalnya :
Republik Indonesia, Undang Undang Dasar Republik Indonesia.
Contoh pengecualian : menjadi republik, Kesejahteraan Ibu dan Anak
11. Huruf kapital dipakai dalam nama judul buku, majalah, surat kabar, judul, karangan.
Kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi
awal, misalnya :
surat kabar Seputar Indonesia, buku Pedoman Resmi EYD, majalah Bahasa dan
Sastra.
12. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar, pangkat, dan sapaan, misalnya :
Dr. (Doktor), M.Sc. (Master of Science), S.Pd. (Sarjana Pendidikan), Tn. (Tuan),
Ny. (Nyonya)
13. Huruf kapital dipakai dalam kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, kaka, adik,dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan,
misalnya :
“Kapan Bapak Berangkat?” tanya Parto
Contoh pengecualian: kita harus menghormati bapak dan ibu
14. Huruf kapital dipakai dalam kata ganti Anda, misalnya :
3
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
G. Huruf miring
1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan, misalnya :
buku Laskar Pelangi, majalah Tempo, saya sedang membaca Buku Bahasa
Indonesia
2. Menegaskan atau menghkususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata,
misalnya :
Huruf pertama kata buku adalah b
Dia bukan menipu, melaikan ditipu
3. Menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia. Kecuali yang telah
disesuaikan ejaanya, misalnya :
Politik divide et impera pernah meraja rela di negeri ini
Contoh pengecualian : Negara itu telah mengalami empat kudeta
H. Huruf tebal
Huruf tebal digunakan dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian
bab, daftar isi, daftar table, daftar lambing, daftar Pustaka, indeks, dan lampiran,
misalnya:
B. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan, misalnya :
Ibu percaya bahwa engkau tahu
Kantor pajak penuh sesak
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya, misalnya :
Bergeletar
Menengok
4
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, misalnya :
Garis bawahi
Bertepuk tangan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai, misalnya :
Menyebarluaskan
Dilipatgandakan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai, misalnya :
Mahasiswa
Antarkota
Catatan :
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara
kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-), misalnya :
pan-Afrikanisme
non-Indonesia
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata
dasar, gabungan itu ditulis terpisah, misalnya :
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, misalnya :
Anak-anak
D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah, misalnya :
Orang tua
Kambing hitam
Catatan :
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
Si Amin tebih tua daripada Si Ahmad.
Ia masuk, lalu keluarlagi
H. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya,
misalnya :
Bacalah buku itu baik-baik.
Apatah gunanya bersedih hati?
Catatan :
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya (adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai). Misalnya :
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui
Walaupun miskin, ia selalu gembira
3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengikutinya, misalnya :
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga kata atau lebih diikuti satu tanda titik,
misalnya :
dll. => dan lain-lain
a.n. => atas nama
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik, misalnya :
cm => sentimeter
Rp => rupiah
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai
kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital, misalnya :
ABRI => Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
SIM => Surat izin mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital, misalnya :
Akabri => Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas => Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil, misalnya :
pemilu => pemilihan umum
rapim => rapat pimpinan
7
2. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (i) satuan
waktu, (ii) nilai uang, dan (iv) kuantitas, misalnya :
1 jam 20 menit
5 kilogram
3. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada alamat, misalnya :
Jalan Tanah Abang I No. 15
Hotel Indonesia, Kamar 169
4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci,
misalnya :
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin : 9
6. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut, misalnya :
Tingkat V
Tingkat ke-5
Tingkat kelima
7. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara berikut,
misalnya :
Tahun '50-an atau tahun lima puluhan
Uang 5000-an atau uang lima ribuan
8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian dan pemaparan, misalnya :
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5
orang memberikan suara blangko.
9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata tidak terdapat pada awal kalimat, misalnya :
8
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan :
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
250 orang tamu diundang Pak Darmo.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.
10. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih
mudah dibaca, misalnya :
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di
dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi, misalnya :
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan :
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
12. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat,
misalnya :
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan
puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
2. Digunakan di belakang huruf, angka atau angka romawi dalam suatu ikhtisar atau
daftar, misalnya :
Jenis-jenis Majas
o Majas Metafora
o Majas Personifikasi
3. Tanda titik tidak digunakan di belakang huruf atau angka jika sudah di akhiri dengan
tanda kurung dalam ikhtisar, daftar, atau bagian lain, misalnya :
Jenis alergi pada hidung
o Alergi debu
o Alergi parfum
4. Tanda titik tidak dipakai di belakang angka terakhir pada nomor deret digital yang
9
lebih dari satu angka dalam sub judul, judul tabel, grafik, atau bagan, misalnya :
Tabel 1.1 Rumus fungsi dan invers
5. Digunakan pada penulisan waktu, yaitu angka jam, menit, detik, misalnya :
Pukul 21.13.31
6. Digunakan pada daftar pustaka, biasanya letaknya berada diantara nama penulis,
tahun terbit, judul, dan tempat penerbit, misalnya :
Universitas Negeri Malang. 2004. Eksplorasi Kandungan Bijih Besi Dengan
Metode Geomagnetik. Malang.
7. Tanda titik juga digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya pada
penulisan jumlah, misalnya :
Saluran youtube itu mencapai 23.000 subscriber dalam 2 hari.
8. Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
pada penulisan tahun, misalnya :
Banyak negara di dunia diramalkan akan mengalami resesi di tahun 2023.
1. Tanda koma digunakan diantara unsur-unsur saat menyebutkan rincian yang lebih
dari satu, misalnya :
Febri, Saragih, Dan Januar selalu bersaing untuk mendapatkan peringkat pertama
di kelas.
3. Tanda koma juga digunakan untuk memisahkan kalimat, umumnya saat anak
kalimat berada di depan induk kalimat. Namun, tanda koma tidak digunakan saat
anak kalimat berada di belakang induk kalimat, misalnya :
Karena banyak pemain andalan yang cedera, Liverpool kalah.
Liverpool kalah karena banyak pemain andalan yang cedera
4. Terkadang tanda koma juga digunakan setelah kata penghubung, antara lain ‘oleh
karena itu’, ‘jadi’, ‘maka’, ‘dengan demikian’, atau ‘meskipun demikian’, misalnya :
10
Musim ini Liverpool dilanda badai cedera. Oleh karena itu, Klopp disarankan
untuk membeli pemain baru.
5. Penggunaan koma juga bisa diletakkan sebelum atau sesudah kata seru. Tetapi
dalam beberapa kasus tanda koma juga dipakai sebelum dan sesudah kata seru
sekaligus. Contoh kata seru tersebut antara lain ‘wah’, ‘hai’, ‘aduh’, misalnya :
Aduh, sakitnya sampai ke ubun-ubun!
6. Tanda koma juga digunakan sebelum penulisan kalimat langsung dari suatu subjek,
misalnya :
Raja berkata, "tidak ada kematian yang lebih mulia daripada kematian karena
membela kerajaan"
7. Tanda koma digunakan juga dalam penulisan alamat lengkap. Tanda koma menjadi
pembatas antara nama, desa, kecamatan, kota/kabupaten, kode pos, misalnya :
Muhammad Faizun, RT 02 RW 02, Randujalak, Besuk, Probolinggo, 67283.
8. Tanda koma digunakan dalam penulisan daftar pustaka yaitu pada penulisan nama
penulis. Penulisan nama penulis dalam daftar pustaka dibalik, nama belakang
diletakkan di depan dan nama depan dipindah ke belakang dengan tanda koma
diantara keduanya, misalnya :
Ribut, Mohammad. 2013. Eksplorasi Kandungan Bijih Besi Dengan Metode
Geomagnetik. Malang: Universitas Negeri Malang.
12. Tanda baca koma dapat dipakai setelah kata keterangan yang terletak di awal
kalimat, misalnya :
Pada umumnya, semua manusia ingin menikah dengan pasangan yang kaya
C. Tanda Tanya
Penggunaan tanda tanya yang benar seperti berikut :
E. Tanda Petik
Penggunaan tanda petik yang tepat adalah.
1. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan kalimat langsung dari subjek dalam
naskah, pembicaraan, misalnya :
"Aku ingin mempersuntingmu" kata Arjuna.
2. Dituliskan pula untuk mengapit judul sajak, naskah, lagu, sinetron, film, dll dalam
suatu kalimat, misalnya :
Lagu “Cukup Siti Nurbaya” mengandung nasehat kepada para orang tua dan
wanita.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14