Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI DAN RETORIKA

Makalah

Ilmu Komunikasi

Dosen Pengampu :

Dr. H. Edi Amin, S.Ag.,M.A..

Oleh

Kelompok 7

Sarah Salamah 11190530000148

Alya Ashilah 11190530000150

Fayruz Syafatur R 11190530000152

Khairunnisa 11190530000168

Dwi Karniyanti K 11190530000157

MD - 3D

FAKULTAS ILMU DAKWAH ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Retorika adalah suatu istilah yang diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa
sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Jadi ada dua
aspek yang perlu diketahui seseorang dalam retorika, yaitu pengetahuan mengenai
bahasa dan pengetahuan mengenai objek tertentu yang akan disampaikan dengan bahsa
tersebut. Oleh karena itu retorika harus dipelajari oleh mereka yang ingin menggunakan
bahasa dengan cara yang sebaik-baiknya untuk tujuan tertentu. Manfaat mempelajari
retorika diantaranya yaitu :
1. Membimbing penutur mengambil keputusan yang tepat.
2. Membimbing enutur secara lebih baik memahami masalah kejiwaan manusia pada
umumnya dan kejiwaan penanggap tutur yang akan dan sedang dihadapi.
3. Membimbing penutur menemukan ulasan yang baik.
4. Membimbing penutur mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran
dengan alasan yang masuk akal.
Sejarah pertumbuhan retorika dari zaman Yunani Kuno menunjukkan bahwa
tekanan seni wacana ini diletakkan pada oratori atau seni berpidato. Hal ini dapat
dilakukan dengan tulisan, karena belum ada percetakan. Karena itu, pengertian
retorika pada awalnya juga bertumpang-tindih dengan seni berpidato atau oratori.
Tetapi setelah penemuan mesin cetak dan mesin uap, maka retorika sebagai seni
berpidato mulai merosot peranannya, dan diganti dengan seni menggunakan bahasa
secara tertuli. Dengan publikasi tertulis, gagasan atau ide seseorang dapat lebih luas
tersebar daripada kalau harus disampaikan melalui pidato. Dengan pergeseran ini,
pengertian retorika juga turut bergeser dari bahasa lisan ke bahasa tulis, dari seni
berpidato bergeser ke kamampuan menulis.
Pada waktu ditemukan media komunikasi elektronis, khususnya radio, peranan
bahasa lisan muncul kembali. Pidato melalui radio, televisi mempunyai peranan yang
sama penting dengn komunikasi melalui media tulis.
2

Karena retorika berusaha pula mempengaruhi sikap dan perasaan orang, maka ia
dapat menggunakan semua unsur yang bertalian dengan kaidah-kaidah keefektifan
dan keindahan gaya bahasa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Retorika?
2. Apakah Retorika dapat dipelajari?
3. Bagaimana hubungan komunikasi dan retorika?
4. Bagaimana cara pembagian Retorika?
5. Apa alasan mempelajari Retorika
6. Bagaimana sejarah Retorika?
7. Apakah Retorika satu proses komunikasi?
3

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Retorika
Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan lain
rhetorica yang berarti ilmu bicara. Pada abad ke-5 sebelum masehi untuk
pertama kali dikenal suatu ilmu yang menkaji proses pernyataan antar manusia
sebagai fenomena sosial. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa Yunani “rhetorike”
yang di kembangkan di Yunani purba, kemudian abad-abad berikutnya di
kembangkan di Romawi dalam bahasa latin “retorika” (dalam bahasa Inggris
“rhetoric” dalam bahasa Indonesia “retorika”).
Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya, modern
Rhetoric, mendefinisikan retorika sebagai The art of using languange effectively
atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Dari pengertian tersebut
menunjukkan bahwa retorika mempunyai pengertian sempit; mengenai bicara,
dan pengertian luas: penggunaan bahasa, bisa lisan, dapat juga tulisan. Oleh
karena itu, ada sementara orang yang mengartikan retorika sebagai public
speaking atau pidato di depan mum, tetapi juga termasuk seni menulis.1
Di Yunani, negara pertama yang mengembangkan retorika di pelopori
oleh Georgias. Menurut Georgias retorika dalah ilmu yang mempelajari dan
menelaah proses pernyataan manusia. Menurut Protagoras mengataka bahwa
retorika adalah kemahiran berbicara bukan demi kemenangan, melainkan
keindahan bahasa,. Menurut Socrates, retorika adlah demi kebenaran dengan
dialog sebagai tekniknya, karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan
sendirinya.
Menurut Plato, retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka
mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan dalam rangka upaya
mempengaruhi rakyat. Bagi Aristoteles, retorika adalah seni persuasi, suatu
uraian yang harus singkat, jelas dan meyakinkan dengan keindahan bahasa yang
disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki (corrective), memerintah

1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005). 53
4

(instructive), mendorong (suggestive) dan mempertahankan (devensive). Menurut


Cicero kecakapn retorika menjadi ilmu, sistemaktika retorika mencakup dua
tujuan pokok yang bersikap “suassiao” (anjuran) dan “dissuasio” (penolakan).

2. Apakah Retorika Dapat Dipelajari?


Sebuah pepatah latin berbunyi : “Poeta nascitur, orator fit.” Artinya
“seorang penyair di lahirkan, tetapi seorang ahli pidato di bina”. Sejak dua ribu
tahun terbukti banyak orang yang menjadi ahli pidato, karena mempelajari teknik
berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara . mempelajari retorika
membangun orang untuk menjadi pemimpin. Dan dalam proses komunikasi,
menguasai teknik dan seni berbicara tergantung dari usaha untuk mengebangkan
kemampuan itu dan berusaha secara optimal untuk melatih diri.
Retorika juga merupakan seni ilmu pengetahuan mengenai komunikasi
lisan yang efektif dengan para pendengarnya. Hal ini dimaksudkan untuk
mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan
kepada masyarkat di tempat tertentu.2

3. Hubungan Komunikasi dan Retorika


Retorika yang merupakan seni untu, berbicara tentu memiliki hubungan
dengan proses komunikasi. Komunikasi dalam konteks ini adalah suatu proses
penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan, sehingga
komunikasi mengerti apa yangdimaksudkan dan apa yang diinginkan oleh
komunikator. Dalam retorika proses komunikasi sangatlah penting. Seorang retor
harus mampu mengkomunikasikan isi pesannya secara baik dan efektif kepada
khayalak. Jadi seorang retor harus memahami pola komunikasi yang digunakan
dalam menyampaikan isi pesannya, dan pola komunikasi itu dapat diketahui dari
jenis khalayak yang akan menyimaknya. Hal ini penting agar dapat terjadi proses
komunikasi yang efektif. Faktor bahasa juga tak kalah penting, karena apabila
kedua pihak itu akan salang mengerti apabila menggunakan bahasa yang sama.
Jadi, retorika tantu tidak akan terlepas dari proses komunikasi, dan dapat
2
Lukiati Komala. Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses dan Konteks. (bandung: Widya Padjajaran. 2009).
197
5

dikatakan bahwa komunikasi secraa mutlak merupakan bagian dari retorika.


Retorik merupaka satu bidang ilmu yang penting ini. Banyak pria dan wanita
yang mampu memperoleh sukses besar dalam hidup dan karirnya sebagai
pemimpin berkat penguasaan ilmu retorika, sebab penguasaan teknik berbicara
akan mempertinggi kepercayaan terhadap diri dan memberi rasa pasti kepada
orang yang bersangkutan.

4. Pembagian Retorika
Retorika adalah bagian dari lmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina
bicara (Sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini
mencakup:
a) Monologika
Monologi adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di
mana hanya seorang ynag berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong
dalam monologika adalah pidato, kata sambutan, kuliah, makalah,
ceramah dan deklamasi.
b) Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di
mana dua orang atau lebih berbicara atau lebih berbicara atau mengambil
bagian dalam satu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting
adalah diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.
c) Pembinaan Teknik Bicara
Efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik
bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena itu
pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting dalam retorika.
Dalam bagian ini lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik
mentucap, bina suara, teknik mebaca dan bercerita.

5. Alasan Untuk Mempelajari Retorika


Quintilianus mengatakan : “Tidak ada anugerah yang lebih indah, yang
diberikan oleh para dewa, daripada keluhuran berbicara.”
6

Martin Luther berpendapat, “Siapa yang pandai berbicara adalah


sesorang manusia, sebab berbicara adalah kebijaksanaan, dan kebijaksanaan
adalah berbicara.”
St. Agustinus, mengatakan : “Kepandaian berbicara adalah seni yang
mencakup segala-galanya.”

Mengapa orang belajar retorika? Mengapa orang mau menguasai ilmu pandai
bicara?

Di dalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang-orang


berpengaruh, yang memiliki kepandaian di dalam hal berbicara. Juga di bidang-
bidang lain seperti perindustrian, perekonomian dan bidang sosial, kepandaian
berbicara atau keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif sangat
diandalkan. Menguasai kesanggupan berbahasa dan keterampilan berbicara
menjadi alasan utaa keberhasian orang-orang terkenal di dalam sejarah dunia.
Dalam sejarah dunia justru kepandaian berbicara atau berpidato
merupakan instrument utama untuk mempengaruhi masa. Bahasa dipergunakan
untu meyakinkan orang lain. Ketidakmampuan mempergunakan bahasa,
sehingga tidak jelas mengungkapkan masalah atau pikiran akan membawa
dampak negarif dalam hidup dan karya seorang pemimpin. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang memadai akan
membawa keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang-bidang di bawah
ini :
a. Kemapuan Pribadi
Menguasai Ilmu retorika dan keterampilan dalam mempergunakan
bahasa secara tepat, dapat meningkatkan kemampuan pribadi orang yang
bersangkutan. Keuntungan-keuntungannya antara lain :
 Rasa tertekan, tegang, takut dan cemas di depan public dapat
dikurangi atau dilenyapkan
 Kesadaran dan kepercayaan terhadap diri dapat semakin
bertambah.
7

 Artikulasi dalam mengucapkan kata-kata menjadi lebih jelas.


 Dapat memperluas perbendaharaan kata.
 Dapat menjadi lebih terampil dan cekatan dalam mengemukakan
dan mempertahankan pendapat atau ide.

b. Keberhasilan Pribadi
Orang yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam
mempergunakan bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam
hidupnya, antara lain :
 Mengalami kemudahan dalam proses berkomunikasi.
 Pengertian terhadap orang lain semakin terbina.
 Dapat terbina sikap batin yang positif terhadap sesama dan dunia
sekitar, yang dapat memperbesar sukses dalam hidup dan
karyanya.
 Memperoleh keungkinan lebih besar untuk menanam pengaruh
 Dapat lebih detail usaha-usaha pribadi.

c. Tugas dan Jabatan


Dalam mengemban suatu tugas atau jabatan, penguasaan ilmu
retorika dapat memberi keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
 Dapat mengemukakan pikiran secara singkat, jelas tetapi padat,
sehingga mudah meyakinkan orang lain.
 Dapat membina relasi yang mengunungkan dengan organisasi,
perusahaan, instusi atau partai-partai poitik.
 Memperkecil kemungkinan kesalahan komunikasi.
 Memperluas pengetahuan, khususnya mengenai sumber-sumber
informasi.
 Membantu dalam memperluas orientasi dan wawasan pribadi.

d. Kehidupan Pada Umumnya


8

Secara umum penguasaan ilmu retorika dapat mendatangkan


keuntungan-keuntungan di bawah ini :
 Menjadi lebih lincah dalam pergaulan dan komunikasi antar
manusia.
 Memberi kesempatan dan kemungkinan untuk mengontrol diri.
 Dalam proses komunikasi yang sering orang dapat menjadi
semakin terbuka terhadap diri sendiri atau orang lain.

6. Sejatah Retorika
I. Retorika zaman Yunani
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa retorika sudah ada sejak
manusia ada. Tetapi retorika sebagai seni komunikasi mulai di pelajari
pada abad ke-5 SM, ketika kaum Sofis di Yunani mengembara dari
tempat satu ke tempat yang lain untuk mengajarkan pengetahuan
mengenai politik dan pemerintahan dengan penekanan pada kemampuan
berpidato.
Kaum Sofis berpendapat bahwa manusia ialah “makhluk yang
berpegetahuan dan berkemauan”. Tokoh aliran Sofisme sekaligus guru
Retorika yang pertama adalah Georgias (480-370). Georgias menyatakan
bahwa kebenaran suatu pendapat hanya dapat di buktikan jika tercapai
kemenangan dalam pembicaraan. Pendapat Georgias ini berlawanan
dengan pendapat Protagoras (500-432) dan Sokrates (469-392).
Portagoras mengatakan bahwa kemahiran berbicara buka demi
kemenagan melainkan demi keindahan bahasa. Sedangkan Sokrates,
retorika adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya karena
dengan dialog kebenaran akan timbul dengan sendirinya. 3
Seorang yang dapat di pengaruhi oleh Sokrates dan Georginas
adalah Isokrates yang pada tahun 392 SM mendirikan sekolah retorika
dengan menitik beratkan pendidikannya pada pidato-pidato politik.
Filsafat Isokrates adalah hakikat pendidikan, yaitu kemampuan

3
Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993). 45
9

membentuk pendapat-pendapat yang tepat mengenai masyarakat.


Pendapat yang sama dengan Sokrates yaitu bahwa retorika memegang
peranan penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin
adalah Plato. Plato adalah murid Sokrates yang sangat terkenal, menurut
Plato etorika sangat penting sebagai metode pendidikan sebagai sarana
untuk mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan sebagai sarana untuk
mempengaruhi rakyat. Plato mengatakan bahwa retorika bertujuan
memberikan kemampuan menggunakan bahasa yang sempurna dan
merupakan jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
luas terutama dalam bidang politik.
Peranan retorika dapat di lihat dalam demokrasi yaitu seorang
tokoh yang terkenal orator berama Demmosthenes (384-322) pada zaman
Yunani sangat termashur disebabkan kegigihannya memperttahankan
kemerdekaan Athena dari ancaman Raja Philippus dari Macedonia.
Tokoh lain retorika di zaman Yunani adalah Sokrates yang samapi kini
pendangannya banyak di kutip. Berlawanan dengan tokoh lain yang
memandang retorika sebagai suatu seni. Aristoteles memasukan sebagai
bagian dari filsafat, dalam bukunya retorika dia mengatakan “Anda, para
penulis retorika terutama menggelorakan emosi. Ini memang baik tetapi
ucapan anda lalu tidak dapat di pertanggung jawabkan. Tujuan retorika
adalah membuktikan maksud pembicaraan atau menampakkan
pembukuannya.
Uraian sistematis retorika yang pertama diletakkan oleh orang
Syracuse, sebuah koloni Yunani di Pulau Sicilia. Bertahun-tahun koloni
itu diperintah para tiran. Tiran, di manapun dan pada zaman apa pun,
senang menggususr tanah rakyat. Kira-kira tahun 465 SM, rakyat
melancarkan revolusi. Dilaktator ditumbangkan dan demokrasi
ditegakkan. Pemerintah mengembalikkan lagi tanah rakyat kepada
pemiliknya yang sah.
Disnilah kemusykilan terjadi. Untuk mengambil haknya, pemilik
tanah sanggunp meyakinkan dean juri di pengadilan. Waktu itu,tidak ada
10

pengacara dan tidak ada sertifikat tanah. Setiap orang harus meyakinkan
mahkaman dengan pemboicaraan saja. Sering orang tidak berhasil
4
memperoleh kembali tanahnya, hanya karena ia tidak pandai bicara.

II. Romawi Kuno


Marcus Tulis (106-43 SM) adalah pengembang retorika yang
terkenal karena suaranya dan bukunya yang berjudul de Orator. Sebagai
orator yang ulung. Cicero mempunyai suara yang berat mengalun pada
suatu saat keras menggema di waktu lain merayu bahkan kadang-kadang
pidatonya disertai cucuran air mata.
Sebagai seorang retorika, cicero meningkatkan kecakapan retorika
manjedi suatu ilmu. Cicero berpendapat bahwa retorika mempunyai
tujuan pokok yang bersifat suasio (anjuran) dan dissuasio (penolakan).
Paduan dari kedua sifat itu di jumpai terutama dalam pidato peradilan di
muka senat Roma. Pada saat itu tujuan pidato di muka pengadilan adalah
untuk menyadarkan publik tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan
rakyat, perundangan negara dan keputusan yang akan di ambil. Hal ini
menurut Cicero hanya dapat di capai dengan menggunakan teknik
dissuasio apabila terdapat kekeliruan atau pelanggaran dalam
hubungannya dengan undang-undang, atau suasio jika akan mengajak
masyarakat untuk memenuhi undang-undang dan keadilan.

III. Retorika zaman Modern


Abad ke-17 di Eropa muncul tokoh-tokoh yang di kenal sebgaai
orator kenamaanantara lain Oliver Cromwell dan Lord Bollingbroke.
Cromwell adalah tokoh termashur dalam pertengahan abad ke-17.
Retorika biasanya berkembang pada masa-masa krisis. Demikian pula
kemunculan Cromwell di Inggris itu. Dalam mengajarkan teknik retorika
Cromwell mwngatakan bahwa melaksanakan retorika harus :
 Mengulang hal-hal yang penting

4
Jalaudin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009). 2-3
11

 Menyesuaikan diri dengan sikap lawan


 Bila perlu tidak menyinggung persoalan
 Membiarkan orang-orang menarik kesimpulan sendiri-sendiri
 Menunggu reaksi
Tokoh retorika lain di Inggris adalah Henry Bolingbroke
mengatakan bahwa bila kekuasaan politik berlandaskan kekuatan
fisik maka retorika kekuatan mental.
Abad ke-20 yang terkenal di Inggris adalah Sir Wiston
Chur-chil pada saat dunia berkecamuk. Churcil terkenal karena
keberhasilannya dalam menggerakan bangsa Inggris yang mula-
mula anti perang untuk melawan Nazi jerman sehingga
terbangkitlah keberanian rakyat Inggris.
Jerman ahli retorika adlaah Adolf Hilter yang berhasil
memukau rakyat Jerman sehingga bersedia melakukan apapun
juga. Resep Hilter dalam retorikanya adalah mengunggulkan diri
sendiri, membusukkan dan menakut-nakuti lawan, kemudian
menghancurkannya. Hakikat retorika Hilter adalah senjata psikis
untuk memelihara massa dalam keadaan operbudakan psikis.
Di Prancis yang dianggap sebagai mimbrawan yang
terbesar dalam abad ke 20 adalah Jeans Jaures. Jika Jaures
berpidato para pendengarnya lantas mendapat perasaan cinta akan
semua manusia seolah-olah akan memeluk setiap manusia. Di
amerika serikat si antara sekian banyak orator yang paling
termashir adalah Abraham Lincolin.

7. Retorika Sebagai Satu Proses Komunikasi


Komunikasi adalah saling berhubungan antara komunikator dan
komunikan, dimana komunikator menyampaikan suatu pesan kepada komunikan
melalui tanda yang di gunakakn untuk mencapai satu tujuan tertentu. Empat
faktor terjadinya proses komunikasi yaitu : komunikator, pesan, komunikan dan
medium atau tanda.
12

Komunikasi dapat terjadi dengan baik saling pengertian antara


komunikator dan resipiens, harus ada perbendaharaan tanda. Perbendaharaan
tanda bersama ini akan mempermudah proses komunikasi.

Contoh : Sebuah mobil bekas akan di jual.

Pemilik mobil ingin menjualnya dengan harga yang memuaskan (tujuan).


Dalam pembicaraan dengan pembeli, penjual tentu tidak hanyan menjelaskan
tentang merk, tipe, tahun keluar dan ciri khas mobil, tetapi pasti ada juga akan
memuji-muji mobil tersebut. Misalnya : terpelihara baik bentuknya sangat cocok
dengan keadaan jalan dan tidak pernah terjadi kecelakaan. Singkatnya mobil
bekas yang palig ideal, apabila di bandingkan dengan harga sebenarnya masih
terlalu murah.
Di lain pihak calon pembeli juga ingin supaya dapat membeli mobil itu
dengan harga yang murah (tujuan). Oleh karena itu terjadi tawar menawar dalam
perdagangan, dimana penjual dan pembeli saling argumentasi untuk mencapai
tujuannya masing-masing.
Dari contoh di atas dapat dilihat aspek-aspek komunikasi retoris sebagai
berikut :
 Seorang pembicara menyampaikan sesuatu
 Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan
 Dengan maksud dan tujuan tertentu
 Memberikan argumen-argumen dan mempertimbangkan argumen-
argumen balik dari pendengar.5

5
Dori Wuwur Hendrikus, Retorika. (Yogyakarta: Kansius. 1991). 42
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan
latin rhetorica yang berarti ilmu bicara. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa
Yunani “rhetorike” yang di kembangkan di Yunani purba, kemudian abad-
abad berikutnya di kembangkan di Romawi dalam bahasa latin “retorika”
(dalam bahasa Inggris “rhetoric” dalam bahasa Indonesia “retorika”).
Sejak dua ribu tahun terbukti banyak orang menjadi ahli pidato, karena
mempelajari teknik berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara.
Mempelajari retorika membangun orang untuk menjadi pemimpin. Dan
dalam proses komunikasi, menguasai teknik dan seni berbicara tergantung
dari usaha untuk mengembangkan kemampuan itu dan berusaha secara
optimal untuk melatih diri.
Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina
bicara (Sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini
mencakup : Monologika, Dialogika, pembinaan Teknik Bicara.
Menguasai kesanggupan berbahasan dan keterampilan berbicara menjadi
alasan utama keberhasilan orang-orang terkecil di dalam sejarah dunia.
Pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang memadai akan
membawa keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang-bidang di
bawah ini, antara lain : Kemampuan pribadi, Keberhasilan pribadi, Tugas dan
jabatan, Kehidupan pada umumnya.
Sejarah retorika terbagi atas tiga periode zaman, yaitu zaman Yunani,
zaman Romawi dan zaman Modern. Retorika zaman Yunani dipelopori oleh
Georgias. Georgias berasal dari kaum sofis yang menganggap bahwa
manusia adalah “makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan”. Tokoh
lain yang berperan dalam pengembangan retorika di Yunani adalah Sokrates,
Aristoteles dan Plato. Di zaman Romawi tokoh yang terkenal karena
14

suaranya dan bukunya yang berjudul de Oratur. Abad ke 17 di Eropa muncul


tokoh-tokoh yang di kenal sebagai orator kenamaan antara lain Oliver
Cromwell dan Lord Bollingbroke. Tokoh-tokoh yang berperan dalam
perkembangan retorika modern ini adalah Sir Wiston Chur-chil (Inggris),
Adolf Hilter (Jerman) dan Abraham Lincoln (Prancis).
Retorika dapat disebut sebagai proses komunikasi karena retorika
mengandung aspek-aspek komunikasi retoris yang mampu dipakai oleh
komunikator dan komunikan dalam kegiatan tukar menukar pesan. Adapun
aspek-aspek retoris yang dimaksud adalah sebagai berikut : Seorang
pembicara menyampaikan sesuatu, seorang pendengar sebagai kawan bicra
atau pelanggan, dengan maksud dan tujuan tertentu, memberikan argumen-
argumen dan mempertimbangkan argumen-argumen balik dari pendengar.

B. Saran
Selaha menguraikan beberap macam penjelasan tentang Retorika yang
telah diambil dari berbagai literature referensi, diharapkan makalah ini
mampu menjadi acuan bagi mahasiswa agar mampu mengenal, memahami
dan mempraktekan metode retorika dengan baik dan benar.
Selain itu, diharpakan dengan makalah ini Mahasiwa mengetahui sejarah
perkembangan retorika dari zaman dan kemunculan retorika ini telah
berpengaruh pada peradaban manusia pada umumnya dalam hal berinteraksi
dengan orang lain, dimana dalam interaksi ini seseorang akan lebih
mengedepankan pada prinsip-prinsip seni dan teknin komunikasi persuasif.
15

DAFTAR PUSTAKA

Hendrikus, Dwi Wuwur. 1991. Retorika. (Yogyakarta: Kansius).

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Dinamika Komunikasi. (Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya).

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.


(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Rakhmat, Jalaludin. 2009. Retorika Modern Pendekatan Praktis. (Bandung:


Remaja Rosdakarya).

Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan konteks.


(Bandung: Widya Padjajaran).

Anda mungkin juga menyukai