Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah Dosen Pemgampu

Bahasa Indonesia Resti Yulastri, M.Pd

BAGAIMANA PENGGUNAAN KAIDAH EJAAN DENGAN BENAR ( EYD)

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. ADILFI ZAMANI (12170515092)
2. ULFA ANGGRAINI ( 12170521296)
3. ZAKATYA FITRI ( 12170521721)

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan judul
“Bagaimana penggunaan keidah ejaan dengan benar (eyd)”. Salawat dan salam tak
lupa pula kita upacara kepada nabi besar kita Muhammad Saw beserta keluarga dan
sahabatnya dengan ucapan allahummasolliala Muhammad waala Ali Muhammad.

Kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan pihak yang telah berkontribusi


den membantu kamu dalam menyelesaikan makalah ini .kami mengharapkan pikiran
dan materi serta saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Demikian makalah ini kami buat, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya, serta keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini agar
kami bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Pekanbaru, 30 September 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A.Latar Belakang ............................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C.Tujuan Makalah ...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A.Apa yang dimaksud dengan kaidah ejaan yang benar?............................... 3

B. Apa saja kaidah ejaan yang baik dan Benar?............................................. 4

C. Bagaimana memahami kaidah ejaan yang baik dan benar? ...................... 4

D.Apa manfaat memahami kaidah ejaan yang baik Dan benar? ................... 5

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 5

A. Kesimpulan .............................................................................................. 6

B. Saran ......................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus Dipenuhi
masyarakat Indonesia,Dalam Bidang pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia
Merupakan mata pelajaran pokok. Pelajaran bahasa Indonesia diajarkan Kepada murid
berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang di dalamnya (kurikulum pendidikan dasar)
tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah Satu tujuan pokoknya adalah murid
mampu dan terampil berbahasa Indonesia Dengan baik dan benar setelah mengalami
proses belajar mengajar di sekolah.Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu
aspek, tetapi di dalamnya Termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan
(menyimak), dan Berbicara. Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya,
keterampilan Berbahasa tersebut saling berkaitan.
Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya Adalah
mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, Dan aneka tanda
baca.
Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai Persoalan yang akan
dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah Penulis huruf kapital, penulis
huruf miring, penulis kata turunan, penulisan gabungan kata, penulisan partikel,
penulisan singkatan, penulisan akronim, penulisan angka, penulisan lambang bilangan.

B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kaidah ejaan yang baik dan benar?
2. Apa apa saja eyd yang baik dan benar ?
3. Bagaimana memahami penggunaan kaidah eyd yang baik dan benar?
4. Apa manfaat memahami kaidah ejaan yang baik dan benar?

C.Tujuan Makalah

1. Mengetahui apa itu maksud kaidah ejaan yang baik dan benar
2. Memahami apa-apa saja eyd yang baik dan benar
3. Mengetahui kapan menggunakan kaidah eyd yang baik dan benar
4. Mengetahui manfaat memahami kaidah ejaan yang baik dan benar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kaidah Ejaan

Kaidah ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang bagaimana


menggunakan lambang-lambang bunyi bahasa dan bagaimana hubungan antara
lambang-lambang tersebut (pemisahan dan penggabungannya). Secara teknis,
kaidah ejaan dan tanda baca adalah aturan-aturan mengenai penulisan huruf,
penulisan kata, dan penulisan tanda baca.

Seperti diketahui bahwa kaidah ejaan mengatur penggunaan beragam


lambang kebahasaan yang berdimensi luas. Pembahasan menyeluruh mengenai
kaidah ejaan tersebut tidak mungkin dilakukan pada bagian ini. Pembahasan
dibatasi pada kaidah-kaidah ejaan yang sangat produktif penggunaannya di
dalam masyarakat.

B. Kaidah Ejaan Eyd Yang Baik Dan Benar


Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (disingkat EYD) adalah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku dari tahun 1972 hingga 2015 dan kembali berlaku sejak 2022.
Ejaan ini menggantikan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi dan Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI). Menurut Juanda, Cece, dan Nani dalam Pembinaan Bahasa Indonesia
(2017: 19), Ejaan Yang Disempurnakan kini telah digunakan sebagai acuan dalam
penulisan bahasa Indonesia. EYD ini telah diberlakukan dan diresmikan pada masa
pemerintahan Soeharto, tepatnya 26 Agustus 1972. Pemberlakuan pemakaian EYD
diperkuat dengan keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972. EYD merupakan ejaan
yang berlaku pada tahun 1972. Ejaan tersebut merupakan pengganti dari beberapa ejaan
yang mendahuluinya, seperti Ejaan Republik dan Soewandi.

Ejaan ini sempat digantikan oleh EBI sejak tahun 2015 hingga edisi kelima dirilis pada
Agustus 2022 yang juga merestorasi nama EYD.Secara umum, hal-hal yang diatur
dalam EYD adalah:

2
• Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
• Penulisan kata.
• Penulisan tanda baca.
• Penulisan singkatan dan akronim.
• Penulisan angka dan lambang bilangan.
• Penulisan unsur serapan.
a. Penulisan Huruf Kapital

Huruf kapital adalah huruf besar yang dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal
kalimat dan kegunaan lainnya . Istilah huruf kapital sering juga diganti dengan huruf
besar. Huruf ini dipakai sebagai huruf pertama:
a. Kata pada awal kalimat
b. Petikan langsung (yang utuh)
c. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan
d. Uelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti
e. Nama orang (Mahaputera Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Amir)
f. Nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang (Wakil Presiden Yusuf
Kalla, Jenderal Tito Karnavian)
g. Nama orang
h. Presiden suku bangsa, dan bahasa
i. Nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah
j. Nama khas dalam geografi
k. Nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi
l. Nama semua kata dalam judul buku, majalah, surat kabar, kecuali kata partikel,
seperti di, ke, dari, untuk, yang, dan yang tidak terletak pada posisi awal
m. Singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan
n. Kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, adik, paman yang
dipakai sebagai kata ganti sapaan

b. Penulisan huruf miring

Miring adalah sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf yang
dicetak miring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimatlain dalam
sebuah kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh. Huruf yangdicetak miring
adalah penanda yang mengacu pada beberapa informasi,antara lain sebagai
penekanan, penegasan huruf, kutipan dari bahasa asing,istilah latin, nama

3
penerbitan (nama buku, majalah, judul karangan dan lain-lain). Huruf miring
dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, judulkarangan atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalamdaftar pustaka.
Misalnya:
a. Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis
b. Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan
c. Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala Huruf miring dipakai
untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata - kata, atau
kelompok kata dalam kalimat.
c. Penulisan kata turunan

Kata turunan adalah kata yang telah diberi imbuhan dan sudah
mengalami perubahan makna. Perubahan terjadi karena adanya penambahan
imbuhanawalan, akhiran, awalan-akhiran, dan sisipan pada kata dasarnya.

Kata turunan bias ditulis dengan cara yaitu :


1. Kata dasar yang diberi imbuhan (awalan, akhiran, awalan-akhiran, sisipan) harus
ditulis dengan cara dirangkai atau digabungkan. Contohnya :
• Menari
• Berlari
• Melangkah
• Makanan
• Minuman
2. Dihubungkan dengan tanda hubung (-) jika imbuhan diberikan pada kata dasar
yang berbentuk singkatan atau istilah bahasa asing.
Contoh :
• Mem-PHK
• Se-STAN
• Men-download
• Di-upload
• Ter-delete
3. Jika kata dassarnya adalah gabungan kata maka imbuhan awalan atau akhiran,
penulisannya digabungkan pada kata awal dan akhirnya.
Contohnya :
• Ber-tenggang rasa
• Ber-rumah tangga
• Ber-lapang dada
• Jungkir balikkan

4
4. Jika gabungan kata dasar mendapat imbuhan awalan-akhiran, maka kedua kata
dasarnya harus digabungkan.
Contohnya :
• Pertanggungjawaban
• Melipatgandakan
• Menjungkirbalikkan
5. Jika salah satu unsur gabungan kata adalah kata yang digunakan saat
mengkobinasi kata, maka kedua unsur gabungan kata digabung seperti halnya
pada poin empat.
Contohnya:
• Antardesa
• Narahubung
• adipura

d. Penulisan gabungan kata

Gabungan kata berarti terdiri dari sejumlah kata yang digabungkan dan
membentuk makna baru. Sedangkan berdasarkan pengertian gabungan kata ialah
penyusunan dari kata berbeda umumnya dua kata sesuai dengan kaidah
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUBEI).

Cara Penulisan Gabungan Kata

1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk serta istilah khusus
penulisannya perlu dipisah. Contoh gabungan kata tersebut yakni, Duta Besar,
Simpang Empat, Meja Tulis, Kambing Hitam, Orang Tua, ataupun Rumah Sakit
Jiwa.
2. Gabungan kata yang menimbulkan salah pengertian atau persepsi ditulis dengan
menambahkan tanda hubung (-) di antara unsur katanya. Contoh gabungan kata
tersebut yakni Anak-Istri Pejabat sama dengan (Anak dan Istri dari Pejabat
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah maka tetap ditulis terpisah jika
mendapatkan awalan ataupun akhiran. Contohnya yakni Bertepuk Tangan, Sebar
Luaskan.
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus atau dua-duanya
maka ditulis bersambung atau serangkai tanpa tanda hubung. Contoh gabungan
kata tersebut yakni Menggarisbawahi, Pertanggungjawaban, Dilipatgandakan.
5. Gabungan kata yang sudah padu atau benar maka ditulis serangkai. Contohnya
yakni Bagaimana, Beasiswa, Belasungkawa, Matahari, Olahraga, Kacamata.

5
e.Penulisan Partikal

Partikel adalah sejenis kata tugas yang memiliki bentuk khusus, yaitu sangat ringkas
atau kecil dengan fungsinya tertentu. Pada suatu kalimat, partikel-pun ditulis terpisah
dari kalimat yang mempersiapkannya. Partikel adalah satu atau dua huruf hiragana yang
ditempelkan ke akhir kata untuk menentukan peran kata tersebut di kalimat.
Menggunakan partikel yang benar sangatlah penting sebab arti kalimat bisa berubah
drastis hanya dengan mengganti partikelnya

a. Partikel -lah ,-kah dan -tah ditulis serangkaian dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
• Bacalah buku itu dengan teliti.
• Siapakah pengarang buku itu?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
• Jika kau pergi, aku pun ikut pergi
• Satu kali pun kau belum pernah pariwisata?
c. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah daribagian kalimat
yang mendahului dan mengikutinya.
d. Misalnya:
• Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 april.
• Buku itu disusun ke lemari satu per satu.
• Harga kain itu Rp 50.000 per helai.

f.penulisan singkatan

Singkatan adalah kependekan atau gabungan huruf. Sedangkan akronim adalah


kependekan huruf yang terdiri atas beberapa unsur. Dalam penggunaannya, akronim
berfungsi sebagai penyingkat nama lembaga atau organisasi. Akronim bisa ditulis
dengan huruf kapital atau huruf biasa, tergantung konteks kata yang akan digunakan
.Singkatan juga diartikan sebagai ringkasan atau kependekan memiliki arti sebagai hasil
memendekkan atau huruf atau gabungan huruf.

Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik pada setiap unsur singkatan itu.

Misalnya:

6
• A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
• H. Hamid = Haji Hamid
• Suman Hs. = Suman Hasibuan
• W.R. Supratman = Wage Rudolf Supratman
• M.B.A. = master of business administration
• M.Hum. = magister humaniora
• M.Si. = magister sains
• S.E. = sarjana ekonomi
• S.Sos. = sarjana sosial
• S.Kom. = sarjana komunikasi
• S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
• Sdr. = saudara
• Kol. Darmawati = Kolonel Darmawati

Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:

• NKRI = Negara Kesatuan Republik Indonesia


• UI = Universitas Indonesia
• PBB = Perserikatan Bangsa-Bangsa
• WHO = World Health Organization
• PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia
• KUHP = Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Misalnya:

• PT = perseroan terbatas
• MAN = madrasah aliah negeri
• SD = sekolah dasar
• KTP = kartu tanda penduduk
• SIM = surat izin mengemudi
• NIP = nomor induk pegawai

7
Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.

Misalnya:

• Hlm. = halaman
• Dll. = dan lain-lain
• Dsb. = dan sebagainya
• Dst. = dan seterusnya
• Sda. = sama dengan di atas
• Ybs. = yang bersangkutan
• Yth. = yang terhormat
• Ttd. = tertanda
• Dkk. = dan kawan-kawannduduk

Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat
masing-masing diikuti oleh tanda titik.

Misalnya:
• a.n. = atas nama
• d.a. = dengan alamat
• u.b. = untuk beliau
• u.p. = untuk perhatian
• s.d. = sampai dengan

g. Penulis Akronim

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
Kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan Kata
sebagai berikut:

a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang
Ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
• ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
• UPI Universitas Pendidikan Indonesia
• SIM Surat Izin Mengemudi

8
b) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf Dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
• Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
• Kowani Kongres Wanita Indonesia
c) Yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,Ataupun
ganbungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis Dengan huruf
kecil.
Misalnya:
• Pemilu pemilihan umum
• Rudal peluru kendali
• Tilang bukti pelanggaran

h. Penulisan Angka

Angka merupakan lambang bilangan, sedangkan bilangan dapat dinyatakan


dengan angka atau kata. Dalam buku Standar Aturan Bahasa Penulisan yang Baik dan
Benar (EYD) Ejaan Yang Disempurnakan (2015) oleh Rudiyant, angka Romawi atau
Arab dalam tulisan bahasa Indonesia sebagai lambang bilangan atau nomor.

Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis
dengan huruf, kecuali bilangan tersebut dipakai secara berurutan seperti dalam
perincian.

Contohnya:

• Hari ini aku sudah makan nasi empat kali.


• Kata ‘empat’ ditulis menggunakan huruf, karena termasuk bilangan yang bisa
dinyatakan dengan satu kata.
• Perpustakaan itu memiliki koleksi dua juta buku.
• Kata ‘dua juta’ ditulis menggunakan huruf, karena termasuk bilangan yang bisa
dinyatakan dengan dua kata.
• Dari 58 orang yang hadir, 41 orang di antaranya memesan ayam goreng, dan 17
orang lainnya memesan soto sapi.
• Bilangan ‘58’ (lima puluh delapan) ditulis dalam bentuk angka karena tidak bisa
ditulis dengan dua suku kata saja. Begitu pula dengan angka lainnya, yakni ‘41’
dan ‘17’

9
Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Didalam Tulisan
lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.

Contohnya:

• Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5…
• Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X

Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat luas dan isi, Satuan
waktu, nilai uang, dan kuantitas.
Misalnya:

• 5 kilogram
• 10 liter
• 10 pukul 15.00
• 27 orang
Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah apartemen, atau
kamar pada alamat.
Misalnya:

• Jalan Tanah Abang I No. 15.


• Hotel Indonesia, Kamar 169.

i. Penulisan Lambang Bilangan


Lambang adalah sesuatu seperti tanda ( lukisan, tulisan, dll.) yang menyatakan
suatu hal yang mengandung suatu makna tertentu.Menurut Tesaurus Bahasa Indonesia,
sinonim kata lambang adalah tanda, atribut, cap, ciri, ikon.
Berikut merupakan penulisan lambang bilangan yang tepat dalam sebuah
kalimat: Bilangan yang terdapat dalam sebuah teks dapat dinyatakan dengan satu
maupun dua kata yang telah dituliskan dengan huruf. Terkecuali apabila telah
digunakan dengan berurutan seperti pada perincian. Bilangan pada awal kalimat telah
ditulis dengan menggunaka huruf.

• Apabila bilangan yang telah terdapat dalam sebuah kalimat tidak ternyatakan
dengan satu ataupun dua kata maka dari itu diperbolehkan untuk merubah
susunan kalimat.
• Penulisan bilangan dengan menggunakan huruf dapat menggunakan bilangan
pecahan dan juga bilangan utuh.

10
Penulisan bilangan dengan huruf dan juga angka sekaligus dapat dilakukan
dalam sebuah akta, peraturan perundang-undangan, dan juga akutansi

a. Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Didalam


Tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
• Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5…
• Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat luas dan isi, satuan
waktu, nilai uang, dan kuantitas.
Misalnya:
• 5 kilogram
• 10 liter
• 10 pukul 15.00
• 27 orang.
c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah apartemen,atau
kamar pada alamat.
Misalnya:
• Jalan Tanah Abang I No. 15.

• Hotel Indonesia, kamar 169


d. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus Tepat.
Misalnya:
• Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (Sembilan ratus
Sembilan puluh Sembilan dan tujuh rupiyah
C. Memahami Penggunaan Kaidah Eyd Yang Baik Dan Benar

Dalam penulisan bahasa Indonesia, tentu ejaan sangatlah penting untuk


diperhatikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Dikutip dari buku Esai Penerapan Ejaan
Bahasa Indonesia (2020) karya Widya Fitriantiwi, ejaan disebut juga sebagai kaidah
yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa supaya keteraturan dan keseragaman dalam
penulisan bahasa dapat tercapai. Dari beberapa pengertian tadi, bisa dikatakan kalau
ejaan adalah cara dalam menuliskan kata/kalimat dengan benar, dengan memperhatikan
penggunaan huruf serta tanda baca yang benar.

11
Lalu, bagaimana dengan EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan? Ejaan yang
disempurnakan adalah ejaan dalam penulisan kata-kata/kalimat dalam Bahasa Indonesia
yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden no. 57 tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan
yang disempurnakan atau lebih sering disingkat menjadi EYD adalah aturan dasar ejaan
dalam bahasa Indonesia yang hingga sampai saat ini masih digunakan. Sebelum
menggunakan EYD, bangsa kita sempat menggunakan yang namanya ejaan Suwandi,
loh!Nah, sejak diberlakukannya EYD ada beberapa penulisan huruf dalam ejaan
Suwandi kemudian diubah seperti berikut ini:

- ‘j’ menjadi ‘y’


- ‘dj’ menjadi ‘j’
- ‘nj’ menjadi ‘ny’
- ‘ch’ menjadi ‘kh’
- ‘tj’ menjadi ‘c’
- ‘sj’ menjadi ‘sy’

D. Fungsi Ejaan

Ejaan tidak semata-mata hanya digunakan untuk menulis kata/kalimat dengan benar.
Ejaan juga memiliki fungsi yang cukup penting dalam penulisan Bahasa Indonesia.
Menurut Siti Maimunah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2019),
berikut fungsi ejaan diantaranya:

• Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa agar semakin baku.

• Membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih baku.

• Sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa Indonesia sehingga dalam


penulisannya tidak menghilangkan makna aslinya.

• Penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan lebih cepat


dan mudah, karena penulisan bahasa yang lebih teratur.

Cara menggunakan kaidah eyd yang baik dan benar yaitu dengan mengikuti setiap ejaan
dan menggugurkan nya dengan baik . ejaan yang harus di gunakan yaitu:

• Menggunakan huruf abjad dengan baik dan benar


• Menggunakan huruf vokal dengan baik dan benar
• Menggunakan huruf konsonan yang baik dan benar

12
• Menggunakan huruf diftong yang baik dan benar
• Menggabungkan huruf konsonan yang baik dan benar
• Menggunakan huruf kapital yang baik dan benar
• Menggunakan huruf tebal dengan baik dan benar

E. Manfaat memahami kaidah eyd yang baik dan benar


Alasan dibalik pentingnya penggunaan EYD terutama pada penulisan karya tulis
ilmiah antara lain karena dengan menggunakan EYD bahasa yang digunakan akan
menjadi sama bagi para pembaca. Pembaca karya tulis ilmiah dari beragam suku dan
budaya, akan disatukan oleh satu yakni Bahasa Indonesia. Pembaca akan lebih mudah
memahami isi dari artikel ilmiah tersebut, yang mungkin nantinya dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. Dengan
menggunakan EYD yang benar, seperti menggunakan tata bahasa yang baik, tanda
baca, huruf kapital, dan lain sebagainya, maksud dan tujuan dari penulis dapat
tersampaikan secara jelas kepada pembaca. Dengan menggunakan EYD juga,
penyusunan artikel ilmiah akan tertata dengan sistematis dan runtut sesuai dengan
urutannya. Penggunaan EYD juga dianggap mampu meningkatkan citra penulis. Penulis
yang mampu memahami ejaan yang disempurnakan dan menerapkannya dalam tiap
penulisan dapat menuai pujian dari banyak orang karena dianggap mempunyai
pemahaman yang tinggi dalam dunia penulisan. Serta, dalam dunia pendidikan itu
sendiri penulisan karya tulis ilmiah ini sangat penting yang mana untuk menunjukkan
kredibilitas seseorang dalam menulis karya tersebut.
Namun sayangnya, masih banyak penulis karya tulis ilmiah yang acuh terhadap
penggunaan EYD dalam penulisan karyanya karena mereka menganggap bahwasanya
karya tulis ilmiah yang baik dan benar adanya itu dengan menggunakan bahasa sehari-
hari yang biasanya diucapkan oleh masyarakat dan terkadang cenderung terlihat
pleonastis dan kurang efektif. Hal ini sebisa mungkin dihindari agar masyarakat
Indonesia atau pembaca dapat mengerti penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar sesuai dengan strukturnya dan menghindari melakukan kesalahan dalam
penulisan. Maka dari itu, solusi yang dapat diberikan adalah dengan belajar dan
membiasakan diri sendiri untuk berlatih menulis dengan Bahasa Indonesia yang sesuai
dengan aturan yang berlaku layaknya EYD.
Alasan kenapa mahasiswa barus memahami kaidah penggunaan eyd yaitu dibalik
pentingnya penggunaan EYD terutama pada penulisan karya tulis ilmiah antara lain
karena dengan menggunakan EYD bahasa yang digunakan akan menjadi sama bagi para
pembaca. Pembaca karya tulis ilmiah dari beragam suku dan budaya, akan disatukan
oleh satu yakni Bahasa Indonesia.

13
BAB lll

PENUTUP
A.Kesimpulan

Kaidah ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang bagaimana menggunakan


lambang-lambang bunyi bahasa dan bagaimana hubungan antara Lambang-lambang
tersebut (pemisahan dan penggabungannya). Secara teknis, Kaidah ejaan dan tanda baca
adalah aturan-aturan mengenai penulisan huruf, Penulisan kata, dan penulisan tanda
baca.

Dibalik pentingnya penggunaan EYD terutama pada penulisan karya tulis ilmiah
antara lain karena dengan menggunakan EYD bahasa yang digunakan akan menjadi
sama bagi para pembaca. Pembaca karya tulis ilmiah dari beragam suku dan budaya,
akan disatukan oleh satu yakni Bahasa Indonesia. Pembaca akan lebih mudah
memahami isi dari artikel ilmiah tersebut, yang mungkin nantinya dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. Dengan
menggunakan EYD yang benar, seperti menggunakan tata bahasa yang baik, tanda baca,
huruf kapital, dan lain sebagainya, maksud dan tujuan dari penulis dapat tersampaikan
secara jelas kepada pembaca.

B.Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
kepada sumber sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan penulisan makalah
ini, penulis berharap pembaca dapat memahaminya serta dapat mengetahui mengenai
kedudukan dan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, integrasi, adaptasi, serta alat
kontrol sosial.

14
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbub. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.. Jakarta:

Departemen Pendidkan dan Kebudayaan.

Gie, The Liang. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI.

15

Anda mungkin juga menyukai