Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PDB BAHASA INDONESIA

EJAAN, KATA BAKU, DAN KALIMAT EFEKTIF BAHASA

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
003231008 GRACEA JESLYN SAHADUTA
112231043 DAVINA RAHMADILLA CHOYU APRILIA
131231079 DINA SAFUTRI
143231100 ZARAGHOZY AISHWARA MUKTI
146231067 PENTA AJI PURNAMA
162231067 RAIHANAH AINIPUTRI DARWIS
172231084 MUHAMMAD NAUFAL HUSAIN
184231084 AINUR MULYA FITRIYANI
191231084 SALMA LUQYANA SALSABIL
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini “ Ejaan, Kata Baku, dan Kalimat Efektif “
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah bahasa Indonesia ibu Nasikhatul Ulla Al Jamiliyati, S.Hum., M.Li.,
S.Hum. yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin berterimakasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kelompok kami dan pihak lain yang berkepentingan.

Surabaya, 21 September 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................. 2
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus....…..................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................ 4
2.1 Pengertian Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)…...................... 4
2.2 Sejarah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)............................... 4
2.3 Ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)........................... 5

a. Edisi pertama (1972) ........................................................ 5

b. Edisi Kedua (1987) .......................................................... 6

c. Edisi Ketiga (2009) .......................................................... 6

d. Edisi Keempat (2015) ...................................................... 6

e. Edisi Kelima (2022) ......................................................... 7

2.4 Ciri-ciri Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) …......................... 7

BAB III : KESIMPULAN …...................................................................... 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan kaidah penggunaan bahasa


Indonesia dalam konteks resmi, baik lisan maupun tulisan. Berbeda dengan bahasa
lisan, agar maksud dapat tersampaikan dalam bahasa tulis yang mudah dipahami
pembaca maka dituntut penggunaan ejaan, tanda baca, dan kalimat efektif yang benar.
Masih sering ditemukan kesalahan dalam penggunaan ejaan, tanda baca, serta kalimat
efektif di kalangan masyarakat. Contohnya dalam membuat suatu makalah, masih
banyak ditemukan pelajar/mahasiswa yang masih salah dalam penggunaan ejaan,
tanda baca, serta kalimat efektif. Selain itu, dalam percakapan sehari-hari, kita sering
menggunakan kata baku dan tidak baku yang belum sesuai dengan aturan pedoman
bahasa Indonesia yaitu KBBI. Diperlukan konsistensi dalam penerapan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, kami meneliti
apa saja unsur-unsur yang berada dalam EYD agar dapat diterapkan oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah ejaan Indonesia itu?
2. Bagaimana penerapan kata baku dalam bentuk tulisan dan lisan?
3. Bagaimana penerapan kalimat efektif dalam bentuk tulisan dan lisan?

1.3 Tujuan
1. Mengenalkan ejaan yang baik dan benar
2. Menjelaskan bagaimana penerapan kata baku dalam bentuk tulisan dan lisan
3. Menjelaskan bagaimana penerapan kalimat efektif dalam bentuk tulisan dan lisan

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan adalah pedoman atau aturan resmi yang
mengatur tata cara penulisan bahasa Indonesia dengan benar dan konsisten. EYD
disusun untuk memastikan konsistensi dan keseragaman dalam penulisan,
pengucapan, dan penggunaan kata, frasa, tanda baca, dan struktur bahasa Indonesia.

Beberapa aspek yang diatur dalam EYD meliputi penggunaan huruf kapital,
tanda baca, pemenggalan kata, pembentukan kata, penyusunan kalimat, dan
sebagainya. EYD bertujuan untuk memudahkan pemahaman, komunikasi, dan
kejelasan arti tulisan dalam bahasa Indonesia.

Penting untuk mengikuti EYD saat menulis dalam bahasa Indonesia, baik
dalam konteks formal maupun informal, untuk menjaga konsistensi dan memastikan
pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

2.2 Sejarah Ejaan Yang Disempurnakan

(Nasution et al., 2022) Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang


meliputi lisan, tulisan, dan isyarat, serta mencakup berbagai praktik, seperti referensi,
leksikon khusus, dan metafora dalam berkomunikasi (Syukur Ibrahim, 2021). Bahasa
menjadi penanda status sosial, di mana mereka yang terpelajar atau kaya
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sementara kaum marjinal lebih
sering menggunakan bahasa daerah (Sudaryanto, 2018). Bahasa memiliki fungsi
umum sebagai alat ekspresi, komunikasi, integrasi, dan adaptasi sosial, serta fungsi
khusus untuk berhubungan dalam kehidupan sehari-hari, seni, pembelajaran naskah
kuno, dan pengeksplorasian ilmu pengetahuan dan teknologi (Komara, 2019).

(Nasution et al., 2022) Sejarah bahasa Indonesia merentang jauh dalam


perjalanan menuju identitas bahasa nasional yang kuat. Bahasa ini berakar dalam
bahasa Melayu, yang digunakan sebagai bahasa perantara dan bahasa pergaulan di

4
wilayah kepulauan Nusantara. Peresmian nama "bahasa Indonesia" memiliki makna
politis penting, terutama seiring dengan peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober
1928. Sebelumnya, telah ada gerakan kebangsaan yang menggunakan nama
"Indonesia" dan memegang konsep tentang bahasa Indonesia. Bahasa Melayu telah
digunakan sebagai bahasa kenegaraan, perdagangan, dan budaya dalam sejarah
kerajaan-kerajaan Nusantara seperti Sriwijaya. Bahasa ini juga berkembang menjadi
bahasa Melayu Tinggi yang digunakan secara resmi di wilayah timur jauh. Ejaan
bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen pada tahun 1801.

(Simanjuntak & Seli Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak, n.d

(Nasution et al., 2022) Pada tahun 1972, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
diperkenalkan sebagai upaya meresmikan dan memperkuat sistem penulisan bahasa
Indonesia, menggantikan Ejaan van Ophuijsen (Wibisono, 2020). EYD pada tahun
2015 diubah menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dengan beberapa perubahan
aturan penulisan, menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam menjaga relevansi
bahasa Indonesia dalam konteks modern. Sejarah ejaan bahasa Indonesia
mencerminkan perjalanan transformasi dari bahasa Melayu yang beragam menjadi
bahasa nasional yang kuat dan terstandarisasi, serta perannya dalam membangun
identitas nasional dan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.

2.3 Ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Beberapa ketentuan dalam peggunaan EYD yaitu:


A)Edisi pertama (1972)

Awalan di- dan kata depan di dibedakan penulisannya. Kata depan di pada contoh di
rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi,
sementara di- pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.

Masih menggunakan dua istilah, yaitu huruf besar dan huruf kapital.

5
Huruf diftong oi hanya ditemukan di belakang kata, misalnya oi pada kata amboi.

B)Edisi kedua (1987)

Penggunana huruf kapital dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan
terdapat catatan tambahan yaitu:

bila terdiri dari kata dasar maka tulisan disambung, misalnya Tuhan Yang
Mahakuasa;

bila terdiri dari kata berimbuhan maka penulisan dipisah, misalnya Tuhan Yang Maha
Pengasih.

Huruf kapital yang digunakan sebagai nama khas geografi diberi catatan tambahan,
yaitu:
istilah geografi bukan nama diri ditulis dengan huruf kecil, misalnya berlayar ke
teluk;
nama geografi sebagai nama jenis ditulis dengan huruf kecil, misalnya, gula jawa.
Huruf kapital yang digunakan sebagai nama resmi badan dan dokumen resmi terdapat
catatan tambahan, jika tidak diikuti nama maka ditulis dengan huruf kecil,
misalnya sebuah republik dan menurut undang-undang yang berbeda
dengan Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945.

C)Edisi ketiga (2009)

Huruf diftong oi ditemukan pada posisi tengah dan posisi akhir dalam sebuah kata,
misalnya boikot

Bentuk kh, ng, ny, dan sy dikelompokkan menjadi gabungan huruf konsonan.

Penulisan huruf masih tetap mengatur dua macam huruf, yaitu huruf besar atau huruf
kapital dan huruf miring.

Tanda garis miring terdapat penggunan tambahan, yaitu tanda garis miring ganda
untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan
pembacaan naskah.

Penggunaan angka dua (2) disebutkan digunakan dalam keperluan khusus, seperti
dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.

6
D)Edisi keempat (2015)

Pada edisi ini Ejaan yang Disempurnakan disebut dengan nama Ejaan Bahasa
Indonesia

E)Edisi kelima (2022)

Penambahan istilah huruf monoftong, yang beranggotakan lambang huruf eu.

Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau berimbuhan yang merujuk pada nama dan
sifat Tuhan ditulis terpisah.

Perubahan redaksi (pengantar), pemindahan kaidah penulisan unsur serapan,


penghapusan kaidah penulisan kutipan, perubahan contoh, dan perubahan tata cara
penyajian isi.

2.4 Ciri-ciri Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

1. Perubahan huruf /j/, /dj/, /nj/, /ch/, /tj/, /sj/ pada ejaan Republik menjadi /y/, /j/,
/ny/, /kh/, /c/, /sy/.

Contoh:
Jang -> yang
Djadi -> jadi
Njonja -> nyonya
Chabar -> khabar
Tjepat -> cepat
Sjarat -> syarat

2. Kata ulang ditulis dengan satu cara yakni menggunakan tanda hubung (tidak
diperkenankan menggunakan tanda angka /2/)

7
Contoh:
Besar2 -> Besar-besar
Se-besar2-nya -> sebesar-besarnya
Sayur2-an -> sayur-sayuran

3. Penulisan kata ulang dengan menggunakan angka /2/ hanya diperkenankan pada
tulisan cepat atau notula.

4. Penulisan kata majemuk harus dipisahkan dan tidak perlu menggunakan tanda
hubung.

Contoh:
Duta-besar -> duta besar
Kaya-raya -> kaya raya
Tata-usaha -> tata usaha

5. Gabungan kata yang sudah dianggap senyawa (satu kata) ditulis serangkai.
Contohnya : Assalamualaikum, hulubalang, dsb.

Kata ganti ku, mu, kau,dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contohnya : kumiliki, dipukul, barangmu, pacarku, dsb.

6. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contohnya:
di Surabaya bukan disurabaya
ke sini bukan kesini
di sini bukan disini

7. Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pun yang menjadi
kelompok kata.

Contohnya:
Kapan pun aku tetap menantimu
Meskipun demikian aku tak akan marah (meskipun adalah kelompok kata)

8
8. Penulisan kata ‘si’ dan ‘sang’ dipisah dari kata yang mengikutinya.

Contohnya:
Si penjual bakso bukan sipenjual bakso
Sang pujangga bukan sangpujangga

9. Partikel per berarti tiap-tiap dipisah dari kata yang mengikutinya.

Contohnya:
Per orang bukan perorang
Per lembar bukan perlembar

10. Unsur Serapan

Unsur Serapan Kelompok Pertama

Unsur serapan kelompok pertama adalah kata-kata yang ditulis sebagaimana ejaan
aslinya ke dalam kalimat Bahasa Indonesia. Contohnya seperti kata "bully". Sebelum
tercatat di dalam KBBI sebagai "perundungan", "bully" merupakan kata serapan
unsur pertama yang harus ditulis miring.

Kemudian ada beberapa contoh lainnya seperti:

• “de facto”

• “de jure”

• “smartphone”

• “selfie”

• “force majeure”

• “crypto”

• “l’exploitation de l’homme par l’homme”

Intinya jika kata-kata tersebut masih dieja menggunakan bahasa aslinya, berarti kata
tersebut perlu ditulis menggunakan huruf miring.

9
Unsur Serapan Kelompok Kedua

Ada pula serapan kelompok kedua yang tidak perlu kita tulis menggunakan huruf
miring lagi. Sebab, ejaan kata ini sudah diadaptasi menggunakan ejaan Bahasa
Indonesia.

Sebelumnya kita sudah sebutkan kata "akad" yang berasal dari " aqd" dalam Bahasa
Arab. Contoh lainnya seperti:

• Bis (bus)

• Kolonial (colonial)

• Absensie (absentie)

• faktur (factuur)

• impas (impasse)

• Kiper (keeper)

• pabrik (faibriek)

• taksir (taxeren)

• Jandela (janela)

• Mentega (manteiga)

Penulisan Unsur Serapan Umum

Penulisan unsur serapan umum adalah aturan paling utama dan baling banyak di
dalam penulisan dari bahasa asing ke Indonesia. Bahkan jenis serapan ini terdiri dari
95 aturan. (Anonymus, 2017)

Kita akan tuliskan apa saja aturannya beserta masing-masing contohnya.

10
1. Harakat fatah atau huruf /a/ dalam Bahasa Arab yang dibaca panjang
menjadi a ridaa (‫ = )ِر ًضا‬rida

2. Huruf 'ain (Arab) pada awal suku kata dibaca a, i, atau u 'ilm ( ‫= )ِع ْلٌم‬
ilmu

3. Huruf 'ain (Arab) pada akhir suku kata dibaca k ruku' ( ‫ = )ُر ُك ْو ٌع‬rukuk

4. Huruf hamzah (Arab) yang dibaca vokal menjadi a, i, atau u Isyarah


(‫ = )ِإَش اَر ٌة‬isyarah

5. Gabungan huruf aa (Belanda) dibaca a octaaf = oktaf

6. Gabungan huruf ae dibaca e aesthetic = estetika

7. Gabungan hururf ae yang tidak bervariasi tetap dibaca ae aerosol = ae

8. Gabungan hururf ai dibaca ai detail = detail

9. Gabungan huruf au dibaca au aura = aura

10. Gabungan huruf bl dibaca bl blok (Belanda) = blk

11. Huruf c (Inggris) diikui a, o. atau u dibaca k catalist = katalis

12. Huruf c yang diikuti e, i, y, atau oe, dibaca s central = sentral

13. Gabungan huruf cc diikuti o, u, dibaca k accomodation = akomodasi

14. Gabungan huruf cc yang diikuti e, atau i, dibaca ks accent = aksen

15. Gabungan huruf cch dibaca k zucchini = zukini

16. Gabungan huruf ch diikuti a, o, dibaca k chromosome = kromosom

17. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /s/ atau /sy/ dibaca s brochure =
brosur

18. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /c/ dibaca c mochi (Jepang) =


moci

11
19. Gabungan huruf ck menjdk k check = cek

20. Gabungan huruf cr dibaca kr critic (Inggris) = kritik

21. Gabungan huruf ct di akhir suku kata dibaca k contact = kontak

22. Huruf ç (Sansakerta) dibaca s çastra = sastra

23. Huruf dal dan ḍad (Arab) dibaca d ḥāḍir ( ‫ = )َح اِض ٌر‬hadir

24. Gabungan huruf dh dibaca d dharma = darma

25. Huruf e (Inggris) dibaca e effect = efek

26. Gabungan huruf ea dibaca i cream = krim

27. Gabungan huruf ea yang bukan dilafalkan /i/ dibaca ea theater = teater

28. Gabungan hururf ee dibaca e apotheek (Belanda) = apotek

29. Gabungan huruf ei dibaca ei protein = protein

30. Gabungan huruf eo dibaca eo geometry = geometri

31. Gabungan huruf eu dibaca eu neutron = neutron

32. Gabungan huruf eu (Acewh, Sunda, Rejang) dibaca eu keukeuh


(Sunda) = keukeuh

33. Huruf fa (Arab) dibaca f faṣīḥ ( ‫ = )َفِص ْيٌح‬fasih

34. Huruf f dibaca f fanatic = fanatik

35. Huruf gh dibaca g spaghetti = spageti

36. Huruf gain (Arab) dibaca g magrib ( ‫ = )َم ْغ ِر ٌب‬magrib

37. Hurufh ha dan ha (Arab) dibaca h sahm ( ‫ = )َس ْهٌم‬saham

38. Huruf hamzah (Arab) di tengah suku kata dibaca k ma'mūm ( ‫= )َم ْأُم ْو ٌم‬
makmum

12
39. Huruf hambah di akhir suku kata tidak dibaca wuḍū' ( ‫ = )ُوُضْو ٌء‬wudu

40. Harakat kasrah dibaca i qiyāmah (‫ = )ِقَياَم ٌة‬kiamat

41. Huruf i pada awal suku kata yang diikuti a, o, dibaca i ion = ion

42. Huruf ie (Belanda) dibaca i politiek = politik

43. Gabungan huruf ie (Latin) dibaca ie species = spesies

44. Huruf jim (Arab) dibaca j ijāzah (‫ = )ِإَج اَز ٌة‬ijazah

45. Huruf kha (Arab) dibaca khkhuṣūṣ ( ‫ = )ُخ ُصْو ٌص‬khusus

46. Huruf KL dibaca kl kliniek = klinik

47. Huruf kr dibaca kr krida (Sanskerta) = krida

48. Huruf n(Jepang, Cina) di depan p dibaca m lunpia (Cina) = lumpia

49. Huruf ng dibaca ng congress = kongres

50. Huruf oe (Yunani) dibaca e oestrogen = estrogen

51. Huruf OI (Belanda, Perancfis, Ingrris) dibaca oi point = poin

52. Huruf oo (Belanda) dibaca o astroloog = astrolog

53. Gabungan huruf oo dibaca u cartoon = kartun

54. Gabungan huruf oo yang dilafaklan sebagai vokal ganda dibaca o


zoology = zoologi

55. Gabungan huruf ou dibaca u souvenir = suvenir

56. Gabungan huruf ou yang bukan dilafalkan /u/ dibaca ou voucher =


voucer

57. Gabungan huruf ph dibaca f phase = fase

58. Gabungan huruf pl dibaca pl implant = implan

13
59. Gabungan huruf pr dibaca pr product = produk

60. Gabungan huruf ps dibaca psps ychiatry = psikiatri

61. Gabungan huruf pt dibaca pt pterodactyl = pterodaktil

62. Huruf q dibaca k equator = ekuator

63. Huruf qaf (Arab) dibaca k muṭlaq ( ‫ = )ُم ْطَلٌق‬mutlak

64. Gabungan huruf rh dibaca r rhinoscope = rinoskop

65. Huruf sa, sin, dan sad (Arab) dibaca silsilah (‫ = )ِس ْلِس َلٌة‬silsilah

66. Huruf syin (Arab) dibaca sy syukr (‫ = )ُشْك ٌر‬syukur

67. Gabungan huruf sc diikuti a, o, u dibaca k scuba = skuba

68. Gabungan huruf sc diikuti i, e, y, dibaca s luminescence = luminesens

69. Gabungan hururf sch diikuti vokal dibaca sk schema = skema

70. huruf sr dibaca sr asri (Sanskerta) = asri

71. Huruf t diikuti i dibaca s patient = pasien

72. Huruf ta (arab) dibaca t syarṭ ( ‫ = ) َشْر ٌط‬syarat

73. Huruf th dibaca t methode (Belanda) = metode

74. Gabungan huruf tr dibaca tr transfer = ransfer

75. Gabungan huruf ts (jepang) dibaca ts tsunami = tsunami

76. Huruf u dibaca u unit = unit

77. Harakat damah dibaca u qāmūs ( ‫ = )َقاُم ْو ٌس‬kamus

78. Huruf ua dibaca ua aquarium = akuarium

79. huruf ue dibaca ue frequency = frekuensi

80. Gabungan huruf ui dibaca ui equivalent = ekuivalen

14
81. Huruf uo dibaca up quota = kuota

82. Gabungan huruf uu dibaca u prematur = prematur

83. Huruf v dibaca v vision = visi

84. Huruf wau (Arab) selain di akhir suku kata dibaca w taqwā (‫= )َتْقًو ى‬
takwa

85. Huruf wau (Arab) setelah u dihilangkan quwwah (‫ = )ُقَّو ٌة‬kuat

86. Huruf x pada awal kata dibaca x xylophone = xilofon

87. Huruf x di tengah dan akhir suku kata dibaca ks taxi = taksi

88. Huruf xc diikuti e, i dibaca eks exception = eksepsi

89. Huruf xc diikuti a, o , u , dibaca eks exclusive = eksklusif

90. Huruf y dibaca y yuan (Cina) = yuan

91. Huruf y dilafalkan /ai/ dibaca i cyber = siber

92. Huruf ya (Arab) di awal suku kata dibaca y hidāyah (‫ = )ِهَداَيٌة‬hidayah

93. Huruf ya (Arab) yang di awali i dihilangkan ziyārah (‫ = )ِزَياَر ٌة‬ziarah

94. Huruf z dibaca z zygote = zigot

95. Huruf zai dan za (Arab dibaca z zamān ( ‫ = )َز َم اٌن‬zaman

Penulisan Unsur Serapan Khusus

Sedangkan unsur serapan khusus cuma punya 4 aturan, yaitu:

• Deret konsonan akhir kata Bahasa Arab diisi huruf vokal sebelumnya aqd
= Akad syukr = syukur

• Deret konsonan di akhir kata Bahasa Arab bisa diisi huruf u fard = fardu

15
• Konsonan ganda diubah menjadi konsonan tunggal effect = efek

• Unsur serapan yang sudah lazim dipakai tidak diubah walaupun tidak sesuai
kaidan penulisan serapan umum proyek populer

Penerapan Kata Baku

Dalam percakapan sehari-hari, kita sering menggunakan kata baku dan kata tidak
baku. Penggunaan kata baku harus sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
kaidah-kaidah Bahasa Indonesia.

Kata baku adalah kata yang penggunaannya sudah sesuai ejaan dan aturan pedoman
bahasa Indoneisa yang baik dan benar. Ini bersumber kepada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Kata baku yang digunakan harus sesuai dengan EYD atau Ejaan
yang disempurnakan.

Kata tidak baku adalah kata yang penulisannya tidak sesuai pedoman Bahasa
Indonesia. Kata tidak baku biasanya digunakan pada kalimat-kalimat dalam
percakapan sehari-hari karena terkesan santai dan tidak kaku. Untuk mengetahui
apakah kata yang digunakan itu adalah kata baku atau tidak baku, kamu bisa
mengeceknya di KBBI. Jika kata tersebut tidak ditemukan, artinya kata itu adalah
kata tidak baku.

Ciri-ciri Kata Baku

Kata baku memiliki bentuk yang tetap dan dapat ditemukan di KBBI. Berikut ciri-
cirinya:

1. Tidak dipengaruhi bahasa asing

2. Memiliki bentuk yang tetap

16
3. Tidak dipengaruhi bahasa daerah

4. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat

5. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan

6. Pemakaian imbuhan dilakukan secara eksplisit

7. Tidak mengandung makna ganda dan tidak rancu

8. Tidak mengandung arti pleonasme

Berikut adalah contoh penerapan Kata Baku bentuk tulisan :

Surat Resmi: Ketika menulis surat resmi, seperti surat lamaran pekerjaan, surat
permintaan, atau surat resmi lainnya, penggunaan kata baku sangat penting.

Laporan dan Karya Ilmiah: Dalam laporan penelitian, tesis, makalah ilmiah, atau
karya akademik lainnya, kata baku digunakan untuk menjaga tingkat formalitas dan
keakuratan.

Dokumen Hukum: Dalam kontrak, perjanjian, atau dokumen hukum lainnya,


penggunaan kata baku sangat penting untuk menghindari interpretasi yang salah.

Berita dan Jurnalisme: Artikel berita atau laporan jurnalistik biasanya menggunakan
kata baku untuk menghindari bias atau kesalahpahaman.

Buku Teks: Dalam buku teks sekolah atau akademik, kata baku digunakan untuk
memberikan penjelasan yang jelas dan akurat.

Dokumen Resmi Pemerintah: Surat-surat dan dokumen resmi dari pemerintah


biasanya menggunakan kata baku untuk menjamin kejelasan dan legalitas.

Berikut contoh penerapan kata baku dalam bentuk lisan:

17
Menggunakan “saya” dibandingkan “gue” atau “aku” dalam situasi formal atau
ketika berbicara dengan seseorang yang lebih senior. Contoh: “Saya ingin
mengajukan pertanyaan.”

Menggunakan “anda” dibandingkan “lu” atau “kamu” dalam komunikasi resmi atau
bisnis. Contoh : “Apa yang bisa saya bantu untuk Anda?”

Menggunakan kata “bisa” atau “boleh” dibandingkan “bisa nih” atau “boleh dong”
ketika meminta izin atau persetujuan. Contoh: “Bisakah saya pergi sebentar?”

Menggunakan kata-kata formal untuk menyampaikan salam atau pengantar dalam


pidato atau presentasi. Contoh: “Marilah kita menyambut para tamu yang terhormat.”
Atau “Selamat pagi” (menyesuaikan waktu)

Penggunaan kata baku mencerminkan tingkat keformalan dalam berkomunikasi.


Dalam situasi formal, seperti di tempat kerja atau pidato resmi, penting menggunakan
kata baku dengan baik. Demikian pula, dalam tulisan seperti surat atau makalah,
penggunaan kata baku sangat diperhatikan.

Dengan memahami dan menghormati aturan kata baku, kita dapat menjaga kualitas
bahasa Indonesia dalam berbagai situasi komunikasi. Hal ini membantu kita
berkomunikasi dengan efektif dan menghormati norma bahasa yang ada.

Penerapan Kalimat Efektif

Pengertian kalimat efektif Menurut Waginah Dwi Nuryaningsih dalam buku


Menyusun Kalimat Efektif dengan CII (2021), berikut pengertian kalimat efektif:
“Kalimat efektif adalah kalimat yang menyampaikan pesan, gagasan, ide, dan
pendapat penulis secara tepat, sehingga bisa dipahami dengan baik oleh pembaca.”
Kalimat efektif disusun berdasarkan kaidah yang berlaku, misalnya PUEBI (Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

18
Tentunya kalimat tersebut akan lebih mudah dipahami. Sebab kalimat efektif
memiliki struktur kata yang tepat, pemilihan kata yang sesuai, dan ejaan yang benar.
Suatu kalimat dapat dikatakan efektif, jika penerima pesan dapat menyampaikan
kembali gagasan, pesan, perasaan, atau pemberitahuan sebagaimana yang dimaksud
si pemberi pesan. Jenis kalimat efektif terdiri dari Subyek, Predikat, Obyek, dan
Keterangan (SPOK). Biasanya kalimat efektif digunakan dalam teks ilmiah, seperti
makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan sejenisnya.

Berikut ciri-ciri kalimat efektif:

1. Memuat unsur kalimat, minimal subyek dan predikat

Struktur kalimat efektif harus mengandung unsur kalimat, seperti subyek, predikat,
obyek, dan keterangan.

2. Hemat Kata

Kalimat efektif harus hemat kata. Dalam penyusunannya, kalimat efektif hanya
menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang diperlukan.

3. Makna yang tepat

Kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak bertele-tele ataupun menyimpang.
Oleh sebab itu, perlu diperhatikan penggunaan kata atau diksinya.

4. Kelogisan Bahasa

Kalimat efektif harus logis bahasanya. Ide pada kalimat efektif hendaknya dapat
diterima oleh akal, dan penulisannya sesuai ejaan yang berlaku.

Membedakan kalimat efektif dan tidak efektif. Contohnya sebagai berikut :

Contoh kalimat tidak efektif : Memasak gulai di dapur.

Contoh kalimat efektif : Ibu memasak gulai di dapur.

19
Contoh kalimat tidak efektif: Baju itu sudah besar sekali sehingga tidak nyaman
dipakai.

Contoh kalimat efektif: Baju itu besar sehingga tidak nyaman dipakai.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan kalimat efektif dalam bentuk tulisan:

1. Surat Lamaran Pekerjaan :

- “Saya tertarik untuk bergabung dengan perusahaan Anda karena saya yakin
pengalaman dan keterampilan saya akan membantu menggerakkan proyek-proyek
inovatif Anda ke depan.”

2. Artikel Blog :

- “Penting untuk memahami pentingnya keberlanjutan lingkungan dan bagaimana


tindakan kecil sehari-hari kita dapat memberikan dampak positif dalam jangka
panjang.”

3. Makalah Ilmiah :

- “Hasil penelitian ini mengonfirmasi hipotesis bahwa variasi suhu memiliki efek
signifikan terhadap pertumbuhan mikroorganisme dalam lingkungan tertentu.”

4. Tugas Akademik (dalam esai) :

- “Penting untuk mengkaji dampak perubahan iklim pada biodiversitas, karena hal
ini akan memengaruhi ekosistem dan kehidupan manusia di masa depan.”

5. Surat Resmi :

20
- “Dengan hormat, kami ingin menginformasikan bahwa permohonan Anda telah
disetujui, dan kami akan segera memproses pengiriman Anda.”

Penerapan kalimat efektif dalam tulisan dan lisan adalah kunci untuk
berkomunikasi dengan jelas dan mempengaruhi orang dengan baik. Dalam bentuk
tulisan, kalimat efektif memerlukan struktur yang teratur dan ringkas. Hindari
penggunaan kalimat yang terlalu panjang atau rumit, dan pastikan ide utama
disampaikan dengan jelas. Gunakan tanda baca dengan benar untuk memberikan jeda
dan menghindari kebingungan.

Dalam lisan, kalimat efektif melibatkan penggunaan intonasi yang tepat,


artikulasi yang baik, dan kecepatan bicara yang sesuai. Disampaikan dengan suara
yang jelas dan penuh keyakinan. Ketika menulis atau berbicara, penting untuk
menghindari penggunaan kata-kata yang tidak perlu atau yang sulit dimengerti. Fokus
pada penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat. Kalimat efektif
memungkinkan orang untuk mengerti dengan cepat apa yang maksud dan tujuan yang
akan disampaikan

Kalimat efektif dapat digunakan pada saat berikut :

1. Berbicara dalam pertemuan bisnis atau presentasi.

2. Berkomunikasi dalam percakapan sehari-hari dengan teman, keluarga, atau kolega.

3. Memberikan materi di kelas atau dalam pelatihan.

4. Dalam negosiasi atau diskusi.

21
BAB 3

KESIMPULAN

EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan adalah pedoman atau aturan resmi yang
mengatur tata cara penulisan bahasa Indonesia dengan benar dan konsisten. EYD
disusun untuk memastikan konsistensi dan keseragaman dalam penulisan,
pengucapan, dan penggunaan kata, frasa, tanda baca, dan struktur bahasa Indonesia.
Penting untuk mengikuti EYD saat menulis dalam bahasa Indonesia, baik dalam
konteks formal maupun informal, untuk menjaga konsistensi dan memastikan pesan
yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

Penerapan kata baku dalam bentuk tulisan dapat diterapkan dalam penulisan
surat resmi, laporan dan karya ilmiah, dokumen hukum, berita dan jurnalisme, buku
teks, dan dokumen resmi. Penerapan dalam lisan yaitu seperti menggunakan saya
dibandingkan aku, menggunakan anda dibandingkan kamu, menggunakan salam
formal seperti selamat pagi.

Penerapan kalimat efektif dalam bentuk tulisan dapat diterapkan dalam


penulisan surat lamaran pekerjaan, artikel blog, makalah ilmiah, tugas akademik
dalam essay, dan surat resmi. Penerapan dalam lisan dapat digunakan saat berbicara
dalam pertemuan bisnis atau presentasi, berkomunikasi dalam percakapan sehari-hari,
memberikan materi di kelas atau dalam pelatihan, dan dalam negoisasi atau diskusi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nasution A., Wani A. S., Syahputra E. 2022. Sejarah Perkembangan Bahasa


Indonesia. Medan: Keguruan Jurnal Multidisiplin Dehasen (MUDE)

Budi F. 2004. Sejarah Politik Bahasa Di Indonesia. Jakarta: Sarjana Tesis

Aziz A. E. 2022. SK Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan: Edisi V. Jakarta:


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Mulyadi J. 2021. Fenomena Pleonasme Dalam Bahasa Indonesia: Perspektif Gaya


Bahasa dan Kalimat Efektif. Riau: Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran

23

Anda mungkin juga menyukai