Anda di halaman 1dari 13

MAWADDAH WARAHMAH AZHARI M.

Pd Bahasa Indonesia

“EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN PILIH KATA ( DIKSI)”

DISUSUN OLEH:
SUHADAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
HABBULWATHAN DURI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.tanpa pertolongan- Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti- nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Pwnulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas lempahan nikmat sehat- Nya, baik itu sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul ”
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN PILIH KATA ( DIKSI)”.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan meskipun kami telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.

Rokan Hilir, 14 Oktober 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... II


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... III
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... ........... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................... ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................... .......................... 2


2.1 Pengertian Ejaan .............................................................................................. 2
2.2 Perkembangan Ejaan Di Indonesia................................................................ 2
2.3 Pemakaian Huruf ............................................................................................. 3
2.4 Pengertian Diksi ............................................................................................... 6
2.5 Ketepatan Diksi ............................................................................................... 7
2.6 Kesalahan Diksi ............................................................................................... 7
2.7 Syarat- Syarat Pemilihan Diksi ..................................................................... 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang
indonesia yang kurang mengetahui bahasanya sendiri. Bukan berarti tidak tahu melainkan kurang sesuai
dengan kaidah- kaidah yang ada didalam bahasa indonesia. Ejaan menjadi penting karena penggunaan
yang tidak sesuai akan mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan. Selain itu ejaan juga sebagai
landasan pembakuan tata bahasa, kosa kata dan peristilahan.
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikalantara lain kata, frase, klausa dan kalimat. Kata
adalah tataran terendah dan kalimat adalah tataran tertinggi. Kata merupakan kunci utama dalam upaya
membentuk tulisan. Oleh sebab itu, sejumlah kata dalam bahasa indonesia harus dipahami dengan baik.
Agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide- ide dalam bentuk tulisan secara
terus- menerus dan teratur serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (
ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa,
dan kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata
merupakan bagian dari diksi. Fungsi diksi itu sendiri adalah untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan
sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara
penulis atau pembicara dengan penbaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak
merusak suasana. Selain itu fungsi diksi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskrispsikan
tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar wakti, latar tempat dan latar sosial dalam cerita tersebut

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian ejaan dan diksi?
2. Bagaimana ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar?
3. Huruf apa saja yang berlaku di indonesia?
4. Mengapa kita harus memperhatikan syarat- syarat dalam pemilihan kata?
5. Bagaimana penulisan kata yang sesuai dengan ketentuan bahasa indonesia?

1.3. TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui lebih tepat pengertian dari ejaan dan diksi.
2. Agar mengetahui ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan.
3. Mengetahui huruf yang dipakai di Indonesia.
4. Agar bisa menggunakan kosa kata yang sesuai dengan ketentuan bahasa Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN EJAAN


Ejaan sudah lama kita kenal, tetapi pengertian ejaan sendiri masih kacau. Hal ini terbukti ketika
banyak orang menyatakan bahwa Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai
dengan EYD ( Ejaan yang Disempurnakan). Padahal kaidah bahasa yang benar bukan hanya EYD,
melainkan masih banyak kaidah lain. Oleh sebab itu, pada bab ini perlu rasanya kita bahas dahulu
pengertian ejaan serta ruang lingkipnya.
Ejaan dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki pengertian sebagai cara atau
aturan menuliskan kata- kata dalam huruf. Pengertian ejaan dalam Ensiklopedi Indonesia adalah cara
menulis kata- kata menurut disiplin ilmu bahasa. Dari dua pengertian ini ejaan dapat diartikan sebagai
cara atau aturan menulis kata- kata dengan huruf menurut ilmu bahasa.
Ejaan pada dasarnya adalah aturan. Aturan yang dimaksud adalah aturan melambangkan bunyi
bahasa menjadi huruf, kata, ataupun kalimat. Oleh sebab itu, secara umum ejaan dapat dikatakan sebagai
seperangkat aturan yang mengatur penulisan bunyi bahasa menjadi huruf, huruf menjadi kata, dan kata
menjadi kalimat. Secara teknik ejaan juga dapat diartikan sebagai aturan penulisan huruf, pennulisan kata
dan penggunaan tanda baca.
Berdasarkan pengertian diatas, ejaan memiliki ruang lingkup, yaitu pengaturan penulisan huruf,
penulisan kata, dan penggunaan tanda baca. Pada penulisan huruf diatur pemakaian huruf, penulisan
huruf kapital, dan penulisan huruf miring. Pada penulisan kata diatur penulisan berbagai jenis kata,
termasuk kata bilangan, akronim, dan kata serapan. Pada penggunaan tanda baca diatur berbagai
penggunaan tanda baca yang terdapat dalam bahasa indonesia. Secara lengkap aturan tersebut akan
jelaskan pada bab ini.

2.2. PERKEMBANGAN EJAAN DI INDONESIA


Sejalan dengan konsep bahasa yang dinamis, ejaan yang berlaku di Indonesia pun mengalami
beberapa perkembangan. Secara umum, perkembangan ejaan di Indonesia dapat diurutkan sebagai
berikut.
1. Ejaan Van Ophuysen yang ditetapkan pada tahun 1901. Ejaan ini sebernarnya berlaku untuk
bahasa Melayu.
2. Ejaan Soewandi ditetapkan pada tahun 1947. Ejaan ini kemudian dikenal dengan nama Ejaan
Republik.
3. pada tahun 1959 pemerintah RI dengan Malaysia merumuskan Ejaan Melindo. Akan tetapi,
ejaan ini tidak jadi diresmikan.
4. Ejaan Yang Disempurnakan. Ejaan ini mulai berlaku pada tahun 1972 dengan dikeluarkannya
Keputusan Presiden No. 57 tahun 1971.
Ejaan terakhir diatas kemudian dibukukan dan dikenal dengan istilah Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan dan digunakan sampai sekarang.
Sejak diberlakukannya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), minimal telah dua kali diadakan
penyesuaian isi, yakni tahun 1987 melalui Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor
0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
dan terakhir tahun 2009 melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Pada tahun 2016
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015, Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (PUEBI) diganti dengan nama Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) yang penyempurnaan naskahnya disusun oleh Pusat Pengenbangan Dan
Perlindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

2
2.3. PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan Bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut.
Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Kecil
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e è
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet z ét

3
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a,e,i, o dan u.
Contoh Pemakaian Dalam Kata
Huruf Vokal
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa
e* enak petak sore
ember pendek -
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu

Catatan:
* Untuk pengucapan ( pelafalan ) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat digunakan jika
ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
1. diakritik (é) dilafalkan [e]
Contoh :
Anak- anak bermain diteras teras ( téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap ( kécap).
2. diakritik (è) dilafalkan [  ]
Contoh :
Kami menonton film seri ( sèri)
Pertahanan militer ( militèr ) Indonesia cukup kuat
3. diakritik (ê) dilafalkan [ə ]
Contoh:
Pertandingan itu berakhir seri ( sêri)
Upacara itu dihadiri pejabat teras ( têras) Bank Indonesia.
Kecap ( kêcap ) dulu makanan itu

C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf- huruf
b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x,y dan z.
Contoh Pemakaian Dalam Kata
Huruf Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg

4
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas asal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q* qariah iqra -
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotoi
w wanita hawa takraw
x* xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim juz

Catatan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x pada posisi
awal kata diucapkan [s]

D. Huruf Tebal

1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar
tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran
Misalnya:
 Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
 Bab : BAB I PENDAHULUAN
 Bagian bab : 1.1 latar belakang masalah
1.2 tujuan
 Daftar indeks, dan lampiran:
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
D A F T A R
LAMBANG
D A F T A R
PUSTAKA
INDEKS
LAMPIRAN

5
2. Huruf tebal tidak dipakau dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata, untuk keperluan itu digunakan huruf miring.misalnya:
 Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.
 Saya tidak mengambil bukumu
 Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.

Seharusnya ditulis dengan huruf miring:


 Akhiran –i tidak dipenggal pada ujung baris.
 Saya tidak mengambil bukumu
 Gabungan kata kerja sama ditulis terpisah.

3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk
menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Misalnya:
 Kalah v 1 tidak menang ... 2 kehilangan atau merugi ...;3 tidak lulus ...; 4 tidak mentamai.
 Mengalah v mengaku kalah
 Mengalah v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukan ...; 3 menganggap kalah ...
 Terkalahkan v dapat dikalahkan .....

Catatan:
 Dalam tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak debngan huruf
tebal diberi garis bawah ganda.
II. JENIS- JENIS KATA
A. KATA DASAR
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
 Buku itu sangat menarik
 Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.

2.4. PENGERTIAN DIKSI

Diksi umumnya dipahami sebagai pilihan kata. Secara emitologi kata diksi berasal dari kata
dictionary dalam bahasa inggris yang berarti pilihan kata (Putrayasa, 2014: 7). Pilihan kata berarti
penggunaan kata- kata yang dilakukan secara tepat baik itu oleh penulis maupun pembicara dalam
sebuah komunikasi. Nurgiantoro dalam Nugraheni, ( 2017: 58) mengatakan diksi akan berkaitan dengan
pemilihan kata-kata melalui pertimbangan- pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang
dikehendaki. Solihin dalam Satata, dkk, (2019:68) menyatakan seseorang yang menguasai banyak
kosakata umumnya dapat menyampaikan gagasan dengan baik. Akan tetapi,tidak terbatas dapat
menyampaikan gagasan saja. Namun, dapat memilih atau menempatkan kata secara tepat dan sesuai.
Selain alasan ketepatan, pemilihan kata juga didasarkan pada kecocokan. Setata, dkk, ( 2019: 68)
menyatakan pemilihan kata bukanlah sekedar kegiatan memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih
kata yang cocok. Cocok dapat dimaksudkan bahwa kata yang dipilih sesuai dengan konteks serta
maknanya tidak bertentangan dengan nilai masyarakat. Nilai rasa masyarakat berkaitan dengan ketepatan
makna dalam pemilihan kata terhadap suatu masyarakat. Hal ini dimungkinkan karena satu kata yang
memiliki makna yang baik bagi masyarakat tertentu, akan berbeda dengan masyarakat lainnya.
Keraf dalam Setata, dkk, ( 2019: 69) menyatakan pilihan kata adalah kesanggupan sebuah kata
untuk menimbulkan gagasan- gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa
yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan kata
yang tepat sangat penting untuk dilakukan. Pilihan kata yang tepat akan menghasilkan keselarasan makna
yang ditangkap antara pembicara/ penulis dan orang yang mendengarkan atau membaca sehingga tidak
menimbulkan anggapan / makna lain.

6
2.5. KETEPATAN DIKSI
Agar pemilihan kata benar- benar tepat, seseorang pengguna bahasa diharapkan dapat memahami
syarat- syarat dalam pemilihan kata. Syarat yang dimaksud di antaranya adalah ketepatan diksi dan
kesesuaian diksi. Syarat ketepatan diksi adalah sebagai berikut:
a. membedakan secara tepat antara kata makna konotasi dan denotasi,
b. membedakan secara cermat terhadap kata yang hampir sama maknanya
c. membedakan kata- kata yang mirip atau hampir mirip ejaannya
d. mewaspadai akhirana asing yang kurang tepat,
e. memahami kata yang tergolong kata umum dan kata khusus,
f. memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata- kata yang sudah dikenal.
Persyaratan kesesuaian diksi adalah hal yang sangat penting dalam pemilihan kata, agar kata- kata
yang dipergunakan tidak mengganggu suasana dan pembaca atau antara pembicara dan pendengar.
Persyaratan yang dimaksud adalah:
a. hindari kemungkinan penggunaan kata yang tidak baku pada situasi formal
b. gunakan kata- kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja, dalam situasi yang umum hendaknya
penulis atau pembicara menggunakan kata- kata populer
c. dalam penulisan, jangan menggunakan kata percakapan, kecuali saat menulis kutipan untuk
menunjang isi tulisan.
d. hindari penggunaan ungkapan
e. hindari kata- kata yang mubazir
f. hindari penggunaan bahasa atau dialek kedaerahan dalam tulisan pembaca umuj, kecuali istilah
dalam bahasa daerah yang telah diserap kedalam bahasa indonesia.
2.6. KESALAHAN DIKSI
Kesalahan diksi meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan pemakaian kata.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh penggunaan diksi yang tidak tepat penggunaannya dalam
kalimat.
a. Pemakaian kata tidak tepat diantaranya ada beberapa, yaitu kata dari atau daripada sering
digunakan tidak tepat, seperti dalam contoh berikut.
Hasil daripada penjualan saham akan digunakan untuk memperluas bidang usaha. Penggunaan
kata daripada pada kalimat diatas tidak tepat karena kata daripada hanya dapat dipakai
membandingkan antara dua buah objek. Jadi, kata yang tepat dalam pemakaian kalimat tersebut
adalah kata dari yang menyatakan asal.
b. Pemakaian kata yang berpasangan, yaitu ada sejumlah kata yang pemakaiannya berpasangan
disembut konjungsi korelatifa, seperti dibawah ini
Pasangan yang salah Pasangan yang benar
Antara ........ dengan ..........tidak ......... Antara ........dan ......tidak .......tetapi
Melainkan ...... baik ..... ataupun......... .... baik .... maupun .... bukan .....
Bukan ... tetapi ....... Melainkan .......

Dalam contoh berikut dikemukakan pemakaian kata berpasangan secara tidak tepat.
Contoh:
Baik pedagang ataupun konsumen masih menunggu kepastian harga sehingga tidak terjadi
transaksi. ( salah)

7
2.7. SYARAT- SYARAT PEMILIHAN KATA
Pemilihan kata yang tepat dalam suatu kalimat atau percakapan tidak muncul secara tiba- tiba
tanpa adanya penguasaan tertentu. Kosakata merupakan hal pokok yang harus dikuasai agar dapat
memilih kata yang paling tepat. Oleh karena itu, penguasaan terhadapt beberapa penggunaan kata atau
kosakata sangatlah penting untuk diketahui, adapun hal tersebut meliputi berikut ini.
1. Penguasaan Terhadap Penggunaan Kata Bersinonim
Dalam KBBI Daring sinonim diartikan sebagai bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama
dengan bentuk bahasa yang lain. Berasal dari bahasa yunani kuno yaitu anoma yang berarti “ nama”, dan
syn yang berarti “ dengan”, ( Nughraheni, 2017:61). Oleh karena itu dapat dimaknai nama lain untuk
benda atau hal yang sama. Contohnya cantik dan olek dapat dikatakan dua kata yang bersinonim.
Setiawati, dkk, (2018:72) mengatakan terdapat dua gejala pemakaian suatu kata dikatakan bersinonim,
yaitu kata yang bisa saling menggantikan dan yang tidak. Kata cantik- elok merupakan dua kata yang
bersinonim yang dapat saling menggantikan. Di sisi lain , kata mati dan tewas adalah contoh kata
bersinonim yang tidak dapet saling menggantikan. Agar dapet memahami lebih jelas, perhatikan contoh
berikut!
Contoh kata bersinonim yang dapat saling menggantikan dalam kalimat : cantik dan elok
 Gadis yang berbaju hijau itu berparas cantik
 Gadis yang berbaju hijau itu berparas elok
Contoh kata bersinonim yang tidak dapat saling menggantikan: meninggal dan mati
 Kucingku mati karena tertabrak mobil
 Kucingku meninggal karena tertabrak mobil
Contoh lain:
Sinonim yang dapat saling menggantikan Sinonim yang tidak dapat menggantikan
cantik meninggal
elok mangkat
molek gugur
tewas
mati
melihat jatuh
memandang ambruk
menyaksikan

8
BAB III
PENUTUP

3.1 . KESIMPULAN

Ejaan dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki pengertian sebagai cara atau
aturan menuliskan kata- kata dalam huruf. Pengertian ejaan dalam Ensiklopedi Indonesia adalah cara
menulis kata- kata menurut disiplin ilmu bahasa. Dari dua pengertian ini ejaan dapat diartikan sebagai
cara atau aturan menulis kata- kata dengan huruf menurut ilmu bahasa. Dan Diksi umumnya dipahami
sebagai pilihan kata. Abjad yang dipakai dalam ejaan Bahasa Indonesia terdiri atas 26. Lita harus
memperhatikan syarat- syarat untuk menggunakan diksi agar apa yang ingin disampaikan oleh pembaca
atau penulis dapat ditanakap dengan jelas oleh pendengar atau pembaca. Di Indonesia sendiri ada
beberapa kelompok seperti Huruf Abjad, Huruf Vokal, huruf Konsonan dan Huruf Tebal. Dan ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan agar tulisan dapat dipahami oleh pendengar dan pembaca yaitu
hindari kemungkinan penggunaan kata yang tidak baku pada situasi formal, gunakan kata- kata ilmiah
dalam situasi yang khusus saja, dalam situasi yang umum hendaknya penulis atau pembicara
menggunakan kata- kata populer, dalam penulisan, jangan menggunakan kata percakapan, kecuali saat
menulis kutipan untuk menunjang isi tulisan, hindari penggunaan ungkapan, hindari kata- kata yang
mubazir dan hindari penggunaan bahasa atau dialek kedaerahan dalam tulisan pembaca umuj, kecuali
istilah dalam bahasa daerah yang telah diserap kedalam bahasa indonesia.

3.2. SARAN

Dalam setiap kegiatan hendaknya kita memperhatikan penggunaan kalimat, agar kalimattersebut
menjadi sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Dalam penulisan hendaknya memahami dan
menggunakan ejaan serta pilihan katayang sesuai.Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih
mendalam tentang ejaan dan diksi atau pemilihan kata yang benar, serta penulis berharap dengan adanya
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi teman- teman semua. Melalui makalah ini supaya penulis dapat
memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti
yang baik.
Penulis penyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, untuk
dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2019.konsep dasar bahasa indonesia. Jakarta: Bumi Aksara


Mulyano, Firman. 2017. Buku lengkap ebi ( ejaan bahasa indonesia). Yogyakarta: Laksana
Sobariah, Engkay. 2015. EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta Selatan: Hyphen Publishing
Dewi, Rishe Purnama dkk. 2020.Bijak Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:PT Kanisius
Anam, ahsanul. 2023. BAHASA INDONESIA ( Cara Mudah Menulis Karya Ilmiah). Lamongan:
Academia Publication

10

Anda mungkin juga menyukai