Anda di halaman 1dari 17

EYD Bahasa Indonesia

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas


Terstruktur Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Bapak Bustomi, S.Ag.,M.Pd
Disusun oleh :
Muhammad Dzikri Firdaus (1222090089)
Muhammad Iqbal Firdaus (1222090101)
Nanaz Nur Fadillah (1222090108)
Nidaa An Khofiyya (1222090117)

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas hadiratnya yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu makalah ini bertujuan untuk
menambah pengetahuan tentang “EYD Bahasa Indonesia” bagi para pembaca
khususnya para penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bustomi,
S.Ag., M.Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan masalah ini.

Bandung, 3 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Pengertian EYD................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................2
A. Pemakaian Huruf.............................................................................................2
B. Penulisan Kata..................................................................................................4
C. Pemakaian Tanda Baca...................................................................................9
D. Penulisan Unsur Serapan...............................................................................12
BAB III....................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian EYD

Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Sebagaimana yang temuat dalam Surat Keputusan
Presiden no. 57 tanggal 16 Agustus 1972. EYD tersebut telah mengalami beberapa kali
penyempurnaan, yang terakhir pada tahun 2009 (Surat Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor: 46 Tahun 2009). pengertian ejaan yang
disempurnakan (EYD) adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat dalam Bahasa
Indonesia. EYD adalah aturan dasar atau pedoman ejaan dalam bahasa Indonesia yang
pernah digunakan di Indonesia. Sebelum menggunakan EYD, negara kita sempat
menggunakan berbagai pedoman ejaan salah satunya adalah ejaan Suwandi Sejak
diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan Suwandi yang diubah
seperti: J menjadi Y, Dj menjadi j, Nj menjadi ‘Ny, Ch menjadi Kh, Tj menjadi C, Sj
menjadi Sy.
Ejaan tidak hanya digunakan untuk menulis suatu kata/kalimat dengan benar tetapi
juga memiliki fungsi yang cukup penting dalam penulisan Bahasa Indonesia. Adanya
fungsi ejaan yaitu: Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa, Pemilihan kosa kata
serta istilah menjadi lebih baku, Sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa
Indonesia sehingga tidak menghilangkan makna aslinya, Membantu mencerna informasi
dengan lebih cepat dan mudah, karena penulisan bahasa yang teratur. Dalam EYD
dibahas secara lengkap tentang Pemakaian huruf, Penulisan kata, Pemakaian tanda baca,
Penulisan unsur serapan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemakaian Huruf

A. Huruf abjad, dalam bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf.


 Huruf kapital : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
 Huruf kecil : a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z
 Nama : a be ce de e ef ge ha I je ka el em en o pe ki er es te u fe we eks ye zet

B. Huruf vokal : a, e*, i, o, u


Contoh pemakaian : api, ênak, emas, itu, ulang
Untuk membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan tanda diakritik (ê)
yang dilafalkan [ə]. Misalnya :
 Seret saja barang itu jika berat!
 Makanan ini membuat kerongkonganku seret [sêrêt].

C. Huruf konsonan : b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.


 Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu.
Q : Taufiq, status quo
X : xenon, marxisme, max, sinar- x
 Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi tengah atau akhir
diucapkan [ks].

D. Huruf diftong : ai, au, ei, oi


 Contoh pemakaian : ain, pulau, survey, amboy

E. Gabungan huruf konsonan : kh, ng, ny, sy


 Contoh pemakaian : khusus, ngarai, nyata, syarat

F. Huruf kapital
1. Huruf kapital dipakai diawal kalimat, misalnya :
 Dia membaca buku.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam petikan langsung, misalnya :
 Ia bertanya,”Kenapa kita menjadi asing?”
3. Huruf kapital dipakai dalam hal- hal keagamaan, misalnya :
 Allah, Islam, Alkitab, Hindu
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam Gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang. Kecuali jika tidak diikuti nama orang, misalnya
:
 Nabi Adam, Haji Agus Salim, Sutan Agung
 Contoh pengecualian : Nanaz akan pergi haji besok.
2
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam nama jabatan, pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai penganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat. Kecuali jika tidak diikuti nama orang atau instansi,
misalnya :
 Perdana Mentri Mahatir Muhammad, Jendreal Besar Sudirman, Departemen
Perhubungan, Gubernur Jawa Barat.
 Contoh pengecualian : Beberapa perwira akan dilatih menjadi mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang. Kecuali nama orang yang
gunakan sebagai satuan, tidak digunakan dalam huruf pertama kata bin atau binti,
misalnya :
 Wage Rudolf Supratman, James Watt
 Contoh pengecualian: lampu itu berdaya 10 watt, Siti Fatimah binti Salim
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, kecuali jika
dipakai sebagai bentuk kata dasar turunan, misalnya :
 Suku Sunda, bangsa Indonesia, bahasa Inggris
 Contoh pengecualian: nama anaknya ke inggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah. Kecuali peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama,
misalnya:
 Tahun Hijriah, bulan April, hari Senin, hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
 Contoh pengecualian : Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia
9. Huruf kapital dipakai dalam nama geografi. Kecuali tidak diikuti nama atau sebagai
nama jenis, misalnya :
 Asia Timur, Kali Ciliwung, Bandung, Gunung Geulis
 Contoh pengecualian: mandi di kali, beras bandung, mendaki gunung
10. Huruf kapital dipakai dalam nama negara, Lembaga pemerintahan, dan ketatanegraan,
serta nama dokumen resmi. Kecuali kata seperti dan, misalnya :
 Republik Indonesia, Undang Undang Dasar Republik Indonesia.
 Contoh pengecualian : menjadi republik, Kesejahteraan Ibu dan Anak
11. Huruf kapital dipakai dalam nama judul buku, majalah, surat kabar, judul, karangan.
Kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi
awal, misalnya :
 surat kabar Seputar Indonesia, buku Pedoman Resmi EYD, majalah Bahasa dan
Sastra.
12. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar, pangkat, dan sapaan, misalnya :
 Dr. (Doktor), M.Sc. (Master of Science), S.Pd. (Sarjana Pendidikan), Tn. (Tuan),
Ny. (Nyonya)
13. Huruf kapital dipakai dalam kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, kaka, adik,dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan,
misalnya :
 “Kapan Bapak Berangkat?” tanya Parto
 Contoh pengecualian: kita harus menghormati bapak dan ibu
14. Huruf kapital dipakai dalam kata ganti Anda, misalnya :
3
 Sudahkah Anda tahu?
 Siapa nama Anda?

G. Huruf miring
1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan, misalnya :
 buku Laskar Pelangi, majalah Tempo, saya sedang membaca Buku Bahasa
Indonesia
2. Menegaskan atau menghkususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata,
misalnya :
 Huruf pertama kata buku adalah b
 Dia bukan menipu, melaikan ditipu
3. Menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia. Kecuali yang telah
disesuaikan ejaanya, misalnya :
 Politik divide et impera pernah meraja rela di negeri ini
 Contoh pengecualian : Negara itu telah mengalami empat kudeta

H. Huruf tebal
Huruf tebal digunakan dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian
bab, daftar isi, daftar table, daftar lambing, daftar Pustaka, indeks, dan lampiran,
misalnya:

Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG


Bab : BAB 1 PENDAHULUAN
Bagaian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
Daftar, Indeks, dan Lampiran:
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMBANG
DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
LAMPIRAN

B. Penulisan Kata

A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan, misalnya :
 Ibu percaya bahwa engkau tahu
 Kantor pajak penuh sesak

B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya, misalnya :
 Bergeletar
 Menengok
4
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, misalnya :
 Garis bawahi
 Bertepuk tangan

3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai, misalnya :
 Menyebarluaskan
 Dilipatgandakan

4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai, misalnya :
 Mahasiswa
 Antarkota

Catatan :
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara
kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-), misalnya :
 pan-Afrikanisme
 non-Indonesia

(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata
dasar, gabungan itu ditulis terpisah, misalnya :
 Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, misalnya :
 Anak-anak

D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah, misalnya :
 Orang tua
 Kambing hitam

2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan


pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara
unsur yang bersangkutan, misalnya :
 Alat pandang-dengar
 Anak-istri saya

3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai, misalnya :


 Manakala
 Dukacita

E. Kata Ganti -ku, kau-, -mu, dan -nya


5
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu,
dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya, misalnya :
 Apa yang kumiliki boleh kau ambil.
 Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

F. Kata Depan di, ke, dan dari


Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan
daripada, misalnya :
 Kain itu terletak di dalam lemari
 Mari kita berangkat ke pasar.

Catatan :
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
 Si Amin tebih tua daripada Si Ahmad.
 Ia masuk, lalu keluarlagi

G. Kata si dan sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, misalnya :
 Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
 Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

H. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya,
misalnya :
 Bacalah buku itu baik-baik.
 Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, misalnya :


 Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.

Catatan :
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya (adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai). Misalnya :
 Adapun sebab-sebabnya belum diketahui
 Walaupun miskin, ia selalu gembira

3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengikutinya, misalnya :
 Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
 Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

I. Singkatan dan Akronim


1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik, misalnya :
6
 Muh. Yamin
 S.E. => sarjana ekonomi

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau


organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya :
 DPR => Dewan Perwakilan Rakyat
 PT => Perseroan terbatas

c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga kata atau lebih diikuti satu tanda titik,
misalnya :
 dll. => dan lain-lain
 a.n. => atas nama

d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik, misalnya :
 cm => sentimeter
 Rp => rupiah

2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai
kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital, misalnya :
 ABRI => Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
 SIM => Surat izin mengemudi

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital, misalnya :
 Akabri => Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
 Bappenas => Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil, misalnya :
 pemilu => pemilihan umum
 rapim => rapat pimpinan

J. Angka dan Lambang Bilangan


1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
 Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
 Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100),D (500), M
(1.000), V (5.000), M (1.000.000)

Pemakaiannya diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini.

7
2. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (i) satuan
waktu, (ii) nilai uang, dan (iv) kuantitas, misalnya :
 1 jam 20 menit
 5 kilogram

3. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada alamat, misalnya :
 Jalan Tanah Abang I No. 15
 Hotel Indonesia, Kamar 169

4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci,
misalnya :
 Bab X, Pasal 5, halaman 252
 Surah Yasin : 9

5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :

a. Bilangan utuh, misalnya :


 dua belas => 12

b. Bilangan pecahan, misalnya :


 tiga dua pertiga 3 2/3
 satu persen 1%

6. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut, misalnya :
 Tingkat V
 Tingkat ke-5
 Tingkat kelima

7. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara berikut,
misalnya :
 Tahun '50-an atau tahun lima puluhan
 Uang 5000-an atau uang lima ribuan

8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian dan pemaparan, misalnya :
 Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
 Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
 Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5
orang memberikan suara blangko.

9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata tidak terdapat pada awal kalimat, misalnya :
8
 Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
 Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan :
 15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
 250 orang tamu diundang Pak Darmo.
 Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.

10. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih
mudah dibaca, misalnya :
 Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.

11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di
dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi, misalnya :
 Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
 Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan :
 Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
 Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.

12. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat,
misalnya :
 Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan
puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).

C. Pemakaian Tanda Baca

A. Tanda Baca Titik


Umumnya, fungsi tanda titik adalah sebagai tanda pemberhentian sebuah kalimat.
Penggunaan tanda titik yang benar adalah sebagai berikut :

1. Digunakan di akhir kalimat sebagai penanda berhenti, misalnya :


 Kartika mengalami demam karena kehujanan di jalan.

2. Digunakan di belakang huruf, angka atau angka romawi dalam suatu ikhtisar atau
daftar, misalnya :
 Jenis-jenis Majas
o Majas Metafora
o Majas Personifikasi

3. Tanda titik tidak digunakan di belakang huruf atau angka jika sudah di akhiri dengan
tanda kurung dalam ikhtisar, daftar, atau bagian lain, misalnya :
 Jenis alergi pada hidung
o Alergi debu
o Alergi parfum

4. Tanda titik tidak dipakai di belakang angka terakhir pada nomor deret digital yang
9
lebih dari satu angka dalam sub judul, judul tabel, grafik, atau bagan, misalnya :
 Tabel 1.1 Rumus fungsi dan invers

5. Digunakan pada penulisan waktu, yaitu angka jam, menit, detik, misalnya :
 Pukul 21.13.31

6. Digunakan pada daftar pustaka, biasanya letaknya berada diantara nama penulis,
tahun terbit, judul, dan tempat penerbit, misalnya :
 Universitas Negeri Malang. 2004. Eksplorasi Kandungan Bijih Besi Dengan
Metode Geomagnetik. Malang.

7. Tanda titik juga digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya pada
penulisan jumlah, misalnya :
 Saluran youtube itu mencapai 23.000 subscriber dalam 2 hari.

8. Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
pada penulisan tahun, misalnya :
 Banyak negara di dunia diramalkan akan mengalami resesi di tahun 2023.

9. Tidak digunakan di belakang alamat pengirim/penerima surat dan tanggal surat,


misalnya :
 Yth. HRD PT Astro Waluyojati
 Jalan A. Yani 17A
 Jakarta Timur

B. Tanda Baca Koma


Umumnya tanda koma digunakan untuk pemberian jeda dalam pembacaan sebuah
kalimat. Tetapi secara spesifik tanda koma memiliki cara penggunaan sebagai berikut :

1. Tanda koma digunakan diantara unsur-unsur saat menyebutkan rincian yang lebih
dari satu, misalnya :
 Febri, Saragih, Dan Januar selalu bersaing untuk mendapatkan peringkat pertama
di kelas.

2. Digunakan sebelum kata penghubung seperti tetapi, sedangkan, dan melainkan,


misalnya :
 Tahun ini Liverpool yang paling pantas mendapatkan gelar juara, tetapi tidak ada
yang pasti dalam sepak bola.

3. Tanda koma juga digunakan untuk memisahkan kalimat, umumnya saat anak
kalimat berada di depan induk kalimat. Namun, tanda koma tidak digunakan saat
anak kalimat berada di belakang induk kalimat, misalnya :
 Karena banyak pemain andalan yang cedera, Liverpool kalah.
 Liverpool kalah karena banyak pemain andalan yang cedera

4. Terkadang tanda koma juga digunakan setelah kata penghubung, antara lain ‘oleh
karena itu’, ‘jadi’, ‘maka’, ‘dengan demikian’, atau ‘meskipun demikian’, misalnya :
10
 Musim ini Liverpool dilanda badai cedera. Oleh karena itu, Klopp disarankan
untuk membeli pemain baru.

5. Penggunaan koma juga bisa diletakkan sebelum atau sesudah kata seru. Tetapi
dalam beberapa kasus tanda koma juga dipakai sebelum dan sesudah kata seru
sekaligus. Contoh kata seru tersebut antara lain ‘wah’, ‘hai’, ‘aduh’, misalnya :
 Aduh, sakitnya sampai ke ubun-ubun!

6. Tanda koma juga digunakan sebelum penulisan kalimat langsung dari suatu subjek,
misalnya :
 Raja berkata, "tidak ada kematian yang lebih mulia daripada kematian karena
membela kerajaan"

7. Tanda koma digunakan juga dalam penulisan alamat lengkap. Tanda koma menjadi
pembatas antara nama, desa, kecamatan, kota/kabupaten, kode pos, misalnya :
 Muhammad Faizun, RT 02 RW 02, Randujalak, Besuk, Probolinggo, 67283.

8. Tanda koma digunakan dalam penulisan daftar pustaka yaitu pada penulisan nama
penulis. Penulisan nama penulis dalam daftar pustaka dibalik, nama belakang
diletakkan di depan dan nama depan dipindah ke belakang dengan tanda koma
diantara keduanya, misalnya :
 Ribut, Mohammad. 2013. Eksplorasi Kandungan Bijih Besi Dengan Metode
Geomagnetik. Malang: Universitas Negeri Malang.

9. Tanda koma juga dipakai sebelum penulisan gelar, misalnya :


 Mohammad Ribut, S.Si.

10. Juga dipakai untuk menunjukkan angka decimal, misalnya :


 25,7 liter

11. Dipakai sebelum kata keterangan tambahan atau aposisi, misalnya :


 Klopp, Pelatih liverpool adalah pelatih yang pintar dan kaya taktik.

12. Tanda baca koma dapat dipakai setelah kata keterangan yang terletak di awal
kalimat, misalnya :
 Pada umumnya, semua manusia ingin menikah dengan pasangan yang kaya

C. Tanda Tanya
Penggunaan tanda tanya yang benar seperti berikut :

1. Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya, misalnya :


 Siapa nama perempuan itu?

2. Pada penulisan pernyataan yang diragukan kebenarannya biasanya dituliskan tanda


tanyak di akhir kalimat dengan memberi tanda kurung diluar tanda tanya tersebut,
misalnya :
 Persebaya resmi dibentuk pada tahun 1927 (?).
11
D. Tanda Seru
Tanda seru digunakan di akhir kalimat seruan, ajakan, atau perintah, misalnya :
 Pengamen dilarang masuk!
 Jaga jarak aman!

E. Tanda Petik
Penggunaan tanda petik yang tepat adalah.
1. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan kalimat langsung dari subjek dalam
naskah, pembicaraan, misalnya :
 "Aku ingin mempersuntingmu" kata Arjuna.

2. Dituliskan pula untuk mengapit judul sajak, naskah, lagu, sinetron, film, dll dalam
suatu kalimat, misalnya :
 Lagu “Cukup Siti Nurbaya” mengandung nasehat kepada para orang tua dan
wanita.

D. Penulisan Unsur Serapan

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai