Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masyarakat merupakan sebuah komunitas yang tidak dapat dipisahkan dari 

budaya. Di era Nabi Muhammad, masyarakat Arab kala itu tersusun atas klan-klan

suku. Islam datang sebagai agama yang “menuntun” masyarakat Arab agar

melaksanakan perintah Allah, serta meninggalkan sesembahan nenek moyang mereka

yaitu dewi-dewi banatullah Al-Latta, Al-Uzza dan Al-Mannat. Perjuangan Nabi ini

tidak mudah sebab setiap klan tidak menyetujui ajaran monotheisme yang diajarkan

Nabi Muhammad. Dengan kegigihannya, Islam pun berkembang hingga saat ini.

Islamisasi masyarakat Arab yang dilanjutkan dengan Islamisasi masyarakat dunia ini

dapat dilakukan dengan suatu aktivitas bernama dakwah. Salah satunya di Sekolah

Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Az – Zuhra Simpang Tiga, Bukit Raya

Pekanbaru. Ada aktivitas dakwah yang rutin dilakukan dan tidak pernah terlewat

setiap tahunnya yang dikenal dengan Az-Zuhra Goes To Masjid (AGM).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah tujuan dan manfaat AGM?

2. Siapakah yang memberi materi dakwah dan dari kalangan mana sajakah

pesertanya?

3. Apa saja materi yang disampaikan oleh pemateri/da’i kepada peserta dakwah?

4. Kapan dan bagaimana cara da’i menyampaikan materi dakwah kepada peserta

dakwah?
C. Tujuan

Adapun tujun yang diharapakan dari adanya AGM ini adalah guna untuk

memberikan kesempatan bagi para Da’I Remaja untuk mengembangkan bakat

dakwahnya didepan masyarakat sekaligus mengasah mental ananda dalam

menyampaikan kebenaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dakwah

Dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab : da’a –

yad’u – da’watan yang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil. Di antara makna

dakwah secara bahasa adalah:

- An-Nida artinya memanggil ; da’a filanun Ika fulanah, artinya si fulan

mengundang fulanah.

- Menyeru, ad-du’a ila syai’i, artinya menyeru dan mendorong pada sesuatu.

Dalam dunia dakwah, rang yang berdakwah biasa disebut Da’i dan orang yang

menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut dengan Mad’u.

Dalam pengertian istilah dakwah diartikan sebagai berikut:

1. Prof. Toha Yaahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya

mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.

2. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi

dakwah sebagai berikut: dakwah Islam yaitu; mendorong manusia agar berbuat

kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan

dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan

akhirat.

3. Hamzah Ya’qub mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia

dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.


4. Menurut Prof Dr. Hamka dakwah adalah seruan  panggilan untuk menganut suatu

pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan substansi terletak pada

aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi mungkar.

5. Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa dakwah adalah menyeru kepada

kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardlu yang diwajibkan kepada

setiap muslim.

Dari beberapa definisi di atas secara singkat dapat disimpulkan bahwa dakwah

merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh informan (da’i) untuk menyampaikan

informasi kepada pendengar (mad’u) mengenai kebaikan dan mencegah keburukan.

Aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan menyeru, mengajak atau kegiatan persuasif

lainnya.

B. Tujuan Aktivitas Dakwah

Adanya aktivitas dakwah di Mesjid Nurul Huda, kelurahan Citangtu tak lain

adalah untuk mengajak masyarakat di kelurahan Citangtu yang sudah memeluk agama

Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT. Artinya mereka

diharapkan agar senantiasa mengerjakan segala perintah Allah dan selalu mencegah

atau meninggalkan perkara yang dilarangya. Sebagaimana firman Allah Q.S Al

Maidah : 2

‫ب‬ َ َ ‫اونُو ْا َعلَى ۡٱلبِ ِّر َوٱلتَّ ۡق َو ٰ ۖى َواَل تَ َعا َونُو ْا َعلَى ٱِإۡل ۡث ِم َو ۡٱل ُع ۡد ٰ َو ۚ ِن َوٱتَّقُو ْا ٱهَّلل ۖ َ ِإنَّ ٱهَّلل‬
ِ ‫ش ِدي ُد ۡٱل ِعقَا‬ َ ‫َوتَ َع‬
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Selain itu,  dakwah dilakukan agar dapat membina mental agama (Islam) bagi

kaum yang mualaf. Muallaf artinya bagi mereka yang masih mengkhawatirkan tentang
keislaman dan keimananya (baru beriman). Serta mengajak masyarakat yang belum

beriman agar beriman kepada Allah (Memeluk Agama Islam). Seperti pada firman

Allah Q.S. Al Baqaroh : 21

َ‫ٱعبُدُو ْا َربَّ ُك ُم ٱلَّ ِذي َخلَقَ ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ۡبلِ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَتَّقُون‬ ُ َّ‫ٰيََٓأيُّ َها ٱلن‬
ۡ ‫اس‬

Artinya: Hai sekalian manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu, yang

Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa

kepada Allah. 

Dengan adanya aktvitas dakwah tersebut, individu dan masyarakat diharapkan

dapat yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam dalam semua lapangan

hidupnya.

C. Waktu Penyampaian Materi Dakwah

Aktivitas dakwah dilakukan pada tanggal 27 Mar. 2023 dan 28 Mar. 2023

yang dimulai pada pukul 19.50 dan berakhir pukul 20.15 WIB. Untuk kegiatan

berdakwah terlaksana di sebelas masjid yang tidak jauh dari lokasi sekolah.

D. Da’i

Secara teoritis, pelaku dakwah adalah orang yang berkeinginan

menyebarluaskan dan memperkuat syariat Islam, mengerti tentang syariat dan hukum-

hukum Islam dan paham terhadap ilmu dakwah, umumnya pelaku dakwah disebut

Da’i. Pakaian yang biasa digunakan saat berdakwah ialah baju dengan lengan panjang,

sarung, sorban dan peci. Pakaian yang sopan, praktis dan pantas mendorong rasa

simpati seseorang pada orang lain bahkan pakaian berdampak pada kewibawaan

seseorang. Peserta dakwah berjumlah 11 orang yang terdiri dari 4 Laki-laki dan 7

Perempuan

E. Metode Penyampaian Materi Dakwah


Terkadang, humor dalam berdakwah memang dibutuhkan. Rasulullah

seringkali juga menyampaikan dakwah melalui humor kepada para sahabat agar

mudah diterima. Hal ini supaya antusiasme masyarakat untuk mendengarkan,

memahami, bertanya dan menjawab menjadi bertambah. Humor yang dipakai

biasanya menggunakan Bahasa Indonesia sehari-hari.

F. Pengaruh Aktivitas Dakwah terhadap Masyarakat Sekitar

Pengaruh dakwah dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Untuk

permasalahan teologis, memang sudah melekat pada setiap individu-individu

masyarakat dikarenakan adanya penempaan pengajaran setiap harinya sehingga

keagamisan masyarakat terjaga. Indikasinya dapat dilihat pada  anak-anak dan remaja

yang banyak mengamalkan doa-doa dan lain sebagainya dalam kegiatan sehari-

harinya.

Namun, secara garis besar masyarakat sekitar dilokasi masjid dapat menerima

bahwa kegiatan/aktivitas dakwah yang dilakukan merupakan salah satu hal yang

positif. Meskipun tidak harus selalu hadir langsung di mesjid, mereka tetap bisa

mendengarkan dengan jelas dari mega-phone atau pengeras suara karena da’i saat

menyampaikan materi dakwah menggunakan mega-phone.

Dengan adanya aktivitas dakwah, selain menambah ilmu atau wawasan

mengenai keagamaan, itu pun memacu masyarakat untuk sama-sama membangun

suasana yang kondusif, tentram dan menghindari keributan. Silaturahmi pun terjalin

melalui adanya aktivitas dakwah. Setiap hari Jum’at setidaknya setiap orang yang

pergi ke mesjid untuk mendengarkan dakwah akan bertemu dengan minimal 30 orang

lainnya yang bisa diajak untuk sharing selama di perjalanan, meminta pendapat ketika

berada dalam kesusahan dan lain-lain.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan waktu yang telah ditetapkan dan dilakukan secara rutin, metode

penyampaian materi yang ringan dan diselipkan sedikit humor serta menjadikan

masyarakat aktif bertanya dan menjawab, membuat aktivitas dakwah mampu menjadi

salah satu sarana penyampaian ilmu agama kepada masyarakat yang bertujuan agar

pengetahuan atau wawasan masyarakat terhadap agama menjadi semakin luas dan

mampu dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Alangkah lebih baik bila siswa, mahasiswa, atau anak muda mampu

mempelajari ilmu dan metode dakwah agar ada re-generasi sehingga masyarakat

khususnya anak muda dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan dakwah. Entah itu

dimulai dari lomba berdakwah, lomba menjadi da’i dan da’iyah dan lain-lain .
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

[1] Al-Azhar, Yayasan Pesantren Islam. “Masjid Agung Al-Azhar”. http://www.al-

azhar.or.id/index.php/dakwah/masjid-alazhar/masjid-agung. Diakses Kamis, 1 Januari

2015. pukul 10.00 WIB.

[2] Kristian, Hengki. “Cara Membuat Makalah yang Baik dan Benar“.

http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2014/02/cara-membuat-makalah-yang-baik-

dan-benar.html. Diakses Kamis, 1 Januari 2015. pukul 10.48 WIB.

[3] Iemiu, Umi. “Kepribadian dan Akhlak Da'i”.

http://umiiemiu.blogspot.com/2013/11/kepribadian-dan-akhlak-dai.html. Diakses Kamis,

1 Januari 2015. pukul 11.03 WIB.

[4] Islamiyyah, Khilaffah. “Keutamaan Hari Jumat Bagi Umat Islam.”

http://blog.student.uny.ac.id/animoonz/2013/06/08/keutamaan-hari-jumat-bagi-umat-

islam/. Diakses Kamis, 1 Januari 2015. pukul 13.07 WIB.

[5] Pelamun, Jejak. “Makalah: Pengertian dan Ruang Lingkup Dakwah”.

http://jejakpelamun.blogspot.com/2014/02/makalah-pengertian-dan-ruang-lingkup.html.

Diakses Kamis, 1 Januari 2015. pukul 13.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai