Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
003231008 GRACEA JESLYN SAHADUTA
112231043 DAVINA RAHMADILLA CHOYU APRILIA
131231079 DINA SAFUTRI
143231100 ZARAGHOZY AISHWARA MUKTI
146231067 PENTA AJI PURNAMA
162231067 RAIHANAH AINIPUTRI DARWIS
172231084 MUHAMMAD NAUFAL HUSAIN
184231084 AINUR MULYA FITRIYANI
191231084 SALMA LUQYANA SALSABIL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini “ Ejaan, Kata Baku, dan Kalimat Efektif “
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah bahasa Indonesia ibu Nasikhatul Ulla Al Jamiliyati, S.Hum., M.Li.,
S.Hum. yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin berterimakasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kelompok kami dan pihak lain yang berkepentingan.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................. 2
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus....…..................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................ 4
2.1 Pengertian Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)…...................... 4
2.2 Sejarah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)............................... 4
2.3 Ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)........................... 5
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengenalkan ejaan yang baik dan benar
2. Menjelaskan bagaimana penerapan kata baku dalam bentuk tulisan dan lisan
3. Menjelaskan bagaimana penerapan kalimat efektif dalam bentuk tulisan dan lisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan adalah pedoman atau aturan resmi yang
mengatur tata cara penulisan bahasa Indonesia dengan benar dan konsisten. EYD
disusun untuk memastikan konsistensi dan keseragaman dalam penulisan,
pengucapan, dan penggunaan kata, frasa, tanda baca, dan struktur bahasa Indonesia.
Beberapa aspek yang diatur dalam EYD meliputi penggunaan huruf kapital,
tanda baca, pemenggalan kata, pembentukan kata, penyusunan kalimat, dan
sebagainya. EYD bertujuan untuk memudahkan pemahaman, komunikasi, dan
kejelasan arti tulisan dalam bahasa Indonesia.
Penting untuk mengikuti EYD saat menulis dalam bahasa Indonesia, baik
dalam konteks formal maupun informal, untuk menjaga konsistensi dan memastikan
pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
4
wilayah kepulauan Nusantara. Peresmian nama "bahasa Indonesia" memiliki makna
politis penting, terutama seiring dengan peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober
1928. Sebelumnya, telah ada gerakan kebangsaan yang menggunakan nama
"Indonesia" dan memegang konsep tentang bahasa Indonesia. Bahasa Melayu telah
digunakan sebagai bahasa kenegaraan, perdagangan, dan budaya dalam sejarah
kerajaan-kerajaan Nusantara seperti Sriwijaya. Bahasa ini juga berkembang menjadi
bahasa Melayu Tinggi yang digunakan secara resmi di wilayah timur jauh. Ejaan
bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen pada tahun 1801.
(Simanjuntak & Seli Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak, n.d
(Nasution et al., 2022) Pada tahun 1972, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
diperkenalkan sebagai upaya meresmikan dan memperkuat sistem penulisan bahasa
Indonesia, menggantikan Ejaan van Ophuijsen (Wibisono, 2020). EYD pada tahun
2015 diubah menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dengan beberapa perubahan
aturan penulisan, menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam menjaga relevansi
bahasa Indonesia dalam konteks modern. Sejarah ejaan bahasa Indonesia
mencerminkan perjalanan transformasi dari bahasa Melayu yang beragam menjadi
bahasa nasional yang kuat dan terstandarisasi, serta perannya dalam membangun
identitas nasional dan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.
Awalan di- dan kata depan di dibedakan penulisannya. Kata depan di pada contoh di
rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi,
sementara di- pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
Masih menggunakan dua istilah, yaitu huruf besar dan huruf kapital.
5
Huruf diftong oi hanya ditemukan di belakang kata, misalnya oi pada kata amboi.
Penggunana huruf kapital dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan
terdapat catatan tambahan yaitu:
bila terdiri dari kata dasar maka tulisan disambung, misalnya Tuhan Yang
Mahakuasa;
bila terdiri dari kata berimbuhan maka penulisan dipisah, misalnya Tuhan Yang Maha
Pengasih.
Huruf kapital yang digunakan sebagai nama khas geografi diberi catatan tambahan,
yaitu:
istilah geografi bukan nama diri ditulis dengan huruf kecil, misalnya berlayar ke
teluk;
nama geografi sebagai nama jenis ditulis dengan huruf kecil, misalnya, gula jawa.
Huruf kapital yang digunakan sebagai nama resmi badan dan dokumen resmi terdapat
catatan tambahan, jika tidak diikuti nama maka ditulis dengan huruf kecil,
misalnya sebuah republik dan menurut undang-undang yang berbeda
dengan Republik Indonesia dan Undang-Undang Dasar 1945.
Huruf diftong oi ditemukan pada posisi tengah dan posisi akhir dalam sebuah kata,
misalnya boikot
Bentuk kh, ng, ny, dan sy dikelompokkan menjadi gabungan huruf konsonan.
Penulisan huruf masih tetap mengatur dua macam huruf, yaitu huruf besar atau huruf
kapital dan huruf miring.
Tanda garis miring terdapat penggunan tambahan, yaitu tanda garis miring ganda
untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan
pembacaan naskah.
Penggunaan angka dua (2) disebutkan digunakan dalam keperluan khusus, seperti
dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
6
D)Edisi keempat (2015)
Pada edisi ini Ejaan yang Disempurnakan disebut dengan nama Ejaan Bahasa
Indonesia
Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau berimbuhan yang merujuk pada nama dan
sifat Tuhan ditulis terpisah.
1. Perubahan huruf /j/, /dj/, /nj/, /ch/, /tj/, /sj/ pada ejaan Republik menjadi /y/, /j/,
/ny/, /kh/, /c/, /sy/.
Contoh:
Jang -> yang
Djadi -> jadi
Njonja -> nyonya
Chabar -> khabar
Tjepat -> cepat
Sjarat -> syarat
2. Kata ulang ditulis dengan satu cara yakni menggunakan tanda hubung (tidak
diperkenankan menggunakan tanda angka /2/)
7
Contoh:
Besar2 -> Besar-besar
Se-besar2-nya -> sebesar-besarnya
Sayur2-an -> sayur-sayuran
3. Penulisan kata ulang dengan menggunakan angka /2/ hanya diperkenankan pada
tulisan cepat atau notula.
4. Penulisan kata majemuk harus dipisahkan dan tidak perlu menggunakan tanda
hubung.
Contoh:
Duta-besar -> duta besar
Kaya-raya -> kaya raya
Tata-usaha -> tata usaha
5. Gabungan kata yang sudah dianggap senyawa (satu kata) ditulis serangkai.
Contohnya : Assalamualaikum, hulubalang, dsb.
Kata ganti ku, mu, kau,dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contohnya : kumiliki, dipukul, barangmu, pacarku, dsb.
Contohnya:
di Surabaya bukan disurabaya
ke sini bukan kesini
di sini bukan disini
7. Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pun yang menjadi
kelompok kata.
Contohnya:
Kapan pun aku tetap menantimu
Meskipun demikian aku tak akan marah (meskipun adalah kelompok kata)
8
8. Penulisan kata ‘si’ dan ‘sang’ dipisah dari kata yang mengikutinya.
Contohnya:
Si penjual bakso bukan sipenjual bakso
Sang pujangga bukan sangpujangga
Contohnya:
Per orang bukan perorang
Per lembar bukan perlembar
Unsur serapan kelompok pertama adalah kata-kata yang ditulis sebagaimana ejaan
aslinya ke dalam kalimat Bahasa Indonesia. Contohnya seperti kata "bully". Sebelum
tercatat di dalam KBBI sebagai "perundungan", "bully" merupakan kata serapan
unsur pertama yang harus ditulis miring.
• “de facto”
• “de jure”
• “smartphone”
• “selfie”
• “force majeure”
• “crypto”
Intinya jika kata-kata tersebut masih dieja menggunakan bahasa aslinya, berarti kata
tersebut perlu ditulis menggunakan huruf miring.
9
Unsur Serapan Kelompok Kedua
Ada pula serapan kelompok kedua yang tidak perlu kita tulis menggunakan huruf
miring lagi. Sebab, ejaan kata ini sudah diadaptasi menggunakan ejaan Bahasa
Indonesia.
Sebelumnya kita sudah sebutkan kata "akad" yang berasal dari " aqd" dalam Bahasa
Arab. Contoh lainnya seperti:
• Bis (bus)
• Kolonial (colonial)
• Absensie (absentie)
• faktur (factuur)
• impas (impasse)
• Kiper (keeper)
• pabrik (faibriek)
• taksir (taxeren)
• Jandela (janela)
• Mentega (manteiga)
Penulisan unsur serapan umum adalah aturan paling utama dan baling banyak di
dalam penulisan dari bahasa asing ke Indonesia. Bahkan jenis serapan ini terdiri dari
95 aturan. (Anonymus, 2017)
10
1. Harakat fatah atau huruf /a/ dalam Bahasa Arab yang dibaca panjang
menjadi a ridaa ( = )ِر ًضاrida
2. Huruf 'ain (Arab) pada awal suku kata dibaca a, i, atau u 'ilm ( = )ِع ْلٌم
ilmu
3. Huruf 'ain (Arab) pada akhir suku kata dibaca k ruku' ( = )ُر ُك ْو ٌعrukuk
17. Gabungan huruf ch yang dilafalkan /s/ atau /sy/ dibaca s brochure =
brosur
11
19. Gabungan huruf ck menjdk k check = cek
23. Huruf dal dan ḍad (Arab) dibaca d ḥāḍir ( = )َح اِض ٌرhadir
27. Gabungan huruf ea yang bukan dilafalkan /i/ dibaca ea theater = teater
38. Huruf hamzah (Arab) di tengah suku kata dibaca k ma'mūm ( = )َم ْأُم ْو ٌم
makmum
12
39. Huruf hambah di akhir suku kata tidak dibaca wuḍū' ( = )ُوُضْو ٌءwudu
41. Huruf i pada awal suku kata yang diikuti a, o, dibaca i ion = ion
13
59. Gabungan huruf pr dibaca pr product = produk
65. Huruf sa, sin, dan sad (Arab) dibaca silsilah ( = )ِس ْلِس َلٌةsilsilah
14
81. Huruf uo dibaca up quota = kuota
84. Huruf wau (Arab) selain di akhir suku kata dibaca w taqwā (= )َتْقًو ى
takwa
87. Huruf x di tengah dan akhir suku kata dibaca ks taxi = taksi
• Deret konsonan akhir kata Bahasa Arab diisi huruf vokal sebelumnya aqd
= Akad syukr = syukur
• Deret konsonan di akhir kata Bahasa Arab bisa diisi huruf u fard = fardu
15
• Konsonan ganda diubah menjadi konsonan tunggal effect = efek
• Unsur serapan yang sudah lazim dipakai tidak diubah walaupun tidak sesuai
kaidan penulisan serapan umum proyek populer
Dalam percakapan sehari-hari, kita sering menggunakan kata baku dan kata tidak
baku. Penggunaan kata baku harus sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
kaidah-kaidah Bahasa Indonesia.
Kata baku adalah kata yang penggunaannya sudah sesuai ejaan dan aturan pedoman
bahasa Indoneisa yang baik dan benar. Ini bersumber kepada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Kata baku yang digunakan harus sesuai dengan EYD atau Ejaan
yang disempurnakan.
Kata tidak baku adalah kata yang penulisannya tidak sesuai pedoman Bahasa
Indonesia. Kata tidak baku biasanya digunakan pada kalimat-kalimat dalam
percakapan sehari-hari karena terkesan santai dan tidak kaku. Untuk mengetahui
apakah kata yang digunakan itu adalah kata baku atau tidak baku, kamu bisa
mengeceknya di KBBI. Jika kata tersebut tidak ditemukan, artinya kata itu adalah
kata tidak baku.
Kata baku memiliki bentuk yang tetap dan dapat ditemukan di KBBI. Berikut ciri-
cirinya:
16
3. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Surat Resmi: Ketika menulis surat resmi, seperti surat lamaran pekerjaan, surat
permintaan, atau surat resmi lainnya, penggunaan kata baku sangat penting.
Laporan dan Karya Ilmiah: Dalam laporan penelitian, tesis, makalah ilmiah, atau
karya akademik lainnya, kata baku digunakan untuk menjaga tingkat formalitas dan
keakuratan.
Berita dan Jurnalisme: Artikel berita atau laporan jurnalistik biasanya menggunakan
kata baku untuk menghindari bias atau kesalahpahaman.
Buku Teks: Dalam buku teks sekolah atau akademik, kata baku digunakan untuk
memberikan penjelasan yang jelas dan akurat.
17
Menggunakan “saya” dibandingkan “gue” atau “aku” dalam situasi formal atau
ketika berbicara dengan seseorang yang lebih senior. Contoh: “Saya ingin
mengajukan pertanyaan.”
Menggunakan “anda” dibandingkan “lu” atau “kamu” dalam komunikasi resmi atau
bisnis. Contoh : “Apa yang bisa saya bantu untuk Anda?”
Menggunakan kata “bisa” atau “boleh” dibandingkan “bisa nih” atau “boleh dong”
ketika meminta izin atau persetujuan. Contoh: “Bisakah saya pergi sebentar?”
Dengan memahami dan menghormati aturan kata baku, kita dapat menjaga kualitas
bahasa Indonesia dalam berbagai situasi komunikasi. Hal ini membantu kita
berkomunikasi dengan efektif dan menghormati norma bahasa yang ada.
18
Tentunya kalimat tersebut akan lebih mudah dipahami. Sebab kalimat efektif
memiliki struktur kata yang tepat, pemilihan kata yang sesuai, dan ejaan yang benar.
Suatu kalimat dapat dikatakan efektif, jika penerima pesan dapat menyampaikan
kembali gagasan, pesan, perasaan, atau pemberitahuan sebagaimana yang dimaksud
si pemberi pesan. Jenis kalimat efektif terdiri dari Subyek, Predikat, Obyek, dan
Keterangan (SPOK). Biasanya kalimat efektif digunakan dalam teks ilmiah, seperti
makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan sejenisnya.
Struktur kalimat efektif harus mengandung unsur kalimat, seperti subyek, predikat,
obyek, dan keterangan.
2. Hemat Kata
Kalimat efektif harus hemat kata. Dalam penyusunannya, kalimat efektif hanya
menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang diperlukan.
Kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak bertele-tele ataupun menyimpang.
Oleh sebab itu, perlu diperhatikan penggunaan kata atau diksinya.
4. Kelogisan Bahasa
Kalimat efektif harus logis bahasanya. Ide pada kalimat efektif hendaknya dapat
diterima oleh akal, dan penulisannya sesuai ejaan yang berlaku.
19
Contoh kalimat tidak efektif: Baju itu sudah besar sekali sehingga tidak nyaman
dipakai.
Contoh kalimat efektif: Baju itu besar sehingga tidak nyaman dipakai.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan kalimat efektif dalam bentuk tulisan:
- “Saya tertarik untuk bergabung dengan perusahaan Anda karena saya yakin
pengalaman dan keterampilan saya akan membantu menggerakkan proyek-proyek
inovatif Anda ke depan.”
2. Artikel Blog :
3. Makalah Ilmiah :
- “Hasil penelitian ini mengonfirmasi hipotesis bahwa variasi suhu memiliki efek
signifikan terhadap pertumbuhan mikroorganisme dalam lingkungan tertentu.”
- “Penting untuk mengkaji dampak perubahan iklim pada biodiversitas, karena hal
ini akan memengaruhi ekosistem dan kehidupan manusia di masa depan.”
5. Surat Resmi :
20
- “Dengan hormat, kami ingin menginformasikan bahwa permohonan Anda telah
disetujui, dan kami akan segera memproses pengiriman Anda.”
Penerapan kalimat efektif dalam tulisan dan lisan adalah kunci untuk
berkomunikasi dengan jelas dan mempengaruhi orang dengan baik. Dalam bentuk
tulisan, kalimat efektif memerlukan struktur yang teratur dan ringkas. Hindari
penggunaan kalimat yang terlalu panjang atau rumit, dan pastikan ide utama
disampaikan dengan jelas. Gunakan tanda baca dengan benar untuk memberikan jeda
dan menghindari kebingungan.
21
BAB 3
KESIMPULAN
EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan adalah pedoman atau aturan resmi yang
mengatur tata cara penulisan bahasa Indonesia dengan benar dan konsisten. EYD
disusun untuk memastikan konsistensi dan keseragaman dalam penulisan,
pengucapan, dan penggunaan kata, frasa, tanda baca, dan struktur bahasa Indonesia.
Penting untuk mengikuti EYD saat menulis dalam bahasa Indonesia, baik dalam
konteks formal maupun informal, untuk menjaga konsistensi dan memastikan pesan
yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
Penerapan kata baku dalam bentuk tulisan dapat diterapkan dalam penulisan
surat resmi, laporan dan karya ilmiah, dokumen hukum, berita dan jurnalisme, buku
teks, dan dokumen resmi. Penerapan dalam lisan yaitu seperti menggunakan saya
dibandingkan aku, menggunakan anda dibandingkan kamu, menggunakan salam
formal seperti selamat pagi.
22
DAFTAR PUSTAKA
23