Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAKIKAT BAHASA
DAN ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

Dosen Pengampu:
Dr. Parto, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nabilah Lu’aili Fauziah (201910401024)
Intan Puspita Dewi (201810301006)
Nur Muhammad Himawan (202410101070)
Carenina Atiyar Pangastuti (202410101127)
Ela Risti Khasanah (202410102055)
Trya Harika (201510501111)

UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat Taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “Hakikat Bahasa dan Aspek-Aspek Ketrampilan Berbahasa”
Guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.
Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca penulis berharap Makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan terhadap makalah ini. Oleh
karena itu, penulis meminta kepada para pembaca untuk memberikan masukan
bermanfaat yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini agar dapat
diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga kedepannya dapat menjadi lebih
baik.

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI …...………………………………………………………………...ii

BAB 1. PENDAHULUAN …..………………………………………………….1


1.1 Latar Belakang …………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah .………………………………………………………1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………...2
BAB 2. PEMBAHASAN …………………………………………………………3
2.1 Hakikat Bahasa…………………………………………………………….3
2.2 Fungsi Bahasa ……………………………………………………………..5
2.3 Pengertian Keterampilan Berbahasa ………………………………………6
2.4 Manfaat Keterampilan Berbahasa ………………………………………7
2.5 Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa …………………………………7
BAB 3. PENUTUP ……………………………………………………………..10
3.1 Kesimpulan ……………………………..………………………………..10
3.2 Saran ……………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….11

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa menurut KBBI V (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima)
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri,
percakapan atau perkataan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun, baik
budinya menunjukkan sifat dan tabiat seseorang, baik buruk seseorang
menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan. Bahasa dipergunakan oleh
manusia dalam segala aktivitas kehidupan.
Sebagai seorang mahasiswa, kita memerlukan media bahasa dalam upaya
melakukan kegiatan perkuliahan, mengerjakan tugas dan melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Kita perlu membaca buku-buku, jurnal, ensiklopedia, dan
laporan-laporan yang bermanfaat sebagai sumber materi. Pada kesempatan yang
sama, kita perlu membuat catatan-catatan mengenai isi bacaan tersebut dan
mungkin pada kesempatan lain kita harus menulis catatan, menulis laporan, atau
mungkin menulis makalah. Dalam berbagai kegiatan, seperti rapat ormawa, di
kelas, dan dalam berbagai kesempatan, kita perlu mendengarkan materi yang
disampaikan dosen, pendapat teman, relasi, dan orang-orang yang berinteraksi
dengan kita. Tentu saja pada konteks tertentu kita perlu pula menyampaikan
pikiran, perasaan, fakta atau hal lainnya melalui berbicara. Jadi, jelas sekali bahwa
kita perlu memiliki keterampilan berbahasa yang memadai dalam beraktivitas
sebagai mahasiswa dan sebagai anggota masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan hakikat bahasa?
1.2.2 Apa saja fungsi dari bahasa?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa?
1.2.4 Apa manfaat dari keterampilan berbahasa?
1.2.5 Apa saja aspek – aspek keterampilan berbahasa?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari hakikat Bahasa
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi dari bahasa
1.3.3 Untuk mengetahui pengertian/hakikat dan manfaat keterampilan
berbahasa;
1.3.4 Untuk mengetahui manfaat keterampilan berbahasa.
1.3.5 Untuk mengetahui hakikat dari masing-masing aspek keterampilan
berbahasa;

2
BAB 2. PEMBAHASAN

1.1 Hakikat Bahasa


1.1.1 Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, dimana
bahasa dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja
sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Bahasa juga
merupakan sebuah sistem. Pengertian tersebut mengartikan bahwa
bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara tak
beraturan melainkan sebaliknya. Bahasa adalah sejumlah unsur yang
beraturan (Kridalaksana, 1997)
Menurut Chaer 2000, mengartikan bahwa bahasa merupakan
sebuah sistem, yang artinya bahasa terbentuk oleh suatu aturan kaidah
atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk, kata
maupun tata kalimat. Apabila aturan atau kaidah atau pola ini dilanggar
maka dapat menyebabkan komunikasi terganggu.
Menurut Oktavianus 2006, bahasa memilki peranan penting dalam
kehidupan manusia. bahasa tidak hanya berfungsi sabagai alat
komunikasi tetapi juga media untuk melakukan tindakan. Bahasa juga
dapat menjadi cerminan dari penuturnya.

1.1.2 Hakikat Bahasa


Bahasa memiliki Ciri yang merupakan hakikat bahasa antara lain:
bahasa sebagai sebuah sistem lambang, bahasa berupa bunyi, bersifat
arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa memiliki
beberapa sifat-sifat. Berikut sifat sifat bahasa antara lain :
a. Bahasa bersifat produktif, artinya dengan sejumlah unsur yang
terbatas dapat dibentuk ujaran-ujaran bahasa yang hampir tidak
terbatas. Misalnya, dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan
W. J. S. Purwadarminta, bahasa Indonesia Tepu Sitepu& Rita
Bahasa Indonesia Sebagai Media Primer Komunikasi Pembelajaran

3
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 69 memiliki ±
23.000 buah kata, namun dengan 23.000 buah kata itu dapat
dibentuk kalimat sebanyak jutaan atau tidak terbatas
b. Bahasa juga bersifat dinamis, artinya bahasa tidak terlepas dari
kemungkinan perubahan yang sewaktuwaktu dapat terjadi,misalnya
ada kosakata baru muncul, namun ada juga kosakata lama yang tidak
digunakan lagi. Sebagai contoh kata: kerja paksa, kerja rodi, kerja
bakti tidak dipakai lagi, yang dipakai adalah gotong royong.
c. Bahasa itu beragam, artinya sebuah bahasa mempunyai kaidah-
kaidah atau pola tertentu yang sama, tetapi karena bahasa itu
digunakan oleh penutur yang heterogen yang memiliki latar
belakang sosial dan budaya yang berbeda, maka bahasa itu beragam
contoh bahasa jawa, minang, batak dll
d. Bahasa juga bersifat manusiawi yang berarti bahasa sebagai alat
komunikasi verbal hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai
bahasa

Selain itu terdapat penjelasan hakikat bahasa yang lain. Berikut


beberapa penjelasan mengenai hakikat bahasa :
a. Bahasa sebagai sebuah sistem
Bahasa merupakan sebuah sistem. Artinya, bahasa merupakan
sejumlah unsur yang beraturan. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan
atau kaidah atau pola yang teratur dan berulang, baik dalam tata
bunyi, tata bentuk kata maupun tata kalimat. Apabila aturan atau
kaidah ini dilanggar maka komunikasi dapat terhambat
b. Bahasa sebagai lambang
Bahasa merupakan lambang bunyi yang bersifat arbitrer.
Lambang sendiri adalah tanda yang dipergunakan oleh suatu
kelompok sosial berdasarkan perjanjian dan untuk memahaminya
harus dipelajari

4
c. Bahasa adalah bunyi
Bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia saja yang dapat
digolongkan bahasa. Tetapi, tidak semua bunyi yang dihasilkan
alat ucap manusia dapat disebut bahasa. Batuk, bersin, misalnya
bukanlah bahasa. Hanya bunyi berupa ujaranlah yang disebut
bahasa. Huruf-huruf adalah turunan bunyi. Sifatnya pun arbitrer
atau manasuka.
d. Bahasa itu bermakna
Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau
bunyi ujar. Lambang itu mengacu pada suatu pengertian, konsep
ide atau gagasan maka dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki
makna.
e. Bahasa itu konvensional
Konvensi adalah kesepakatan atau perjanjian. Bahasa
bersifat konvensional. Artinya penggunaan lambang bunyi untuk
suatu konsep tertentu berdasarkan kesepakatan antara masyarakat
pemakai bahasa.
f. Bahasa itu produktif
Sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas
dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya. Contoh dari
fonem /n /a/k/i/ kita dapat membentuk kata: / n/a/i/k/ - /k/i/a/n/
-k/i/n/a/ - /i/k/a/n/
g. Bahasa untuk mengidentifikasikan diri
Orang Melayu mengenal pepatah, “Bahasa menunjukkan
bangsa.” Bahasa merupakan ciri pembeda yang paling menonjol di
antara ciri budaya. Oleh karena dengan bahasa, setiap kelompok
sosial merasa diri sebagai satu kesatuan yang berbeda dengan
kelompok lain.

5
1.1.3 Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa terbagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara
umum dan secara khusus :
a. Fungsi bahasa secara umum
Fungsi umum bahasa yaitu sebagai alat komusikasi dan sosial.
Pada dasarnya bahasa sudah menyatu dalam kehidupan manusia.
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bahasa untuk
berkomunikasi, menyampaikan ide, keinginaan dan lain sebagainya.
Fungsi bahasa secara umum dalam literature bahasa bagi setiap
orang adalah sebagai berikut :
- Sebagai alat komunikasi
- Sebagai alat kontrol Sosial
- Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial
- Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau
mengekspresikan diri.
b. Fungsi bahasa secara khusus
Selain meiliki fungsi secara umum bahasa juga memilki fungus
secara khusus. Berikut beberapa fungsi bahasa secara khusus :
- Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari
- Mewujudkan Seni (Sastra)
- Mempelajari bahasa- bahasa kuno
- Mengeksploitasi IPTEK (Finoza, 2008)
Sugono ( 2009) mengatakan bahasa merupakan bagian dari
kehidupan masyarakat penuturnya. bagi masyarakat indonesia, bahasa
indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi didalam kehidupan
masyarakat bangsa dan Negara. Fungsi bahasa Indonesia didalam
kehidupan masyarakat bangsa dan Negara :
a. lambang kebanggan nasional
b. lambang identitas nasional
c. alat pemersatu dan penghubung bangsa indonesia yang
mempunyai latar belakang sosial budaya yang berbeda

6
1.2 Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa
1.2.1 Pengertian dan Manfaat Keterampilan Berbahasa
a. Pengertian
Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan
menggunakan bahasa yang meliputi membaca, berbicara, menulis dan
menyimak. Keterampilan berbahasa dapat dikelompokkan ke dalam dua
kategori, yakni aspek reseptif dan aspek produktif. Aspek reseptif
bersifat penerimaan atau penyerapan, seperti yang tampak pada
kegiatan menyimak dan membaca. Sementara aspek produktif bersifat
pengeluaran atau pemroduksian bahasa, baik lisan maupun tertulis
sebagaimana yang tampak dalam kegiatan berbicara dan menulis.
Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan
berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat
mengekspresikan perasaan, tidak dapat menyatakan kehendak, atau
melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat
memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh
orang lain kepada kita. kita pun akan mengalami berbagai kesulitan
apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki tergolong rendah.
b. Manfaat
Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi
komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan
bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada
tingkat keterampilan berbahasa yang dimilikinya. Profesi-profesi di
bidang hubungan masyarakat, pemasaran/penjualan, politik, hukum
(jaksa, hakim, pengacara) adalah contoh-contoh bidang pekerjaan yang
mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahasa, baik aspek
berbicara, menyimak, membaca, dan menulis.

7
1.2.2 Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat aspek yaitu
keterampilan menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, menulis.
Berikut penjelasan mengenai aspek-aspek tersebut :
a. Keterampilan Mendengarkan
Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang
bersifat reseptif. istilah mendengarkan sering diidentikkan dengan
menyimak. Istilah mendengarkan/menyimak berbeda dari istilah
mendengar. Pada kegiatan mendengar tidak tercakup unsur kesengajaan,
konsentrasi, atau bahkan pemahaman. Sementara pada kegiatan
mendengarkan terdapat unsur unsur kesengajaan, dilakukan dengan
penuh perhatian dan konsentrasi untuk memperoleh pemahaman yang
memadai.
Terdapat dua jenis situasi dalam mendengarkan, yaitu situasi
mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara
noninteraktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan
tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu.
Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantian melakukan aktivitas
mendengarkan dan berbicara. Situasi-situasi mendengarkan noninteraktif,
yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau mendengarkan dalam
acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan noninteraktif
tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa
meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkannya, dan tidak bisa
meminta pembicaraan diperlambat.
b. Keterampilan Berbicara
Dalam keterampilan berbicara dikenal tiga jenis situasi berbicara,
yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Interaktif, misalnya
terjadi pada percakapan secara tatap muka dan berbicara melalui telepon.
situasi interaktif ini memungkinkan para pelaku komunikasi untuk
meminta klarifikasi, pengulangan kata/kalimat, atau meminta lawan
bicara untuk memperlambat tempo bicara, dan lain-lain.

8
Situasi berbicara yang tergolong semiinteraktif, misalnya dalam
berpidato di hadapan umum, kampanye, khutbah/ceramah, dan lain-lain,
baik yang dilakukan melalui tatap muka secara langsung namun
berlangsung secara satu arah. Situasi berbicara dapat dikatakan betul-
betul bersifat noninteraktif jika pembicaraan dilakukan secara satu arah
dan tidak melalui tatap muka langsung, misalnya berpidato melalui radio
atau televisi. Pidato kenegaraan yang disampaikan melalui siaran televisi
atau radio termasuk ke dalam jenis ini.
c. Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi, yakni :
- Membaca permulaan, dan
- Membaca lanjutan.
Kemampuan membaca permulaan ditandai oleh kemampuan melek
huruf, yakni kemampuan mengenali lambang-lambang tulis dan dapat
membunyikannya dengan benar. Pada fase ini, pemahaman isi bacaan
belum begitu tampak karena orientasi pembaca lebih ke pengenalan
lambang bunyi bahasa. Sementara pada membaca lanjut, kemampuan
membaca ditandai oleh kemampuan melek wacana. Artinya, pembaca
bukan hanya sekadar mengenali lambang tulis, bisa membunyikannya
dengan lancar, melainkan juga dapat memetic isi/makna bacaan yang
dibacanya.
d. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktif
produktif. keterampilan menulis dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori, yakni:
- Menulis permulaan dan
- Menulis lanjutan
Menulis permulaan sesungguhnya identik dengan melukis gambar.
Pada fase ini, si penulis tidak menuangkan ide/gagasan, melainkan hanya
sekadar melukis atau menyalin gambar/lambang bunyi bahasa ke dalam
wujud lambang-lambang tertulis . Kegiatan menulis yang sesungguhnya

9
merupakan aktivitas curah ide, curah gagasan, yang dinyatakan secara
tertulis melalui bahasa tulis

10
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Bahasa merupakan sebuah sistem sebagai alat berkomunikasi yang
terbentuk oleh suatu kaidah atau pola tertentu
2. Fungsi bahasa terbagi dua yaitu swcra umum sebagai alakt komunikasi
sosial dan khusus sebagai alat mengungkapkan perasaan
3. Bahasa memiliki ciri atau hakikat antara lain sebagai sebuah lambang yang
merupakan tanda yang digunakan suatu kelompok untuk menyampaikan
sesuatu,bahasa berupa bunyi, Bahasa bersifat produktif artinya bahasa
bersifat beragam atau Heterogen dan bahasa bersifat manusiawi
4. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi
komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan
bermasyarakat yang keberhasilannya bergantung pada tingkat
keterampilan berbahasa yang dimilikinya.
5. Aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan mendengarkan yang
merupakan keterampilan dalam memahami bahasa lisan, keterampilan
membaca yang dibagi dua yaitu keterampilan permulaan dan keterampilan
lanjutan. Keterampilan berbicara, situasi berbicara yaitu interaktif dan non
interaktif, serta keterampilan menulis yaitu menulis permulaan dan
menulis lanjutan

3.2 Saran
perlu adanya penguasaan dan kemampuan berbahasa karena banyaknya
masyarakat yang minim dalam keterampilan berbicara dikarenakan kurangnya
penguasaan akan kemampuan berbahasa atau penggunaan bahasa yang baik dan
benar sehingga memunculkan sikap tidak percaya diri untuk berbicara didepan
umum.

11
DAFTAR PUSTAKA

Carter, Ronald. 1993. Introducing Applied Linguistics. London: Penguin English.


Chaer, A. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Finoza, L. 2008 Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Nonjurusan
Bahasa.
Jakarta : Diksi Insan Mulia
Harimurti, R. 1997. Dasar-dasar Linguistik Umum. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Oktavianus. 2006. Analisis Wacana Lintas Bahasa. Padang : Andalas University
Press
Setyonegoro, A. 2013. Hakikat Alasan dan Tujuan Berbicara (Dasar Pembangun
Kemampuan Berbicara Mahasiswa ). Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa da
Sastra. 2(2) : 67-80
Sitepu, T., dan Rita, M. P. 2017. Bahasa Indonesia Sebagai Media
Primerkomunikasi
Pembelajaran. Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
2(1) : 67-73.
Sugono, D. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Surabaya : PT.
Gramedia
Pustaka Utama
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.

12

Anda mungkin juga menyukai