Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RAGAM BAHASA

KELOMPOK 1

DI SUSUN OLEH :

1. Jamilah
2. Sri wulandari
3. Nurauliya putri bahri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP YAPIS DOMPU
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini, dimana makalah ini membahas tentang ragam bahasa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan mampu menambah
wawasan bagi semua orang
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar Isi............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................
1.4 Manfaat.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Bahasa.........................................................................................
2.2 Pengertian Ragam Bahasa..............................................................................
2.3 Sebab Terjadinya Ragam Bahasa...................................................................
2.4 Macam-macam Ragam Bahasa.......................................................................
2.4.1 Ragam Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi..............................................
2.4.2 Ragam Bahasa Indonesia Menurut Cara Pandang Penutur..........................
2.4.3 Ragam Bahasa Menurut Topik Pembicaraan................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh
masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak
semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya
pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang
tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besa rBahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan
tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh
yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas
kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.

Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan
mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia.
Dalam bahasan bahasa Indonesia dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang
digunakannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang
lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:.

1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?

2. Apa saja macam-macam ragam bahasa?

3. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan
macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari berbagai aspek.

1.4 Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah


1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa
2. Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang sering digunakan.
3.Penggunaan ragam bahasa
4. Contoh-contoh ragam bahasa.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Bahasa

Manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau individu.
Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas. Salah satu
contoh penggunaan bahasa yaitu komunikasi dengan orang lain

Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Gorys Keraf (1994:1) memberikan pen
gertian bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti
atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bah
asa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan
reaksi atau tanggapan orang lain

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga
menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap
mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan
adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran
atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan
tingkah laku seseorang.
Tanpa adanya bahasa didalam kehidupan bermasyarakat, maka kita akan sulit untuk
menyampaikan maksud dalam melakukan suatu tindakan. Baik itu secara langsung melalui
ucapan yang keluar dari ucapan kita, ataupun tulisan yang kita tulis untuk disampaikan.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat
untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.

2.2 Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang
baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya
ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat
menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi

Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor,atau di
dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi,seperti di
rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa
terdiri dari

(1) Ragam bahasa lisan


(2) Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar
dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam
ragam bahasa lisan, kita menggunakan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita menggunakan tata ca
ra penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu
memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan
ragam bahasa lisan.

Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal,
kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki seperangkat
kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun adakedekatan aspek
tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari
yang lain.

2.3 Sebab Terjadinya Ragam Bahasa

Ragam bahasa timbul seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-
variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannnya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk
memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar.

2.4 Macam-Macam Ragam Bahasa

Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan bahasa sebagai alat
komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang berbeda-beda. Selain
itu, pemakaian bahasa juga bergantung pada pokok persoalan yang dibicarakan serta keperluan
pemakainya. Ragam bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yang pertama berkomunikasi
yaitu: (1)Ragam Lisan, dan (2) ragam tulisan, kedua berdasarkan cara pandang penutur yaitu: (1)
Ragam Dialek, (2) ragam terpelajar, (3) ragam resmi, dan (4) ragam tak resmi, berdasarkan pesan
komunikasi yaitu (1) ragam politik, (2) ragam hukum, (3) ragam pendidikan, (4) ragam
sastra,dan sebagainya.

2..4..1 Ragam Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi

A. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besa
rterjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam
kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memah
makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya
dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan
dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai
ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari
ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis,
ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-
masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.
Ciri-ciri ragam lisan:
a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh
d. Berlangsung cepat
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
f. Kesalahan dapat langsung dikoreksi
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
h. Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Contoh ragam lisan

Penggunaan Bentuk Kata


-Nia sedang baca surat kabar.
-Ari mau nulis surat.
-Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
-Mereka tinggal di Medan.
-Jalan laying itu untuk mengatasi kamacetan lalu lintas

Penggunaan Kosa Kata


-Alzeta bilang kalau kita harus belajar.
-Kita harus bikin karya tulis.
-Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.

Penggunaan Struktur Kalimat


-Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.
-Dalam “Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh Gubernur Jakarta

B. Ragam Tulis

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak
ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang
diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata
dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan media tulis seperti
kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya
kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata atau pun susunan kalimat, ketepatan
pilihankata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca daam mengungkapkan
ide. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat
kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja,
iklan,atau poster.
Ciri-ciri ragam tulis :
1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara
2. Bersifat objektif
3. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu
4. Mengemban konsep makna yang jelas
5. Harus memperhatikan unsur gramatikal
6. Berlangsung lambat
7. Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jeas
8. Selalu memakai alat bantu;
9. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
10.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda
baca

Ketentuan-ketentuan ragam tulis :


1.Memakai ejaan resmi
2.Menghindari unsur kedaerahan.
3.Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit.
4.Memakai bentuk sintesis
5.Pemakaian partikel secara konsisten
6.Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah

Kelebihan ragam bahasa tulis :

1. Informasi yang disajikan bisa pilih untuk dikemas sebagai media atau materiyang
menarik dan me nyenangkan
2 . Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
3 Sebagai sarana memperkaya kosakata
4. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :

1.Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak adaakibatnya bahasa
tulisan harus disusun lebih sempurna
2.Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harusmengikuti kaidah-
kaidah bahasa yang dianggap cendrung miskin daya pikat dan nilai jual
3.Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karenaitu dalam
bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Contoh ragam tulis adalah’Saya sudah membaca buku itu.’

Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dankosa
kata):

Tata Bahasa
(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
a. Ragam bahasa lisan:
- Nia sedang baca surat kabar
- Ari mau nulis surat
b. Ragam bahasa tulis
- Nia sedang membaca surat kabar.
- Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
- Mereka bertempat tinggal di Menteng
- Akan saya tanyakan soal itu.

Kosa kata

Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata:


a. Ragam Lisan
- Ariani bilang kalau kita harus belajar
- Kita harus bikin karya tulis
- Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b. Ragam Tulis
- Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
- Kita harus membuat karya tulis
- Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar,
semistandar dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan
aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwas
sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta
mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem
(Alwi, 1998: 14)
Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan:
a. Topik yang sedang dibahas,
b. Hubungan antarpembicara
c. Medium yang digunakan,
d. Lingkungan, atau
e. Situasi saat pembicaraan terjadi

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semistandar dan nonstandard adalah
sebagai berikut:
 Penggunaan kata sapaan dan kata ganti
 Penggunaan kata tertentu,
 Penggunaan imbuhan,
 Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
 Penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam
nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung
menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita,
dalam ragam standar kita akan menggunakan kata Saya atau aku.Dalam ragam nonstandar, kita
akan menggunakan kata aku

Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar
dan ragam nonstandard. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang
merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri
lain. Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.

Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan
nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap
cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat
dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang.Misalnya,
Hai, Ida, mau kemana?“Pulang.”Sering kali juga kita menjawab“Tau.”
Untuk menyatakan „tidak tahu‟. Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak
disebutkan di atas adalah Intonasi. Misalnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam
ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis. Beberapa penyusun buku seperti E.Zaenal
Arifin dan S.AmranTasai (1999:18-19) mengatakan bahwa pada dasarnya, ragam tulis dan ragam
lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku.
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga
masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa
dalam penggunaannya atau ragam bahasa yang dipakai jika kawan bicara adalah orang
yang dihormati oleh pembicara, atau jika topik pembicaraan bersifat resmi (mis. Surat-menyurat
dinas, perundang-undangan, karangan teknis), atau jika pembicara dilakukan didepan umum. Ra
gam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang
menyimpangdari norma ragam baku.

Ragam baku itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Kemantapan dinamis

Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa, kalau kata rasa dibubuhi awalan pe-,akan
terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe-, akan terbentuk kata
peraba. Oleh karena itu,menurut kemantapan bahasa,
kata rajin dibubuhi pe-,akan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada
sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku.
Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat
berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu
disebut pelanggan

b) Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat
resmi.Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan
oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan form
al (sekolah). Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa
yang ada dalam otak pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam baku dapat memberikan
gambaran yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca.
c) Seragam
Ragam baku bersifat seragam, pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa
ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan
bahasa adalah pencarian titik-titik
keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara
dan pramugari. Andai kata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan kapalterbang
disebut steward atau stewardes dan penyerapan itu seragam, kata itu menjadi ragam baku.
Akan tetapi, kata steward dan stewardes sampai dengan saat ini tidak disepekati untukdipakai.
Yang timbul dalam masyarakat ialah pramugara atau pramugari.

Dalam berbahasa Indonesia, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam tulis, ragam
bakudan ragam tidak baku. Oleh sebab itu muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan.
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran
atau buku-bukuilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan ragam baku tulis secara
nasional. Usaha itudilakukan dengan menerbitkan masalah ejaan bahasa Indonesia, yang
tercantum dalam bukuPedoman Umum Ejaan Bahasa yang Disempurnakan.
Dalam masalah ragam baku lisan, ukuran dan nilai ragam baku lisan ini bergantung
pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dikatakan
berbahasalisan yang baku kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat
atau dialek daerahnya.

2.4.2 Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat, yaitu: RagamDialek,
Ragam Terpelajar, Ragam Resmi, dan Ragam Takresmi.

a. Ragam Dialek

Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok banhasawanditempat
tertentu(lihat Kridalaksana, 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan logat.logatyang paling
menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasaIndonesia orang
Jawa tampak dalam pelafalan /b/pada posisi awal nama-nama kota,seperti mBandung,
mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata seperti pendidi‟an, tabra‟ an, kenai‟an, gera‟an.
Logat daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat indonesia yangdilafalkan oleh seorang
Tapanuli dapat dikenali, misalnya, karena tekanan kata yang amat jelas;logat indonesia orang
bali dan jawa, karena pelaksanaan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan,
turun naiknyan ada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa membangunak senyang berbeda-beda.
b. Ragam Terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewarnai penggunaan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak jelas
perbedaaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutu ryang tidak berpendidikan.
Terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa bernyanyi, misalnya contoh dalam tabel
berikut.

Tidak Terpelajar Terpelajar


Pidio Video
tumpukan Film
Komplek
Kompleks
Pajar Fajar
Pitamin Vitamin

c. Ragam Resmi dan Begitu Resmi


Kedua beragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1.Ragam resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, misalnya pertemuan-
pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan. Ciri-ciri beragam bahasa resmi:
A.Menggunakantidak yakintata bahasasecaraeksplisitdankonsisten;
B.Menggunakanimbuhansecaralengkap;
C.Menggunakankatagantiresmi;
D.Menggunakankatabaku;
E.MenggunakanMATA;
F.Menghindaritidak yakinkedaerahan
2. Ragam takresmi

Ragam tak resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tak resmi, misalnya dalam
pergaulan, dan Percakapan pribadi, misalnya dalam pergaulan, dan Percakapan pribadi
(lihatKeraf,1991:6). Ciri-ciri beragam bahasa tidak resmi sebaliknya dari beragam Bahasaresmi.
Ragam bahasa-bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang Ragam
bahasa resmi atau tak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan. Semakin
tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya
semakin rendah pula tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan -(lihatSugono,1998:1213). Contoh: Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepad
aatasan adalah bahasa resmi sedangkan bahasa yang digunakan oleh anakmu adalah beragam
bahasa santai / takresmi.

2.4.3. Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.

Berdasarkan topic pembicaraan, beragam bahasa dibagi menjadi: beragam politik, beragam
hukum, beragam pendidikan, beragam jurnalistik, dan Ragam sastra dan misalnya. Kelima jenis
beragam bahasa tersebut akan dijelaska nsecara rincis ebagai berikut.

A. Ragam politik

Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan
mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber
penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa
dimasyarakat.

B. Ragam hukum

Salah satu ciri khas dari bahasa hokum adalah penggunaan kalimat yang panjang dengan pola
kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hokum Indonesia tidak juga memperhatikan sifat dan ciri
khas bahasa Indonesia dalam Strukturnya. Hal ini disebabkan karena hokum Indonesia pada
umumnya didasarkan pada hokum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam
bahasa Belanda. Namun, kadang-kadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam
bahasa hokum karena dalam bahasa hokum kejelasan norma-norma dan aturan kadang-kadang
membutuhkan penjelasan yang lebaran, jelas kriterianya, keadaan, sertas ituasi yang maksudnya.

C. Ragam social dan Ragam Fungsional

Ragam social dapat didefinisikan sebagai beragam bahasa yang sebagian norma dan
kaidahnya didasar kana atas kesepakantan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil
dalam masyarakat. Ragam social membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang
misalnya berbicara dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status social
orang yang menjadi lawan bicara. Ragam social ini juga berlaku pada beragam tulis maupun
beragam lisan. Sebagai contoh orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara . Pembicara
dapat menyebut “kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan melakukan itu
jika berbicara

Dengan orang dengan status social yang lebih tinggi atau kepada orang tua. Ragam
fungsioanal, sering juga disebut beragam professional merupakan beragam bahasa yang
dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan terten tulainnya. Sebagai
contoh yaitu adanya beragam keagamaan, beragam kedokteran, beragam teknologi dll.
Kesemuaan beragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.

D. Ragamjurnalistik

Bahasa Jurnalistik adalah beragam bahasa yang digunakan oleh dunia persurat-kabaran (dunia
pers=media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa
yang digunakan oleh keseluruhan media massa. Termasuk media massa audio(radio), audio
visual (televisi) dan multimedia (Internet). Hingga bahasa jurnalistik adalah salah satu beragam
bahasa, yang terbentuk karena spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik
termasuk dalam beragam bahasa ringkas. Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai
berikut. Bahasanya pada satü Selalu fokus padahal kamu berbica ataü banyak sifat objektifnya
dari pada secara subyektifnya lebih banyak tidak yakin pikiran dari pada perasaan lebih bersif
diberitahukan sayangi pada menggerakkan emosi Tujuan utam amisalnya jadi
pendengar/pembaca tahu atau mengerti. Oleh karena itu, yang diutamakan misalnya jelas dan
dengan seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun selogis-logisnya. Bahasa jurnalistik ditujukan
kepada umum, tidak membedakan tingkat kecerdasan, kedudukan, keyakinan, dan pengetahuan

E. Ragam sastra

Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif
daninovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara penuturan,
danungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal dalam bahasa
umum.Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan
pikiran,fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan,
dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan
istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di
samping alatkomunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan
yang ada

F. Ragam sastra

Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif
daninovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara penuturan,
danungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal dalam bahasa
umum.Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan
pikiran,fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan,
dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan
istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di
samping alatkomunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan
yang ada
pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian buny
ikata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan
untukmempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam
karanganumum.

Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimatyang
tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermaknakonotasi
sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.

Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan didalam imajinasi pembaca.Jika ditelusuri lebih
jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat dirinci
lagi berdasarkan ciri (1) kedaerahan, (2) pendidikan, dan (3) Sikap penutur
sehingga di sampingragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam menurut daerah, ragam
menurut pendidikan, danragan menurut sikap penutur. Ragam menurut daerah akan muncul jika
para penutur dan mitrakomunikasinya berasal sari suku/etnik yang sama. Pilihan ragam akan
beralih jika para pelakunya multietnik atau suasana berubah, misalnya dari takresmi menjadi
resmi.

Penetapan ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, topik pembicaraan,
serta bentuk hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan mempengaruhi cara pandang penu
turuntuk menetapkan salah satu ragam yang digunakan (dialeg, terpelajar, resmi, takresmi).

Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas sering memiliki kesamaansatu
sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan (sehari-hari) cenderung sama denganragam
dialek, dan ragam takresmi, sedangkan ragam tulis (formal) cenderung sama denganragam resmi
dan ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu mirip dengan ragam ilmu

Dibawah ini akan diberikan contuh ragam-ragam tersebut. Ragam ilmu


sengajadipertentangkan dengan ragam nonilmu demi kejelasan ragam ilmu itu sendiri.
Ragam Contoh
a.Lisan Sudah saya baca buku itu
b.Tulis Saya sudah membaca buku itu.
c.Dialek Gue udah baca itu buku
d.Terpelajar Saya sudah membaca buku itu
e.Resmi Saya sudah membaca buku itu
f.Takresmi Sudah saya baca buku itu.

Ragam
Nonilmu (nonilmiah) Ilmu (ilmiah)
-Ayan bukan penyakit menular. - Epilepsi bukan penyakit menular.
- Polisi bertugas menanyai tersangka. - Polisi bertugas menginterogasi tersangka.
- Setiap agenakan mendapatkan
- Setiap agen akan mendapatkan rabat.
potongan.
- Jalan cerita sinetron
itumembosankan. -Alur cerita sinetron itu membosankan

Ciri-ciri ragam ilmiah:


1. Bahasa Indonesia ragam baku;
2. Penggunaan kalimat efektif;
3. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
4. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian katadan
istilah yang bermakna kias;
5. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.

Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:

1. Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)


2. Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
3. Cerita itu menggunakan unsur flashback (ragam sastra)
4. Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
5. Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan,serta menurut medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi
bahasa lisan dan bahasa baku tulis.Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis
mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan
bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan
para warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan
baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.

3.2. Saran

Sebaiknya kita atau siapa pun penduduk di Indonesia menggunakan ragam bahasa
yang baik dan benar sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan
adanya bahasa- bahasa yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia
bahkan bertentangan.

Anda mungkin juga menyukai