Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Prinsip, dan Dasar Ilmu Dakwah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Ilmu Dakwah

Dosen pengampu: Rochanah, M.Pd.I

Disusun oleh :

Kelompok 2

Achmad Fandholi (2240310031)

Faruq Shon Haji (2240310040)

Shofiyatun (2240310046)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

PRODI MANAJEMEN DAKWAH

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami ucapkan kehadirat Allah subhaanahu wa ta’aala, yang


telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayahnya, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
sollalllahu alaihi wa sallam, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah
memperjuangkan agama Islam.

Kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini, ada banyak pihak yang membantu terhadap
usaha kami. Mengingat hal itu, dengan segala hormat kami ucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus Bapak (prof. Dr. H Abdurrahman
Kasdi, LC., M.Si)
2. Dosen pengampu Ilmu Dakwah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan makalah ini. (Rochanah, M.Pd.I) serta
3. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat mendoakan dan memohon
kepada Allah semoga amal dan jerih payah mereka diridloi serta menjadi amal Sholeh.
Aamiin.

Dalam penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa kami masih banyak kekurangan dan
kekeliruan. Maka dari itu, kami mengharapkan feedback (respon balik), baik itu berupa
kritikan maupun saran sehingga dapat menjadi lebih baik untuk kedepannya.

Sehingga kami berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan kami dan dapat
bermanfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca. Aamiin yaa robbal
aalamiin.

(Penyusun)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dakwah merupakan kegiatan mengajak untuk ke agama Allah SWT yaitu
islam (Abdul Al-Karim Zaidan(1976:5). Dakwah dapat didefinisikan sebagai upaya
untuk mengajak, menyeru, dan menyampaikan serta mengarahkan pada kegiatan yang
bertujuan meningkatkan diri menuju perubahan yang positif dalam jati diri manusia.
Dakwah tidak hanya dilakukan untuk kalangan ulama ataupun tokoh agama saja
melainkan kewajiban bagi tiap muslim terhadap muslim lain untuk saling
mengingatkan dan bisa berdakwah. Pada hakikatnya, dakwah islam meliputi aspek
yang luas dalam semua lini aspek kehidupan. Dikarenakan oleh adanya ragam bentuk,
metode, subjek , objek , pesan dan mitra dakwah. Dalam berdakwah ada beberapa
dasar ataupun unsur prinsip yang harus terpenuhi sehingga timbullah kegiatan
berdakwah. Maka dari itu prinsip dan dasar dakwah menjadi bibit utama motor
penggerak dalam proses dakwah. Selain itu halangan serta tantangan akan selalu ada
dalam ilmu dakwah karena seorang da’i akan selalu dituntut untuk bisa merespon
perkembangan zaman yang semakin global supaya bisa memecahkan suatu problem
masyarakat dan tantangan dakwah secara efektif dan efisien, dengan mengacu pada
prinsip dan dasar utama dalam ilmu dakwah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian ilmu dakwah?
2. Apa yang menjadi dasar dasar dalam ilmu dakwah?
3. Apa saja prinsip-prinsip ilmu dakwah?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ilmu dakwah
2. Mengenal dasar dasar dalam ilmu dakwah
3. Mengetahui prinsip-prinsip ilmu dakwah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Dakwah


Ada beberapa pengertian ilmu dakwah menurut para ahli yaitu:
a. Ahmad Ghalwusy dalam Moh. Ali Aziz, ilmu dakwah adalah ilmu yang
digunakan untuk mengetahui semua ragam strategi efektif dalam menyampaikan
Islam kepada umat manusia yang meliputi akidah, syariah dan akhlak.1
b. Wahidin Saputra, ilmu dakwah adalah Imu yang mempelajari tentang bagaimana
berdakwah atau mensosialisasikan ajaran Islam kepada masyarakat (objek
dakwah) dengan berbagai pendekatan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat
direalisasikan dalam realitas kehidupan, dengan tujuan agar mendapat ridha Allah
swt. sehingga tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.2
c. Toha Yahya Omar dalam Moh. Ali Aziz, ilmu dakwah memiliki pengertian secara
umum dan secara khusus. Secara umum, ilmu dakwah adalah suatu ilmu
pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian manusia
agar ia dapat menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat, dan
pekerjaan tertentu. Sedangkan ilmu dakwah secara khusus yaitu mengajak
manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Allah swt. Untuk kemaslahatan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.
3

Berdasarkan pengertian di atas maka ilmu dakwah dapat diartikan sebagai


sebuah ilmu yang membahas tentang strategi atau metode yang ditempuh oleh
seorang dai dalam menyerukan ajaran Islam baik mengenai akidah, syariah, dan
akhlak kepada masyarakat agar nantinya mereka mampu untuk menerapkan dalam
kehidupan kesehariannya untuk mencapai ridho Allah dan kebahagiaan dunia dan
akhitat.

1
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h.100.
2
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 47.
3
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Cet. II; Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 6.
B. Dasar-dasar ilmu dakwah
Kata dakwah adalah kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata dakwah merupakan suatu istilah dari kata kerja bahasa Arab yaituDa’a – Yad’u
menjadi bentuk masdar Da’watan yang berarti menyeru, memanggil, mengajar,
menjamu (H. Mahmud Junus, 1973: 127).
Sedangkan pengertian dakwah secara istilah ada beberapa pendapat yang
berbeda yang telah banyak didefinisikan oleh para ahli yang mendalami masalah
dakwah. Namun antara definisi yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda.
Beberapa contoh definisi dakwah yang penulis kemukakan di sini adalah:
1. Shalahuddin Sanusi
”Dakwah itu adalah usaha mengubah keadaan yang negatif menjadi keadaan
yang positif, memperjuangkan yang ma’ruf atas yang munkar, memenangkan
yang hak atas yang batil’’.
2. H. Timur Djaelani, M.A.
’’Dakwah ialah menyeru kepada manusia untuk berbuat baik dan menjauhi
yang buruk sebagai pangkal tolak kekuatan mengubah masyarakat dan
keadaan yang kurang baik kepada keadaan yang lebih baik sehingga
merupakan suatu pembinaan” (Rachmat Imampuro, 4).

Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat tentang definisi dakwah,


antara lain: pendapat Syekh Ali Makhfuz dalam kitabnya Hidayat al-Mursyidin bahwa
dakwah mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menurut petunjuk,
menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar, agar
mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat (Syekh Ali Makhfuz, 1970: 17).

Dengan demikian dakwah merupakan bagian yang sangat penting dalam


kehidupan seorang Muslim, di mana intinya berada pada ajakan dorongan (motivasi,
rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama
dengan penuh kesadaran demi keuntungan dirinya dan bukan untuk kepentingan
pengajaknya. Jadi berbeda (bertolak belakang) dengan propaganda.

Di sisi lain, agama Islam sebagai suatu ajaran tidaklah berarti manakala ia
tidak diwujudkan dalam action amaliah. Ini merupakan aspek konsekuensial dari
keberadaan Islam yang bukan semata-mata menyoroti satu sisi saja dari kehidupan
manusia, melainkan menyoroti semua persoalan hidup manusia secara total dan
universal.

Tujuan dari dakwah adalah dakwah kepada Allah. Dan maksud dari dakwah
kepada Allah adalah dakwah kepada agamaNya yaitu Islam. Dan Islam adalah prinsip
atau dasar pertama dalam dakwah. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam
mendakwahkan Islam dengan retorika terbaik dan sempurna. Rasulullah berdakwah
sejak diturunkannya wahyu pertama kepadanya. Setelah menerima wahyu melalui
proses yang panjang sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits panjang yang
dikutip oleh Dr. Abdul Hamid, Lc., M.Kom.I dalam bukunya Pengantar Studi Al-
Quran.4

Dasar dakwah yang kedua adalah seorang dai. Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam adalah dai yang pertama. Sebagai pemberi kabar gembira dan juga
memberikan peringatan kepada mereka yang menentang dakwah Rasul. Allah taala
berfirman: Yā ayyuhan-nabiyyu innā arsalnāka syāhidaw wa mubasysyiraw wa
nażīrā

Artinya : “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.” (Al-Ahzab: 45)

Risalah dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah berlaku untuk seluruh umat
manusia baik Arab maupun non Arab. Karena agama Islam bersifat universal. Tidak
memisahkan dan mengelompokkan orang berdasarkan kultur dan budayanya.

Pada era globalisasi ini kita menyaksikan terjadinya persaingan yang tidak
seimbang antara apa yang dikelompokkan sebagai Barat dan Timur, atau Utara dan
Selatan. Dari segi ilmu pengetahuan, teknologi dan pandangan hidup, dunia dibagi
menjadi Barat dan Timur. Barat untuk negara-negara yang maju ilmu pengetahuan
dan teknologinya serta punya pandangan hidup rasional dan sekuler, Timur
sebaliknya.5

C. Prinsip-prinsip ilmu dakwah


Prinsip menurut KBBI dapat diartikan sebagai asas (kebenaran yang menjadi
pokok dasar dalam berpikir maupun bertindak, atau sebagainya). Prinsip dakwah
4
A. Hamid, (2016). Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Kencana. Hal. 20
5
A. Hamid, (2017). Globalisasi dan Tantangan Dakwah. Kordinat: Jurnal Komunikasi antar
Perguruan Tinggi Agama Islam, 16(1), Hal. 26
bermakna bahwa dalam berdakwah harus memenuhi kaidah atau aturan penting dalam
berdakwah. Dalam buku berjudul “Dakwah dalam perspektif Al-Qur'an” karya Dr.
Asep Muhyidin, MA menjelaskan bahwa dalam mengatur hubungan antarmanusia
dan penyelesaian problematika sosial budaya terdapat kaidah mendasar ajaran islam,
terdiri beberapa kaidah dasar seperti toleransi (at- tasamuh), keadilan (al- adl), dan
musyawarah. 6
Prinsip prinsip dakwah (al- qawaid li da'wah) menjadi unsur penting untuk
bisa dijadikan kajian metode strategi teknik dasar agar tercapainya dakwah yang
efektif serta efisien. 7Menurut pemikiran Jum’ah Amin, Abdul Aziz (Dakwah:
Qawa’id wa Ushul) dan Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz, M.Ag dalam bukunya Ilmu
Dakwah merinci beberapa prinsip:8
1. Dahulukan keteladanan Sebelum berdakwah ( Al-qudwah qabla al-da'wah).
Pendakwah diharapkan memiliki cara untuk menarik simpati hati para pendengar
dan menjadi suri tauladan baik bagi umat islam.
2. Menahan hati sebelum menjelaskan (al-ta’liif qabl al ta’riif).
3. Mengenalkan sebelum memberi beban (al-ta’riif qabl al-takliif).
4. Proses bertahap dalam pembebanan (al-tadarruj fii al-takliif).
5. Mempermudah bukan untuk mempersulit (at taisiru laa ta’siiru).
6. Dari pokok dahulu baru cabang (al ushulu qablal furu’i).
7. Bukan mendikte tapi memberi pemahaman (al-tafhiim laa al talqiin).
Pendakwah harus berprinsip perilaku yang baik dengan tidak mementingkan diri
sendiri.
8. Membesarkan hati sebelum memberi ancaman (al-targhiib qabl al tarhiib).
9. Mendidik bukan menelanjangi (al tarbiyah laa al-ta’riyyah).
10. Muridnya guru bukan muridnya buku (tilmidzu imaamin laa tilmidzu
kitaabin).
Sedangkan prinsip-prinsip dakwah menurut Sayyid Quthub dalam karangan
bukunya yang berjudul “dirasah islamiyah” merinci sebagai berikut:
a. Prinsip Kaidah umum kebijakan dakwah islam
Kaidah dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Dakwah dengan tidak memaksa (kaidah kulliyyah)

6
Asep Muhyidin, Dakwah dalam perspektif Al-Qur’an (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), 181
7
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta:Kencana, 2009), 175-190
8
Jum‟ah Amin Abdul Aziz, Ad Da’wah: Qawaa’id wa Ushuul (Iskandaria: Daarud Da‟wah, 1999), 115
Menurut Sayyid Quthub, dari semua kebebasan yang ada dalam diri
manusia, kebebasan agama menjadikan unsur kebebasan yang paling
penting. 9Prinsip ini berdasarkan firman Allah Dalam surah Al Baqarah
QS : 2/ 256

‫ٓاَل ِإْك َر اَه ِفى ٱلِّديِن ۖ َقد َّتَبَّيَن ٱلُّر ْشُد ِم َن ٱْلَغِّى‬

yang artinya :“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) ;


sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah”

2. Hidayah ditangan Allah : bermaksud bahwa disisi lain usaha penuh


da'i terdapat faktor lain yang dapat menentukan sikap mad'u untuk
menerima atau menolak islam. Prinsip ini dijadikan sebagai kata akhir
ketika semua proses usaha yang telah dilakukan menemui jalan buntu
dan tertutup mencegah da’i untuk bersikap apatis dan putus asa.
Allah berfirman dalam surat Al-Ra'd :11

‫ِإَّن ٱَهَّلل اَل ُيَغِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح َّتٰى ُيَغِّيُر و۟ا َم ا ِبَأنُفِس ِهْم‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu


kaum sehingga merubah suatu keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri.”

b. Prinsip metode dakwah


Prinsip umum metode dakwah tertuang dalam Q. S An-Nahl: 125

‫ٱْدُع ِإَلٰى َس ِبيِل َر ِّبَك ِبٱْلِح ْك َم ِة َو ٱْلَم ْو ِع َظِة ٱْلَح َس َنِةۖ َو َٰج ِد ْلُهم ِبٱَّلِتى ِهَى َأْح َس ُن ۚ ِإَّن َر َّبَك ُهَو‬
‫َأْع َلُم ِبَم ن َض َّل َعن َس ِبيِلِهۦۖ َو ُهَو َأْع َلُم ِبٱْلُم ْهَتِد يَن‬

Yang artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah


dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
9
Sayyid Quthub, Fi Zhilal Qur’an, h. 291
yang mendapat petunjuk. Dan jika kamu memberi balasan, maka balaslah
dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.
Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi
orang-orang yang sabar. 10
1. Nasihat yang baik (bil-hikmah):
2. Dialog dengan cara yang baik (jadal al-husna)
3. Tindakan pembalasan yang setimpal

10
Al Qur‟an Surah Al Nahl ayat 125.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu dakwah yaitu sebuah ilmu yang membahas tentang strategi atau metode yang
ditempuh oleh seorang dai dalam menyerukan ajaran Islam baik mengenai akidah,
syariah, dan akhlak kepada masyarakat agar nantinya mereka mampu untuk
menerapkan dalam kehidupan kesehariannya untuk mencapai ridho Allah dan
kebahagiaan dunia dan akhitat. Kata dakwah berasal dari istilah kata kerja bahasa
Arab yaitu Da’a – Yad’u menjadi bentuk masdar Da’watan yang berarti menyeru,
memanggil, mengajar, menjamu. Jadi dakwah adalah usaha mengubah keadaan yang
negatif menjadi keadaan yang positif, memperjuangkan yang ma’ruf atas yang
munkar, memenangkan yang hak atas yang batil. Prinsip-prinsip ilmu dakwah yaitu
Dahulukan keteladanan Sebelum berdakwah ( Al-qudwah qabla al-da'wah), Menahan
hati sebelum menjelaskan (al-ta’liif qabl al ta’riif) dan
Mengenalkan sebelum memberi beban (al-ta’riif qabl al-takliif).

B. Saran
Demikian makalah kami apabila ada kesalahan mohon maaf sebesar besarnya.
Jika ada saran untuk makalah ini maka dengan senang hati kami terima karena kami
menyadari bahwa makalah kami masih banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h.100.


Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 47.
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Cet. II; Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 6.
Asep Muhyidin, Dakwah dalam perspektif Al-Qur’an. Bandung: CV Pustaka Setia, 2002.

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah. Jakarta:Kencana, 2009.

Jum‟ah Amin Abdul Aziz, Ad Da’wah: Qawaa’id wa Ushuul Iskandaria: Daarud Da‟wah,
1999

Sayyid Quthub, Fi Zhilal Qur’an, h. 291


Al Qur‟an Surah Al Nahl ayat 125.

Anda mungkin juga menyukai