Makalah
Ilmu Komunikasi
Dosen Pengampu :
Oleh
Kelompok 7
Khairunnisa 11190530000168
MD - 3D
JAKARTA
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retorika adalah suatu istilah yang diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa
sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Jadi ada dua
aspek yang perlu diketahui seseorang dalam retorika, yaitu pengetahuan mengenai
bahasa dan pengetahuan mengenai objek tertentu yang akan disampaikan dengan bahsa
tersebut. Oleh karena itu retorika harus dipelajari oleh mereka yang ingin menggunakan
bahasa dengan cara yang sebaik-baiknya untuk tujuan tertentu. Manfaat mempelajari
retorika diantaranya yaitu :
1. Membimbing penutur mengambil keputusan yang tepat.
2. Membimbing enutur secara lebih baik memahami masalah kejiwaan manusia pada
umumnya dan kejiwaan penanggap tutur yang akan dan sedang dihadapi.
3. Membimbing penutur menemukan ulasan yang baik.
4. Membimbing penutur mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran
dengan alasan yang masuk akal.
Sejarah pertumbuhan retorika dari zaman Yunani Kuno menunjukkan bahwa
tekanan seni wacana ini diletakkan pada oratori atau seni berpidato. Hal ini dapat
dilakukan dengan tulisan, karena belum ada percetakan. Karena itu, pengertian
retorika pada awalnya juga bertumpang-tindih dengan seni berpidato atau oratori.
Tetapi setelah penemuan mesin cetak dan mesin uap, maka retorika sebagai seni
berpidato mulai merosot peranannya, dan diganti dengan seni menggunakan bahasa
secara tertuli. Dengan publikasi tertulis, gagasan atau ide seseorang dapat lebih luas
tersebar daripada kalau harus disampaikan melalui pidato. Dengan pergeseran ini,
pengertian retorika juga turut bergeser dari bahasa lisan ke bahasa tulis, dari seni
berpidato bergeser ke kamampuan menulis.
Pada waktu ditemukan media komunikasi elektronis, khususnya radio, peranan
bahasa lisan muncul kembali. Pidato melalui radio, televisi mempunyai peranan yang
sama penting dengn komunikasi melalui media tulis.
2
Karena retorika berusaha pula mempengaruhi sikap dan perasaan orang, maka ia
dapat menggunakan semua unsur yang bertalian dengan kaidah-kaidah keefektifan
dan keindahan gaya bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Retorika?
2. Apakah Retorika dapat dipelajari?
3. Bagaimana hubungan komunikasi dan retorika?
4. Bagaimana cara pembagian Retorika?
5. Apa alasan mempelajari Retorika
6. Bagaimana sejarah Retorika?
7. Apakah Retorika satu proses komunikasi?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Retorika
Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan lain
rhetorica yang berarti ilmu bicara. Pada abad ke-5 sebelum masehi untuk
pertama kali dikenal suatu ilmu yang menkaji proses pernyataan antar manusia
sebagai fenomena sosial. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa Yunani “rhetorike”
yang di kembangkan di Yunani purba, kemudian abad-abad berikutnya di
kembangkan di Romawi dalam bahasa latin “retorika” (dalam bahasa Inggris
“rhetoric” dalam bahasa Indonesia “retorika”).
Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya, modern
Rhetoric, mendefinisikan retorika sebagai The art of using languange effectively
atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Dari pengertian tersebut
menunjukkan bahwa retorika mempunyai pengertian sempit; mengenai bicara,
dan pengertian luas: penggunaan bahasa, bisa lisan, dapat juga tulisan. Oleh
karena itu, ada sementara orang yang mengartikan retorika sebagai public
speaking atau pidato di depan mum, tetapi juga termasuk seni menulis.1
Di Yunani, negara pertama yang mengembangkan retorika di pelopori
oleh Georgias. Menurut Georgias retorika dalah ilmu yang mempelajari dan
menelaah proses pernyataan manusia. Menurut Protagoras mengataka bahwa
retorika adalah kemahiran berbicara bukan demi kemenangan, melainkan
keindahan bahasa,. Menurut Socrates, retorika adlah demi kebenaran dengan
dialog sebagai tekniknya, karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan
sendirinya.
Menurut Plato, retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka
mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan dalam rangka upaya
mempengaruhi rakyat. Bagi Aristoteles, retorika adalah seni persuasi, suatu
uraian yang harus singkat, jelas dan meyakinkan dengan keindahan bahasa yang
disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki (corrective), memerintah
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005). 53
4
4. Pembagian Retorika
Retorika adalah bagian dari lmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina
bicara (Sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini
mencakup:
a) Monologika
Monologi adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di
mana hanya seorang ynag berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong
dalam monologika adalah pidato, kata sambutan, kuliah, makalah,
ceramah dan deklamasi.
b) Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di
mana dua orang atau lebih berbicara atau lebih berbicara atau mengambil
bagian dalam satu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting
adalah diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.
c) Pembinaan Teknik Bicara
Efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik
bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena itu
pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting dalam retorika.
Dalam bagian ini lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik
mentucap, bina suara, teknik mebaca dan bercerita.
Mengapa orang belajar retorika? Mengapa orang mau menguasai ilmu pandai
bicara?
b. Keberhasilan Pribadi
Orang yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam
mempergunakan bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam
hidupnya, antara lain :
Mengalami kemudahan dalam proses berkomunikasi.
Pengertian terhadap orang lain semakin terbina.
Dapat terbina sikap batin yang positif terhadap sesama dan dunia
sekitar, yang dapat memperbesar sukses dalam hidup dan
karyanya.
Memperoleh keungkinan lebih besar untuk menanam pengaruh
Dapat lebih detail usaha-usaha pribadi.
6. Sejatah Retorika
I. Retorika zaman Yunani
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa retorika sudah ada sejak
manusia ada. Tetapi retorika sebagai seni komunikasi mulai di pelajari
pada abad ke-5 SM, ketika kaum Sofis di Yunani mengembara dari
tempat satu ke tempat yang lain untuk mengajarkan pengetahuan
mengenai politik dan pemerintahan dengan penekanan pada kemampuan
berpidato.
Kaum Sofis berpendapat bahwa manusia ialah “makhluk yang
berpegetahuan dan berkemauan”. Tokoh aliran Sofisme sekaligus guru
Retorika yang pertama adalah Georgias (480-370). Georgias menyatakan
bahwa kebenaran suatu pendapat hanya dapat di buktikan jika tercapai
kemenangan dalam pembicaraan. Pendapat Georgias ini berlawanan
dengan pendapat Protagoras (500-432) dan Sokrates (469-392).
Portagoras mengatakan bahwa kemahiran berbicara buka demi
kemenagan melainkan demi keindahan bahasa. Sedangkan Sokrates,
retorika adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya karena
dengan dialog kebenaran akan timbul dengan sendirinya. 3
Seorang yang dapat di pengaruhi oleh Sokrates dan Georginas
adalah Isokrates yang pada tahun 392 SM mendirikan sekolah retorika
dengan menitik beratkan pendidikannya pada pidato-pidato politik.
Filsafat Isokrates adalah hakikat pendidikan, yaitu kemampuan
3
Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993). 45
9
pengacara dan tidak ada sertifikat tanah. Setiap orang harus meyakinkan
mahkaman dengan pemboicaraan saja. Sering orang tidak berhasil
4
memperoleh kembali tanahnya, hanya karena ia tidak pandai bicara.
4
Jalaudin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009). 2-3
11
5
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika. (Yogyakarta: Kansius. 1991). 42
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan
latin rhetorica yang berarti ilmu bicara. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa
Yunani “rhetorike” yang di kembangkan di Yunani purba, kemudian abad-
abad berikutnya di kembangkan di Romawi dalam bahasa latin “retorika”
(dalam bahasa Inggris “rhetoric” dalam bahasa Indonesia “retorika”).
Sejak dua ribu tahun terbukti banyak orang menjadi ahli pidato, karena
mempelajari teknik berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara.
Mempelajari retorika membangun orang untuk menjadi pemimpin. Dan
dalam proses komunikasi, menguasai teknik dan seni berbicara tergantung
dari usaha untuk mengembangkan kemampuan itu dan berusaha secara
optimal untuk melatih diri.
Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina
bicara (Sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini
mencakup : Monologika, Dialogika, pembinaan Teknik Bicara.
Menguasai kesanggupan berbahasan dan keterampilan berbicara menjadi
alasan utama keberhasilan orang-orang terkecil di dalam sejarah dunia.
Pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang memadai akan
membawa keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang-bidang di
bawah ini, antara lain : Kemampuan pribadi, Keberhasilan pribadi, Tugas dan
jabatan, Kehidupan pada umumnya.
Sejarah retorika terbagi atas tiga periode zaman, yaitu zaman Yunani,
zaman Romawi dan zaman Modern. Retorika zaman Yunani dipelopori oleh
Georgias. Georgias berasal dari kaum sofis yang menganggap bahwa
manusia adalah “makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan”. Tokoh
lain yang berperan dalam pengembangan retorika di Yunani adalah Sokrates,
Aristoteles dan Plato. Di zaman Romawi tokoh yang terkenal karena
14
B. Saran
Selaha menguraikan beberap macam penjelasan tentang Retorika yang
telah diambil dari berbagai literature referensi, diharapkan makalah ini
mampu menjadi acuan bagi mahasiswa agar mampu mengenal, memahami
dan mempraktekan metode retorika dengan baik dan benar.
Selain itu, diharpakan dengan makalah ini Mahasiwa mengetahui sejarah
perkembangan retorika dari zaman dan kemunculan retorika ini telah
berpengaruh pada peradaban manusia pada umumnya dalam hal berinteraksi
dengan orang lain, dimana dalam interaksi ini seseorang akan lebih
mengedepankan pada prinsip-prinsip seni dan teknin komunikasi persuasif.
15
DAFTAR PUSTAKA