Anda di halaman 1dari 15

BAHASA BAKU

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu:
Eneng Yeni Mariah, S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3 :


1. Dhisya Siti Fauziah Holik
2. Lisnawati
3. Navisa Rahma

INSTITUT MADANI NUSANTARA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH (PGMI)
TAHUN AJARAN 2023/2024
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Begeg) N0. 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang
Kota Sukabumi Jawa Barat 43161
2023/1445
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Eneng Yeni Mariah,
S.Pd.I., M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
bersedia memeriksa dan mengoreksi Makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah
ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.

Sukabumi, 26 Oktober 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

2.1 Pengertian Bahasa Baku .................................................................................. 3

2.2 Fungsi Bahasa Baku ......................................................................................... 5

2.3 Sifat Bahasa Baku ............................................................................................ 7

2.4 Ciri-Ciri Bahasa Baku ...................................................................................... 7

2.5 Cara Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dengan Baik dan Benar ................ 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah dasar kehidupan setiap manusia, karena dengan bahasa setiap
orang dapat berkomunikasi dan dapat menyampaikan tujuannya kepada setiap
orang. Agar informasi yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik dan dapat
dipahami orang maka bahasa yang kita gunakan harus seragam agar interaksi
dengan setiap orang dapat berjalan dengan baik.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting yang kita gunakan di Indonesia.
Bahasa Indonesia di buat agar dapat menyatukan keragaman yang sangat luas di
Indonesia terkhusus kebragaman suku yang tentunya memiliki bahasa daerah
masing-masing.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang baku, yakni bahasa
yang sudah di tetapkan pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 52 Tahun 1972 dan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada tanggal 12 Oktober 1972 No. 0156/P/1972. Untuk mewujudkan
pembakuan bahasa Indonesia diterbitkan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan dan buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah
oleh Depdikbud pada tahun 1975. Kemudian pada tahun 1998 diterbitkan lagi
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Buku-buku tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman penggunaan bahasa
Indonesia baku.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahasa baku ?
2. Bagaimana fungsi bahasa baku?
3. Bagaimana sifat bahasa baku?
4. Bagaimana ciri-ciri bahasa baku?
5. Bagaimana cara pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan
benar?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bahasa baku
2. Untuk mengetahui fungsi bahasa baku
3. Untuk mengetahui sifat bahasa baku
4. Untuk mengetahui ciri-ciri bahasa baku
5. Untuk mengetahui cara pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik
dan benar

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahasa Baku
Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat menghubungkan
seseorang dengan yang lainnya. Pada kaidahnya Bahasa Indonesia terdapat dua
ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku. Bahasa baku yaitu kata
atau kalimat yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Pedoman yang
digunakan adalah (KBBI), Pedoman Pembentukan Istilah, Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Dialek yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah disebut
bahasa tidak baku. Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard
language dalam bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama
kali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926.
Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan
ketetapannya telah ditentukan oleh Negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak
dapat berubah setiap saat. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman.
Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa
standard dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku
menakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa
tulisan. Tetapi pada penggunaannya bahasa baku lebih sering digunakan pada
system pendidikan Negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua
konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang
yang menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka hati.
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
bentuk bahasanya telah dimodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai
sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Kata baku digunakan dalam konteks ragam baku, baik lisan maupun
tulisan. Sementara kata tidak baku digunakan dalam ragam tidak baku. Ragam
bahasa baku dapat dibatasi dengan beberapa sudut pandang, di antaranya: (1)
sudut pandang kebakuan bahasa yang digunakan, (2) sudut pandang informasi,
dan (3) sudut pandang pengguna bahasa.

3
Berdasarkan sudut pandang kebakuan bahasa, bahasa baku adalah bahasa
yang baik tata tulis, kosakata, maupun tata bahasanya sesuai dengan hasil
pembakuan bahasa. Dari sudut pandang informasi, bahasa baku adalah ragam
bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tentang ilmu pengetahuan. Lalu
berdasarkan sudut pandang pengguna bahasa, ragam bahasa baku dapat dibatasi
dengan ragam bahasa yang lazim digunakan oleh penutur yang paling
berpengaruh, seperi ilmuan, pemerintah, tokoh masyarakat, dan kaum jurnalis
atau wartawan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kata baku
adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang
penulisannya sesuai dengan kaidah-kidah yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah
kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan-nya (Chaer,
2011).
Menurut Moeliono dalam Chaer (2011) lafal baku bahasa Indonesia adalah
lafal yang tidak menampakkan lagi ciri-ciri bahasa daerah atau bahasa asing
seperti contoh berikut.
Tidak Baku Baku
Rapet Rapat
Cuman Cuma
Dudu’ Duduk
Gubug Gubuk
Lalu baku dari sudut pandang ejaan berarti semua kata yang tidak ditulis
menurut kaidah yang diatur dalam EYD adalah kata yang tidak baku. Sementara
yang ditulis sesuai dengan aturan EYD adalah kata yang baku.
Tidak Baku Baku
Ekpres Ekspres
Komplek Kompleks
Sistim Sistem
Do’a Doa
Jum’at Jumat

4
Secara gramatikal kata-kata baku ini harus dibentuk menurut kaidah-
kaidah gramatika. Perhatikan kata-kata ngontrak, sekolah, tinjau, kedudukan, dan
bikin bersih pada kalimat berikut!
a. Beliau ngontrak rumah di Cilandak
b. Seorang ibu sedang urus KJP anaknya
c. Rumah ini akan dikontrakan
d. Tolong bikin rapi kelas ini
Bentuk baku kata ngontrak pada kalimat (1) adalah mengontrak. Bentuk
baku kata urus adalah kata mengurus; sebuah awalan me- harus digunakan
secara konsisten. Bentuk baku kata dikontrakan adalah dikontrakkan (dua k).
Lalu, bentuk baku kata bikin rapi adalah rapikan.
Kata serapan dari bahasa asing disebut baku jika ejaannya telah dibuat
menurut pedoman penyesuaian ejaan bahasa asing seperti yang disebutkan
dalam EYD maupun dalam buku Pedoman Pembentukan Istilah.
Tidak Baku Baku
Standard Standar
Standarisasi Standardisasi
Kolektip Kolektif
Certifikat Sertifikat
Analisa Analisis

2.2 Fungsi Bahasa Baku


Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat bekerjasama atau
berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk sebenarnya dapat juga
digunakan dengan cara lain misalnya: Isyarat, lambing-lambang, gambar, atau
kode-kode tertentu lainnya.
Adapun fungsi bahasa Indonesia standar atau baku adalah sebagai berikut:
a. Dipergunakan dalam wacana teknis
Misalnya: Karangan ilmiah (skripsi, tesis, disertasi), makalah, buku-buku
pelajaran sekolah, laporan-laporan resmi, dan sebagainya.
b. Sebagai alat komunikasi resmi

5
Yakni dalam surat-menyurat resmi, pengumuman-pengumuman yang
dikeluarkan oleh instansi resmi, undang-undang, surat-surat keputusan,
dan sebagainya.
c. Digunakan dalam pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati.
Termasuk diantaranya adalah pembicaraan dengan orang yang belum
akrab atau belum kenal.
d. Digunakan dalam pembicaraan di depan umum
Misalnya: Khutbah, ceramah, perkuliahan, pidato, seminar, rapat resmi
kenegaraan, dll.
Secara umum, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut:
a. Sebagai fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan
bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya,
maka dia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain.
Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek
bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka
menjadi satu masyarakat bangsa.
b. Sebagai fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan
bahasa itu dari bahasa yang lain atau satu negara dengan negara lainnya
berbeda, karena itu digunakan sebagai salah satu ciri dari suatu negara.
Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian
nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
c. Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta
wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan
usaha yang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi
lewat pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara
(masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
memperoleh wibawa di mata orang lain.
d. Sebagai fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian
bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas.
Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian
bahasa seseorang atau golongan.

6
2.3 Sifat Bahasa Baku
Dalam penggunaannya bahasa baku memiliki tiga sifat utama yaitu:
a. Kemantapan yang Dinamis
Diwujudkan melalui kaidah dan aturan kebahasaan yang bersifat
tetap.
b. Cendekia
Kecendekiaan bahasa terwujud melalui penyusunan kalimat,
paragraph, dan kesatuan bahasa yang lebih besar yang menunjukan
penalaran dan pemikiran yang logis, teratur, dan masuk akal.
c. Penyeragaman Kaidah
Ada kaidah-kaidah bahasa yang bersifat tetap, berlaku resmi untuk
kepentingan resmi dan dipahami secara sama oleh seluruh
pengguna bahasa baku.
2.4 Ciri-Ciri Bahasa Baku
Secara umum ciri-ciri bahasa baku, antara lain:
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Contoh:
Baku Tidak Baku
Saya Gue
Ayah Bokap
Merasa Ngerasa
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Contoh:
Baku Tidak Baku
Banyak guru Banyak guru-guru
Itu benar Itu adalah benar
Kesepakatan lain Dimantapin
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Contoh:

7
Baku Tidak Baku
Bagaimana Gimana
Begitu Gitu
Tidak Nggak/gak
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Contoh:
Baku Tidak Baku
Anak itu menangis Anak itu nangis
Ia mendengarkan Ia dengarkan radio
radio
Kami bermain bola di Kami main bola di
lapangan Lapangan
5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Contoh:
Baku Tidak Baku
Siapa namamu? Siapa namanya?
Dan lain sebagainya Dan sebagainya
Sehubungan dengan Sehubungan
6. Tidak mengandung makna ganda, tidak rancu
Contoh:
Baku Tidak Baku
Menghemat waktu Mempersingkat waktu
Mengatasi berbagai Mengejar ketinggalan
ketinggalan
7. Tidak mengandung arti pleonasme
Contoh:
Baku Tidak Baku
Para juri Para juri-juri
Hadirin Para hadirin
Pada zaman dahulu Pada zaman dahulu
Kala

8
8. Ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang paling sedikit
memperlihatkan ciri kedaerahan.
9. Sistem bunyinya lebih kompleks.
10. Bahasa baku cenderung juga berbeda dari bahasa non baku dalam hal
kaidah pemberian tekanan pada kata.
2.5 Cara Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dengan Baik dan Benar
Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau
yang dianggap baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar.
Dengan demikian bahasa Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa
yang mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku. Sebaliknya
pemakaian bahasa Indonesia non baku dengan benar adalah pemakaian bahasa
yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku, melainkan
kaidah gramatikal bahasa non baku.
Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar adalah
pemakaian bahasa yang sesuai dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia
baku. Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku
maupun non baku saling mendukung saling berkait. Konsep yang benar adalah
pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa.
Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita.
Oleh karena itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial,
dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh diabaikan.
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa.
Ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu: tata bahasa, pilihan kata, tanda
baca, dan ejaan. Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki
dalam penggunaan bahasa lisan dan tulisan. Pengetahuan atas tanda baca dan
ejaan harus dimiliki dalam penggunaan bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata
bahasa yang memadai, kita akan mengetaui kesulitan dalam bermain dengan
bahasa.

9
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar:
1. Tata bunyi (fonologi). Masalah lafal yang juga termasuk aspek tata
bunyi. Pelafalan yang benar adalah kompleks, transmigrasi, ekspor,
bukan komplek, tranmigrasi, ekspot.
2. Tata bahasa (kata dan kalimat) misalnya, bentuk kata yang benar
adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan
pertanggungjawabkan, bukan obah, rubah, robah, nyari, kedesak,
ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban.
3. Aspek kosa kata (termasuk istilah), kata-kata seperti bilang, kasih,
entar, dan udah lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan,
memberi, sebentar, dan sudah dalam penggunaan bahasa yang
benar. Dalam peristilahan, istilah dampak (impact), Bandar udara,
keluaran (output) dipilih sebagai istilah yang benar daripada istilah
pengaruh, pelabuhan udara, hasil.
4. Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, system,
objek, jadwal, kualitas, dll.
5. Dari segi maknanya, penggunaan bahasa yang benar bertalian
dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan
makna. Misalnya dalam bahasa ilmu tidak tepat jika digunakan
kata yang sifatnya konotatif (kiasan).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan
bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Bahasa
baku merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada
suatu negara. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat bekerja sama atau
berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk sebenarnya dapat juga
digunakan dengan cara lain misalnya: isyarat, lambing-lambang, gambar, atau
kode-kode tertentu lainnya.
Bahasa baku memiliki ciri-ciri yaitu tidak dipengaruhi bahasa daerah, tidak
dipengaruhi bahasa asing, bukan merupakan ragam bahasa percakapan. Dalam
penggunaannya bahasa baku tiga sifat utama yaitu kemantapan yang dinamis,
cendekia, dan penyeragaman akidah. Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan
baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan fungsi dan ciri kode
bahasa Indonesia baku. Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa
Indonesia baik baku saling mendukung saling berkait. Konsep yang benar adalah
pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Kita
harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh
karena itu, unsur umur, pendidikan agama, status sosial, lingkungan sosial, dan
sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh diabaikan.
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa.
Ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu: tata bahasa, pilihan kata, tanda
baca, dan ejaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. (2000). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. (2011). Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Jamilah. (2017). Penggunaan Bahasa Baku Dalam Karya Ilmiah Mahasiswa.
Jurnal Tarbiyah. 2(6). Hal : 41-51.
Kosasih, E. dan Hermawan, Wawan. (2012). Bahasa Indonesia Berbasis
Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung: Thursina.
Setiawati, Sulis. (2016). Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Dalam Pembelajaran Kosakata Baku Dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas
IV SD. Jurnal Gramatika. 2(1). Hal : 44-51.

12

Anda mungkin juga menyukai