Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEMAHAMI ARTI, FUNGSI, dan RAGAM BAHASA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Abdul Rozak, M. Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Luthfatul Magfiroh (2210310036)


2. Siti Khitijah Ainun H (2210310037)
3. Nor Aini Nisa (2210310038)
4. Meydella Umrotunnikmah (2210310039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawat beriring salam
kita hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Bahasa Indonesia ini tepat waktu.
Makalah dengan judul “Memahami Arti, Fungsi dan Ragam Bahasa” ini
kami susun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
diberikan oleh Dosen Abdul Rozak, M. Pd.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Rozak selaku
dosen Bahasa Indonesia, terima kasih kepada anggota kelompok I, serta pihak-
pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan
kerendahan hati, kami memohon maaf. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Kudus 10 September

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I .....................................................................................................................
PENDAHULUAN ..................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................
BAB II ....................................................................................................................
PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Pengertian Bahasa……………………………………………………………..
B. Fungsi Bahasa…………………………………………………………………
C. Ragam Bahasa………………………………………………………………...
BAB III……………………………………………………………………………
PENUTUPAN……………………………………………………………….........
A. Kesimpulan…………………………………………………………............
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan hal penting bagi manusia, tanpa bahasa manusia


tidak bisa berkomunikasi dengan baik antara satu yang lainnya. Begitu
pentingnya bahasa bagi manusia menjadikan bahasa memilki banyak cara
untuk bisa mempelajarinya, hal ini dilakukan agar bisa berkomunikasi. Pada
dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan
diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan
integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan
sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3). Hasil
pendayagunaan daya nalar sangat bergantung pada ragam bahasa yang
digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Dimana ragam
bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada
ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan.
Disini yang lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan, karena lebih
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi,
pidato, ceramah, dll. Dalam Bahasa juga terdapat fungsi Bahasa.
Adapun fungsi bahasa dalam arti luas dapat dipergunakan sebagai
media komunikasi untuk menyampaikan segala berlambang kebudayaan
antar anggota masyarakat. Sifat khas suatu kebudayaan memang hanya bisa
dimanifestasikan dalam beberapa unsur yang terbatas dalam suatu
kebudayaan, yaitu dalam bahasanya, keseniannya, dan dalam adat istiadat
upacaranya. Bahasa dan budaya, sangat erat dengan daya-daya kohesif dan
saling mempengaruhi, serta boleh dikatakan bahwa masing-masing entitas
yang satu tidak bisa berdiri sendiri tanpa peranan yang lain.
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang dimiliki
manusia dan membedakan manusia dengan makhluk Tuhan lainnya. Bahasa
memungkinkan manusia untuk menyampaikan informasi dan meneruskan
informasi tersebut dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
ungkapan secara tertulis. Bahasa juga dapat mempengaruhi arah perilaku
4
manusia.

5
Kemampuan bahasa, pikiran, perasaan, dan penalaran seseorang dapat
dirangsang dan dilatih agar fungsi bahasa dapat dirasakan lebih efektif lagi.
Meskipun hubungan bahasa dan budaya sangat berkaitan, namun pengajaran
bahasa sering dipisahkan dari pengajaran budaya (culture), bahkan ada yang
menganggap bahwa bahasa tidak ada hubungannya dengan budaya. Memang
diakui, budaya penting untuk dipahami oleh pembelajar bahasa, namun
pengajarannya sering terpisah dari pengajaran bahasa. Padahal, bahasa
bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya
masyarakat pemakainya. Bahasa merupakan produk budaya dan sekaligus
wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat bahasa yang bersangkutan.
Bahasa harus menjadi alat pengembangan kebudayaan bangsa Indonesia.
Bahasa dan budaya memang tidak terpisahkan karena memang mempunyai
hubungan yang sangat berkaitan erat.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bahasa?
2. Apa fungsi Bahasa?
3. Apa pengertian ragam Bahasa?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Bahasa.
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi Bahasa.
3. Untuk mengetahui apa itu ragam Bahasa.

1
JURNAL TARBIYAH, Vol. 24, No. 2, Juli-Desember 2017 Hal. 227

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh
pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara
melalui bahasa yang diungkapkan.
Chaer dan Agustina (1995:14) fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang menyatakan bahwa
fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Sosiolinguistik
memandang bahasa sebagai tingkah laku sosial (social behavior) yang dipakai
dalam komunikasi sosial.
Suwarna (2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi
dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial.
Kridalaksana (dalam Aminuddin, 1985: 28-29) mengartikan bahasa sebagai
suatu sistem lambang arbitrer yang menggunakan suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Effendi (1995:15) berpendapat bahwa pengalaman sehari-hari
menunjukan bahwa ragam lisan lebih banyak daripada ragam tulis. Lebih lanjut
Effendi (1995:78) menyampaikan bahwa ragam lisan berbeda dengan ragam
tulis karena peserta percakapan mengucapkan tuturan dengan tekanan, nada,
irama, jeda, atau lagu tertentu untuk memperjelas makna dan maksud tuturan.
Selain itu kalimat yang digunakan oleh peserta percakapan tidak selalu
merupakan kalimat lengkap.
Jeans Aitchison (2008 : 21) “Language is patterned system of arbitrary
sound signals, characterized by structure dependence, creativity, displacement,
duality, and cultural transmission”, bahasa adalah sistem yang terbentuk dari
isyarat suara yang telah disepakati, yang ditandai dengan struktur yang saling
tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas dan penyebaran budaya.

7
B. Pengertian Fungsi Bahasa
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai:
1. Lambang kebanggaan kebangsaan.
2. Lambang identitas nasional.
3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya.
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita.
Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan,
serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina. Pada fungsi ini, bahasa
Indonesia kita junjung di samping bendera dan lambang negara kita.
Di dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentulah harus
memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang
kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya
apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian
rupa sehingga tidak bergantung padai unsur-unsur bahasa lain.
Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang
lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan. Kita dapat
bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air dengan hanya
memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
Selain fungsi-fungsi di atas, bahasa Indonesia juga harus berfungsi
sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan
kebangsaan yang bulat. Di dalam fungsi ini, bahasa Indonesia memungkinkan
berbagai-bagai 5 suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa
yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan
kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu, kita dapat meletakkan
kepentingan nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.

8
Pada bagian terdahulu, secara sepintas, sudah dikatakan bahwa dalam
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1. bahasa resmi kenegaraan.
2. bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan.
3. alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam
segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Termasuk ke dalam kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan
dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan
kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan. Pada fungsi kedua ini,
bahasa Indonesia dijadikan sebagai pengantar di lembaga-lembaga pendidikan
mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Meskipun lembaga-lembaga
pendidikan tersebut tersebar di daerah-daerah, mereka harus menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Memang ada pengecualian untuk
kegiatan belajar-mengajar di kelas-kelas rendah sekolah dasar di daerah-daerah.
Mereka diizinkan menggunakan bahasa daerah sebagai pengantar.
Di dalam hubungannya dengan fungsi ketiga di atas, yakni alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat
komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja
sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, melainkan juga sebagai
alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya
dan bahasanya.
Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita 6
membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga
ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari
kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama, bahasa Indonesia kita pergunakan
sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai social budaya nasional kita.2

2
Halim dalam Arifin dan Tasai, 1995: 11-12.

9
C. Pengertian Ragam Bahasa
Sebagi gejala sosial, pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh
faktor- faktor kebahasaan, tetapi juga oleh faktor-faktor nonkebahasaan, antara
lain faktor lokasi geografis, waktu, sosiokultural, dan faktor situasi. Faktor-
faktor di atas mendorong timbulnya perbedaan-perbedaan dalam pemakaian
bahasa. Perbedaan tersebut akan tampak dalam segi pelafalan, pemilihan kata,
dan penerapan kaidah tata bahasa. Perbedaan atau varian dalam bahasa, yang
masing-masing menyerupai pola umum bahasa induk, disebut ragam bahasa.
Ragam bahasa yang berhubungan dengan faktor daerah atau letak
geografis disebut dialek. Bahasa Melayu dialek Langkat, misalnya, berbeda
dengan bahasa Melayu dialek Batubara, walaupun keduanya satu bahasa.
Demikian pula halnya dengan bahasa Aceh dialek Aceh Besar berbeda dengan
bahasa Aceh dialek Pasai yang digunakan sebagaian besar masyarakat Aceh di
Kabupaten Aceh Utara, atau berbeda juga dengan bahasa Aceh dialek Pidie di
Kabupaten Pidie. Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), saat ini,
sekurangkurangnya hidup 6 dialek, masing-masing dialek Aceh Besar, Pidie,
Peusangan, Pasai, Aceh Timur, dan Aceh Barat.3
Selain ragam di atas, ada lagi ragam bahasa yang berkaitan dengan
perkembangan waktu yang lazim disebut kronolek. Misalnya, bahasa Melayu
masa Kerajaan Sriwijaya berbeda dengan bahasa Melayu masa Abdullah bin
Abdul Kadir Munsji, dan berbeda pula dengan bahasa Melayu Riau sekarang.
Ragam bahasa yang berkaitan dengan golongan sosial para penuturnya
disebut dialek sosial. Faktor-faktor sosial yang memengaruhi pemakaian bahasa,
7 antara lain, adalah tingkat pendidikan, usia, dan tingkat sosial ekonomi.
Bahasa golongan buruh, bahasa golongan atas (bangsawan dan orang-orang
berada), dan bahasa golongan menengah (orang-orang terpelajar) akan
memperlihatkan perbedaan dalam berbagai bidang. Dalam bidang tata bunyi,
misalnya, bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/ sering terdapat dalam ujaran
kaum yang berpendidikan, seperti pada bentuk fadil, fakultas, film, fitnah, dan
kompleks. Bagi orang yang tidak dapat menikmati pendidikan formal, bentuk-
bentuk tersebut sering diucapkan padil, pakultas, pilm, pitnah, dan komplek.
Demikian

3
lihat Sulaiman dkk., 1983:5
9
pula, ungkapan “apanya, dong?” dan “trims” yang disebut bahasa prokem sering
diidentikkan dengan bahasa anak-anak muda.
Demikianlah ragam-ragam bahasa itu tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat penutur bahasa. Satu hal yang perlu mendapat catatan bahwa semua
ragam bahasa tersebut tetaplah merupakan bahasa yang sama. Dikatakan
demikian karena masing-masing penutur ragam bahasa sesungguhnya dapat
memahami ragam bahasa lainnya (mutual intelligibility). Bila pada suatu ketika
saling pengertian di antara masing-masing penutur ragam tidak terjadi lagi,
maka ketika itu pula masing-masing bahasa yang mereka pakai gugur statusnya
sebagai ragam bahasa. Dengan pernyataan lain, ragam-ragam bahasa itu sudah
berubah menjadi bahasa baru atau bahasa mandiri.
Di negara Indonesia terdapata berbagai ragam Bahasa, di mana Faktor
sejarah dan perkembangan masyarakat turut berpengaruh pada timbulnya
sejumlah ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang beraneka macam itu
masih tetap disebut “bahasa Indonesia” karena masing-masing berbagi intisari
bersama yang umum. Di Indonesia terdapat juga berbagai macam Bahasa daerah
dimana Ragam daerah sejak lama dikenal dengan nama logat atau dialek. Bahasa
yang luas wilayah pemakaiannya selalu mengenal logat. Masing-masing logat
dapat dipahami secara timbal balik oleh penuturnya, sekurang-kurangnya oleh
penutur logat yang daerahnya berdampingan. Jika di dalam wilayah
pemakaiannya, individu atau sekelompok orang tidak mudah berhubungan,
misalnya karena tempat keadiamannya dipisahkan oleh pegunungan, selat, atau
laut, maka lambat laun tiap logat dapat mengalami perkembangan sendiri-sendiri
yang selanjutnya semakin sulit dimengerti oleh penutur ragam lainnya. Pada saat
itu, ragam-ragam bahasa tumbuh menjadi bahasa yang berbeda.

10
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pengertian Bahasa, Bahasa merupakan suatu ungkapan yang
mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu
yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar
atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.
Fungsi Bahasa Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa
Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa
kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia kita pelihara dan
kita kembangkan, serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina. Pada
fungsi ini, bahasa Indonesia kita junjung di samping bendera dan lambang
negara kita.
Ragam Bahasa Di negara Indonesia terdapata berbagai ragam Bahasa, di
mana Faktor sejarah dan perkembangan masyarakat turut berpengaruh pada
timbulnya sejumlah ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang beraneka
macam itu masih tetap disebut “bahasa Indonesia” karena masing-masing
berbagi intisari bersama yang umum. Di Indonesia terdapat juga berbagai
macam Bahasa daerah dimana Ragam daerah sejak lama dikenal dengan nama
logat atau dialek. Bahasa yang luas wilayah pemakaiannya selalu mengenal
logat. Masing-masing logat dapat dipahami secara timbal balik oleh penuturnya,
sekurang-kurangnya oleh penutur logat yang daerahnya berdampingan. Jika di
dalam wilayah pemakaiannya, individu atau sekelompok orang tidak mudah
berhubungan, misalnya karena tempat keadiamannya dipisahkan oleh
pegunungan, selat, atau laut, maka lambat laun tiap logat dapat mengalami
perkembangan sendiri-sendiri yang selanjutnya semakin sulit dimengerti oleh
penutur ragam lainnya. Pada saat itu, ragam-ragam bahasa tumbuh menjadi
bahasa yang berbeda.
B. Saran
Makalah yang kami sajikan tidaklah sempurna baik dari tulisan maupun
refrensi asih kurang atau belum bisa di pahami oleh pembaca. Maka dari itu
kami sangat membutuhkan kritik dan saran supaya kami dalam penulisan
makalah selanjutnya bisa lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

JURNAL TARBIYAH, Vol. 24, No. 2, Juli-Desember 2017 Hal. 227

Halim dalam Arifin dan Tasai, 1995: 11-12.

Siregar, R. 1987. Bahasa Indonesia Jumalistik. Jakarta: Pustaka Graftka

Sukartha, I Nengeh, dkk.2016. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan


Tinggi.

Alwasilah, A. Chaedar. 1990. Sosilogi Bahasa. Bandung: Angkasa

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rinekta Cipta.

12
13

Anda mungkin juga menyukai