Anda di halaman 1dari 13

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA DAN

RAGAM BAHASA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu :
Mawaddah Warohmah, M.Pd

Disusun Oleh
(KELOMPOK 1)
AHMAD MULYADI (23004327)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
HUBBULWATHAN DURI
2023
KATA PENGANTAR

Pertama tama kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat allah swt.
Yang telah memberkahi kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
juga ingin berterima kasih kepada pihak yang membantu kami dalam pembuatan
makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai fakta dan data
dalam Makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata


kuliah Bahasa Indonesia Dimana didalamnya membahas tentang Fungsi dan
kedudukan Bahasa Indonesia dan ragam Bahasa.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak, bagi
kami khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa pada umumnya. Kami sadar
bahwa makalah ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak yang membaca Semoga dengan adanya makalah ini Dapat
menambah wawasan dan kedudukan fungsi Bahasa Indonesia dan ragam Bahasa.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Fungsi dan Kedudukan Bahasa indonesia....................................................2
2.1.1 Fungsi Bahasa Indonesia............................................................2
2.1.2 Kedudukan Bahasa Indonesia.....................................................3
2.2 Ragam Bahasa..............................................................................................5
2.2.1 Ragam Bahasa Sesuai Dengan Sutuasi Pemakainya..................6
2.2.2 Ragam Bagasa Berdasarkan Mediumnya...................................7
2.2.3 Keberagaman Bahasa..................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN............................................................................................9
3.2 SARAN…....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional serta


sebagai bahasa negara Indonesia. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional berfungsi sebagai lambang kebangsaan, penghubung antar daerah dan
budaya, serta pemersatu berbagai suku bangsa di Indonesia. Sedangkan
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai bahasa
resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, alat pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan

Peneliti melihat kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia yang begitu


penting, maka menurut peneliti, dalam penggunaannya harus memperhatikan
unsur-unsur dalam kaidah bahasa Indonesia, yaitu bahasa yang baik dan benar
sesuai dengan situasi penggunaannya. bahasa yang benar adalah bahasa yang
menerapkan kaidah dengan konsisten, sedangkan bahasa yang baik adalah bahasa
yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya.
Oleh sebab itu penggunaan bahasa Indonesia harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan yang ada, terlebih jika dalam situasi formal.

1.2 Rumusan masalah

1. Jelaskan Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia?


2. Jelaskan Mengenai Ragam Bahasa?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini agar pemateri dan pembaca dapat
memahami tentang fungsi dari kedudukan Bahasa Indonesia dan ragam Bahasa
Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia


2.1.1 Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri sebagai alat
untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi
sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan alat untuk melakukan kontrol
sosial (Keraf, 1997 : 3).
1) Bahasa sebagai alat ekspresi diri, sebagai alat untuk menyatakan ekspresi
diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di
dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan
kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain: Agar menarik
perhatian orang lain terhadap kita, keinginan untuk membebaskan diri kita
dari semua tekanan emosi.
2) Bahasa sebagai Alat Komunikasi, komunikasi merupakan akibat yang
lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila
ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas
kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Keraf,
1997: 4).
3) Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan alat komunikasi sekaligus pula
merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri, Melalui bahasa kita
dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal,
asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa
menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
4) Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan
pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka,
mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu,
serta belajar berkenalan dengan orang lain. Anggota-anggota masyarakat
hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa.
5) Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiaporang
untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya,
serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan

2
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh
efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran)
yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Keraf, 1997 : 5).
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi,
berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial.
6) Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial, sebagai alat kontrol sosial, Bahasa
sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri
atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun
pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-
buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan Bahasa sebagai alat
kontrol sosial.
Di samping fungsi-fungsi utama tersebut, Keraf menambahkan beberapa
fungsi lain sebagai pelengkap fungsi utama tersebut. Fungsi tambahan itu adalah:
1) Fungsi lebih mengenal kemampuan diri sendiri.
2) Fungsi lebih memahami orang lain;
3) Fungsi belajar mengamati dunia, bidang ilmu di sekitar dengan cermat.
4) Fungsi mengembangkan proses berpikir yang jelas, runtut, teratur,terarah,
dan logis
5) Fungsi mengembangkan atau memengaruhi orang lain dengan baik dan
menarik (fatik). (Keraf, 1994: 3-10).
2.1.2 Kedudukan Bahasa Indonesia
Kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional.Pada bagian
terdahulu, secara sepintas, sudah dikatakan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) lambang kebanggaan
kebangsaan (2) bahasa resmi kenegaraan, (3) bahasa pengantar di dalam dunia
pendidikan, (4) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (5) alat pengembangan
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bahasa resmi kenegaraan,
bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Termasuk ke dalam
kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu
sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai Bahasa nasional, bahasa
Indonesia di antaranya berfungsi mempererat hubungan antarsuku di Indonesia.
Fungsi ini, sebelumnya, sudah ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah
Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia”.

3
Kata ‘menjunjung’ dalam KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’,
‘menghargai’, dan ‘menaati’ (nasihat, perintah, dan sebaginya.). Ikrar ketiga
dalam Sumpah Pemuda tersebut menegaskan bahwa para pemuda bertekad untuk
memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Pernyataan itu tidak saja
merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi merupakan pernyatakan tekad
kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia, menjunjung tinggi
bahasa persatuan, Ini berarti pula Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
nasional yang kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dikukuhkan sehari
setelah kemerdekaan RI dikumandangkan atau seiring dengan diberlakukannya
Undang-Undang Dasar 1945. Bab XV Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan
bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai Bahasa dalam penyelenggaraan administrasi negara,
seperti bahasa dalam penyeelenggaraan pendidikan dan sebagainya.
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari
rasa kebangsaan. Atas dasar kebanggaan ini, Bahasa Indonesia haruslah dipelihara
dan dikembangkan, serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina.
Dengan demikian, fungsi tersebut, bahasa Indonesia wajib kita junjung karena
selain sebagai bendera dan lambang negara kita.
Implementasi dari fungsi bahasa Indonesia yang lainnya adalah bahasa
Indonesia harus memiliki identitas sendiri sehingga ia serasi dengan lambang
kebangsaan kita dan berbeda dengan negara lain. Bahasa Indonesia dapat
memiliki identitasnya jika masyarakat pemakainya membina dan
mengembangkannya sehingga tidak bergantung pada unsur-unsur bahasa lain.
Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang
lain sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial
budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan. Kita dapat bepergian dari pelosok
yang satu ke pelosok yang lain di tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa
Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi. Selain beberapa fungsi bahasa
tersebut, bahasa Indonesia juga harus berfungsi sebagai alat pemersatu berbagai
suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda
ke dalam satu kesatuan kebangsaan. Pada fungsi ini, bahasa Indonesia
memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa yang mencapai keserasian hidup
sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan
dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang Bahasa daerah
yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu, kita dapat
meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
2.2 Ragam Bahasa

4
Fungsi bahasa adalah untuk mengekspresikan diri dan sebagai alat
komunikasi, bahasa tersebut termasuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa.
Ragam bahasa adalah variasi Bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa.
Pemakaian bahasa dibedakan berdasarkan media yang digunakan, topik
pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa dapat dikatakan
kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya (KBBI). Fungsi pemakaian
bahasa lebih diutamakan dalam laras bahasa daripada aspek lain dalam ragam
bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam bahasa dan laras Bahasa saling terkait
dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras Bahasa akan memanfaatkan
ragam bahasanya untuk menyampaikan pikiran yang dapat berupa ragam bahasa
lisan dan ragam bahasa tulis.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi
bahasa menurut pemakaiannya; dapat dilihat dari topik yang dibicarakan,
hubungan pembicara dan teman bicara, serta media pembicaraannya (2011: 1131).
Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek (1)
situasi yang dihadapi, (2) permasalahan yang hendak disampaikan, (3) latar
belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan (4) media atau sarana Bahasa
yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam bahasa tersebut lebih
mengutamakan aspek situasi yang dihadapi dan aspek media Bahasa yang
digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.
Ragam bahasa sebagai bentuk gejala sosial dilihat dari pemakaian bahasa
tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor kebahasaan, tetapi juga oleh faktor-
faktor nonkebahasaan. Faktor tersebut, antara lain, faktor lokasi geografis, situasi,
waktu, dan sosiokultural. Faktor-faktor itu mendorong timbulnya perbedaan
dalam pemakaian bahasa. Perbedaan tersebut akan tampak dalam segi pelafalan,
pemilihan kata, dan penerapan kaidah tata bahasa. Perbedaan atau varian dalam
Bahasa
Ragam bahasa yang berhubungan dengan faktor daerah atau letak geografis
disebut dialek. Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan
pemakaian bahasa (Departemen Pendidikan Menengah Kejuruan, 2004: 4).
Bahasa Melayu dialek Langkat, misalnya, berbeda dengan bahasa Melayu dialek
Batubara, walaupun keduanya satu bahasa. Demikian pula halnya dengan bahasa
Aceh dialek Aceh Besar berbeda dengan bahasa Aceh dialek Pasai yang
digunakan sebagian besar masyarakat Aceh di Kabupaten Aceh Utara, atau
berbeda juga dengan bahasa Aceh dialek Pidie di Kabupaten Pidie. Di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), saat ini sekurang-kurangnya hidup enam (6)
dialek masing-masing yaitu dialek Aceh Besar, Pidie, Peusangan, Pasai, Aceh
Timur, dan Aceh Barat. (Sulaiman dkk, 1983: 5)
Ragam bahasa yang berkaitan dengan golongan sosial para penuturnya
disebut dialek sosial. Faktor-faktor sosial yang memengaruhi pemakaian bahasa,

5
antara lain, tingkat pendidikan, usia, dan tingkat sosial ekonomi. Bahasa golongan
buruh, bahasa golongan atas (bangsawan dan orang-orang berada), dan bahasa
golongan menengah (orang-orang terpelajar) akan memperlihatkan perbedaan
dalam berbagai bidang. Dalam bidang tata bunyi, misalnya, bunyi /f/ dan gugus
konsonan akhir /-ks/ sering terdapat dalam ujaran kaum yang berpendidikan,
seperti pada bentuk fadil, fakultas, film, fitnah, dan kompleks. Bagi orang yang
tidak dapat menikmati pendidikan formal, bentuk-bentuk tersebut sering
diucapkan padil, pakultas, pilm, pitnah, dan komplek. Demikian pula, ungkapan
“apanya dong?” dan “trims” yang disebut bahasa prokem sering diidentikkan
dengan bahasa anak-anak muda.
2.2.1 Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaiannya
Ragam Bahasa Berdasarkan situasi pemakaiannya terdiri atas tiga bagian,
yaitu ragam bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa
nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan berbagai jenis
laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi pemakaiannya. Misalnya, ragam
bahasa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal, atau
nonformal. Begitu juga laras bahasa diidentifikasikan sebagai ragam bahasa
formal, semiformal, atau nonformal. Ragam bahasa formal memperhatikan
kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013: 6).
1. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku, tetapi
tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah
dengan benar.
2. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.
3. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.
4. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten
5. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku
pada ragam bahasa lisan.
Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam
formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut:
1. pokok masalah yang sedang dibahas,
2. hubungan antara pembicara dan pendengar
3. medium/mediabahasa yang digunakan lisan maupun tulis
4. area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan
5. situasi ketika pembicaraan berlangsung.

2.2.2 Ragam Bahasa Berdasarkan Mediumnya


Berdasarkan mediumnya ragam bahasa terdiri atas dua ragam, yaitu
1. ragam bahasa lisan

6
2. ragam bahasa tulis
Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan atau dituturkan langsung
oleh penutur kepada pendengar atau lawan bicara. Ragam bahasa lisan ini
ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya. Misalnya,
1. kucing/makan tikus mati.
2. kucing makan/tikus mati.
3. kucing makan tikus/mati.
Ragam bahasa tulis merupakan komunikasi dalam bentuk tulisan dengan
memperhatikan penempatan tanda baca dan ejaan yang benar. Ragam bahasa tulis
dapat bersifat formal, semiformal, dan nonformal. Di dalam penulisan karya
ilmiah, seperti makalah, artikel, skripsi, penulis harus menggunakan ragam bahasa
formal. Ragam bahasa semiformal dapat digunakan dalam perkuliahan. Ragam
bahasa nonformal dapat digunakan pada aktivitas keseharian. Berikut ini
dideskripsikan perbedaan dan persamaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis
dalam bentuk bagan.
Penggunaan ragam bahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan
ilmiah harus berupaya pada:
1. ragam bahasa formal,
2. ragam bahasa tulis,
3. ragam bahasa lisan,
4. laras bahasa ilmiah, dan
5. berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

2.2.3 Keberagaman Bahasa Indonesia


Faktor sejarah dan perkembangan masyarakat turut berpengaruh pada
timbulnya sejumlah ragam bahasa Indonesia. Berikut disajikan ragam bahasa yang
ada.
1. Ragam Bahasa Menurut Daerah
Ragam daerah sejak lama dikenal dengan nama logat atau dialek. Bahasa
yang luas wilayah pemakaiannya selalu mengenal logat. Masing-masing logat
dapat dipahami secara timbal balik oleh penuturnya. Sekurang-kurangnya oleh
penutur logat yang daerahnya berdampingan. Chaer dan Leonie (2010: 63) bahwa
dialek merupakan variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif,
yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Jika di dalam wilayah
pemakaiannya, individu atau sekelompok orang tidak mudah berhubungan,
misalnya karena tempat kediaman mereka dipisahkan oleh pegunungan, selat, atau
laut, lambat laun tiap logat dapat mengalami perkembangan sendiri-sendiri.
Selanjutnya, logat itu semakin sulit dimengerti oleh penutur ragam lainnya. Pada

7
saat itu, ragam-ragam bahasa tumbuh. menjadi bahasa yang berbeda. Dialek
biasanya dianggap sebagai bahasa nonformal, karena penggunaannya yang sering
dalam situasi nonformal.
2. Ragam Bahasa Menurut Pendidikan Formal
Ragam bahasa Indonesia menurut pendidikan formal menunjukkan
perbedaan yang jelas antara kaum yang berpendidikan formal dan yang tidak. Tata
bunyi bahasa Indonesia golongan penutur yang kedua itu berbeda dengan fonologi
kaum terpelajar. Bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/, misalnya, sering tidak
terdapat dalam ujaran orang yang tidak bersekolah atau hanya berpendidikan
rendah.
3. Ragam Bahasa Menurut Sikap Penutur
Ragam bahasa menurut sikap penutur mencakup sejumlah corak bahasa
Indonesia yang masing-masing, pada asasnya, tersedia bagi tiap pemakai bahasa.
Ragam ini disebut langgam atau gaya. Pemilihannya bergantung pada sikap
penutur atau penulis terhadap orang yang diajak berbicara atau pembacanya.
Sikap itu dipengaruhi, antara lain, oleh usia dan kedudukan orang yang disapa,
tingkat keakraban antarpenutur, pokok persoalan yang hendak disampaikan, dan
tujuan penyampaian informasi. Ketika berbicara dengan seseorang yang
berkedudukan lebih tinggi, penutur akan menggunakan langgam atau gaya
berbahasa yang berbeda daripada ketika dirinya berhadapan dengan seseorang
yang berkedudukan lebih rendah. Sama halnya ketika berbicara dengan seseorang
yang usianya lebih muda atau tua, penutur tentu akan menggunakan langgam atau
gaya bertutur yang berbeda disesuaikan dengan kondisi lawan tutur.
4. Ragam Bahasa Menurut Jenis Pemakaian
Ragam Bahasa Menurut jenis pemakaiannya dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu (1) berdasarkan pokok persoalan, (2) berdasarkan media
pembicaraan yang digunakan, dan (3) berdasarkan hubungan antarpenutur.
Berdasarkan pokok persoalan, ragam bahasa dibedakan menjadi ragam bahasa
undang-undang, ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa
sastra, dan ragam bahasa sehari-hari.

8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas kita dapat menyimpulkan bahwa fungsi dari Bahasa
indonesia yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial
dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan alat untuk melakukan kontrol sosial
Dan kedudukan Bahasa indonesia sebagai Bahasa negara dan ragam Bahasa
sebagai tataran fungsi untuk mengekspresikan diri dan sebagai alat komunikasi
3.2 Saran
Pemakalah berharap kebada masyarakat indonesia untuk mendalami fungsi
dan kedudukan Bahasa indonesia dan mengetahui akan ragam Bahasa yang ada di
negara indonesia

9
DAFTAR PUSTAKA
Sujinah, idhoofiyatul fathin dkk. 2018. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Surabaya:
UM Surabaya Publishing

10

Anda mungkin juga menyukai