Suardi
Dosen Tetap Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. Soebrantas km 15 No. 155 Pekanbaru, 28293
Email: suardi.mikom@gmail.com
Abstract
Retorika intinya merupakan penggunaan kata-kata dan bicara baik dan
efektif. Bicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling
esensial. Salah satu anugrah paling besar yang diberikan Tuhan kepada
Manusia. Islam sendiri, memerintahkan untuk bicara bai k.
Dalam perkembangannya, retorika kini lebih kepada sebuah ilmu. Tidak
lagi hanya berlandaskan pada metode-metode kohersif atau asumsi.
Retorika, seperti disiplin yang lain, dirumuskan dari hasil penelitian
empiris. Artinya, kebenaran dalam retorika modern merupakan kebenaran
ilmiah. Dimana kebenaran yang sesuai dengan fakta dan mengandung isi
pengetahuan
Mencermati persefsi negatif retorika disebagian kalangan masyarakat
saat ini, jika kita mau jujur akar permasalahannya tak terlepas dari kondisi
sebagian masyarakat kita dan praktisi retorika itu sendiri. Sebagian
masyarakat kita masih ternina bobokkan dengan kata -kata manis
menyentuh hati, terpesona dengan argumen dan gagasan yang hanya
sebatas silat lidah dan terpukau dengan penampilan atraktif d an kata
berapi-api.
Para praktisi retorika lebih kepada menjadikan retorika sebagai metode
kohersif salah satunya dalam bentuk usaha pencapaian tujuan, meskipun
harus mengumbar kebohongan. Padahal ini sebenarnya merupakan poa -
pola dari retorika klasik, yang telah lama ditinggalkan.
Dari latarbelakang yang penulis ilmu pidato dalam arti pemakaian kata-
sampaikan diatas, maka didapatkan kata dengan gaya yang indah
rumusan masalahnya adalah Pertama, (Wojowasito, (1981): 541).
Bagaimana substansi retorika hingga Kustadi Suhandang dalam
menjadi salah satu pengetahuan yang bukunya Retorika strategi Teknik dan Taktik
penting untuk dipelajari dan bagaimana Pidato mengemukkan Retorika tidak
pula retorika dalam persfektif Islam?, terbatas pada penyampian pesan secara
Kedua, Mengapa sebagaian masyarakat lisan saja melainkan juga tertulis, maka
kita berpersepsi negatif terhadap retorika? menurut Kustadi kegiatan retorika lebih
luas ketimbang public Spaking yang
Pengertian Retorika memiliki pengertian terbatas pada
berbicara di depan publik saja. Karena itu
Secara etimologi istilah Retorika pula metode komunikasi yang bisa
salah satunya dapat ditemukan dalam digunakan dalam aktivitas retorika, tentu
perbendaharaan bahasa Inggris yakni saja tidak terbatas auditif saja melainkan
rhectoric yang artinya kepandaian juga menggunakan metode visual maupun
berbicara atau berpidato (Echols, audio visual. Demikian juga gaya
1975:485). Kemudian dikenal pula istilah penyampaian yang tidak hanya
Public speaking yang artinya sama dengan penyampian secara lisan saja, melainkan
retorika, yakni berbicara atau berpidato juga pada penyajian secara tertulis
di depan umum dengan prinsip (Kustadi Suhandang, 2009:26).
menggunakan segala tenknik dan strategi
komunikasi demi berhasilnya Substansi Retorika
mempengaruhi orang banyak
(Carnigie,2013: 11). Retorika dan public Dari pengertian diatas, dapat
Speaking merupakan cara berbicara ditarik kesimpulan bahwa retorika intinya
efektif, yang perlu di pelajari ketika anda merupakan penggunaan kata-kata dan
membutuhkannya. Untuk bisa bicara baik dan efektif. Bicara merupakan
mempengaruhi orang atau orang-orang bentuk komunikasi manusia yang paling
lain dalam arti mengubah sikap, sifat, esensial. Salah satu anugrah paling besar
pendapat, dan tingkah laku orang atau yang diberikan Tuhan kepada Manusia.
orang-orang lain itu; berawal 3000 SM Menurut para pakar komunikasi, rata-rata
(Devito, 1984: 3). orang mengucapkan delapan belas ribu
Pakar komunikasi Hornby dan kata setiap hari (Larry King, Bill Gilbert;
Pranwell (1961:364) mengemukakan xv).
retorika sebagai seni menggunakan kata- Bahkan dalam persfekti Islam,
kata secara mengesankan, baik lisan, Tuhanlah yang mengajari kita bicara,
maupun tulisan, atau berbicara dengan dengan kemampuan berbahasa yang
banyak orang dengan menggunakan dianugrahkanNya kepada kita. Dalam Al-
pertunjukan dan rekaan.Webster’s Tower Qur’an surat Ar-Rahman: 1-4 disebutkan,
Dictionary (1957): 230) menyatakan
rhetoric sebagai seni menggunakan bahasa “Tuhan yang Maha Pemurah, yang
secara efektif. Sementara dalam bahasa telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia
Belanda ditemukan istilah retorica sebagai
Suardi| Urgensi Retorika Dalam Persfektif Islam Dan Persepsi
Masyarakat
Edisi Desember 2017 Vol. 41 No. 2 |132
ISSN 2407-1706 |Online Version
Jurnal An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam ISSN 0853-1161 |Print Version
Message in Water”, Massaru Emoto sangat sensitif dan reaktif terhadap kata-
mengatakan, air seperti pita magnetik kata atau bicara.
atau compact disk. Untuk itu Sebagai makhluk sosial,
Air dapat mengenali kata tidak manusia tak bisa lepas dari kemampuan
hanya sebagai sebuah desain kalimat apa berbicara dan retorika yang merupakan
adanya, tetapi dapat memahami makna bagian Komunikasi. Bahkan sampai
kata tersebut. Saat air diucapkan sebuah kapan pun, dalam profesi apapun
kata dalam kalimat, air akan meresponnya kemampaun bicara dan retorika harus
dengan membentuk kristal melalui senantiasa diasah. Baik dalam meraih
partikel-partikel didalam air. Jika kata tujuan dalam konteks efektifitas
positif yang diucapkan, maka kristal di air Komunkasi dilingkungan masyarakat,
akan membentuk laksana bunga merekah maupun menuju kematangan kepribadian
yang sedang mekar luar biasa. Seakan ditengah masyarakat.
menggambarkan ekspresi kenikmatan dan Sebaliknya, Bicara buruk pun bisa
kegembiraan yang menawan. Sebaliknya, membawa dampak besar bahkan berujung
jika kata-kata negative yang diucapkan, pada kematian. Banyak kejadian yang
akan direspon seperti pecahan kristal diberitakan diberbagai media massa,
yang tak beraturan. kasus pembunuhan terjadi karena
berpangkal pada bicara buruk. Sebut saja
salah satunya kasus yang menimpa wanita
cantik bernama Alfi Alfisyahrin yang
ditemukan tewas dirumah kosnya di
kawasan Tebet Jakarta Selatan (10/4).
Seperti diberitakan JPNN
(15/4/2015) lalu, ternyata penyebabnya
karena hal sepele. Setelah pelakunya MRS
berhasil diringkus, di depan penyidik
Polda Metro Jaya MRS mengaku nekat
membunuh wanita cantik yang sering
Gambar pola air saat diungkapkan kata-kata baik dan dipanggil Tata Chubby itu hanya karena
buruk
ucapan korban yang mengatakan MRS
badannya bau. Merasa tersinggung, MRS
Disisi lain, penemuan diatas pun saat itu langsung menyumpal mulut
menggiring kita pada sebuah kesimpulan Alfi dengan kaos kakinya dan mencekik
bahwa pengaruh bicara begitu dahsyat. leher korban hingga tewas.
Karena hampir sebagian besar mahluk Bahkan tidak hanya manusia,
hidup dimuka bumi ini didominasi unsur konon pohon pun bisa mati karena terus-
air, yang tentu saja sangat reaktif terhadap menerus diteriaki perkataan-perkataan
kata-kata. Kata-kata bisa membawa buruk. Seperti yang pernah dimuat dalam
dampak positif, sekaligus dampak negatif. sebuah artikel di situs kompas.com,
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan tentang tradisi unik sebuah suku primitif
yang paling sempurna, 70 persen bagian di kepulauan Solomon. Dimana
tubuhnya terdiri dari unsur air. kehidupan suku pedalaman di pulau ini
Konsekuensi logisnya tentu saja, manusia masih tergantung pada hasil hutan
masyarakat kita masih ternina bobokkan masih percaya bahwa moralitas adalah
dengan kata-kata manis menyentuh hati, yang paling utama.
terpesona dengan argumen dan gagasan
yang hanya sebatas silat lidah dan
Penutup
terpukau dengan penampilan atraktif dan
kata berapi-api.
Artinya, masyarakat kita masih Sebagai penutup, retorika intinya
bisa di “bius” dengan retorika klasik, merupakan penggunaan kata-kata dan
ketimbang mengedepankan rasio dalam bicara baik dan efektif. Bicara merupakan
mencermati pesan-pesan yang bentuk komunikasi manusia yang paling
disampaikan. Parahnya, kondisi esensial. Salah satu anugrah paling besar
masyarakat tersebut pun seakan dibiarkan yang diberikan Tuhan kepada Manusia.
untuk disalah gunakan demi mencapai Islam sendiri, memerintahkan untuk
tujuan-tujuan tertentu oleh para sebagian bicara baik.
orator saat ini. Namun disisi lain, sebagian
Para praktisi retorika lebih kepada masyarakat kita masih ternina bobokkan
menjadikan retorika sebagai metode dengan kata-kata manis, ketimbang
kohersif salah satunya dalam bentuk usaha mengedepankan rasio dalam mencermati
kebenaran pesan-pesan yang disampaikan.
pencapaian tujuan, meskipun harus
Artinya, kondisi masyarakat kita masih
mengumbar kebohongan. Padahal ini
bisa dipengaruhi dengan metode-metode
sebenarnya merupakan poa-pola dari
retorika klasik. Dimana, dinegara-negara
retorika klasik, yang telah lama
maju metode ini sudah lama ditinggalkan,
ditinggalkan. Akibatnya karena apa yang
karena dinila sudah tidak efektif lagi.
disampaikan kebanyakan omong kosong,
Parahnya, kondisi masyarakat tersebut
melahirkan sikap antipati dan pesimis.
pun seakan dibiarkan untuk disalah
Parahnya, justru retorikalah yang
gunakan demi mencapai tujuan-tujuan
kemudian menjadi kambing hitam. Hal
tertentu oleh sebagian oknum-oknum
inilah yang menurut analisa penulis,
pembicara publik.
kemudian melahirkan persefsi negatif
terhadap retorika di sebagian masyarakat Sebagai saran, dalam
kita. perkembangannya, retorika kini lebih
kepada sebuah ilmu. Tidak lagi hanya
Padahal didasari teori retorika
berlandaskan pada metode-metode
menurut Aristoteles bahwa retorika itu
sendiri sebenarnya bersifat netral. kohersif atau asumsi. Retorika, seperti
Maksudnya adalah Orator itu sendiri bisa disiplin yang lain, dirumuskan dari hasil
memiliki tujuan yang mulia atau justru penelitian empiris. Artinya, kebenaran
hanya menyebarkan omongan yang dalam retorika modern merupakan
gombal atau bahkan dusta belaka. kebenaran ilmiah. Dimana kebenaran
Menurutnya, “…by using these justly one yang sesuai dengan fakta dan
would do the greatest good, and unjustly, mengandung isi pengetahuan. Dalam
the greatest harm” (1991): 35). Dimana pembuktiannya kebenaran ilmiah harus
bagi para praktisi retorika, Aristoteles kembali pada status ontologis objek dan
sikap epistemologis yang disesuaikan
dengan metodologisnya.
Suardi| Urgensi Retorika Dalam Persfektif Islam Dan Persepsi
Masyarakat
Edisi Desember 2017 Vol. 41 No. 2 |141
ISSN 2407-1706 |Online Version
Jurnal An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam ISSN 0853-1161 |Print Version