Anda di halaman 1dari 54

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah ibarat lentera kehidupan yang memberikan cahaya dan

menerangi hidup manusia dari nestapa kegelapan tatkala manusia dilanda

kegersangan spritual dengan rapuhnya akhlak maraknya berbagai

ketimpangan, kerusuhan dan kecurangan tindak tercela. 1

Tujuannya untuk mengubah prilaku manusia berdasarkan

pengetahuan dan sikap yang benar, yakni untuk membawa manusia taat

akan perintah Allah dan Rosulullah. Mengingat dakwah merupakan

perwujudan dari kesadaran spritual dalam bentuk ikhtiar muslim untuk

mensosialisasikan ajaran-ajaran Islam, maka diperlukan pemahaman yang

jelas mengenai dakwah itu sendiri. 2

Ada dua segi dalam dakwah yang dapat dipisahkan, akan tetapi

dapat dibedakan yaitu menyangkut isi/subtansi serta metode/cara

penyampaian. Kedua hal itu tidak terikat ruang dan waktu. 3 Dalam

penyampaian sebuah isi/subtansi, terkadang kita harus menyampaikan

dengan metode atau cara yang berbeda. Dengan sebuah metode yang

berbeda kebiasaa, maka akan diperoleh hasil yang berbeda.

1
DR. Abu Al-fath Al-bayanuni, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Jakarta Timur: Pustaka Al-kautsar,
2021), hal. 9.
2
Ibid, hal.10.
3
Wahyu Ilahi, komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya,2010), hal 17
2

Sedangkan makna kata “Dakwah” secara bahasa berarti ajakan,

seruan, panggilan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut

masdar. Sedangkan dalam bentuk kata kerjanya (fi’il) berarti memanggil,

menyeru, mengajak. Orang yang melakukan dakwah biasa disebut dengan

dā‟i dan orang yang menerima dakwah dari seorang da‟i disebut dengan

mad‟ū.4

Menurut Syaikh Abdullah Ba‟lawi, makna dari dakwah adalah

mengajak, membimbing orang yang belum mengerti atau sesat jalannya

dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah

SWT, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari berbuat

buruk agar mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat5

Dalam situasi masyarakat modern yang cendrung mengikuti alur

perkembangan dalam era globalisasi, dakwah perlu digerakan sebagai

petunjuk bagi manusia kejalan yang benar. Oleh karena itu setiap individu

muslim perlu bergandeng bahu untuk sama-sama melaksanakan usaha

dakwah, menyampaikan ajaran islam serta memberikan kesadaran mengenai

ketinggian islam bagi mewujudkan msyarakat muslim yang terbaik. Dakwah

merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perkrmbangan islam, ajaran-

ajaran islam yang dianuti oleh manusia diberbagai belahan dunia merupakan

bukti paling konkrit dari aktifitas dakwah yang dilakukan selama ini.

Kebutuhan dakwah ini akan terus berlangsung sampai akhir zaman, sebab

dakwah merupakan usaha sosialisasi ajaran-ajaran islam kedalam berbagai


4
Wahidin Saputra, pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal 4
5
Ibid.,2
3

aspek kehidupan usaha sosialisasi ajaran-ajaran islam kedalam berbagai

aspek kehidupan umat islam. 6 Dakwah selalu hadir memberikan solusi

alternatif bagi manusia dan mengidentifakasi penyakit umat setiap zaman

juga mencari jalan keluar dari penyakit tersebut. 7 Aktifitas dakwah

sesungguhnya telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, dan dilanjutkan

oleh para sahabatnya dan ulama-ulama serta tokoh islam sampai sekarang.

Berkembangnya agama islam sejak pada masa Nabi samapai

sekarang diseluruh penjuru dunia tidak lain karena adanya aktitivitas

dakwah.8 Sejak Nabi Muhammad SAW berumur 40 tahun, tepatnya pada

tanggal 17 Ramadhan bertepatan dengan 6 Agustus 610 M.

Kira-kira satu tahun sebelum terjadinya hijrah. Maka resmilah Nabi

Muhammad diangkat oleh tuhan menjadi Nabi Rosul seluruh alam. Setelah

Nabi Muhammad diangkat menjadi rosul seluruh alam maka mulailah beliau

menyampaikan ajaran islam kepada umat, dengan secara sembunyi-sembunyi.

Artinya dakwah dilakukan dari lisan tidak secara terang-terangan yang bisa

banyak diketehui banyak orang, Nabi Muhammad mulai melaksanakan

dakwah islam dilingkungan keluarga dan sahabat sahabatnya saja, kemudian

setelah turun ayat 92 surah Al-Hijr, Nabi Muhammad memulai berdakwah

secara terang terangan. 9 Salah satu contoh dakwah Nabi diikuti masyarakat

yaitu jama‟ah Tabligh yang terbaik didaerah Gending. Mereka melakukannya


6
Hasyim Syamhudi, paradigm dakwah dalam perspektif islam dan filsafat (jurnal@Hasyim
Syamhudi, paradigm dakwah dalam perspektif islam dan filsafat (jurnal At-Taurus Vol.
2Th.2015), hal 8
7
Wahyu Ilahi/Harjani Hefni, pengantar sejarah dakwah, (Jakarta, Kencana, 2007)
8
Samsul Munir Amin, ilmu dakwah, (Jakarta : Amzah, 2009), 40
9
Soenarjo Dkk, Al Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: CV. Aisyiah, 1998), 399
4

seperti Nabi dengan cara terjun langsung kelapangan, mereka mengajak orang

satu persatu atau dari rumah kerumah ( door to door ), selain itu mereka

melakukan yang namanya “Khuruf” yaitu keluar beberapi hari untuk

menyampaikan dakwah mereka kepada orang lain, dengan cara turun ke desa-

desa, paling kurang selama tiga (3) hari, dalam satu bulan, ada yang empat

puluh(40) hari dalam setahun dan ada yang empat (4) bulan, bahkan ada yang

satu (1) tahun semasa hidupnya. 10

Untuk saat ini kita lihat, setiap perbuatan yang menyuruh kepada yang

ma‟rufdan mencegah yang mungkar selalu ada hambatan, seperti halnya

dakwah yang mereka lakukan pada saat ini, adanya orang-orang atau

golongan-golongan tertentu yang tidak menyukai cara berdakwah mereka,

karena terkesan dakwah yang mereka embankan tidaklah sesuai lagi dengan

zaman sekarang ini, karena dakwah yang seperti itu harusnya dilakukan pada

masa Nabi Muhammad SAW. 11

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dakwah dalam al-Qur‟an menurut jama‟ah tabligh di

desa Curah Sawo Probolinggo?

2. Apa materi yang di ajarkan kelompok jama‟ah tabligh di desa Curah

Sawo Probolinggo?

3. Apa respon Masyarakat Curah Sawo Probolinggo?

C. Tujuan Peneliti

10
Abu Bakar, buku mudzakaroh : dakwah usha Rasulullah SAW, (Tt:T.P,T.Th),28
11
H. Irfan Fatoni, narasumber utama, wawancara (Di Masjid Nurul Jannah) Sabtu, 16 Desember
2017 jam 04:25
5

1. Untuk megetahui metode dakwah jama‟ah tabligh Di Desa Curah

Sawo Gending Probolinggo?

2. Untuk mengetahui materi dakwah yang disampaikan oleh jam‟ah

Tabligh Di Desa Curah Sawo Gending Probolinggo?

3. Untuk mengetahui apa saja respon Masyarakat Curah Sawo terhadap

dakwah jama‟ah tabligh

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Dengan penelitian ini maka hasil yang dicapai dapat

digunakan sebagai tambahan wawasan dan sebagai referensi bagi

peneliti berikutnya,

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

keilmuan bagi kalangan akademisi untuk lebih memahami Konsep

dakwah dalam Al Qur‟an.

Dan dapat digunakan sebagai tambahan referensi penelitian bagi

perguruan tinggi dalam rangka penelitian yang lebih mendalam dan

dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya

terutama terkait Konsep dakwah dalam Al Qur‟an. Bahkan juga

memberikan rujukan kepada kalangan masyarakat luas supaya dapat

mengetahui Konsep dakwah dalam Al Qur‟an.

E. Definisi Istilah
6

Supaya mudah dipahami dan untuk memudahkan pembahasan

berikutnya, maka terlebih dahulu peneliti akan mengemukakan beberapa

istilah kata kunci dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Jama‟ah Tabligh

Jama‟ah Tabligh “Kelompok penyampaian” (Bahasa Arab: ‫جماعت‬

‫ التبليغ‬juga disebut Tabligh) ialah gerakan Islam yang bertujuan untuk

mengajak manusia kembali ke ajaran Islam yang menyeluruh. Mereka

tidak terbatas pada satu golongan Islam saja. Kepada yang bukan Islam

diajak mengenali Allah dengan menerangkan bahwa Tuhan adalah Esa,

tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad itu pesuruh Allah.. Tujuan

utama gerakan ini adalah untuk menerapkan kalimah iman lailahaillah

(tiada Tuhan selain Allah) dalam diri dan kehidupan politik terbesar di

dunia. 12

2. Dakwah

Dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau

usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna,

mengarahkan pandangan manusia dan rasionalitas mereka pada sebuah

keyakinan ataupun sebuah kepentingan yang bermanfaat bagi mereka.

Dakwah juga merupakan seruan atau anjuran untuk menyelamatkan

manusia dari kesesatan yang hampir menjerumuskan mereka atau


12
Abu Bakar, Buku Mudzakaroh: Dakwah Usaha Rasulullah SAW, (Tt: T. P, T. Th), 28
7

melakukan kedurhakaan yang berpotensi menjatuhkan mereka. Definisi ini

dipilih dan di sempurnakan oleh Syaikh Muhammad Khair Ramadhan

dalam buku Ad -Da’wah Al-Islamiyah.13

Adapun dakwah secara bahasa mengandung pengertian ath-thalab

(permintaan). Jika dikatakan, “Da’a asy-syai”, maka berarti meminta

didatangakan sesuatu itu. Jika dikatakan, “Da’a Ila asy-syai”, maka

berarti mendorongnya untuk melakukan tujuannya. Jika dikatakan, “Da’a

Ila al-qital”, “Da’a Ila ash-shalah”, “Da’a Ila ad-din”, “Da’a Ila al-

madzhab”, maka berarti mendorong mereka untuk melakukkanya.

Agar definisi dakwah mencapai ketiga fase; At-Tablighiyah

(menyampaikan pesan), At-takwiniyah (proses pembentukan), dan At-

tanfidziyah (pelaksanaan), dari satu sisi, agar mencakup unsur unsur

pekerjaan para Nabi Alaihimussalam secara umum dan juga pekerjaan

Rasulullah Muhammad SAW secara khusus dari sisi yang lain. Hal ini

sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT,

‫ه َُو ذ ِاَّل ۡى ب َ َع َث ِِف ۡ ُاۡل ِّم ّ َّي َر ُس ۡو اۡل ِّم ۡ ُۡن ۡم ي َ ۡتلُ ۡوا عَل َ ۡ ِۡي ۡم ٰايٰتِه َو ُي َز ِكّ ۡ ِۡي ۡم َوي ُ َع ِل ّ ُمهُ ُم امۡ ِك ٰت َب‬

 ‫َوامۡ ِح ۡۡكَ َة َوا ِۡن ََكه ُۡوا ِم ۡن قَ ۡب ُل مَ ِف ۡى ضَ لٰ ٍل ُّمب ۡ ٍِّي‬

Artinya: Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta

huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada

13
M Quraisy shihab,dakwah 2006
8

mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan

mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah),

meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan

yang nyata. (Al-Jum‟ah: 2)

3. Macam-macam Metode Dakwah

a. Dari pandang suber dakwah

Metode atau strategi dari sudut pandang ini menjadi

dua pokok

utama:

1) Metode Ketuhanan (Rabbaniyah), yaitu metode

yang ditetapkan oleh Allah SAW dalam berdakwah

sesuai tuntunan Al-qur‟an dan As-sunnah, metode ini

terjaga dari kesalahan dan menjadi asa utama bagi

seluruh metode-metode lain nya.

Allah SAW berfirman,

ْ ُ ‫ك َج َعلْ َنا ِم‬


‫نُك‬ ٍّ ُ ‫ِم‬

‫ِشعَ اة َو ِم ْ َۡنا اجا‬


ِْ
9

“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan

aturan dan jalan yang terang” (Al-mai’dah: 48)

2) Metode kemanusiaan (Basyariyah), yaitu metode

yang di buat oleh para dai dan ulama dengan ijtihad

mereka dari berbagai aspek dakwah, yaitu dengan

merepresentasikan metode Rabbani serta berpegang

teguh padanya, dan disesuaikan dengan perkembangan

zaman kondisi obyek sasaran dakwah.

Metode ini terkadang tidak tepat sasaran dan

terkadang juga tepat sasaran, sama seperti

permasalahan ijtihad yang terkadang benar terkadang

salah. Para dai berhak mengambil atau meninggalkan

metode ini sesuai kehendak mereka. Namun demikian,

Allah memerintahkan kita agar meneladani dan

berpegang teguh pada metode-metode dakwah yang

digunakan oleh khulafaurrasyidun.14

b. Dari sudut pandang materi dakwah

Ada beberapa macam metode dakwah jika dilihat dari sudut

pandang materi dakwah itu sendiri. Hal itu dikarenakan dakwah

Islam menjangkau ke seluruh aspek kehidupan Manusia. Jadi ada

14
DR. Abu Al-fath Al-bayanuni, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Jakarta Timur: Pustaka Al-kautsar,
2021), hal. 208
10

bentuk metode yang berkaitan dengan akad (transaksional),

ibadah, sosial, ekonomi, kemiliteran, politik, kesehatan, olahraga,

dan lain sebagainya.

Masing_masing aspek memiliki antara dan cara tersendiri

yang digunakan oleh para dai dan pembimbing dalam pancaran

metode Rabbani serta berasakan hukum-hukum syar‟i.15

c. Dari sudut pandang karakter dakwah

Metode dakwah dari sudut pandang karakternya terbagi

menjadi beberpa macam, yaitu metode khusus dan metode umum,

metode individu dan kelompok, metode teoritis, metode terapan

atau metode peraktek, dan lain sebagainya.

Masing-masing metode ini memiliki ciri khas karakter dan

format tertentu. Jadi, metode yang bersifat khusus tidak patut

disamaratakan (digeneralisir), begitu juga sebaliknya.

Syariat Islam memberikan banyak contoh metode-metode ini,

baik yang bersifat khusus maupun umum, dan metode-metode

lainnya. Seperti shalat malam yang wajib bagi Rosullullah dimana

ini merupakan metode ibadah yang khusus bagi beliau. 16

Seperti juga pemberian izin kepada anak-anak kecil yang

belum menginjak baligh atau yang sudah baligh diberlakukan

aturan khusus pada mereka. 17

15
Ibid, 209
16
Surah Al-muzammil dan tafsirannya.
17
Surah An-nur: 58-59 dan juga beberapa ayat setelahnya berisi tentang aturan-aturan khusus
lainnya.
11

Ada juga aturan ibadah secara umum yang tampak jelas dalam

rukun Islam yang bersifat amaliah, dan aturan dakwah untuk

kaum muslimin non muslim.

d. Dari sudut pandang pilar dakwah

Metode-metode dakwah dari sudut pandang ini terbagi

menjadi beberapa macam, disesuaikan dengan tiga pilar sifat

dasar manusia, yaitu hati, akal, dan indra.

Jika metode tersebut difokuoskan pada hati maka dinamakan

metde „athifi, jika difokuskan pada akal maka dinamakan „aqli,

dan jika difokuskan pada indera manusia maka dinamakan

metode hissi atau tajribi (terapan).

Ketiga metode ini masih berkaitan erat dengan pilar-pilar

alami dalam diri manusia. Jadi gambaran mengenai penggunaan

metode jenis yang ini atau itu, tergantung pada aspek yang

mendominasi pada diri manusia itu sendiri.

4. Tujuan-tujuan Metode Dakwah

Al-hadaf (tujuan) secara bahasa adalah arah bidikan panah dan

sejenisnya, dan titik sasaran yang dituju. 18

Dari pengetiannya secara bahasa, dapat dipahami bahwa yang

dimaksud dengan Al-hadaf adalah arah tujuan yang menjadi sasaran para

dai atau target yang dituju dalam dakwahnya.

18
Al-mu’jam Al-wasit (2/987).
12

Tujuan-tujuan dakwah mungkin dibagi ke dalam dua kategori

utama, yaitu:

1. Tujuan khusus dan parsial.

2. Tujuan umum dan universal.

Tujuan khusus yang bersifat parsial adalah seperti tujuan

disyariatkannya ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.

Allah berfirman,

 ‫َوأَ ِق ِم ا ذمصال َة ا ذن ا ذمصال َة َت ْۡنَىى َع ِن امْفَ ْحشَ ا ِء َوامْ ُم ْنكَر‬


ِ

“Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar,” (Al-Ankabut:45)

Dan firman-Nya,

‫ََي أَُّيُّ َا ذ ِاَّل َين أ ٓ َم ُنوا ُكتِ َب عَل َ ْي ُ ُُك ا ّ ِمص َيا ُم َ َمَك ُكتِ َب َع ََل ذ ِاَّل َين ِم ْن قَ ْب ِل ُ ُْك م َ َعل ذ ُ ُْك‬

َ ‫تَتذ ُق‬
 ‫ون‬

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

bertakwa,”
13

Adapun tujuan-tujuan umum yang yang bersifat universal adalah

seperti yang dalam firman Allah,

“Dan dirikanlah sholat untuk mengingatku.” (Thaha: 14) dan

juga yang disebutkan dalam hadits, Nabi SAW bersabda, “Dijadikannya

thawaf di Baitullah, sa’i antara Shafa dab Marwa, serta melempar

Jumrah adalah demi menjaga konsintesi diri dalam berdzikir kepada

Allah SWT.” 19

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, terdapat sistematika pembahasan

berisi tentang deskripsi alur-alur pembahasan proposal untuk

mempermudah dalam pemahaman isi laporan hasil riset perlu

adanya gambaran singkat yang telah dirumuskan dalam

sistematika pembahasan diantaranya:

BAB I : Dalam pembahasan mencakup beberapa hal

yaitu latar belakang, identifikasi masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, defenis konsep, dan penelitian

terdahulu

BAB II : Mencakup kajian kepustakaan di mana bab ini

19
HR. At-Tirmidzi dan Abu Daud, redaksi dari Abu Daud, hadits no. 3425 (1/515), cet: Dar Al-
Qiblah, Jeddah.
14

menjelaskan tentang sejarah Jamaah Tabligh,

Sepeninggalan Syaikh Muhammad Ilyas

Kandahlawi (Seorang Ulma Islam India yang

mendirikan gerakan kebangkitan Islam Jamaah

Tabligh), dan konsep dakwah

BAB III : Membahas tentang metode penlitian, Pendekatan

Dan Jenis Penelitian, Tahap-tahap Penelitian,

Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulan

Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan

Data.

BAB IV : Disini membahas mengenai hasil penelitian,

paparan data dan temuan penelitian,

pembahasan.

BAB V : Berupa penutup yang terdiri dari dari

kesimpulan dan saran. Sebagai acuan data yang

dihasilkan dalam penyusunan peneliti ini, yang

akan dicantumkan dalam kepustakaan dan

lampiran-lampiran.
15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan kajian terhadap

hasil penelitia-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang

akan dikembangkan sehingga dapat dapat di lihat keabsahan, orisinalitas,

dan posisi penelitian yang hendak dilakukan. 20. Ada sebagian dan tidak

banyak penelitian yang menjadi kaca pembanding dari penelitian

terdahulu diantaranya yaitu:

2. Skripsi yang disusun oleh saudara Muslim Usman, Mahasiswa

pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry Tahun 2010

dengan judul “Pemahaman Sunnah Dalam Jama‟ah Tabligh

(Study Fadail Al-A’mal). Hasil penelitianya menunjukan

karakteristik khas Jama‟ah Tabligh bercirikan mengajak orang

untuk membersihkan hati, memperbanyak amal ibadah mahdah,

meramaikan masjid, hidup sederhana dan bersahaja. Semua itu

dilakukan dengan tujuan menghidupkan Sunnah Nabi

Muhammad dalam kehidupan.Wujud nyata diantaranya berupa

makan bersama dalam satu wadah dengan tangan, memakai

parfum dan celak mata, memakai kayu ara‟ untuk mengosok gigi

(bersiwak) serta memperbanyak dzikir dan mengajak untuk

beribadah. Mereka tidak terlalu antusias dengan urusan politik

20
Ibid., pedoman penulisan karya ilmiah, STAIN JEMBER Press, 2014. Jember. 45.
16

suatu negeri, atau memberantas kemungkaran. Mereka lebih

senang berkonsentrasi kepada amar ma‟rufnya saja, melalui

program jaulah dan khuruj yang bentuknya menginap dimasjid,

mushalla dan berpindah dari satu masjid ke masjid lain, karena

iman merupakan akar yang menjadi sumber segala sesuatu pada

manusia. Dan cara yang dilakukan adalah melalui pelatihan yang

disebut khuruj. Melalui media khuruj dapat meraih tujuan dengan

fokus utama “memperbiki diri”. Kemudian dalam akivitas

tersebut juga mengajak orang lain untuk sama-sama

berpartisipasi dan meningkatkan frekuensi beribadah serta

menambah ketaqwaan, baik pada diri Jama‟ah dan orang. 21 Jadi

kesimpulan dari pada pemaparan data penelitian diatas bisa

ditarik benang merahnya bahwa fokus keantusiasan Jama‟ah

Tabligh lebih menitik bertkan kepda tindak langsung dari nilai

substansi amar ma‟ruf nahi mungkar, yang terkemudian dar

pokok landasan itulah memerinci dan berkembang lebih kepada

kegiatan-kegiatan terpuji lainnya yang berupa perbuatan

kemasyarakatan dengan tata cara yang lebih cendrung kepada

nilai-nilai relegius dan kokoh dengan esensi yang dipegang erat

yaitu perintah Allah SWT dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

3. Skripsi yang disusun oleh saudara M. Muallim, Dinamika

Dakwah Jama’ah Tabligh Islah Ala Nafs (studi Deskriptif

21
Muslim Usman, tesis: “pemahaman sunah dalam Jamaah Tabligh”(Studi Kitab Fadail Al-
A‟mal). Mahasiswa pascasarjana Institut Islam Negeri Ar-Raniry tahun 2010.
17

dengan kiprah dan metode jama‟ah Tabligh di masjid Nurul

Hidayah Perak Surabaya). Surabaya : Skripsi Fakultas Dakwah

IAIN Sunan Ampel, 2000. Adapun fokus pembahasannya adalah

tentang kiprah perkembangan metode dakwah jama‟ah tabligh

terhadap perbaikan jiwa. Pengertian dari pada skripsi disini lebih

mencakup kepada metode yang diusung dari pada spirit dakwah

yan telah di implementasikan oleh metode dakwah Jama‟ah

Tabligh.22

4. Skripsi yang disusun oleh saudara Mursyid Muttaqin, Studi

Keberadaan Jama’ah Tabligh di Desa Temboro Kec. Karas Kab.

Magetan, Surabaya : Skripsi Fakultas Usuluddin IAIN Sunan

Ampel, 2005. Fokus pembahasan pada skripsi ini adalah

mengenai pengaruh Jama‟ah Tabligh terhadap masyarakat

Tumboro. Dari judul diatas dapat ditelusuri dari studi kelompok

Jama‟ah Tabligh terkrarifikasi kepada firqah atau suatu aliran

kelompok keagamaan yang berpartisipasi untuk mengajak umat

berlabuh pada jalan yang sesuai dengan petunjuk islam. Dari itu

semua Jama‟ah Tabligh telah mengidentifikaskan akan paham

atau semangat keagamaan mereka adalah lebih bernuansa tulen

dan utuh untuk menyadarkan masyarakat yang masih amburadul

22
Mushthafa Masyhur, fiqih dakwah, (Jakarta: Al-I‟tishom,200),48
18

atau sesat dijalan untuk supaya bisa menemukan jalan keluar dari

titik masalah yang ada. 23

Dari uraian penelitian terdahulu dapat dilihat dengan jelas pada

tabel berikut:

No. Nama Peneliti, Persamaan Perbedaan Orisinalitas


judul dan penelitian
Tahun
Penelitian
⁴ Muslim Kajian Fokus Konsep
Usman, Tentang Penelitian Dakwah
“Pemahaman Jamaah dalam Al-
Sunnah Dalam Tabligh Quran
Jama‟ah Menurut
Tabligh (Study Jamaah
Fadail Al- Tabligh
A’mal) Tahun
2010
2 M. Muallim, Dakwah Fokus Konsep
Dinamika Jama’ah Penelitian Dakwah
Dakwah Tabligh dalam Al-
Jama’ah Islah Ala Quran
Tabligh Islah Nafs Menurut
Ala Nafs (studi Jamaah
Deskriptif Tabligh
dengan kiprah
dan metode
jama‟ah
Tabligh di
masjid Nurul
Hidayah Perak
Surabaya).
Surabaya :
Skripsi
Fakultas
Dakwah IAIN
Sunan Ampel,
2000
3 Mursyid mengenai mengenai Konsep
Muttaqin, Studi pengaruh pengaruh Dakwah

23
Mulwi Ahmad Harun Al Rasyid, meluruskan kesalahan pemahaman terhadap jaulah(Jamaah
Tabligh),63
19

Keberadaan Jama‟ah Jama‟ah dalam Al-


Jama’ah Tabligh Tabligh Quran
Tabligh di terhadap terhadap Menurut
Desa Temboro masyarakat masyarakat Jamaah
Kec. Karas Tumboro Tumboro Tabligh
Kab. Magetan,
Surabaya :
Skripsi
Fakultas
Usuluddin
IAIN Sunan
Ampel, 2005

Dari hasil pustaka tersebut kajian tentang Jama‟ah Tabligh dengan

berbagai dimensinya telah menyajikan sudut pandang yang beraneka

ragam, namun belum ada satu peneliti yang mengungkapakan lebih

mendalam metode pandangan Jama‟ah Tabligh tentang konsep Dakwah

dalam Al-Qur‟an.

B. Kerangka Teori

1. Dakwah

A. Secara Etimologis

Drs. Munzier mengutip perkataan M. Arifin dalam bukunya Ilmu

Pendidikan Islam bahwa dari segi kebahasaan metode berasal dari dua kata

yaitu “meta“ (memulai) dan “hodos“ (jalan, cara), dengan demikian kita

dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Sember yang lain menyebutkan bahwa metode


20

berasal dari bahasa Jerman yaitu methodica, artinya ajaran tentang

metode.24

Sementara itu, istilah daʻwah berasal dari kata kerja ‫ )دعوة یدعو دعا‬daʻā

–yadʻ ū, daʻwatan), yang berarti memanggil atau mengundang. 25 Para

Ulama ahli linguistik menggali makna perkataan daʻwah dalam al-Qur‟an

secara mendalam.

B. Secara Terminologis

Secara istilah (terminologi) metode adalah jalan atau cara yang harus

ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Drs. Agus M.

Hardjana Metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan

dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai

tujuan yang hendak dicapai. Secara istilah (terminologi) da‟wah

dirumuskan oleh para Ulama dengan rumusan yang berbeda-beda diantara

mereka dan dengan perspektif yang berbeda pula, diantaranya sebagai

berikut:

1. Prof. H.M. Thoha Yahya Umar, membagi pengertian dakwah menjadi

dua bagian yakni, dakwah secara umum dan dakwah secara khusus.

Secara umum dakwah adalah ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara

dan tuntutan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk

menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi pendapat dan

pekerjaan tertentu. Sementara itu, secara khusus dakwah adalah

24
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Cv Al Hidayah 2002)
25
A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, h. 406.
21

mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan

mereka di dunia dan di akhirat.26

Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode

dakwah adalah suatu cara, pendekatan, atau proses untuk

menyampaikan dakwah yang bersifat menyeru atau mengajak kepada

orang lain untuk mengamalkan ajaran Islam atau aktivitas penyampaian

ajaran agama Islam dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan

secara sadar dan sengaja dengan berbagai cara atau metode yang telah

direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dengan dasar

keridhaan Allah SWT.

Dakwah adalah ikhtiar, usaha dan perjuangan secara sungguh-

sungguh dalam rangka meningkatkan pemahaman umat terhadap ajaran

Islam secara mendalam guna mengubah pandangn hidup, sikap batin

dan perilaku umat yang tidak sesuia dengan ajaran Islam menjadi sesuai

dengan tuntutan syariat agar memperoleh kebahagiaan hidup dunia

akhirat.

2. Jama’ah Tabligh

Jama‟ah menurut asal katanya jama‟atu an naas berarti

sekumpulan manusia. 27 Tabligh atau menyampaikan dalam hal ini

adalah menyampaikan dakwah ajaran- ajaran agama Islam kepada

26
Prof. H.M. Thoha Yahya Umar, MA, Ilmu Dakwah, (Jakarta: CV. al-Hidayah, 2002), h.7.
27
Mahmud yunus , kamus arab-indonesia (Jakarta .YPPA ,1973) h.91
22

orang lain.28 Hal ini kalau kita bahas tentang asal kata dari Jama‟ah

Tabligh.

Gerakan Islam ini hingga sekarang telah dikirim jama‟ah demi

jama‟ah ke seantero dunia untuk tujuan Dakwah ilallah. Belakangan

masyarakat menyebut orang-orang yang berkecimpung dalam kegiatan

ini dengan panggilan Jama‟ah Tabligh. Ini bukanlah nama yang

dikukuhkan atau diresmikan,tetapi hanya panggilan akrab saja,bukan

merupakan sebuah organisasi atau perkumpulan,melainkan sebuah

gerakan untuk dakwah ilallah ke seluruh dunia oleh masyarakat Islam

dari golongan dan faham manapun juga.29 Dan kegiatan ini netral untuk

semua faham Islam.

Jama‟ah Tabligh adalah potret dari gerakan dakwah Islam kekinian

yang bersifat lintas negara. Islam yang terlihat pada wajah Jama‟ah

Tabligh adalah santun, rendah hati, dan cenderung menghindari

khilafiyah (beda pendapat). Para aktivis Jama‟ah Tabligh (ahbab) secara

rajin dan kontinyu ber-khuruj untuk menyampaikan dakwah Islam

dengan cara yang mempesona, agar Islam menjadi sistem hidup para

pemeluknya di dalam kehidupan sehari-hari. Agar pemeluk agama

Islam melaksanakan ajaran Islam secara kaaffah, secara menyeluruh

dan tidak sepotong- sepotong.

28
Moh .ali aziz ,Ilmu Dakwah (Jakarta,Prenada Media ,2004)h.77
29
Syid Abu Hassan Ali an Nadhi, Sejarah Maulana Ilyas Menggerakan Jama’ah Tablihg.
(Bandung,Pustaka Ramadhan,2009).
23

3. Metode Dakwah Jama’ah Tabligh

Metode dakwah Islam yang dilakukan Jama‟ah Tabligh dikenal

dengan istilah khuruj. Menurut Jama‟ah Tabligh, khuruj adalah metode

dakwah yang pernah dicontohkan Rasulullah SAW.

Khuruj adalah berangkat dari satu tempat ketempat yang lain,dan

dari masjid ke masjid dengan berjalan kaki dan dipimpin oleh seorang

Amir (pimpinan jama‟ah) untuk memperdalam iman dan amal soleh. 30

Dan media dakwah yang di gunakan jamaah ini yaitu cara dakwah yang

paling tepat adalah sesuai dengan apa yang pernah di lakukan oleh

Rasulullah SAW,diantara cara-cara berdakwah tersebut adalah;

1.Dakwah ijtimaiyat adalah berdakwah dengan cara mengumpulkan

orang- orang di suatau majlis,kemudian muballigh menyampaikan

dakwah dan tablighnya dihadapan mereka.

2.Dakwah infirodiyyah adalah cara berdakwah dengan melalui

pendekatan pribadi, yaitu cara individu menyampaikan dakwahnya

kepada individu lainnya.

3.Dakwah umumiyyah adalah dua orang atau lebih menjumpai

orang –orang secara umum dan mendakwahi mereka kepada agama,

Diriwayatkan Nabi SAW. Sering melakukannya bersama Abu Bakar dan

Ali ra pada permulaan islam.

4.Dakwah khususiyyah yaitu berdakwah yang ditujukan kepada

orang-orang tertentu(khusus),yang mereka memiliki kedudukan atau

30
Syid Abu Hassan Ali an Nadhi, Sejarah Maulana Ilyas Menggerakan Jama’ah Tablihg.
(Bandung,Pustaka Ramadhan,2009).
24

pengaruh ditengah masyarakatnya. Nabi SAW,melakukannya seperti

kepada tokoh-tokoh kaum atau kabilah. 31

31
Abu Muhammad bin Ahmad Abduh, Kupas Tuntas Jamaah Tabligh 2(Bandung ,Pustaka
Nabawi,2010)h,77
25

BAB III

METODE PENELITIAN

C. Pendekatan Jenis Penelitian

Dalam kajian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru,

karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik

karena berlandasakan post positivisme. Metode ini disebut juga metode

artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan

disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih

berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. 32

Penelitian kualitatif (qualitative Research) adalah suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktifitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang

secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk

menemukan prinsip-prinsip dan menjelaskan yang mengarah pada

penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif.33

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Curah Sawo Kecamatan Gending

Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini untuk memperoleh data atau

informasi yang lebih lengkap karena di Desa Curah Sawo tempat Jama‟ah

32
M. Nazir, Metode penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005), 54.
33
Lexy Meoleong, metodepenelitian Kualitatif (bandung: Remaja Rosda Karya,2006),
26

Tabligh berkumpul melaksanakan Aktivitas Dakwahnya. Dengan seperti

ini hasil penelitian benar-benar relevan.

Kenapa peneliti mengambil tempat ini dan unik nya apa? Karena

tempat ini memiliki banyak pengaruh besar atas kesadaran masyarakat

untuk mengenal Allah dan Nabinya dalam bentuk ibadah seperti

melaksanakan ibadah wajib dan sunnah, yang sebelum-belumnya hanya

mementingkan dunia seperti bermain judi, minum-minuman keras dan lain

sebagainya. Dan uniknya tempat ini, Kepala Desanya menyediakan

fasilitas Wifi untuk kalangan muda-mudi, guna untuk menggiring mereka-

mereka ke Masjid. Dari hal tersebut alasan peneliti mengambil tempat ini

dan mempelajari lebih dalam lagi kegiatan kegiatan Jama‟ah Tabligh

tersebut.

E. Sumber Data

Arikunto mengatakan “yang dimaksud dengan sumber data dalam

penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh”. 34

Sumber Data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

sumber data utama yang berupa kata-kata dalam bentuk tulisan dan

tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen.

Seperti yang diungkapkan oleh Moleong bahwa, “sumber dan jenis

data terdiri dari kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan data

statistik”.35

34
Roice Singliton, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Renca Karya, 2006), 121.
35
Ibid,112.
27

Adapun beberapa sumber data yang dapat dimanfaatkan peneliti

dalam hal ini meliputi:

1. Sumber Data Utama (Primer)

Sumber data yang diambil peneliti melalui wawancara,

observasi dan dokumentasi:

a. Wawancara

Wawancara adalah salah satu kaidah dalam mendapatkan

data informasi. Tekhnik wawancara yang digunakan dalam

penelitian secara mendalam dengan melakukan

wawancara secara bertemu

b. Observasi adalah cara mendapatkan informasi yang

diperoleh hasil observasi ruang, pelaku, kegiatan, obyek,

perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan.

Dengan alasan untuk melakukan observasi untuk melihat

keadaan ketika dakwah yang disampaikan oleh para

pendakwah. Metode ini digunakan mengetahui situasi dan

kondisi yang ada.

2. Sumber Data Tambahan (Sekunder)

Sumber data yang diperoleh oleh peneliti diluar kata-kata dan

tindakan yakni sumber tertulis. Seperti yang diungkapkan oleh Moleong

dalam bukunya, bahwa “dilihat dari segi sumber tertulis dapat dibagi atas
28

sumber dari buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi

dan dokumen resmi”. 36

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan metode sebagai

berikut:

1. Wawancara (interview)

Dalam wawancara peneliti berdialog dengan beberapa informan,

yakni H. Irfan fatoni selaku pembina Jama‟ah tabligh, H. Akbar fatoni,

Hamid, Budi dan Ali Mansur selaku Anggota Jama‟ah Tabligh di Desa

Curah Sawo Probolinggo. sekaligus Hilal Basqoro, Iqbal Maulidi dan

Samsul Arifin selaku Masyarakat di Desa Curah Sawo Probolinggo

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan cara tanya

jawab dengan sebelah pihak yang terkait secara sistematis dan

berlandaskan sesuai tujuan peneliti. Menurut Lexi J. Mleong,

wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

tugas tertentu berupa tanya jawab dengan cara berhadapan langsung

berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disusun dan direncanakn. 37

Maka alam penelitia ini yang dilakukan adalah dengan wawancara

para responden dan partisipan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan

kegiatan tersebut. Guna mendapatkan jawaban yang valid dan akurat,

36
Roice Singliton, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Renca Karya, 2006), 13.
37
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Masyarakat, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2012),hal 186
29

peneliti harus memilih dan menetukan tokoh-tokoh yang akan

diwawancarai. 38

2. Observasi

Pengumpulan data teknik observasi aktif yaitu dengan cara telibat

langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau

digunakan sebagai sumber data peneliti. Sambil melakukan

pengamatan, peneliti melakukan apa yang dikerjakan sumber data, dan

ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka

data yg diperoleh akan lebih lengkap. Tajam dan sampai mengetahui

pada tingkat makna dari setiap yang nampak.39

3. Analisis Data

Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara untuk

mendapatkan data dan informasi yang konprensif, segala bentuk data

yang didapati peneliti saat melakukan penelitian observasi,wawancara,

dokumentasi dikumpulkan dan dianalisis. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh adalah sebagai berikut:

4. Reduksi Data

Maksudnya yaitu proses pemilihan, pemusatan perhari pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan yang berlangsung

secara terus menerus selama proses penelitian sampai pada pembuatan

laporan.
38
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 226
39
Kartini, Kartono, pengantar metodologi Riset sosial, (Bandung : Mandar maju, 2003), 157.
30

5. Penyajian Data

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat. bagan,

atau dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian yang baik merupakan

suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.


31

BAB IV

PAPARAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Sejarah Desa Curah Sawo Gending Probolinggo

Desa Curah Sawo mulanya merupakan dua Desa yaitu Desa

Gunung Pandak dan Desa Kepel. Dimana Desa Gunung Pandak dipimpin

oleh Mbah Selo sebagai pembabat alas Desa Gunung Pandak, dan Desa

Kepel dipimpin oleh Nolo Setro. Namun karena di Desa Gunung Pandak

sering terjadi “ Carok “ (red: Perkelahian) maka setelah para petinggi dari

kedua desa tersebut meninggal, masyarakat menghendaki adanya

Peleburan dua desa antara Desa Kepel dan Desa Gunung Pandak dan

segera diadakan pemilihan Calon Petinggi untuk memimpin kedua desa

tersebut yaitu Desa Kepel dan Desa Gunung Pandak yang kemudian

pemilihan tersebut dimenangkan oleh Bapak Saba‟i. Di Desa ini terdapat

sebuah curah yang sangat extrim yang penuh dengan buah sawo dan di

tengah curah tersebut terdapat jalanan yang sangat terjal dan berliku.

Maka untuk mengingat keextriman curah tersebut dijadikan nama desa

yaitu Desa Curah Sawo.

2. Sejarah Pembangunan Desa

Pada setiap pergantian kepala desa, mempunyai beberapa

peninggalan pembangunan, baik berupa sarana prasarana, peningkatan


32

perekonomian masyarakat, pendidikan, kesehatan serta program – program

yang berpihak kepada kepentingan masyarakat.

3. Profil Desa

a. Luas Wilayah

Luas wilayah desa Tamansari adalah 393.394 Ha, dengan

rincian sebagai berikut:

Pemukiman Umum : 52.106 Ha

Pemukiman Prokimal : 15.611 Ha

Lain – lain Prokimal : 19.389 Ha

Jalan : 15.131 Ha

Makam : 1.750 Ha

Sawah : 150.684 Ha

Ladang / Tegalan : 135.623 Ha

Lapangan Sepak Bola : 0,500 Ha

Lain – lain : 0,500 Ha

b. Batas Wilayah Desa

Sebelah Utara : Desa Kalisalam Desa

Randuputih

Sebelah Selatan : Desa Mranggon

Lawang & Desa Sekarkare

Sebelah Barat : Desa Tegalrejo &

Desa Kedung Dalem


33

Sebelah Timur : Desa Curah Sawo

Kec. Gending

c. Kependudukan

Jumlah Dusun : 5 Dusun Terdiri dari Dusun: Krajan,


Bukolan, Budagan, Sumber Kepoh, Parsehan

Jumlah Penduduk : 6.918 Orang


1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin :

i Laki-laki : 3.467 Orang

ii. Perempuan : 3.451 Orang

2. Jumlah Penduduk berdasarkan mata pencaharian :

a. Petani : 543 Orang


b. Buruh Tani : 757 Orang
c. Pegawai Negeri/TNI : 29 Orang
d. Pegawai swasta : 165 Orang

e. Usaha sendiri : 133 Orang

f. Nelayan : 228 Orang

g. Pensiunan/Purnawirawan : 114 Orang


h. Tidak Bekerja : 4949 Orang

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan:

a. Tidak sekolah : 2041 Orang

b. Taman Kanak-Kanak : 60 Orang

c. Sekolah Dasar : 2421 Orang

d. SLTP : 1258 Orang


34

e. SLTA : 1004 Orang

f. Perguruan Tinggi : 134 Orang

g. Jumlah KK : 1805 KK

h. Jumlah KK Miskin : KK

4. Fasilitas Pendidikan :

a. TK : 2 Unit

b. SD : 4 Unit

c. SLTP : - Unit
d. SLTA : - Unit

5. Fasilitas Kesehatan:

a. Posyandu : : 7 Unit

b. Polindes : : Unit

c. Puskesmas : : Unit

d. Bidan desa : : 1 Unit

e. Praktek dokter : : Unit

f. Dukun beranak : : 4 Unit

6. Kondisi Sosial Ekonomi

Sebagian besar Penduduk Desa Curah Sawo adalah

bekerja pada bidang Pertanian, Pegawai, dan Wiraswasta.

Namun karena Areal Persawahan yang kekurangan air


35

menyebabkan Hasil Produksi kurang Optimal dan

dampaknya terhadap Perekonomian masyarakat Desa

Curah Sawo.

3. Sejarah Jama’ah Tabligh Di Desa Curah Sawo Gending

Probolinggo

Awal mula munculnya Jama‟ah Tabligh di Desa ini, dibawa oleh

H. Nur Parnan dari batam, Beliau membawa rombongan 12 orang dengan

jalan kaki selama 4 bulan dari Masjid ke Masjid hingga sampailah

rombongan dari 12 orang ini ke Masjid Nur Jannah (Tempat Jama‟ah

Tabligh Gending saat ini berkumpul)

Yang mana terbentuknya Jama‟ah Tabligh di daerah Gending

tersebut pada tanggal, 15 Desember 2014 sekitar 7 tahun yang lalu dengan

beberapa metode yang telah diajarkan oleh pembawa Jama‟ah Tabligh

yaitu H. Nur Parman beserta rombongannya. Yang mana dulunya Desa ini

tidak mengenal dengan istilah Jama‟ah Tabligh ini. 40

Dengan adanya Jama‟ah Tabligh ini timbullah inisiatif dari

masyarakat Gending yang mana sebagian Masyarakat tertarik dengan

metode yang dibawa oleh Jama‟ah Tabligh itu sendiri sehingga timbullah

istilah bahasa curah Sawo munawwaroh (Desa kedamaian). 41

40
Akbar Fatoni, selaku kepala Desa, wawancara (Masjid Nur Jannah) kamis, 20 ianuari 2021
41
Budi Hartono, Masyarakat Gending, wawancara (Masjid Nur Jannah) kamis, 20 januari 2021
36

4. Bagaimana Konsep Dakwah Dalam Al-Qur’an Menurut Jama’ah

Tabligh

Menurut jama‟ah tabligh dalam memahami konsep dakwah dalam

Al-qur‟an di Desa Curah Sawu Gending Probolinggo yang selama ini

dilaksanakan memiliki landasan Al-qur‟an yang mengandung perintah-

perintah untuk melakukan dakwah. 42

Namun terdapat beberapa ayat yang menjadi landasan utama dan

yang dianggap pokok yang menjadi pendorong dan motivasi jama‟ah

tabligh untuk melakukan usaha dakwah dengan metode khuruj fi sabilillah,

yaitu diantara lain sebagai berikut: 43

             

           

             

"Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum

keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu

khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih

kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka

42
H. Irfan Fatoni, wawancara, 02 Mei 2021
43
Ibid,2021
37

tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak

memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.44 (QS, AT-Taubah; 24)

Secara umum Jama‟ah Tabligh berani keluar berdakwah sampai ke

plosok-plosok desa, kota, dan negeri dengan meninggalkan keluarga,

rumah atau kampung, harta dan pekerjaan nya demi memenuhi perintah

agama nya lebih lebih perintah Allah SWT Dalam QS, At-Taubah Ayat 24

tersebut.

Mereka yakin atas usaha dakwah yang mereka lakukan bahwa

semua pekerjaan serta yang ditinggal akan dilindungi dan dijamin oleh

Allah SWT atas rezeki dan kehidupan mereka. Kemudian diperkuat

dengan ayat lain dalam (QS, Muhammad: 7)45

          

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya

Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. 46

Selain itu, banyak kisah-kisah perjuangan dakwah bahwah nabi dan

para sahabatnya yang termotivasi mereka untuk keluar untuk keluar

berdakwah serta balasan pahala yang besar dan berbagai macam

44
Departemen Agama RI, Al-kahfi Mushaf Al-Qur’an (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2013,
190.)
45
Bapak Hamid, Wawancara. (Masjid Nurul Jannah), 2 mei 2021
46
Ibid,508.
38

kenikmatan surga yang dijanjikan Allah SWT kepada mereka yang rela

mengorbakan keluarga, waktu, harta, jiwa dan umur mereka mendakwakan

Islam sampai ke ploso daerah dan negeri.

Terus pada Ayat (QS, Ali-Imran/3: 110) Allah berfirman

              

 

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih

baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan

mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Ayat tersebut diambil kesimpulan oleh Jama‟ah Tabligh sebagai

perintah berdakwah untuk mencapai gelar “Ummat yang terbaik atau

khairo Ummah” menurutnya, tugas dakwah setelah para Rasul dan para

Nabi wafat maka tugas tersebut dibebankan kepada Umat Islam untuk

mengemban tugas dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh para Rosul

dan para Nabi terdahulu sehingga dengan mengambil tugas tersebut

seseorang akan mendapatkan gelar “Umat terbaik” karena tugas ini adalah
39

tugas yang mulia dan tugasnya para Nabi dan Rasul dan tidak dibebankan

kepada Umat-umat terdahulu kecuali Umatnya Nabi Muhammad SAW. 47

Maka dari itu Jama‟ah Tabligh berlomba-lomba untuk keluar

melakukan dakwah dari rumah ke rumah, lorong ke lorong, kampung ke

kampung bahkan sampai ke plosok-plosok desa, kota dan negeri demi

memenuhi seruan atau perintah yang terkandung dalam Ayat tersebut. 48

5. Apa Aktivitas Jama’ah Tabligh Di Desa Curah Sawo Gending

Probolinggo

Kegiatan Jama‟ah Tabligh sebagai berikut;

a) Kegiatan malam selasa

Kegiatan malam selasa ini membahas tentang laporan dari masing-

masing halaqoh, adapun laporan itu meliputi tentang perkembangan

halaqoh masing-masing, seperti, menghidupkan amalan-amalan

maqomi masjid. Contohnya dzikir dan ibadah, ta‟lim wa ta‟lim, sholat

berjamaah dan khidmat. 49

Adapun susunan kegiatan malam selasa50

a. Sholat Maghrib

b. Ta‟lim Shalat isya‟

c. Shalat isya‟

d. Disambung dengan ta‟lim selanjutnya

47
Akbar Fatoni, Wawancara, Gending, 2 mei 2021
48
Departemen Agama RI, Al-kahfi Mushaf Al-Qur’a.,64
49
Hilal Basqoro, Wawancara, Gending 10 mei 2021
50
Abu bakar, Buku mudzakaroh Dakwah, Rasullullah SAW, Usaha Dakwah, 17-18
40

e. Laporan masing-masing halaqoh

f. Amalan masing-masing sepserti, shalat malam, dzikir dan lain

sebagainya

g. Bayan subuh

Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

1) Sholat Maghrib

Kegiatan shalat berjamaah ini dilakukan oleh semua jamaah,

kecuali yang bertugas khidmat, petugas khidmat, apabila waktu

shalat telah tiba, maka mereka belum melaksanakan solat, tetapi

mereka masih melaksanakan tugas mereka masing-masing. Tugas

itu diantaranya: menjaga sandal, parkir kendaraan, melayani tamu,

mengelola air, memasak dan lain sebagainya. Dan setelah yang lain

selesai melaksanakan sholat maghrib, barulah mereka sholat

maghrib dengan berjamaah dan membentuk jamaah baru. 51

2) Ta‟lim

Ta‟lim adalah sesuatu kegiatan yang berbentuk ceramah dengan

membaca kitab seperti fadhoil amal dan muntakhab hadist.

Kegiatan ini dilakukan hingga sholat isya‟ tiba. 52

3) Laporan masing-masing halaqoh

Laporan masing-masing halaqoh ini, dilaporkan berdasarkan

perkembangan malallah berdasarkan ruang lingkup masing-

masing53

51
Didin suherman, Anggota JT, Wawancara , Masjid Nurul Jannah, 12 Juni 2021
52
Syamsul Arifin, Anggota JT, Wawancara , Masjid Nurul Jannah, 12 Juni 2021
41

4) Bayan

Bayan adalah suatu kegiatan berupa ceramah Agama, ini diikuti

oleh seluruh jamaah tanpa terkecuali. Sedangkan isi ceramah dan

bayan ini mengenai keimanan kepada Allah SWT, seperti

memperbaiki shalat, fiqih, cara berwudu dan lain-lainnya. Lamanya

waktu bayan ini satu jam setengah. 54

b) Kegiatan malam jumat

Bentuk kegiatan malam jumat ini membahas tentang jamaah yang

akan keluar khuruj dan berdakwah di jalan Allah SWT. 55

a) Sholat magrib berjamaah

Shalat magrib ini dilakukan oleh semuanya, kecuali yang

bertugas. Dan apabila yang lain telah selesai barulah mereka

membentuk jamaah baru untuk sholat berjamaah.

b) Ta‟lim

Ta‟lim ini dilakukan setelah sholat magrib berjamaah. Dalam

pelaksanaanya ditujunjuk seorang mutakalim (pembicara) yang

sudah dianggap berpengalaman dan serta aktif dalam mengikuti

setiap progam khruj, mengenai materi dan isi ceramah pun

tidak keluar dan melenceng dari masalah aqidah, ibadah, dan

akhlak. Ketika memberikan ceramah para mutakallim berupaya

memberikan semangat kepada jamaah yang hadir untuk sama-

53
Ibid,2021
54
Irfan fatoni, Ketua JT, Wawancara, 26 JULI 2021
55
Ibid,2021
42

sama berjuang menegakkan Agama Allah SWT, agar tetap

mengamalkan. 56

c) Pendaftaran nama-nama yang akan Khuruj Fi Sabilillah

Kegiatan ini dilakukan setelah ta‟lim berakhir, pendaftaran

nama-nama dilakukan dengan terlebih dahulu menyampaikan

kalimat-kalimat dan seruan untuk keluar di jalan Allah SWT,

ajakan ini dilakukan oleh seorang yang bertugas sebagai dalil. 57

d) Musyawaroh halaqoh

Musyawaroh halaqoh ini dilakukan setelah ta‟lim akhir selesai

dilaksanakan, kemudian seorang petugas mengumumkan bahwa

setelah ini akan diadakan musyawaroh halaqoh kepada seluruh

jamaah agar berkumpul di halaqohnya masing-masing.58

Adapun yang di bahas dalam musyawaroh halaqoh, yaitu

meliputi;59

a) Amalan maqomi meliputi ta‟lim wa ta‟lim, dakwah ilallah,

shalat berjamaah, dan dzikir ibadah

b) Persiapan anggota yang akan khuruj di jalan Allah tiga hari,

satu pekan empat puluh hari dan empat bulan lamanya.

Dalam musyawaroh ini, setiap anggotanya diharapkan

untuk memberikan kontribusi pemikiran yang dibahas dan

tidak diperbolehkan memotong pembicaraan orang lain,

56
Ubaidillah, Anggota JT, Wawancara , Masjid Nurul Jannah, 12 Juni 2021
57
Fatkhur Rozi, Anggota JT, Wawancara , Masjid Nurul Jannah, 12 Juni 2021
58
Ibid,2021
59
M. Harun, Wawancara,2021
43

setiap pendapat harus dihargai, setelah itu barulah amir

mengambil keputusan dengan persetujuan bersama.

c) Makan bersama (team)

Setelah musyawaroh halaqoh selesai dilaksanakan.

Dilanjutkan dengan makan bersama, adapun adab yang

diterapkan jamaah tabligh yaitu makan dengan

menggunakan tangan tanpa sendok dan wadahnya memakai

lengser (wadah yang besar) dalam satu dulang terdiri dari

empat orang atau lebih. Setelai selesai makan dilanjutkan

dengan istirahat untuk tidur lalu sholat berjamaah subuh.

6. Respon Masyarakat Curah Sawo Gending Probolinggo Terhadap

Jama’ah Tabligh

Respon masyarakat terhadap jama‟ah tabligh yang dapat

dikategorikan sebagai berikut;

Menolak tingkat penolakan yang paling exstrim adalah yang

menyatakan bahwa jama‟ah tabligh adalah aliran sesat, sebagian ada yang

mengatakan bahwa jama‟ah tabligh tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hal

ini dinyatakan oleh bapak Ali mansyur: “karena melihat fenomena bahwa

sebagian anggota jama‟ah tabligh mengabaikan dan melantarkan keluarga

atau sanak family, melantarkan study, dan dan meninggalkan pekerjaan,

seakan akan hidup di dunia akhirat tidak dibutuhkan lagi. Padahal jalan
44

untuk beribadah dua-duanya harus dilakukan, seperti bekerja dan

melaksanakan ibadahnya Allah”. 60

Menerima secara aktif, anggota masyarakat jatuh cinta kepada

gerakan dakwah jama‟ah tabligh dan kemudian mengikuti kegiatan

dakwah saat mereka berdakwah di lokasi tempat tinggalnya. Kemudian

diteruskan dengan keikut sertaannya menjadi anggota jama‟ah tabligh. Hal

ini dikatakan oleh bapak budiman: “karna setelah mengenal jama‟ah

tabligh secara keimanan saya semakin membaik dan meningkat, yang

awalnya buruk menjadi baik dan bisa mengamalkan isi kandungan Al-

Qur‟an dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW”. 61

Menerima secara pasif. Yakni Anggota masyarakat jama‟ah tabligh

yang tercerahkan dengan kehadiran jama‟ah tabligh dan selalu hadir dalam

pengajian jama;ah tabligh di daerahnya namun tidak terlibat aktif dalam

aktivitasdakwahnya. Sebagaimana dikatakan oleh bapak iqbal selaku

masyarakatnya juga: “saya menerima secara pasif karna dengan adanya

kegiatan seperti ini membuat saya lebih mengenal Islam tanpa harus ikut

terkait dalam kegiatan di dalamnya (Jama‟ah Tabligh)”.62

Acuh tak acuh, ini adalah golongan yang baginya ada atau tidak

adanya jama‟ah tabligh di daerahnya dia tidak ambil pusing, dikatakan

oleh bapak qudsi selaku masyarakat di sana: “tidak menolak juga tidak

menerima, dan tidak memberikan komentar atau respon apapun. Artinya

dia acuh tak acuh dengan adanya kegiatan jama‟ah tabligh di desanya”
60
Ali mansyur, Wawancara, Musollah Al-ikhlas, 22 juni 2021
61
Budiman , Wawancara, Musollah Al-ikhlas, 22 juni 2021
62
Iqbal, Wawancara, Musollah Al-ikhlas, 22 juni 2021
45

Kritik masyarakat yang di wakili oleh bapak iwan 63 terhadap

jama‟ah tabligh ada tiga poin;

Pertama, jama‟ah tabligh hendaknya sebelum melakukan dakwah

keluar meninggalkan nafkah yang cukup untuk keluarga, dan bagi yang

sudah berkeluarga hendaknya tidak meninggalkan keluarga lebih dari satu

minggu.

Kedua, jama‟ah tabligh jangan melupakan memimbing keluarga

dalam keislaman, jangan terlena mendakwahi orang lain tapi melupakan

keluarga sedang juga di sekeliling lingkupnya ada tetangga yg butuh

dengan kita dari segi keagamannya dan keduniannya.

Ketiga, tidak membolehkan anak-anak turut dalam kegiatan

dakwah karena hal ini memberatkan anak-anak khususnya bagi anak-anak

yang masih menempuh sekolah tingkat bawah.

Keempat, hanya membolehkan para pelajar berdakwah keluar saat

mereka sedang berlibur sekolah.

Kelima, menekankan kepada anggotanya akan pentingnya

pencapaian dunia, kesalahan bukan terletak pada pencapaian dunia

melainkan pada penggunaan pencapaian dunia itu untuk tujuan di luar

jalan Allah.

Keenam, membolehkan kepada anggota yang pengetahuan ke

Islamanya rendah berdakwah. Hal ini tidak baik karena dapat menyesatkan

Umat.

63
Iwan, Wawancara, Musollah Al-ikhlas, 22 juni 2021
46

Ketujuh, mengarahkan anggotanya pada rujukan-rujukan sumber

Islam, Al-Quran dan hadist yang benar, bukan hadist-hadist yang lemah

apalagi palsu. Padah ini penting untuk mengetahui mana dakwah yang

benar-benar sempurna.

Kedelapan, meskipun jama‟ah tabligh tidak membicarakan dan

terlibat politik, namun harus memberikan kemerdekaan bagi anggotanya

untuk berkegiatan politik, karena kekuasaan itu juga dapat digunakan

untuk menyebar luaskan Islam, khususnya untuk menegakkan khalifah

Islamiyah.

Kesembilan, upaya mewajibkan anggota untuk bertaqlid

bertentangan dengan ititba‟.

Kesepuluh, jama‟ah tabligh terlalu fokus pada kesalehan individual

dengan mengembangkan aspek-aspek politik, jihad, dan ekonomi.


47

B. Pembahasan

Ada dua poin penting yang telah berhasil dikumpulkandari

pembahasan panjang pemaparan data di atas, mengacu kepada pokok

rumusan masalah dianalisis sebagai berikut;

1. Konsep dakwah jama‟ah tabligh dalam memahami konsep

dakwah dalam Al-Qur‟an pada intinya adalah lebih

berpemahaman kepada perintah ayat-ayat Al-Qur‟an yang

telah kokoh untuk diamalkan dan dikuatkan dengan doktrin

dari mereka yang secara langsung telah berdasarkan kepada

ayat Al-Qur‟an surat, At-Taubah Ayat: 24. Mereka memiliki

keyakinan yang kuat dengan berangkat dari penjelasan di atas,

selain itu juga terdapat pada surat Muhammad Ayat: 7.

Kemudian bentuk pelaksanaan daripada pengukuhan paham

menjelma untuk turun langsung kepada masyarakat dalam

melakukan amal ma’ruf nahi munkar dengan melakukan shalat

berjama‟ah dan ta’lim, percakapan dalam halaqoh, amalan

dalam sholat malam dan bayan shubuh, makan bersama dan

kegiatan terpuji lainnya yang sesuai dengan sunnah-sunnah

Nabi Muhammad.

2. Respon masyarakat curah sawo gending probolinggo terhadap

jama‟ah tabligh, yaitu diantaranya; yang menolak secara keras,

bahkan dari mereka sampai memvonis sebagai aliran sesat atau

aliran tidak baik, karena beralasan dengan tingkah laku yang


48

mereka pandang nrgatif seperti melantarkan keluarganya.

Menurut mereka, yang menerima secara aktif yang masih

terinci lagi, menjadi tiga latar yaitu (golongan yang memang

sudah terjun dalam semangat keagamaan, golongan yang masih

belajar kemudian termotivasi, dan golongan awam yang dengan

berpartisipasi dengan majelis jama‟ah tabligh kemudian

mendapati perubahan yang membaik), dan menerima dengan

pasif, golongan tersebut adalah golongan netral dan ikut serta

dari aktivitas mereka.

Adapun kritik yang banyak dilontarkan oleh masyarakat telah

didapatkan sebagaiman di atas yaitu; dalam dakwah seharusnya

tidak melantarkan keluarganya dan harus punya kesanggupan

untuk mencukupinya, jangan sampai melupakan pendidikan

terhadap keluarga.

Tetapi perlu diingat juga, bukti dari pergerakan mereka tidak

boleh dipandang remeh atau rendah, niatan dan misi mereka

sangatlah baik dan terpuji serta mengamalkan Al-Qur‟an dan

sunnah-sunnah Nabi dan benar adanya dari segi sepirit

keagamaan dan dakwah. Tetapi perlu juga perlu dari

pergerakan mereka itu untuk istiadat masyarakat sekitar agar

supaya mampu menetralisir pertentangan di antara kelompok

yang berbeda pandangan.


49

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari pada penelitian di ini dapat disimpulkan sebagiman

berikut:

1. Konsep dakwah jama‟ah tabligh dalam memahami dakwah dalam Al-

Qur‟an di desa curah sawo gending probolinggo menuai beberapa

penjelasan dan pemaparan secara langsung telah berdasarkan kepada

ayat Al-Qur‟an surat At-Taubah: ayat 24, dan surat Muhammad: ayat

7. Selain itu berdasarkan sejarah yang membangkitkan semangat

mereka untuk meneladani Rasulullah SAW dan para sahabatnya, juga

sebagaimana aktivitas jama‟ah tabligh tersusun atas dua aktivitas

pokok yang dilaksanakan di dua hari pada waktu malam, yaitu:

kegiatan malam selasa dan malam jum‟at.

2. Respon masyarakat terhadap jama‟ah tabligh terbagi menjadi tiga

respon, pertama menentang dengan keras, karena mereka beralasan

dengan tingkah laku yang mereka pandang negatif, seperti melantarkan

keluarganya, kedua menerima secara aktif, dengan berpartisipasi

dengan majlis jama‟ah tabligh kemudian mendapati perubahan yang

amat membaik. Dan yang ketiga menerima secara pasif, golongan

tersebut adalah golongan yang netral dan tidak ikut serta kegiatan

mereka.
50

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, dapat ditarik benang merah bahwa secara

garis besar kita telah dapat memahami bagaimana lahir dan terbentuknya

gerakan dakwah jama‟ah tabligh, kapan mereka memasuki Indonesia dan

khususnya Yogyakarta dan dengan strategi apa saja mereka menyebarkan

paham dan keyakinan mereka dalam memahami ajaran Islam. Namun dari

semua itu, terasa masih kurang mendalam, maka dari itu, disarankan agar

lebih spesifik, baik mengenai pemahaman mereka terhadap khuruj fi sabil

lillah, penafkahan yang ditinggal dan masih banyak lagi yang lainnya.

Namun, peneliti itu lebih ditekankan untuk ikut menyelami dan

bergabung secara ritual dan aktivitas keseharian jama‟ah tabligh. Sehingga

data yang didapatkan lebih akurat dan kita lebih memahami jama‟ah

tabligh secara lebih baik.


51

DAFTAR PUSTAKA

A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, h. 406. Abu


Bakar, buku mudzakaroh : dakwah usha Rasulullah SAW, (Tt:T.P,T.Th),28

Abu Muhammad bin Ahmad Abduh, Kupas Tuntas Jamaah Tabligh 2(Bandung
,Pustaka Nabawi,2010)h,77

Al-mu’jam Al-wasit (2/987).

Departemen Agama RI, Al-kahfi Mushaf Al-Qur’an (Bandung: CV Penerbit


Diponegoro, 2013, 190.)

DR. Abu Al-fath Al-bayanuni, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Jakarta Timur:
Pustaka Al-kautsar, 2021), hal. 9.

Hasyim Syamhudi, paradigm dakwah dalam perspektif islam dan filsafat


(jurnal@Hasyim Syamhudi, paradigm dakwah dalam perspektif islam dan
filsafat (jurnal At-Taurus Vol. 2Th.2015), hal 8

HR. At-Tirmidzi dan Abu Daud, redaksi dari Abu Daud, hadits no. 3425 (1/515),
cet: Dar Al-Qiblah, Jeddah.

Kartini, Kartono, pengantar metodologi Riset sosial, (Bandung : Mandar maju,


2003), 157.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Masyarakat, (Bandung: PT Remaja


Rosda Karya, 2012),hal 186

Lexy Meoleong, metodepenelitian Kualitatif (bandung: Remaja Rosda


Karya,2006),

M Quraisy shihab,dakwah 2006

M. Nazir, Metode penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005), 54.

M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Cv Al Hidayah 2002)

Mahmud yunus , kamus arab-indonesia (Jakarta .YPPA ,1973) h.91

Moh .ali aziz ,Ilmu Dakwah (Jakarta,Prenada Media ,2004)h.77

Mushthafa Masyhur, fiqih dakwah, (Jakarta: Al-I‟tishom,200),48


52

Muslim Usman, tesis: “pemahaman sunah dalam Jamaah Tabligh”(Studi Kitab


Fadail Al-A‟mal). Mahasiswa pascasarjana Institut Islam Negeri Ar-Raniry
tahun 2010.

Prof. H.M. Thoha Yahya Umar, MA, Ilmu Dakwah, (Jakarta: CV. al-Hidayah,
2002), h.7.

Roice Singliton, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Renca Karya, 2006), 121.

Samsul Munir Amin, ilmu dakwah, (Jakarta : Amzah, 2009), 40

Soenarjo Dkk, Al Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: CV. Aisyiah, 1998), 399

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 226

Syid Abu Hassan Ali an Nadhi, Sejarah Maulana Ilyas Menggerakan Jama’ah
Tablihg. (Bandung,Pustaka Ramadhan,2009).

Wahidin Saputra, pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2011), hal 4

Wahyu Ilahi, komunikasi Dakwah (Bandung Remaja Rosdakarya,2010), hal 17

Wahyu Ilahi/Harjani Hefni, pengantar sejarah dakwah, (Jakarta, Kencana, 2007)


53
54

Anda mungkin juga menyukai