KELOMPOK 1
ANGGOTA:
1. Munawaroh (21040038)
2. Rina Ardiana ( 20140043)
3. Nadya Putri Wulan Dary (21040065)
4. M. Habibur Rahmanudin (21040075)
5. Annisa Aprilia (21040136)
6. Rendy Andika (21040053)
7. Nopianto (21040093)
8. M. Thoriq (21040057)
9. Rahma Daniarti (21040041)
10. Bentar Arya Sabastian (21040100)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini bisa dapat tersusun dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang bekontribusi yang meluangkan waktu, tenaga, dan
pikirannya untuk menyusun makalah ini
.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi mahasiswa dan si pembaca.sebagai sumber informasi dan bahan
pembelajaran tentang Bahasa Indonesia ragam lisan fungsional bentuk dan pilihan kata.
Bahkan kami sangat berharap agar makalah ini pembaca bisa mempraktekan di
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun sangat merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi membangun kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
LATAR BELAKANG....................................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................................5
TUJUAN MASALAH...................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
1.2 PENGERTIAN DAN RAGAM BAHASA LISAN.......................................................................................6
2.2 FUNGSI BAHASA INDONESIA DAN RAGAM BAHASA..........................................................................6
3.2 MACAM-MACAM RAGAM BAHASA...................................................................................................7
4.2 RAGAM KATA BAKU DAN TIDAK BAKU............................................................................................10
Ragam Bahasa dari segi gramatikal.......................................................................................................12
5.3 Kelayakan Ragam Bahasa Dari Segi Stilistik adalah.........................................................................13
5.4 Ketetapan pemakaian kata menurut para ahli................................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................16
3.1 Simpulan..........................................................................................................................................16
3.2 saran................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................17
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia ini adalah pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang Sekolah
Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Hal itu dikarenakan Bahasa Indonesia
merupakan Bahasa Nasional sekaligus Bahasa Negara di Indonesia. Menurut
( Muslich,2009:108), menyatakan bahwa sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia
berfungsi sebagai : lambang kebanggan nasional, lambang identitas nasional. Alat
pemersatu bangsa, dan sebagai alat perhubungan antar budaya atau daerah.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia sebagai
Bahasa nasional di Indonesia memiiki fungsi yang beragam, diantaranya adalah
sebagai lambang kebanggaan nasional karena dipakai secara luas dan sangat
dijunjung tinggi. Sebagai lambang identitas nasional,alat untuk mempersatukan seluruh
bangsa dan sebagai alat penghubung antar budaya atau daerah karena Bahasa
Indonesia dapat dipakai oleh suku – suku bangsa yang berbeda bahasanya sehingga
mereka dapat saling berhubungan.
5
Untuk meningkatkan mutu dalam penggunaan Bahasa Indonesia, pengajarannya
dilakukan mulai sejak dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan
sebagai landasan atau dasar Pendidikan ke dalam jenjang yang lebih tinggi.
Penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diketahui dari keterampilan
berbahasa yang terdiri dari keterampilan membaca,menulis,berbicara dan
mendengarkan (Muclish, 2009:109 ). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diketahui dari
keterampilan berbahasa tersebut.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas. Maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Bahasa dan lisan.
2. Fungsi ragam lisan, bentuk dan pilihan kata.
3. Macam-macam ragam Bahasa.
4. Ragam Bahasa baku dan tidak baku.
5. Ragam Bahasa yang baik dan benar.
TUJUAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini tujuan masalah
adalah :
1. Mendeskripsikan pengertian Bahasa dan lisan.
2. Mendeskripsikan fungsi ragam lisan bentuk fungsional dan pilihan kata.
3. Mendeskripsikan dan memberikan contoh ragam Bahasa.
4. Mendeskripsikan dan memberikan contoh Bahasa baku dan tidak baku.
5. Mendeskripsikan Bahasa yang baik dan benar.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian
rupa sehingga tidak tergantung pada unsur- unsur Bahasa lain
A. Ragam Bahasa diliat dari cara penuturan berdasarkan cara pandang penutus,
ragam Bahasa dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1. Ragam Dialek
2. Ragam Terpelajar
8
yang harus dipahami dipahami oelh mahasiswa asing sehingga tidak terjadi kesalahan
pemakaiaqn Bahasa.
3. Ragam Resmi
Ragam resmi adalah Bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. Seperti
pertemuan-pertemuan, peraturan – peraturan , dan perundang-undangan.Contohnya: “
masyarakat diwajibkan membayar pajak yang sudah ditentukan dengan pemerintah.”
Ragam Bahasa menurut dendy sugono (1999) Sehubungan dengan pemakaian
Bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, disekolah, dikantor, ataupun dalam
pertemuan resmi digunakan Bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi tak resmi seperti
dirumah, di taman, ataupun di pasar, kita tidak dituntut menggunakan Bahasa baku.
Adalah ragam Bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, seperti dalam
pergaulan,atau percakapan pribadi. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu Bahasa,
berarti semakin resmi Bahasa yang digunakan. Sebaliknya,semakin rendah tingkat
keformalannya, semakin rendah tingkat kebakuan Bahasa yang digunakan
( sugono:1998: 12-13).
9
Bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi tak resmi seperti dirumah, di
taman, ataupun di pasar, kita tidak dituntut menggunakan Bahasa baku.
Ragam Bahasa menurut mustakim ( (1994:20) membagi ragam Bahasa
menjadi tiga yaitu ragam Bahasa jika dilihat dari segi sarana,situasi,dan
bidang pemakaian Bahasa yang berbeda. Dilihat dari sarana
pemakaiannya, ragam Bahasa dapat dibedakan menjadi ragam Bahasa
dan tulis.
Ragam Bahasa menurut saddhoso,k (2012) menyatakan aspek konteks
budaya juga harus diberikan karena dalam masyarakat terdapat ragam
formal dan percakapan yang harus dipahami dipahami oelh mahasiswa
asing sehingga tidak terjadi kesalahan pemakaiaqn Bahasa.
Ragam Bahasa menurut sugihaatuti (2005:127-130) ragam Bahasa dapat
dibagi berdasarkan fungsi dan situasi yang berbeda, ragam tersebut dapat
dilihat dari segi pembicara/penulis dan pemakaianya.
C. Ragam Bahasa dilihat dari cara berkomunikasi Dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Ragam lisan
Adalah suatu ragam Bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap ( organ of speech )
2. Ragam tulis
10
Ragam Bahasa peraturan perundang-undangan, UU Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan, (UU No. 12 Tahun 2011) Lampiran 2
disebutkan sebagai berikut. Bahasa peraturan perundang-undangan pada
dasarnya tunduk pada kaidah tata Bahasa Indonesia, baik yang
menyangkut pembentukan kata, penyusunan kalimat,Teknik penulisan
maupun pengejaannya,namun Bahasa perundang-undangan mempunyai
corak tersendiri yang bercirikan kejernihan atau
kejelasan,pengertian,kelugasan,kesererasian dan ketataan sesuai dengan
kebutuhan hukum baik dalam perumusan maupun cara penulisannya.
1. Ragam sosial
Yaitu ragam Bahasa yang Sebagian norma dan kaidahnya didasarkan
atas kesepakatan bersaama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil
dalam masyarakat.
2. Ragam fungsional
Adalah ragam Bahasa yang dikaitkan dengan profesi,
Lembaga,lingkungan kerja,atau kegiatan tertentu lainnya.
11
3. Ragam jurnalistik
Adalah ragam Bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat-kerabatan
(dunia pers= media masa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut,
Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media
massa.
4. Ragam sastra
Ialah Bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan ) dan
pikiran. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan
kesenian,disamping sebagai alat komunikasi
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai aturan atau kaidah berbahasa
Indonesia yang sudah ditentukan sebelumnya. Kata baku juga merupakan kata yang
penggunaannya sudah sesuai ejaan dan aturan pedoman Bahasa yang Indonesia yang
baik dan benar, yang bersumber pada kamus Bahasa besar Indonesia (KBBI).
Selain itu, penggunaan kata baku dapat dililhat dari penggunaannya yang sudah
sesuai EYD (Ejaan Yang Sudah Disempurnakan). Penggunaan kata baku ini biasanya
digunakan untuk pengungkapan Bahasa yang bersifat resmi,dalam bentuk surat
maupun naskah pidato. Menurut Kokasi dan hermawan (2012), kata baku merupakan
pengucapan atau cara penulisan kata yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang
dibekukan. Aturan standar itu dapat berupa EYD, Kamus Umum, ataupun tata Bahasa
baku.
Kata tidak baku merupakan kebalikan dari kata baku yang penggunaannya tidak
sesuai dan aturan dan kaidah berbahasa Indonesia yang sudah ditentukan
sebelumnya. Ketidak bakuan sebuah Bahasa tidak hanya ditentukan dengan penulisan
12
yang tidak sesuai pedoman, namun juga bisa terjadi karena salah penulisan,
pengucapan yang salah, dan susunan kalimat yang tidak sesuai. Kalimat tidak baku
lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari karena terkesan lebih santai dan
tidak kaku kata tidak baku juga dapat digunakan saat berdiskusi membahas suatu hal
Bersama teman atau keluarganya.
13
Pemakaian imbuhan pada kata bersifat eksplisit
14
C) Ciri – ciri kata tidak baku
A. verba transitip
15
verba transitip adalah kata yang memiliki objek untuk memperjelas atau sebagai
pelengkap suatu verba tersebut. Contohnya ‘ saya memakan sebuah apel”.
B. Verba taktransitif
Verba taktransitif adalah verba yang tidak memerlukan objek sama sekali setelah
verba. Pada verba taktransitif, pelengkap bisa terletak setelah verba. Contoh “dia
bernyanyi di depan kelas “
C. Berproposi merupakan kata- kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina
dengan verba di dalam satu klausa. Contohnya : “disana”, “ke rumah “
Stlilistika atau ilmu gaya Bahasa merupakan cabang ilmu linguinstik yang
menfokuskan diri pada analysis gaya Bahasa. Stlilistika sendiri diambil dari kata Bahasa
Inggris yakni style atau gaya dalam Bahasa Indonesia.
Kajian mengenai gaya Bahasa dapat mencakup gaya Bahasa lisan, tetapi stilistika
cenderung melakukan kajian Bahasa tulis termasuk karya sastra
16
demikian, apapun dipaparkan pengarang dalam karya sastranya kemudian ditafsirkan
oleh pembaca, selalu berkaitan dengan Bahasa.
Seperti kita ketahui bahwa karya sastra yang berkembang di Indonesia cukup
banyak. Maka, makna karya sastra tidak dapat terlepas dari pemakaian gaya Bahasa
di dalamnya (Pradopo, 1994: 46). Oleh karena itu, stilistika, studi tentang gaya yang
meliputi pemakaian gaya Bahasa dalam karya sastra (junus,1989:xvii;Endraswara,
2003: 75) merupakan bagian penting bagi ilmu sastra sekaligus bagi studi linguistik.
Dalam analisis sastra, stilistika dapat membantu memahami aspek-aspek estetik dan
pemaknaan sastra.
Referensi
1. Kushartanti,et.al.,ed.(2009). Pesona Bahasa:Langkah awal memahami Linguistik.
Gramedia Pustaka Utama. P. 232. ISBN 9789792216813.
2. Richards.J.C dan W.A. Renandya,ed.(2002). Methodology in Leanguage Teaching:
An Anthology Of Current Practice. Cambridge:Cambridge University Press.
17
membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-
ungkapan yang tepat dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan
yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata Bahasa itu.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Ragam Bahasa ini memiliki berbagai macam jenis yang dibedakan berdasarkan
tiga hal yaitu cara berkomunikasi,penuturan, dan topik pembicaraan. Dilihat dari cara
berkomunikasi, ragam Bahasa dibedakan menjadi dua yaitu lisan dan tulis. Dalam hal ini
penggunaan ragam lisan lebih baik karena seseorang dapat langsung mengekspresikan
apa yang ingin diungkapan daripada menggunakan tulisan. Dilihat dari cara penuturan,
ragam Bahasa dibedakan menjadi ragam dialek,terpelajar, resmi, dan tidak resmi. Dilihat
dari topik pembicaraan, ragam Bahasa dibedakan menjadi ragam sosial. Ragam
fungsional, jurnalistik, sastra,politik dan hukum.
3.2 saran
Saya sebagai penulis dan rekan- rekan yang berkontribusi menyadari jika
makalah ini banyak sekali kekurangan yang jauh dari kata sempurna.
19
Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber
yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran
mengenai pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Garis-garis Besar Program
Pengajaran:
Bidang Studi Bahasa Inggris. Jakarta: Depdikbud.
Dewantara, Ki Hadjar. 2009. Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika.
Ellis, R. 1992. Understanding Second Language Acquisition (2nd Ed.). Oxford:
Oxford
University Press.
__ 1990a. Classroom Second Language Development. London: Prentice Hall.
__ 1990b. Instructed Second Language Development. Oxford: Blackwell.
Gough, N. (2000). “Locating Curriculum Studies in The Global Village”. Journal of
Curriculum Studies, 32(2), 329‐342. www.proquest.umi.pqd/web
Herawati, E. N. 1996. “Beksan Srimpi dan Nilai-nilai yang Dikandungnya: Sebuah
Tinjauan
Apresiatif”. Diksi, 9, IV, hlm. 81- 9.
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta. 1994. Peraturan Akademik
1994.
Yogyakarta: UPP IKIP YOGYAKARTA.
Mahmudah, Z. 1995. Pelecehan Seksual dalam Drama Der Besuch der Alten
Dame. Skripsi
S1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS IKIP
Yogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta:
BPFE.
Nuryanto, F. 1996. “Penggunaan ragam bahasa Indonesia ilmiah oleh Dosen IKIP
Yogyakarta”. Jurnal Kependidikan, 1, XXIV, hlm. 85-100.
Sarjono, Hari. 2010. “Bahasa sebagai Alat Pemersatu Bangsa”. Kompas Edisi 5
Oktober.
Ubaddah, Nashif. 2011. “Teror Bom: Penyebaran Ketakutan dan Tips Menghadapi
Terorisme”. Kompasonline Edisi 20 September
http://hankam.kompasiana.com/2011/09/25/teror-bom-penyebaran-ketakutan-dan-
tips-
menghadapi-terorisme//. Diakses pada tanggal 26 September 2011.
Utari, D. 1993. Penggunaan Tableau de Feutre dalam Pengajaran Ketrampilan
Berbicara.
Makalah TABS. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis, FPBS IKIP
Yogyakarta.
Yood, Jessica. 2005. “Present-Process: The Composition of Change”. Journal of
Basic
Writing Fall Volume 24./web
21
22