Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN DAKWAH

Dosen Pengampu:
Drs. Sugiharto, MA

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Budi Harianto 11190530000154
Mauidotur Rofiqoh 11190530000137
Sharfani Azatil 11190530000179

MD – 3D

PRODI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020/1442
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya


kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia. Ajaran Islam yang mencakup
segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan
sebagai pedoman hidup dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh umat
manusia.

Usaha untuk menyebar luaskan Islam, untuk merealisir ajarannya


ditengah-tengah kehidupan umat manusia merupakan suatu usaha dakwah, yang
dalam keadaan bagaimana pun dia harus dilaksanakan oleh umat Islam.

Dakwah sudah mulai di jalankan dari ketika masa Rasulullah SAW, yang
memulai debut dakwah nya secara sembunyi-sembunyi hingga terang-terangan,
dan dakwah masih dijalankan hingga saat ini.

Seiring bergantinya zaman, maka lahirlah Ilmu manajemen yang memiliki


tujuan mengatur dan memimpin, maka pengabungan dua ilmu ini lahirlah suatu
ilmu positif yang sangat berguna bagi para da’i.

Penyelenggaraan usaha dakwah Islam, terutama dimasa depan akan


semakin bertambah dan kompleks. Hal ini disebabkan karena masalah-masalah
yang dihadapi oleh dakwah semakin berkembang dan kompleks pula.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya, telah banyak


membawa banyak perubahan bagi masyarakat. Baik dalam cara berfikir, sikap
dan tingkah laku. Dari dimensi yang satu kemajuan ilmu kemajuan ilmu
2

pengetahuan dan ilmu teologi memang telah membuat umat manusia lebih
sempurna dalam meguasai, mengelola alam untuk kepentingan kesejahteraan
hidup mereka. Tetapi dari dimensi yang lain, kemajuan ilmu pengatahuan dan
teknologi itu justru menimbulkan hasil-hasil samping atau ikutan yang tidak
direncanakan dan tidak dikehendaki.

Sebagai mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah sudah selayaknya kita


mengetahui tentang Segala sesuatu yang berkaitan dengan Dakwah khususnya
Manajemen Dakwah karena dengan mempelajari dan mengetahui hal-hal pokok
dalam Manajemen Dakwah kita akan lebih mudah dalam berdakwah dimasa akan
datang. Untuk itulah dalam tugas Mata Kuliah Manajemen Dakwah ini, Kami
akan memaparkan beberapa pengertian mengenai Manajemen Dakwah mulai dari
ruang lingkup, manfaat dan tujuan dalam manajemen Dakwah.

.B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen?


2. Apa yang dimaksud dengan Dakwah?
3. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Dakwah?
4. Apa saja ruang lingkup dalam Manajemen Dakwah?
5. Apa saja tujuan dan manfaat Manajemen Dakwah?
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen

Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa inggris, management,


yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya manajemen
adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam
upaya-upaya koordinasi dalam mencapai suatu tujuan.

Dalam bahasa Arab istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau


attanzim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan
penempatan segala sesuatu pada tempatnya.1 Pengertian tersebut dalam sekala
aktivitas juga dapat diartikan sebagai aktivitas menertibkan, mengatur dan berpikir
yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu mengemukakan, menata, dan
merapikan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya
serta menjadikan hidup selaras dan serasi dengan yang lainnya. Sedangkan secara
terminologi terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya
adalah:

“The process of planning, organizing, leading, and controling the work of


organization members and of using all availeabel organizational resources to reach
stated organizational goals”2

Prof. Oey Liang Lee: “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengontrolan dari human
and natural resources.”3
1
Al-Mu'ajm al-Wajiiz, Majma'ul-Lughoh al-Arrabiyyah, huruf Nuun
2
James A.F. Stoner,R.Edward Freeman, Daniel Gillbert,JR, Management Sixt Edition, New
Jersey: Prentice Hall.1995.hlm 7.
3
Drs. RB. Khatib Pahlawan kayo, Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional Menuju
Dakwah Profesional, Jakarta: Amzah. Cet.1, 2007, hlm. 17
4

Dari beberapa pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen


merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengendalikan dan
mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien.4

B. Pengertian Dakwah

Pengertian yang kedua yaitu pengertian dakwah, secara etimologis, dakwah


berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u', da'watan, du'a, 5 yang diartikan sebagai
upaya mengajak, menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan.
Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah tabligh, amr ma'ruf nahyi
munkar, mau'idzah hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta'lim, dan
khatbah.

Secara istilah dakwah dapat didefinisikan sebagai aktivitas menyampaikan


ajaran islam, menyeru untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar serta
memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia untuk menuju kehidupan
yang baik dan sesuai dengan nilai ajaran islam demi tercapainya kebahagian
hidup didunia dan akhirat. Sesuai dengan nilai ajaran islam demi tercapainya
kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
dalam surat Ali-Imran ayat 110:

4
Munir M dan Wahyuni Illahi. 2006. Manajemen Dakwah, Cet I Kencana: Jakarta. hlm.11
5
Majma' al-Lughah al-Arabiyah, 1972: 286
5

Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk


manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah”.(Q.S. Ali Imran:110).6

Sedangkan menurut para ahli pengertian dakwah terdapat banyak


definisi yang dikemukakan, diantaranya:

1. Drs. Shalahuddin Sanusi menyatakan dakwah itu adalah usaha mengubah


keadaan yang negatif menjadi keadaan yang positif, memperjuangkan
yang makmur atas yang mungkar, memenangkan yang hak atas yang batal
2. Syeikh Ali Mahfudz mendefinisikan dakwah yaitu mendorong manusia
agar memperbuat kebaikan dan menurut petunjuk, memerintah mereka
memperbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan yang
mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
3. H.A Timur Djailani M.A berpendapat bahwa dakwah ialah menyeru
kepada manusia untuk berbuat baik dan menjauhi yang buruk sebagai
pangkal tolak kekuatan mengubah masyarakat dari keadaan yang kurang
baik kepada keadaan yang lebih baik. Sehinggga merupakan suatu
pembinaan.7

Dari definisi-definisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan dalam


perumusan, dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah adalah suatu kegiatan
ajakan dan seruan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku yang
dilaksanakan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang
lain baik secara individu maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu
kesadaran internal dan sikap serta penghayatan dalam pengamalan ajaran
agama dengan penuh pengertian tanpa paksaan.

6
Al-Aliyy. Al-qur’an dan terjemahannya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro. hlm :323
7
Wahidin Saputra. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. hlm:
261
6

komponen-komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah.


komponen-komponen tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra
dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), dan thariqah
(metode).

1. Da’i (Pelaku Dakwah)

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun


tulisan ataupun perbuatan yang baik secara individu, kelompok atau berbentuk
organisasi atau lembaga. Kata da’i ini secara umum sering disebut dengan
mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran islam) namun sebenarnya
sebutan ini konotasinya sangat sempit karena masyarakat umum cenderung
mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran islam melalui lisan
seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya.
Da’i juga harus tahu apa yang disajikan dakwah tentang Allah, alam semesta,
dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi,
terhadap problema yang dihadapi manusia, juga metode-metode yang
dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan perilaku manusia tidak
salah dan tidak melenceng. Sesuai dengan firman Allah QS. An-Nahl: 125 :
7

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah


dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125)

2. Mad’u (Penerima Dakwah)

Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi
sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak,
atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman
Allah QS. Saba:28:

Artinya: “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat


manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada yang mengetahui”.(QS. Saba: 28)

Metode Dakwah:

a. Dakwah bil lisan

Dakwah bil lisan berorientasi pada ceramah, pidato, khutbah dan


sebagainya. Dakwah ini bisa dikatakan sebagai metode dakwah yang cukup
tua karena di awal tahap kebudayaan, manusia belum mengenal baca tulis.

b. Dakwah bil-hal
8

Dakwah bil al-hal lebih mengutamakan perbuatan nyata dengan


maksud agar si penerima dakwah menjadikan da’i atau juru dakwah sebagai
panutan dengan mengikuti jejaknya perbuatannya. Saat baru saja hijrah ke
Madinah, Rasulullah SAW menjalankan jenis dakwah ini dengan mendirikan
masjid Quba dan juga mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshar.

c. Dakwah bil kalam

Adapun dakwah bil kalam menekankan pada medium dakwah berupa


kitab, buku, selebaran dan sebagainya. Metode dakwah yang satu ini juga
dijalankan Rasulullah, misalnya saat ayat turun maka beliau akan meminta
sahabat yang bisa menulis agar mencatat wahyu yang ia terima.

C. Pengertian Manajemen Dakwah

Pengertian manajemen dakwah menurut shaleh sebagai proses perencanaan


tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-
kelompok tugas kemudian menggerakkan pencapaian tujuan dakwah.8

Inilah yang merupakan inti dari manajemen dakwah, yaitu sebuah pengaturan
secara sistematik dan koordinatif dalam kegiatan atau aktifitas dakwah yang
dimulai dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa


manajemen dakwah adalah upaya yang berkaitan dengan ketatalaksanaan maupun
pengelolaan yang berhubungan dengan proses penyampaian ajaran Islam demi
tercapainya tujuan dakwah.

D. Ruang Lingkup Manajemen Dakwah

Ruang lingkup kegiatan dakwah dalam tataran manajemen merupakan sarana


atau alat pembantu pada aktivitas dakwah itu sendiri. Karena dalam sebuah dakwah
itu akan timbul masalah atau problem yang sangat kompleks, yang dalam
8
Shaleh, Rosyad A. 1997. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang hlm.123
9

menangani serta mengantisipasinya diperlukan sebuah strategi yang sistematis.


Dalam konteks ini, maka ilmu manajemen sangat berpengaruh dalam pengelolaan
sebuah lembaga atau organisasi dakwah sampai pada tujuan yang diinginkan.
Sedangkan ruang lingkup dakwah akan berputar pada kegiatan dakwah, di mana
dalam aktivitas tersebut diperlukan seperangkat pendukung dalam mencapai
kesuksesan. Adapun hal-hal yang mempengaruhi aktivitas dakwah antara lain
meliputi: Ketiga ruang lingkup manajemen dakwah tersebut merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan. Seorang da’i tidak mungkin dapat merumuskan
materi yang ideal tanpa mengetahui seluk beluk mad’u yang dihadapi nya.

a) Keberadaan seorang da’i, baik yang terjun secara langsung maupun tidak
langsung, dalam pengertian eksistensi da’i yang bergerak di bidang dakwah
itu sendiri.

b) Materi merupakan isi yang akan disampaikan kepada mad’u, pada tataran
ini materi harus bisa memenuhi atau yang dibutuhkan oleh mad’u, sehingga
akan mancapai sasaran dakwah itu sendiri.

c) Mad’u kegiatan dakwah harus jelas sasarannya, dalam artian ada objek
yang akan didakwahi.9

E. Fungsi Dasar Manajemen Dakwah

Manajemen adalah sebuah proses untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan fungsi-
fungsi merancanakan, mengoranisasi,memimpin dan mengendalikan yang disebut
juga dengan fungsi-fungsi dasar manajemen.

9
Munir M.dan Wahyuni Illahi.2006. Manajemen Dakwah, Cet I Kencana: Jakarta.hlm.79
10

Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan dijelaskan bahwa fungsi adalah


pelaksanaan konseptual yang menghubungkan rangkaian-rangkaian hal yang
teratur, serta mempunyai saling keterkaitan atau saling keterantungan.10

Banyak para ahli yang mengemukakan tentang fungsi-fungsi manajemen


tetapi yang sangat terkenal dari teorinya banya diterapkan ialah George R.Terry.
Yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian),
Actuating(penggerakkan), dan Controlling (pengawasan), yang biasa disebut
dengan POAC

a. Planning (perencanaan)

Perencanaan disebut sebagai fungsi pertama manajemen. Adapun

G.R.Tarry yang dikutip oleh Zaini Muchtarom, menyatakan bahwa

“perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan fakta-fakta serta

menyusun dan menggunakan asumsi-asumsi mengenai masalah yang akan

datang dalam bentuk visualisasi dan formal dari kegiatan terarah yang

diyakini perlu untuk mencapai hasil yang dikehendaki.11

Pada umumnya, suatu rencana yang baik berisikan atau memuat enam

unsur, yaitu the what, the why, the where, the when, the who dan the how.

Jadi, suatu rencana yang baik harus memberikan jawaban kepada enam

pertanyaan berikut.
10
Save M.Daqun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta : Lembaga Pengkajian
Kebudayaan Nusantara),Cet.Ke-1,hlm.208
11
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah,(Yogyakarta : Al-Amin
Press,1996),Cet.Ke-1, hlm.50
11

1) Tindakan apa yang harus dikerjakan?

2) Apakan sebabnya tindakan itu harus dilaksanakan?

3) Di manakah tindakan itu harus dilaksanakan?

4) Kapan tindakan itu dilaksanakan?

5) Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?

6) Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?12

b. Organizing ( Pengorganisasian )

Fungsi kedua dari manajemen adalah organizing (pengorganisasian).

Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui penentuan

aktifitas-aktifitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi

dan bagian-bagian pengelompokan aktifitas-aktifitas penugasan kepada

pengurus, pendelegasian, wewenang, pengkoordinasian wewenang dan

informasi dalam struktur organisasi.13

Dengan organizing dimaksud mengelompokkan kegiatan yang

diperlukan. Yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-

fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan

kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.

Di dalam pengorganisasian diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

12
M.Manullang, Dasar-dasar Manajemen,(Jakarta : Galia Indonesia,1996),cet.Ke- 1 ,hlm.39
13
A.M,Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen : Buku Panduan Mahasiswa,(
Jakarta : PT. Garamedia Pustaka Utama,1994),Cet. Ke-4 ,hlm.82
12

1. Membagi dan menggolongkan tindakan-tindakan dalam kesatuan tertentu

2. Menentukan dan merumuskan tugas dari masing-masing kesatuan serta

menempatkan pelaksanaan untuk melakukan tugas tersebut

3. Memberikan wewenang kepada masing-masing pelaksana

4. Menetapkan jalinan hubungan 14

Dari definisi di atas dapat dirumuskan bahwa pengorganisasian

merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, Mengelompokkan

dan mengatur, serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para

anggota organisasi,agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien.

c. Actuating ( Penggerakkan )

Penggerakkan adalah bagian penting dari pada proses manajemen,

berlainan dengan ketiga fungsi fundamental yang lain (planning,

organizing, controlling) Actuating khususnya berhubungan dengan

organisasi. Bahkan banyak manajer praktis beranggapan bahwa

pergerakkan merupakan intisari daripada manajemen.

Penggerakan adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan suatu

organisasi manjadi berjalan. Penggerakkan dapat didefinisikan sebagai

keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota

14
Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1977),cet..ke-
1 ,hlm.79
13

organisasi dengan efektif, efisien dan ekonomis.15

Di dalam melakukan pengerakkan diperlukan langkah-langkah sebagai

berikut :

1). Pemberian Motivasi

2). Perjalinan hubungan

3). Penyelenggaraan Komunikasi

4). Pengembangan atau peningkatan pelaksanaan 16

b. Controlling ( Pengawasan )

Pengawasan merupakan fungsi terakhir dalam manajemen yang harus

dilaksanakan. Pengawasan yaitu tindakan atau proses kegiatan untuk

mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk kemudian

dilakukan perbaikan dan mencegah agar pelaksanaan tidak berbeda dengan

rencana yang telah ditetapkan.

Henry Fayol yang dikutip A.M Kadarman dan Jusup Udaya

menyatakan “ Bahwa dalam suatu usaha, pengawasan yang dilaksanakan

adalah untuk memastikan bahwa segala sesuatunya sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan, instruksi yang diberikan dan prinsip yang telah

ditentukan”.17

15
Sondang P Siagian, Fungsi- fungsi Manajerial,( Jakarta : Bumi Aksara,1992), Cet. Ke-
1,hlm.128
16
Ibrahim Lubis,Pengendalian dana Pengawasan Proyek dan Manajemen,(Jakarta:Ghalia
Indonesia,2001),hlm.112
17
A.M. Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen : ( Jakarta : PT. Garamedia
Pustaka Utama,1994),Cet. Ke-4 ,hlm.159
14

Untuk mendapatkan suatu system pengawasan yang efektif, maka

perlu dipenuhi beberapa prinsip pengawasan:

1) Pengawasan dapat merefleksir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan

dari kegiatan yang harus diawasi

2) Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan

3) Fleksibel

4) Dapat merefleksir pola organisasi

5) Ekonomis

6) Dapat dimengerti.

F. Tujuan dan Manfaat Manajemen Dakwah

Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai dan merupakan sebuah


pedoman abadi manajemen puncak organisasi untuk meraih hasil tertentu atas
kegiatan yang dilakukan dalam dimensi waktu tertentu. Tujuan diasumsikan
berbeda dengan sasaran. Dalam tujuan memiliki target-terget tertentu untuk
dicapai dalam waktu tertentu. Sedangkan sasaran adalah yang telah ditetapkan
oleh manajmen puncak untuk menentukan arah organisasi dalam jangka
panjang.

Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya mengemukakan tujuan dan


manfaat dakwah itu ialah:

1. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk islam untuk selalu


meningkatkan taqwanya kepada Allah swt.
2. Membina mental agama islam bagi kaum yang masih mualaf.
3. Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah
(memeluk agama islam).
15

4. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari


fithrahnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disangkal bahwa Manajemen dakwah islam
sebuah sarana yang bisa memberikan berbagai layanan. Dengan adanya sarana
sehingga menjadikan aktivitas dakwah menjadi lebih dinamis, cepat bertindak
16

(responsif) namun terencana, terukur, dan terorganisasi. Dan juga dilakukan oleh
SDM yang tepat, dan memberikan dampak yang besar terhadap organisasi dan
lingkungan. Bukan justru sebaliknya, menjadi rumit dan menghambat dinamisasi
aktivitas dakwah, atau bahkan menimbulkan masalah baru. Semua tahapan dakwah
yang sudah kita lakukan haruslah diperiksanya dengan mengamati.

B. Saran

Makalah yang memuat pembahasan tentang pengertian, ruang lingkup, dan


tujuan manajemen dakwah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka saran dan
kritik sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Kedepannya kami akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan materi ini dengan berbagai sumber
referensi yang lebih banyak yang tentunya dapat dimanfaatkan dan dipertanggung
jawabkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya, dan
pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Aliyy. Al-qur’an dan terjemahannya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro

Al-Mu'ajm al-Wajiiz, Majma'ul-Lughoh al-Arrabiyyah, huruf Nuun

Ibrahim, Lubis. 2001, Pengendalian dan Pengawasan Proyek dan


Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia
James A.F. Stoner, R.Edward Freeman dan Daniel Gillbert. 1995.
Management Sixt Edition, New Jersey: Prentice Hall.
17

Kayo, pahlawan, khotib. 2007. Manajemen Dakwah dari Dakwah


Konvensional Menuju Dakwah Professional, Jakarta: Amzah.
Manullang,M.Drs. 1996. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Galia Indonesia
Muchtarom Zaini, Drs, H.,M.A. 1996. Dasar-dasar Manajemen Dakwah,
Yogyakarta : Al-Amin Press
Munir M dan Wahyuni Illahi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Cet. 1
Kencana
Shaleh, Rosyad A. 1997. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang
Siagian, Sondang P, Prof.Dr. 1992. Fungsi- fungsi Manajerial, Jakarta :
Bumi Aksara
Wahidin Saputra. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Anda mungkin juga menyukai