Di Susun Oleh :
Kelompok I
1. Arum Puspito Jannati (20482014002)
2. Mhd. Aulia Riski (20482014007)
3. Sinta Ramayani (20482014015)
Puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
2.2.2 Lambang Kebanggaan Kebangsaan ……………………………………………….....
12
2.2.3 Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, Antarbudaya …………………………
12
2.2.4 Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya ……………………………..................
12
2.3 Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kenegaraan …………………… 13
2.3.1 Bahasa Resmi Kenegaraan ……………………………………………………...……
13
2.3.2 Bahasa Pengantar dalam Pendidikan ………………………………………………...
13
2.3.3 Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional ……………………………………………
13
2.3.4 Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi ………………
14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada zamanya bahasa melayu yang menjadi cikal bakal bahas Indonesia sudah
memiliki peranan dan kedudukan yang cukup penting, baik dalam pemerintahan maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya masyarakat asing yang singgah di Nusantara dengan
berbagai bentuk bahasa, maka digunakanlah bahasa melayu sebagai bahasa perhubungan. Hal
yang menjadi dasar pemilihanya karena bahasa malayu tidak mengenal tingkatan seperti
bahasa- bahasa yang lainya, sehingga mempermudah penggunanya. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa bahasa melayu yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia sudah memiliki
fungsi dan kedudukan tertentu di masyarakat.
Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat baik dalam bentuk lisan
maupun tulis sejak zaman penjajahan sampai zaman globalisasi pada saat ini. Berkembang
dari ejaan Van Ophuijsen, Soewandi, Melindo sampai Ejaan Yang Disempurnakan yang
kita pakai pada saat ini. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bahasa Indonesia terus
ditingkatkan seperti penelitian bahasa, seminar bahasa sampai dengan kongres bahasa
Indonesia yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali, hal ini membuktikan batapa pentingnya
kedudukan dan fungsi bahasa di mata pemerintahan dan masyarakat Republik Indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas sudah seharusnya bagi setiap warga negara Indonesia
merasa bangga dan menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan nasional kita.
Tapi kenyataan pada masa kini masih banyak kaum muda dan pelajar yang justru bangga
dengan bahasa asing yang lebih keren dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Hal ini terlihat
seringnya kaum muda dan pelajar menggunakan bahasa asing dalam pergaulan dan belajar
ketimbang menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu mencampurkan bahasa slank pada
5
bahasa Indonesia yang merusak tatanan aturan dan ajaan bahasa Indonesia yang benar,
sehingga para pelajar terbiasa salah dalam penggunaanya.
Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia tidak tertanam dalam jiwa dan raga kaum muda
dan pelajar, dikarenakan mereka tidak pernah tahu dan paham akan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia di NKRI ini. Tidak tertanamnya rasa nasionalisme terhadap bahasa
Indonesia, karena faktor lingkungan, baik tempat tinggal, tempat bersosialisasi maupun di
sekolah tidak mendukung penggunaan bahasa Indonesia secara baik. Bahasa Indonesia masih
dianggap resmi dan tidak keren di kalangan muda dan pelajar. Lingkungan tempat tinggal
indentik dengan bahasa Ibu, lingkungan sosialisasi indentik dengan bahasa prokem dan
lingkungan sekolah jarang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, membuat
bahasa Indonesia semangkin tersisihkan dimata kaum muda dan terpelajar. Persoalan-
persoalan di atas apa bila tidak cepat di atasi akan menimbulkan permasalahan yang lebih
rumit dan akan susah untuk di selesaikan, sehingga harapan untuk memajukan bahasa
Indonesia kedepanya nanti hanya tinggal harapan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa lisan dan bahasa isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang mengatur
bagaimana simbol digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau
morfem, dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan morfem
digabungkan untuk membentuk frasa dan penyebutan.
Bahasa manusia unik karena memiliki sifat-sifat produktivitas, rekursif, dan
pergeseran, dan karena secara keseluruhan bahasa manusia bergantung pula pada konvensi
serta edukasi sosial. Strukturnya yang kompleks mampu memberikan kemungkinan ekspresi
dan penggunaan yang lebih luas daripada sistem komunikasi hewan yang diketahui.
Sejak zaman hominin, bahasa diperkirakan mulai secara bertahap mengubah sistem
komunikasi antarprimata. Primata kemudian mulai memperoleh kemampuan untuk
membentuk suatu teori pikiran dan intensionalitas. Perkembangan tersebut terkadang
diperkirakan bersamaan dengan meningkatnya volume otak, dan banyak ahli bahasa
berpendapat bahwa struktur bahasa berkembang untuk melayani fungsi sosial dan
komunikatif tertentu. Bahasa diproses pada banyak lokasi yang berbeda pada otak manusia,
terutama di area Broca dan area Wernicke.
Manusia mengakuisisi bahasa lewat interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak
sudah dapat berbicara secara fasih kurang lebih pada umur tiga tahun. Penggunaan bahasa
telah berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk berkomunikasi,
bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial dan kultural, misalnya untuk menandakan identitas
suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan untuk dandanan sosial dan hiburan.
Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi sepanjang waktu, dan sejarah evolusinya dapat
direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa modern untuk menentukan sifat-sifat
mana yang harus dimiliki oleh bahasa leluhurnya supaya perubahan nantinya dapat terjadi.
Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang sama dikenal sebagai rumpun bahasa.
Bahasa yang digunakan dunia sekarang tergolong pada keluarga Indo-Eropa.
Termasuk di dalamnya adalah bahasa seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Rusia, dan Hindi;
Bahasa Sino-Tibet, yang melingkupi Bahasa Mandarin, Cantonese, dan banyak lainnya;
Rumpun bahasa Afro-Asiatik yang melingkupi Arab, Amhar, Somali, dan Hebrew; dan
8
bahasa Bantu, yang melingkupi Swahili, Zulu, Shona, dan ratusan bahasa lain yang
digunakan di Afrika. Konsensusnya adalah antara 50–90% bahasa yang digunakan sejak awal
abad ke-21 kemungkinan akan punah pada tahun 2100.
Untuk mengutarakan apa yang ada dalam pikiran manusia itu tidak hanya semata-mata
mengandalkan ucapan verbal saja namun manusia itu juga memerlukan ucapan perkataan
yang ada dalam pikiran mereka secara non verbal. Mengenai Bahasa sendiri tentu terdapat
aspek-aspek yang melatarbelakangi yang dimana itu merupakan dasar ataupun kerangka dari
seseorang dalam berbahasa.
9
beruntung karena disini kita akan tahu beberapa bentuk pemaknaan mengenai hasil produksi
bahasa yaitu bentuk penyempitan untuk makna yang dimana hal ini terjadi Ketika seorang
anak yang sedang dalam pembelajaran suatau bahasa mengenai kata-kata pada suatu bahasa
hendak melabelkan suatu nama mengenai hal yang sudah ia pelajari, perluasan ataupun
generalisasi yang berlebih, pengelompokan dari kata.
c. Bunyi (Memproduksi Fonem).
Dalam kajian kebahasaan fonem memiliki makna sebagai suatu system bunyi yang
membentuk sesuatu yang terdapat makna atau arti dibalik bunyi tersebut. Aspek ini menjadi
hal yang sangat diperhatikan dalam dunia perkembangan dan juga pembelajaran bagi anak
usia dini karena aspek bunyi ini sangat nampak pada anak bahkan pada saat anak masih
berusia 0 tahun sampai dengan 1 tahun. Aspek bunyi ini juga dianggap sebagai tahap awal
anak dalam memproduksi bahasa, maka dari itu bunyi merupakan bagian yang penting dalam
aspek bahasa.
Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3) pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan
perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya. Menurut Harun
Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas
dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
Perilaku berbahasa adalah sikap mental seseorang dalam memilih dan menggunakan
bahasa. Pada dasarnya seseorang bebas memilih bahasa dan bebas pula menggunakan bahasa
itu. Kebebasan ini merupakan bagian tertentu dari hak asasi manusia. Meskipun seseorang
bebas memilih dan menggunakan bahasa, tetapi ternyata banyak faktor yang membatasi
seseorang dalam memilih dan menggunakan bahasa tersebut.
Wujud perilaku berbahasa dan faktor yang melatarbelakangi sikap bahasa
mencerminkan sikap bahasa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) menganalisis perilaku
berbahasa pengembang perumahan, pengelola hotel, dan pengelola toko dan (2)
mengevaluasi kecenderungan sikap bahasa pengusaha ke arah tertentu. Penelitian ini
menggunakan teori sosiolinguistik, sikap bahasa, bahasa bisnis, pedoman pengindonesiaan
kata dan istilah asing, dan cara penggunaan istilah asing. Hasil penelitian ialah (1) wujud
perilaku berbahasa pengembang perumahan, pengelola hotel, dan pengelola toko dikonstruksi
tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif dan (2)
10
kecenderungan sikap bahasa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
berupa identitas dan prestise, sementara itu, faktor eksternal berupa kebutuhan penamaan
menyesuaikan lokasi. Temuan penting dari penelitian ini ialah wujud perilaku berbahasa dan
faktor yang melatarbelakangi sikap bahasa mempengaruhi sikap bahasa pengembang
perumahan, pengelola hotel, dan pengelola toko. Hasil penelitian bermanfaat untuk
menambah khazanah ilmu sosiolinguistik terutama yang berkaitan dengan sikap bahasa.
Sejalan dengan pengertiannya, bahasa memiliki manfaat yang didapat oleh manusia. Di
antaranya: Bahasa resmi suatu negara Beberapa negara memiliki banyak bahasa daerah, salah
satunya Indonesia. Hal ini karena suku di Indonesia beragam. Sehingga bahasa resmi
dibutuhkan untuk mempersatukan masyarakat dari berbagai suku, yaitu Bahasa Indonesia.
Alat pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan Untuk mengembangkan kebudayaan
yang ada di sebuah negara, dibutuhkan bahasa. Sehingga komunikasi antar individu maupun
kelompok bisa tercapai dengan maksimal. Pengantar dunia pendidikan Dengan bahasa
maupun bahasa resmi maka banyak manusia yang mengerti dan paham. Khususnya
menyangkut dunia pendidikan. Dengan penyampaian menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti maka ilmu pendidikan bisa diterima dengan baik.
11
2.1.5 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi. Tentu terasa
janggal ketika petugas pembawa bendera berkata, “Nih, benderanya. Kibarin, gih!” kepada
petugas pengibar bendera merah putih. Ragam nonformal tidak cocok untuk digunakan dalam
suasana yang takzim. Sebaliknya, saat sedang bercengkerama bersama teman dekat di sebuah
kedai kopi, sepertinya tidak mungkin kita berkata, “Hai, apakah Anda sudah memesan
secangkir kopi hitam dengan sedikit gula?”
Bahasa yang benar adalah bahasa yang mematuhi kaidah atau aturan. Dalam tulisan,
misalnya, kita perlu memperhatikan ejaan yang baku: telanjur atau terlanjur? Selain itu,
kalimat “Ibu saya makan, ya” tentu tidak sama dengan “Ibu, saya makan, ya”. Tanpa tanda
koma, sebuah kalimat dapat memiliki pemaknaan yang berbeda.
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia di
antaranya adalah untuk mempererat hubungan antar suku di Indonesia. Fungsi ini sebelumnya
sudah ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’, ‘menghargai’, dan
‘menaati’ (nasihat, perintah, dan sebaginya.). Ikrar ketiga dalam Sumpah Pemuda tersebut
menegaskan bahwa para pemuda bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa
Indonesia.
Pernyataan itu tidak saja merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi merupakan
pernyatakan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia, menjunjung
tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Ini berarti pula bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional yang kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa
daerah.
12
2.2.1 Lambang Identitas Nasional
Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan nasional. Berkat
adanya Bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian
rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial
budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan. Masyarakat dapat
berpergian ke seluruh plosok tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai
satusatunya alat komunikasi.
13
masyarakat dapat meletakkan kepentingan nasional jauh di atas
kepentinggan daerah atau golongan.
Bahasa Indonesia memiliki fungsi fital di dunia pendidikan di nusantara ini, mulai dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali pada
daerah-daerah tertentu yang masih menggunakan bahasa daerah sebagai
bahasa pengantarnya seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali dan Makasar, akan
tetapi hanya sampai tahun ke tiga pendidikan Sekolah Dasar.
Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat
komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas,
bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah, dan antarsuku,
melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat
yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
14
2.3.4 Alat Pegembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Bahasa Indonesia memiliki fungsi dalam segala bidang, baik sosial, budaya, pendidikan
dan Ilmu Pengetahuan. Peranan bahasa Indonesia sebagai pengatar dan penghubung di
masyarakat sangat penting, sehingga masyarakat kita mampu mengembangkan pemikiran dan
ide-ide dengan baik.
Bahasa Indonesia dalam kenyataannya sekarang ini mulai redup di dalam jiwa kaum
muda dan pelajar. Hal ini terlihat kenyataan di masyarakat, dimana mereka lebih bangga dan
senang apa bila mampu berbahasa asing ketimbang menggunakan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia di campur-campur sehingga tatanan atau Ejaan Yang Disempurnakan tidak
diindahkan lagi, yang mengarah tidak sesuainya lagi tatanan itu. Di lingkungan keluarga,
orang tua sudah membiasakan anak- anak untuk menggunakan bahasa asing karena bahasa
asing dianggap penting di dunia pendidikan nantinya, sehingga tidak jarang remaja sekarang
engan lagi berbahasa Indonesia. Jadi dapat disimpulkan sekarang Indonesia mengalami
darurat atau krisisnya jiwa nasionalisme terhadap bahasa Indonesia.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang inggin penulis sampaikan
diantaranya:
Pertama: Sebagai kaum muda dan pelajar harus terus membekali diri dengan kemampuan-
kemampuan yang bermanfaat, terutama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua: Kaum Muda dan Pelajar harus terus bangga menggunakan bahasa Indonesia dan tidak
terus mengelu- elukan bahasa asing, karena dengan bangga terhadap bahasa Indonesia berarti
kita ikut berperan mengembangkan dan mempertahankan salah satu jati diri NKRI.
Ketiga: Pembaca, harus mampu menjaga, mengembangkan dan mempertahankan bahasa
kebanggaan kita yaitu bahasa Indonesia dengan jiwa dan raga yang kita miliki.
16
DAFTAR PUSTAKA
Alek, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.
Alwi, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan di PT. Jakarta: Grasindo.
17