Anda di halaman 1dari 17

PERAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Rusda Nita Nelly Manurung, M.Pd

Di Susun Oleh :
Kelompok I
1. Arum Puspito Jannati (20482014002)
2. Mhd. Aulia Riski (20482014007)
3. Sinta Ramayani (20482014015)

PRODI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AS-SYIFA KISARAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Kisaran, 03 Oktober 2021

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..


ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..………..... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………….……………….....


4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….…………………
5
1.3 Tujuan Pembahasan ………………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bahasa Indonesia ………………………………………………………...…………..


6
2.1.1 Pengertian Bahasa Indonesia ……………………………………...…………………..
6
2.1.2 Aspek Bahasa Indonesia ……………………………………………………...……….
8
2.1.3 Bahasa dan Perilaku Berbahasa ……………………………………………...………..
9
2.1.4 Fungsi Bahasa Indonesia ………………...………………………………..................
10
2.1.5 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ……………………………………………...
11
2.2 Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional ………………………...
11
2.2.1 Lambang Identitas Nasional ……………………………………………...…………..
12

iii
2.2.2 Lambang Kebanggaan Kebangsaan ……………………………………………….....
12
2.2.3 Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya …………………………
12
2.2.4 Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya ……………………………..................
12
2.3 Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kenegaraan …………………… 13
2.3.1 Bahasa Resmi Kenegaraan ……………………………………………………...……
13
2.3.2 Bahasa Pengantar dalam Pendidikan ………………………………………………...
13
2.3.3 Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional ……………………………………………
13
2.3.4 Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi ………………
14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………..……………………………………………………………... 15


3.2 Saran …………..……………………………………………………………………. 15

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………


16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang memiliki sejarah cukup panjang dalam
pembentukannya, baik lisan maupun dalam bahasa tulisnya. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa melayu yang sudah berada di Nusantara sejak zaman krajaan-krajaan di Nusantara.
Arifin (2008:5), bukti bahasa melayu digunakan dinusantara, dengan ditemukanya berbagai
batu tulis kuno di nusantara, seperti prasasti kedukan di Palembang, prasasti talang tuo di
Palembang, prasasti kota kapur di Banka Barat dan masih banyak lainya.

Pada zamanya bahasa melayu yang menjadi cikal bakal bahas Indonesia sudah
memiliki peranan dan kedudukan yang cukup penting, baik dalam pemerintahan maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya masyarakat asing yang singgah di Nusantara dengan
berbagai bentuk bahasa, maka digunakanlah bahasa melayu sebagai bahasa perhubungan. Hal
yang menjadi dasar pemilihanya karena bahasa malayu tidak mengenal tingkatan seperti
bahasa- bahasa yang lainya, sehingga mempermudah penggunanya. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa bahasa melayu yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia sudah memiliki
fungsi dan kedudukan tertentu di masyarakat.

Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat baik dalam bentuk lisan
maupun tulis sejak zaman penjajahan sampai zaman globalisasi pada saat ini. Berkembang
dari ejaan Van Ophuijsen, Soewandi, Melindo sampai Ejaan Yang Disempurnakan yang
kita pakai pada saat ini. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bahasa Indonesia terus
ditingkatkan seperti penelitian bahasa, seminar bahasa sampai dengan kongres bahasa
Indonesia yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali, hal ini membuktikan batapa pentingnya
kedudukan dan fungsi bahasa di mata pemerintahan dan masyarakat Republik Indonesia.

Berdasarkan penjelasan di atas sudah seharusnya bagi setiap warga negara Indonesia
merasa bangga dan menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan nasional kita.
Tapi kenyataan pada masa kini masih banyak kaum muda dan pelajar yang justru bangga
dengan bahasa asing yang lebih keren dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Hal ini terlihat
seringnya kaum muda dan pelajar menggunakan bahasa asing dalam pergaulan dan belajar
ketimbang menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu mencampurkan bahasa slank pada

5
bahasa Indonesia yang merusak tatanan aturan dan ajaan bahasa Indonesia yang benar,
sehingga para pelajar terbiasa salah dalam penggunaanya.

Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia tidak tertanam dalam jiwa dan raga kaum muda
dan pelajar, dikarenakan mereka tidak pernah tahu dan paham akan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia di NKRI ini. Tidak tertanamnya rasa nasionalisme terhadap bahasa
Indonesia, karena faktor lingkungan, baik tempat tinggal, tempat bersosialisasi maupun di
sekolah tidak mendukung penggunaan bahasa Indonesia secara baik. Bahasa Indonesia masih
dianggap resmi dan tidak keren di kalangan muda dan pelajar. Lingkungan tempat tinggal
indentik dengan bahasa Ibu, lingkungan sosialisasi indentik dengan bahasa prokem dan
lingkungan sekolah jarang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, membuat
bahasa Indonesia semangkin tersisihkan dimata kaum muda dan terpelajar. Persoalan-
persoalan di atas apa bila tidak cepat di atasi akan menimbulkan permasalahan yang lebih
rumit dan akan susah untuk di selesaikan, sehingga harapan untuk memajukan bahasa
Indonesia kedepanya nanti hanya tinggal harapan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian bahasa?
2. Bagaimana Fungsi dari Bahasa ?
3. Apa saja Aspek dari Bahasa ?
4. Bagaimana perilaku Berbahasa yang Baik dan Benar ?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Pengertian Bahasa
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Fungsi dan Aspek Bahasa serta Berperilaku
Bahasa yang Baik dan Benar

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BAHASA INDONESIA


Pengertian bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang dinyatakan melalui susunan
suara atau ungkapan tulis yang terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar, seperti
morfem, kata, dan kalimat.
Sedangkan dalam perspektif Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), bahasa adalah bentuk
semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan di dalam suatu konteks situasi dan
konteks kultural, yang digunakan baik secara lisan maupun secara tulis.

2.1.1 Pengertian Bahasa Indonesia

Pengertian bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang dinyatakan melalui


susunan suara atau ungkapan tulis yang terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar,
seperti morfem, kata, dan kalimat.
Sedangkan dalam perspektif Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), bahasa adalah
bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan di dalam suatu konteks situasi dan
konteks kultural, yang digunakan baik secara lisan maupun secara tulis.
Bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang dipakai oleh manusia untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Secara harafiah, bahasa diartikan sebagai sarana yang
dipakai oleh makhluk hidup untuk berkomunikasi da berinteraksi dengan makhluk lainnya.
Bahasa memang menjadi salah satu alat yang dipakai setiap orang dari berbagai belahan
dunia untuk bisa menyampaikan gagasannya kepada orang lain. Tak bisa dibayangkan
bagaimana kehidupan manusia jika tanpa bahasa. Dan bahasa berkembang secara berbeda-
beda di tiap negara.
Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki manusia
untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan
gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik.
Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000–7.000 bahasa. Namun,
perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang mungkin terjadi antara
bahasa dan dialek. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap bahasa dapat
disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai
contohnya, tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia bersifat
7
independen terhadap modalitas. Sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada
kemampuan kognitif untuk dapat mempelajari dan menggunakan sistem komunikasi yang
kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut atau
sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Semua bahasa
bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna tertentu.

Bahasa lisan dan bahasa isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang mengatur
bagaimana simbol digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau
morfem, dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan morfem
digabungkan untuk membentuk frasa dan penyebutan.
Bahasa manusia unik karena memiliki sifat-sifat produktivitas, rekursif, dan
pergeseran, dan karena secara keseluruhan bahasa manusia bergantung pula pada konvensi
serta edukasi sosial. Strukturnya yang kompleks mampu memberikan kemungkinan ekspresi
dan penggunaan yang lebih luas daripada sistem komunikasi hewan yang diketahui.
Sejak zaman hominin, bahasa diperkirakan mulai secara bertahap mengubah sistem
komunikasi antarprimata. Primata kemudian mulai memperoleh kemampuan untuk
membentuk suatu teori pikiran dan intensionalitas. Perkembangan tersebut terkadang
diperkirakan bersamaan dengan meningkatnya volume otak, dan banyak ahli bahasa
berpendapat bahwa struktur bahasa berkembang untuk melayani fungsi sosial dan
komunikatif tertentu. Bahasa diproses pada banyak lokasi yang berbeda pada otak manusia,
terutama di area Broca dan area Wernicke.
Manusia mengakuisisi bahasa lewat interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak
sudah dapat berbicara secara fasih kurang lebih pada umur tiga tahun. Penggunaan bahasa
telah berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk berkomunikasi,
bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial dan kultural, misalnya untuk menandakan identitas
suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan untuk dandanan sosial dan hiburan.
Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi sepanjang waktu, dan sejarah evolusinya dapat
direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa modern untuk menentukan sifat-sifat
mana yang harus dimiliki oleh bahasa leluhurnya supaya perubahan nantinya dapat terjadi.
Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang sama dikenal sebagai rumpun bahasa.
Bahasa yang digunakan dunia sekarang tergolong pada keluarga Indo-Eropa.
Termasuk di dalamnya adalah bahasa seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Rusia, dan Hindi;
Bahasa Sino-Tibet, yang melingkupi Bahasa Mandarin, Cantonese, dan banyak lainnya;
Rumpun bahasa Afro-Asiatik yang melingkupi Arab, Amhar, Somali, dan Hebrew; dan

8
bahasa Bantu, yang melingkupi Swahili, Zulu, Shona, dan ratusan bahasa lain yang
digunakan di Afrika. Konsensusnya adalah antara 50–90% bahasa yang digunakan sejak awal
abad ke-21 kemungkinan akan punah pada tahun 2100.

2.1.2 Aspek Bahasa Indonesia

Untuk mengutarakan apa yang ada dalam pikiran manusia itu tidak hanya semata-mata
mengandalkan ucapan verbal saja namun manusia itu juga memerlukan ucapan perkataan
yang ada dalam pikiran mereka secara non verbal. Mengenai Bahasa sendiri tentu terdapat
aspek-aspek yang melatarbelakangi yang dimana itu merupakan dasar ataupun kerangka dari
seseorang dalam berbahasa.

a.  Tata Bahasa (Pembentukan Frasa)


Dalam aspek Bahasa bagian yang dikategorikan sebagai hal yang paling penting adalah
tata Bahasa. Tata Bahasa sendiri dimaknai dengan suatu gabungan kata-kata yang kemudia
dibentuk dalam satu kalimat namun dalam kalimat tersebut terdapat makna yang menunjukan
apa yang ingin disampaikan kita kepada seseorang ataupun apa yang ada dalam pikiran orang
lain untuk disampaikan kepada kita. Dalam aspek tata Bahasa ini anak dapat
mengembangkan diri untuk memgembangkan kemampuan dalam menuturkan kata ataupun
menulis suatu kata yang tentunya akan semakin banyak pada tiap harinya.

b.  Makna (Penggunaan kata-kata dan morfem).


Mengenai makna (penggunaan kata-kata dan morfem) dimaknai dengan suatu
pemahaman yang berhubungan dengan pengetahuan konseptual. Yang dimaksud dengan
hubungan seperti ini adalah merupakan focus dari aspek ini yakni untuk diperhatikan karena
apabila anak telah mampu membuat bunyi-bunyi ataupun symbol-simbol mengenai Bahasa.
Perlu kita orang dewasa ketahui bahwasannya Ketika anak membuat bunyi-bunyian tentu saja
itu anak memiliki maksud. Terkadang kita sebagai orang dewasa Ketika melihat anak seperti
itu kita menganggap anak hanya sedang bermain-main saja. Dengan bunyi-bunyi tersebut
sebenarnya anak sedang memekspresikan bagaimana bentuk Bahasa, yang dimana dari setiap
bunyi itu memiliki makna tersendiri yang ingin anak sampikan kepda kita orang dewasa.
Sebagai tambahan yang tentunya akan bermanfaat bagi kita, apalagi kita sebagai orang
dewasa yang tentunya akan menjadi ibu ataupun bapak nantinya teman-teman semua

9
beruntung karena disini kita akan tahu beberapa bentuk pemaknaan mengenai hasil produksi
bahasa yaitu bentuk penyempitan untuk makna yang dimana hal ini terjadi Ketika seorang
anak yang sedang dalam pembelajaran suatau bahasa mengenai kata-kata pada suatu bahasa
hendak melabelkan suatu nama mengenai hal yang sudah ia pelajari, perluasan ataupun
generalisasi yang berlebih, pengelompokan dari kata.
c.  Bunyi (Memproduksi Fonem).

Dalam kajian kebahasaan fonem memiliki makna sebagai suatu system bunyi yang
membentuk sesuatu yang terdapat makna atau arti dibalik bunyi tersebut. Aspek ini menjadi
hal yang sangat diperhatikan dalam dunia perkembangan dan juga pembelajaran bagi anak
usia dini karena aspek bunyi ini sangat nampak pada anak bahkan pada saat anak masih
berusia 0 tahun sampai dengan 1 tahun.  Aspek bunyi ini juga dianggap sebagai tahap awal
anak dalam memproduksi bahasa, maka dari itu bunyi merupakan bagian yang penting dalam
aspek bahasa.

2.1.3 Bahasa dan Perilaku Berbahasa

Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3) pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan
perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya. Menurut Harun
Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas
dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
Perilaku berbahasa adalah sikap mental seseorang dalam memilih dan menggunakan
bahasa. Pada dasarnya seseorang bebas memilih bahasa dan bebas pula menggunakan bahasa
itu. Kebebasan ini merupakan bagian tertentu dari hak asasi manusia. Meskipun seseorang
bebas memilih dan menggunakan bahasa, tetapi ternyata banyak faktor yang membatasi
seseorang dalam memilih dan menggunakan bahasa tersebut.
Wujud perilaku berbahasa dan faktor yang melatarbelakangi sikap bahasa
mencerminkan sikap bahasa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) menganalisis perilaku
berbahasa pengembang perumahan, pengelola hotel, dan pengelola toko dan (2)
mengevaluasi kecenderungan sikap bahasa pengusaha ke arah tertentu. Penelitian ini
menggunakan teori sosiolinguistik, sikap bahasa, bahasa bisnis, pedoman pengindonesiaan
kata dan istilah asing, dan cara penggunaan istilah asing. Hasil penelitian ialah (1) wujud
perilaku berbahasa pengembang perumahan, pengelola hotel, dan pengelola toko dikonstruksi
tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif dan (2)

10
kecenderungan sikap bahasa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
berupa identitas dan prestise, sementara itu, faktor eksternal berupa kebutuhan penamaan
menyesuaikan lokasi. Temuan penting dari penelitian ini ialah wujud perilaku berbahasa dan
faktor yang melatarbelakangi sikap bahasa mempengaruhi sikap bahasa pengembang
perumahan, pengelola hotel, dan pengelola toko. Hasil penelitian bermanfaat untuk
menambah khazanah ilmu sosiolinguistik terutama yang berkaitan dengan sikap bahasa.

2.1.4 Fungsi Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa meliputi komunikasi, ekspresi identitas, permainan, ekspresi imajinatif,


dan pelepasan emosi.
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial. Selain itu, menurut
Matthiessen, bahasa memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi ideasional, fungsi
interpersonal, dan fungsi tekstual.
Fungsi ideasional
Di bawah fungsi ideasional, bahasa digunakan untuk mengungkapkan realitas fisik-
biologis serta berkenaan dengan interpretasi dan representasi pengalaman.
Fungsi interpersonal
Di bawah fungsi interpersonal, bahasa digunakan untuk mengungkapkan realitas sosial
dan berkenaan dengan interaksi antara penutur/penulis dan pendengar/pembaca.
Fungsi tekstual
Di bawah fungsi tekstual, bahasa digunakan untuk mengungkapkan realitas semiotis atau
realitas simbol dan berkenaan dengan cara penciptaan teks dalam konteks.

Sejalan dengan pengertiannya, bahasa memiliki manfaat yang didapat oleh manusia. Di
antaranya: Bahasa resmi suatu negara Beberapa negara memiliki banyak bahasa daerah, salah
satunya Indonesia. Hal ini karena suku di Indonesia beragam. Sehingga bahasa resmi
dibutuhkan untuk mempersatukan masyarakat dari berbagai suku, yaitu Bahasa Indonesia.
Alat pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan Untuk mengembangkan kebudayaan
yang ada di sebuah negara, dibutuhkan bahasa. Sehingga komunikasi antar individu maupun
kelompok bisa tercapai dengan maksimal. Pengantar dunia pendidikan Dengan bahasa
maupun bahasa resmi maka banyak manusia yang mengerti dan paham. Khususnya
menyangkut dunia pendidikan. Dengan penyampaian menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti maka ilmu pendidikan bisa diterima dengan baik.

11
2.1.5 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi. Tentu terasa
janggal ketika petugas pembawa bendera berkata, “Nih, benderanya. Kibarin, gih!” kepada
petugas pengibar bendera merah putih. Ragam nonformal tidak cocok untuk digunakan dalam
suasana yang takzim. Sebaliknya, saat sedang bercengkerama bersama teman dekat di sebuah
kedai kopi, sepertinya tidak mungkin kita berkata, “Hai, apakah Anda sudah memesan
secangkir kopi hitam dengan sedikit gula?”
Bahasa yang benar adalah bahasa yang mematuhi kaidah atau aturan. Dalam tulisan,
misalnya, kita perlu memperhatikan ejaan yang baku: telanjur atau terlanjur? Selain itu,
kalimat “Ibu saya makan, ya” tentu tidak sama dengan “Ibu, saya makan, ya”. Tanpa tanda
koma, sebuah kalimat dapat memiliki pemaknaan yang berbeda.

2.2 KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL

Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia di
antaranya adalah untuk mempererat hubungan antar suku di Indonesia. Fungsi ini sebelumnya
sudah ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’, ‘menghargai’, dan
‘menaati’ (nasihat, perintah, dan sebaginya.). Ikrar ketiga dalam Sumpah Pemuda tersebut
menegaskan bahwa para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa
Indonesia.

Pernyataan itu tidak saja merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi merupakan
pernyatakan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia, menjunjung
tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Ini berarti pula bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional yang kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa
daerah.

12
2.2.1 Lambang Identitas Nasional

Bahasa Indonesia fungsinya sebagai Indentitas Nasional, yang mengarah pada


penghargaan terhadap Bahasa Indonesia selain bendera dan lambang negara. Di dalam
fungsinya bahasa Indonesia tentulah harus memiliki indentitasnya sendiri, sehingga serasi
dengan lambang kebangsaan yang lain. Bahasa Indonesia memiliki indentitasnya hanya
apabila masyarakat pemakainya terutama kaum muda dan pelajar membina dan
mengembangkanya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain.

2.2.2 Lambang Kebanggaan Kebangsaan

Di dalam fungsinya sebagai Lambang Kebangaan Kebangsaan, Bahasa Indonesia


mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Atas dasar
kebangaan ini, bahasa Indonesia harus terus dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa
kebanggan pemakainya senantiasa kita bina.

2.2.3 Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya

Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan nasional. Berkat
adanya Bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian
rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial
budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan. Masyarakat dapat
berpergian ke seluruh plosok tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai
satusatunya alat komunikasi.

2.2.4 Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya

Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu suku, budaya dan bahasa


maksudnya, bahasa Indonesia memungkinkan keserasian di antara
suku-suku, budaya dan bahasa di Nusantara, tanpa harus menghilangkan indentitas kesukuan
dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang Bahasa daerah yang
bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu

13
masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas
kepentinggan daerah atau golongan.

2.3 KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KENEGARAAN

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dikukuhkan sehari setelah


kemerdekaan RI atau seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945. Bab XV
Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa negara, fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa dalam
penyelenggaraan administrasi negara, seperti dalam penyelenggaraan pendidikan dan
sebagainya.

2.3.1 Bahasa Resmi Kenegaraan

Maksud dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan,


bahwa bahasa Indonesia dipakai di dalam kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan seperti
upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk
tulisan. Salah satu kegiatan tersebut adalah penulisan dokumen dan putusan-putusan serta
surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainya, serta
pidatopidato kenegaraan.

2.3.2 Bahasa Pengantar Dalam Pendidikan

Bahasa Indonesia memiliki fungsi fital di dunia pendidikan di nusantara ini, mulai dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali pada
daerah-daerah tertentu yang masih menggunakan bahasa daerah sebagai
bahasa pengantarnya seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali dan Makasar, akan
tetapi hanya sampai tahun ke tiga pendidikan Sekolah Dasar.

2.3.3 Alat Perhubungan Pada Tingkat Nasional

Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat
komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas,
bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah, dan antarsuku,
melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat
yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.

14
2.3.4 Alat Pegembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Di dalam hubungan ini, Bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat


yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian
rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan indentitasnya sendiri, yang
membedakanya dengan kebudayaan daerah.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Bahasa Indonesia memiliki fungsi dalam segala bidang, baik sosial, budaya, pendidikan
dan Ilmu Pengetahuan. Peranan bahasa Indonesia sebagai pengatar dan penghubung di
masyarakat sangat penting, sehingga masyarakat kita mampu mengembangkan pemikiran dan
ide-ide dengan baik.
Bahasa Indonesia dalam kenyataannya sekarang ini mulai redup di dalam jiwa kaum
muda dan pelajar. Hal ini terlihat kenyataan di masyarakat, dimana mereka lebih bangga dan
senang apa bila mampu berbahasa asing ketimbang menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia di campur-campur sehingga tatanan atau Ejaan Yang Disempurnakan tidak
diindahkan lagi, yang mengarah tidak sesuainya lagi tatanan itu. Di lingkungan keluarga,
orang tua sudah membiasakan anak- anak untuk menggunakan bahasa asing karena bahasa
asing dianggap penting di dunia pendidikan nantinya, sehingga tidak jarang remaja sekarang
engan lagi berbahasa Indonesia. Jadi dapat disimpulkan sekarang Indonesia mengalami
darurat atau krisisnya jiwa nasionalisme terhadap bahasa Indonesia.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang inggin penulis sampaikan
diantaranya:
Pertama: Sebagai kaum muda dan pelajar harus terus membekali diri dengan kemampuan-
kemampuan yang bermanfaat, terutama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua: Kaum Muda dan Pelajar harus terus bangga menggunakan bahasa Indonesia dan tidak
terus mengelu- elukan bahasa asing, karena dengan bangga terhadap bahasa Indonesia berarti
kita ikut berperan mengembangkan dan mempertahankan salah satu jati diri NKRI.
Ketiga: Pembaca, harus mampu menjaga, mengembangkan dan mempertahankan bahasa
kebanggaan kita yaitu bahasa Indonesia dengan jiwa dan raga yang kita miliki.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alek, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.

Alwi, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, dkk. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AKAPRESS.

Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan di PT. Jakarta: Grasindo.

17

Anda mungkin juga menyukai