Dosen Pengampu:
Kelompok 7
SHM 9
TPB BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS MATARAM
2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga makalah bahasa dan retorika ini dapat terselesaikan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan berkat beliau pula sehingga kita terhindar dari kegelapan dan kejahilihan.
Makalah bahasa dan retorika ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung, baik itu dari
orang tua, teman – teman maupun kepada dosen yang telah memberikan saran dan
bimbingan.
Kelompok 7
[Type text] ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
2.1 Bahasa.......................................................................................... 2
2.2 Retorika........................................................................................ 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan................................................................................... 12
3.2 Saran............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13
1.3 Tujuan
a. Memenuhi tugas kuliah Bahasa Indonesia dari dosen yang bersangkutan
b. Untuk mengetahui seputar tentang bahasa
c. Untuk mengetahui tetang retrorika
[Type text] 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana
dalam Aslinda dan Syafyahya, 2007: 1). Manusia dengan segala rutinitas dan
aktivitasnya, tidak pernah terlepas dari bahasa, karena bahasa merupakan hal yang paling
penting dalam kehidupan. Dengan bahasa, manusia dapat mengomunikasikan apa yang
dipikirkan dan dapat pula mengekspresikan sikap dan perasaanya ( Arsjad, 1991: 11).
Hal itu adalah salah satu yang membedakan antara manusia dengan makhluk yang
lainnya.
Orang berbahasa karena adanya suatu rangsangan dari lingkungannya yang harus
segera direspon melalui bahasa. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa merupakan sistem
lambang yang digunakan untuk berinteraksi di dalam masyarakat.
Fungsi bahasa
Fungsi bahasa selain sebagai sebagai alat komunikasi atau sarana untuk
menyampaikan informasi atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, juga
berfungsi sebagai :
[Type text] 2
verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan
dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan
media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene
setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang
digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan
menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang
dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk
berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrolsosial
dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran,
ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan
masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol
sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.
Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah
kita.
Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar
Sumpah Pemuda tanggal 28Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa
nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan
sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan
baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai
sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi
bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang diberikan.
[Type text] 3
Bahasa Nasional
Bahasa Negara
Sifat-sifat Bahasa
1. Bahasa itu adalah Sebuah Sistem
Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan
yang bermakna atau berfungsi. sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satu
dan yang lain berhubungan secara fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur
yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan.
Sebagai sebuah sistem,bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis.
Sistematis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara
acak. Sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri
dari sub-subsistem atau sistem bawahan (dikenal dengan nama tataran linguistik).
Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis,
[Type text] 4
tataran semantik, dan tataran leksikon. Secara hirarkial, bagan subsistem bahasa
tersebut sebagai berikut.
[Type text] 5
bunyi kata tersebut tidak memberi ”saran” atau ”petunjuk” apapun untuk
mengetahui maknanya.
[Type text] 6
9. Bahasa itu bersifat produktif
Bahasa bersifat produktif, artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi
dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan
bahasa yang tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang
berlaku dalam bahasa itu. Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia,
/a/, /i/, /k/, dan /t/. Dari empat fonem tersebut dapat kita hasilkan satuan-satuan
bahasa:
/i/-/k/-/a/-/t/
/k/-/i/-/t/-/a/
/k/-/i/-/a/-/t/
/k/-/a/-/i/-/t/
Bahasa tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia
sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan
bermasyarakat. Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia,
sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat kegiatan manusia itu selalu
berubah, maka bahasa menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi
dinamis. Perubahan itu dapat berupa pemunculan kata atau istilah baru, peralihan
makna sebuah kata, dan perubahan-perubahan lainnya.
[Type text] 7
12. Bahasa itu manusiawi
2.2 RETORIKA
Pengertian Retrorika
Retorika (dari bahasa Yunani: ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik
pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui
karakter pembicara, emosional atau argumen (logo). Menurut Aristoteles, Dalam
retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :
1) Ethos (ethical) : Yaitu karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara ia
berkomunikasi
2) Pathos (emotional) : Yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami
dengan pendekatan “Psikologi massa”.
3) Logos (logical) : Yaitu pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh
pembicara
Dalam ajaran retorika Aristoteles, terdapat tiga teknis alat persuasi (mempengaruhi)
politik yaitu deliberatif, forensik dan demonstratif. Retorika deliberatif memfokuskan
diri pada apa yang akan terjadi dikemudian bila diterapkan sebuah kebijakan saat
sekarang. Retorika forensik lebih memfokuskan pada sifat yuridis dan berfokus pada
apa yang terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak,
pertanggungjawaban atau ganjaran. Retorika demonstartif memfokuskan pada wacana
memuji dengan tujuan memperkuat sifat baik atau sifat buruk seseorang, lembaga
maupun gagasan.
Arti Retorika
Secara etimologis, retorika berasal dari bahasa Yunani, “rhetrike” yang berarti
seni kemampuan berbicara yang dimiliki seseorang. Aristoteles dalam bukunya
“Rhetoric” mengemukakan pengertian retorika, yaitu kemampuan untuk memilih dan
menggunakan bahasa dalam situasi tertentu secara efektif untuk mempersuasi orang
[Type text] 8
lain. Sedangkan menurut Gorys Keraf, retorika adalah suatu istilah secara tradisional
yang diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan
pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Menurut P. Dori Wuwur Hendrikus,
retorika adalah kesenian untuk berbicara baik yang digunakan dalam proses
komunikasi antarmanusia.
Retorika berarti kesenian untuk berbicara dengan baik (kunst, gut zu reden
atau ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan
keterampilan teknis (ars, techne). Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti
berbicara lancar tanpa pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan
untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat, dan mengesankan. Retorika
modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik
pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retorika
modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan
kesanggupan berbicara. Dalam bahasa populer, retorika berarti pada tempat yang
tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata
yang tepat, benar dan mengesankan.
Keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai seni berbicara dapat dengan
mencontoh para rektor yang terkenal (imitatio), dengan mempelajari dan
mempergunakan hukum-hukum retorika (doctrina), dan dengan melakukan latihan
yang teratur (exercitium). Dalam seni berbicara juga dituntut penguasaan bahan (res)
dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa (verba).
Pembagian retorika
Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa, khususnya ilmu bina bicara
(sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini mencakup:
1. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya
seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah
pidato, kata sambutan, kuliah, makalah, ceramah dan deklamasi.
2. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau
lebih berbicara atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan. Bentuk
dialogika yang penting adalah diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan
debat.
[Type text] 9
3. Pembinaan Teknik Bicara
Efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara. Teknik
bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena itu, pembinaan teknik bicara
merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam bagian ini perhatian lebih
diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik
membaca dan bercerita.
[Type text] 10
5 hukum Retrorika dalam presentasi
1# Temukan materi sebelum presentasi
2# Menyusun materi presentasi
3# Tentukan gaya bahasa anda
4# Memahami isi presntasi anda
5# Teknik penyampaian presentasi
[Type text] 11
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bahasa merupakan media retorika, sedangkan retorika sering digunakan sebagai
ilmu berbicara yang diperlukan setiap orang. Perlu dipersiapkan dengan baik dan cermat,
bahan-bahan pembicaraan yang tepat, patut dan menarik untuk dibicarakan, yang disusun
sedemikian rupa untuk memudahkan mahasiswa berbicara.
Rekonstruksi bahasa dan retorika dapat dimulai dengan penguasaan unsur-unsur
kebahasaan dan nonkebahasaan dalam berbicara. Setelah itu, penting juga seorang
pembicara menggunakan metode dan etika retorika yang tepat. Dengan demikian,
diharapkan akan tercetak generasi mahasiswa yang terampil berbicara secara intelektual.
3.2 SARAN
Untuk penyempurnaan makalah ini kami sangat berharap diberikan masukan berupa
kritik dan saran di dalamnya.
[Type text] 12
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Ermawati. 2001. “Retorika (Seni Berbahasa Lisan dan Tulisan)”. Buku Ajar.
Padang: FBSS UNP.
Hidayanti, Rosyidatul. 01 April 2008. Bahasa dan Retorika. Diakses 05 Juni 2017 dari
http://rosyidatulhidayati.blogspot.co.id/2008/04/bahasa-dan-retorika.html
Imran, Adli Abi.12 februari 2015. Makalah Retorika Bahasa Indonesia. Diakses 05 Juni
2017. https://blogmateri.wordpress.com/2015/02/12/makalah-retorika-bahasa-indonesia/
Hutasoit, Nella. 22 April 2012. Pengertian Bahasa. Diakses 05 Juni 2017 dari
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-bahasa/
Umar, Firda. 31 Mei 2014. Makalah Retorika. Diakses 05 Juni 2017 dari
http://firdaumar.blogspot.co.id/2014/05/makalah-retorika.html
[Type text] 13