MAKALAH
Oleh:
MUSDALIFA BASRI
NIM. 80100222072
Dosen Pemandu:
Dr. St. Nasriah, M. Sos.I.
Dr. St. Rahmatiah, M.Ag
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Dakwah dan Perdebatan Seputar Pluralisme” tepat waktu. Tak lupa
pula shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita ke jalan yang benar yakni agama
Islam.
pengempuh karena telah memberi saya kepercayaan untuk membuat makalah ini.
Tentunya makalah ini memiliki kekurangan oleh karena itu, saya berharap ada
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap agar makalah ini mampu memberikan manfaat
Musdalifa Basri
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menghargai, maka manusia dengan ciri pluralitas itu pada gilirannya menjadi
respon secara arif dan kontruktif. Hakikat dakwah bukan sekedar mengajak
manusia agar mereka menerima apa yang diserukan oleh dai, bukan pula
melalui tulisan. Lebih dari itu, dakwah merupakan hubungan secara horizontal
dengan sesama yang bersifat saling mempengaruhi. Dari sini, ada sisi lain yang
harus dimengerti oleh mereka yang mengemban amanat dakwah ini, mengingat
bahwa kewajiban dan tanggung jawab seorang dai merupakan perkara yang sangat
1
besar, apalagi kegiatan dakwah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi,
bahkan dari abad ke abad, tentu sangat variatif, sebab akan ditemukan berbagai
tantangannya.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dakwah
Kata dakwah dalam pengertian istilah adalah panggilan atau seruan dari
Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk umat manusia untuk mempecayai ajaran
kehidupan.1
Kata dakwah adalah berasal dari Bahasa Arab: da’a()دعا, yad’u ()يدعوا,
yad’u sebagai mudhari yang berarti seruan, ajakan, panggilan, undangan, do’a dan
semacamnya.2
segala perbuatan yang dinilai benar dan baik yang sesuai dengan yang diperbuat
mencegah dari perbuatan yang mungkar untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
1
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rawajali pers, 2011), h.1.
2
S.Askar, Kamus Arab-Indonesia Al-Azhar, Jakarta Selatan: Senayan Publising, 2011,
h.187.
3
akhirat.3 Sedangkan menurut Quraish Shihab menyatakan bahwa dakwah adalah
seruan atau ajakan kepada seseorang untuk menuju keinsafan, dengan mengubah
situasi negatif ke yang positif, baik dilakukan untuk diri sendiri maupun
Terjemahnya:
“dan hendaklah diantara kamu ada segelongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang mugkar,
mereka adalah orang-orang yang beruntung.”
karena situasi masa kin telah berubah, dimana tindakan kaum muslimin pun
banyak berubah. Banyak hal yang dilakukannya dan bertentangan dengan tuntutan
agama Islam, makin hari makin menajam dan curam. Keadilan yang merupakan
senjata dakwah Islam kini karatan dan lapuk ditangan mereka sendiri.
suatu kegiatan profesional untuk mengajak orang lain dalam melakukan perbuatan
baik yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis untuk memperoleh ridho Allah
Swt.
Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah sifat dan perilaku individu
ke arah yang lebih baik, dan menerima serta mengamalkan ajaran Islam pada
3
Yuli Umroatin, Dakwah Dalam Al-Qur’an, (Surabaya: CV. Jakad Media Publishing,
2020), h. 15.
4
Quraish Shihab, Membangun Al-qur’an, (Bandung: Mizan,2018), h.20.
5
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Sigma
Examedia Arkanleema, 2010), h. 63.
4
masyrakat lainnya.Hal ini juga dakwah dapat memberikan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.
dari secara umum dimana sebagai perincian tujuan dakwah. Tujuan dari dakwah
ini agar dapat diketahui dengan siapa berdakwah, dan kepada siapa yang ditujukan
dakwah, serta jenis kegiatan apa yang akan dilakukan tersebut dengan terperinci.
2. Pluralisme
Pluralistik bersal dari bahasa Inggris yaitu dari kata pluralism, terdiri dari
kata plural (beragam) dan isme (paham) yang berarti paham atas keberagaman.6
baik dari ragam suku, agama ras dan lain-lain, mengenai kelompok kultural dan
Immanuel Kant sebagai filosof pencerahan Eropa sekitar abad ke-18 yang
6
Budi Munawar Rachman, Argumen Islam Untuk Pluralisme, (Jakarta: PT Grasindo,
2010), h. 5.
7
Mizanul Akrom, Metamorfosa Pendidikan Islam Berbasis Pluralisme, (Jakarta:
Guepedia, 2021), h. 95.
5
menekankan pada doktrin tentang adanya kemungkinan pandangan-pandangan
(Emile Durkheim), kognitivisme (Max Weber) dan teori kritis (Karl Marx).
Pandangan tiga mazhab teori itu tentang agama. Fungsionalisme melihat bahwa
memandang agama sebagai pandangan dunia yang memberi makna bagi individu
menciptakan kembali keadaan mental tertentu dari kelompok tersebut. Hal yang
demikian itu berlaku bagi semua agama. Dengan demikian, pluralisme agama
semua agama tidak ada yang salah, semuanya benar, yaitu menurut gayanya
masing-masing. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi setiap pemeluk agama
8
Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), h.
41.
9
Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, h. 42.
6
untuk tidak mengakui adanya pluralisme agama atau sering dikenal dengan
Ada sedikit perbedaan defenisi pluralisme versi Gus Dur dan pluralisme
yang umum dipahami berbagai kalangan akademisi dari pemikir muslim seluruh
seluruh agama, artinya bahwa semua agama sama benarnya. Maka Gus Dur
agama. Setiap agama tetaplah paling benar bagi peganutnya.10 Pluralisme Gus Dur
memberikan makna baru yang mengarah kepada pluralitas, yaitu sebagai paham
yang mengajarkan untuk menyadari bahwa di laur keimanan terhadap agama, ada
atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang,
risalah (Islam) kepada mad’u dengan melihat dan memahami keragaman mad’u,
10
Syamsul Bakri dan Mudhofir, JombanG-Kairo, Jombang-Chicago Sintesis Pemikiran
Gus Dur dan Cak Nur Dalam Pembaruan Islam di Indonesia, (Jakarta: Tiga Serangkai, 2004), h.
53.
11
Syamsul Bakri dan Mudhofir, JombanG-Kairo, Jombang-Chicago Sintesis Pemikiran
Gus Dur dan Cak Nur Dalam Pembaruan Islam di Indonesia, h. 60.
7
tidak mempersoalkan perbedaan hal-hal yang mendasar lainnya yang ada pada
mad’u. Prinsip yang diutamakan adalah menjunjung tinggi akhlak mulia dan sikap
toleransi.
Islam adalah agama yang besar karena jasa dari gerakan dakwah
menyababkan gerakan Nabi di Mekah kurang berhasil bila dilihat dari jumlah
pengikut. Akan tetapi jumlah pengikut yang sedikit inilah yang justru menunjang
dalam konsep rahmatan lil ‘alamin yang didukung oleh sejumlah ayat dan praktik
msekipun masih terdapat perbedaan cara pandang dari suku-suku atau kabilah-
bersama.12
Nabi) memberikan babak baru dalam perjuangan Nabi menegakkan Islam. Sikap
masyarakat Yastrib yang sangat ramah serta kondisi geografisnya yang subur
12
Dedy Sumardi, Islam Pluralisme Hukum dan Refleksi Masyarakat Homogen, Jurnal
(Vol. 2, Jakarta: Suriah dan Hukum, 2016), h. 481-504.
8
membuat karakter masyarakat menjadi ramah dan lemah lembut. Di samping itu
pula, Nabi Muhammad SAW. sudah begitu terkenal di kota ini akibat gerakan
dakwah yang dibawah oleh para muballig Islam pada masa itu diantaranya
Rasulullah membangun masjid dan tempat tinggal untuk kaum muhajirin. Masjid
ini kelak akan menjadi pusat dakwah dan pemerintahan negara Madinah.
Anshar. Dengan pesaudaraan itu, maka hubungan kaum muslimin semakin kukuh
adanya.13
Akan tetapi, satu langkah politik yang luar biasa dilakukan oleh Nabi
upaya mewujudkan Madinah yang terdiri atas komponen Muhajirin, Anshar, serta
golongan Yahudi dan Nasrani sebagai dua agama besar yang sudah lebih dulu
eksis di kota Madinah. Persatuan ini ditegakkan di atas landasan kebebasan dan
persekutuan yang erat. Fakta ini juga menggambarkan bahwa dalam menjalankan
agama lain. Nabi telah memberikan contoh tentang bagaimana dakwah Islamiyah
tetap bisa tegak dengan menjunjung tinggi realitas pluralisme agama dalam
13
Dedy Sumardi, Islam Pluralisme Hukum dan Refleksi Masyarakat Homogen, h. 506.
9
bernama Piagam Madinah dimana salah satu isinya adalah memberikan jaminan
sudah mulai bercampur dengan gerakan politik. di kota ini, Nabi telah berupaya
membentuk suatu tatanan masyarakat yang adil, yang terdiri atas berbagai
komponen baik itu dari golongan Muslim maupun non muslim. Di dalam sejarah
langsung telah ikut berperan besar dalam menunjang keberhasilan dakwah dengan
Hal ini membuktikan bahwa dalam sejarah Islam tampak adanya relasi
yang amat kuat antara dakwah Islamiyah dengan tolenrasi antar umat beragama
yang telah diperankan langsung oleh juru dakwah utama, Nabi Muhammad SAW.
kepada orang lain yang dalam praktiknya sering melahirkan keretakan dan konflik
14
Zainal Abidin Ahmad, Piagam Madinah, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2014), h.
160.
10
Menurut Abd. Rohim Ghazali, mengingat masyarakat Indonesia yang
fungsinya, yakni untuk menasehati da meluruskan yang kurang atau tidak lurus,
dan membenarkan yang kurang benar, serta bukan untuk memaki yang salah atau
makinya. Kekerasan ucapan dalam aktivitas dakwah bukan saja akan merusak
Terjemahnya:
“Sekiranya kamu bersikap keras lagi kasar, tentulah mereka akan lari dari
lingkungan kamu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun
bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan.”
15
Faisal Ismail, Islam, Konstitusionalisme, dan Pluralisme, (Yogyakarta: iRCiSoD,
2019), h. 307.
16
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya, h. 71.
11
c. Dakwa dilakukan dengan cara persuasif
bahkan dengan menghina “Tuhan” yang menjadi keyakinan umat agama lain.
Allah SWT. berfirman di dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 108 sebagai
berikut:17
ّٰللا َعد ًْو ۢا بِغَي ِْر ِع ْل ٍۗم ِ سبُّوا الَّ ِذيْنَ يَ ْدع ُْونَ ِم ْن د ُْو ِن ه
ُ َّٰللا فَي
َ سبُّوا ه ُ َ َو ََل ت
Terjemahnya:
“dan janganlah kamu memaki sembahan yang mereka sembah, karena
mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas dan tanpa
pengetahuan.”
Dakwah yang efektif di tengah masyarakat Indonesia yang plural
komunitas sasaran. Dengan kata lain, pesan Islam perlu dirancang sesuai dengan
kebutuhan umat. Seorang dai harus mampu berkreasi dan berinovasi secara
bervariasi agar pesan agama yang dikomunikasikan dapat diterima dengan cepat
khusus ini tentu saja tidak berarti melampaui batas sehingga merendahkan nilai
Masyarakat Islam yang plural menjadi bukti bahwa Islam adalah agama
yang memiliki khazanah ajaran yang sangat kaya dan memberi peluang yang luas
17
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya, h. 141.
12
bagi umatnya untuk mengembangkan ajaran-ajaran agama sesuai dengan tuntutan
zaman. Sebenarnya masyarakat Islam yang plural, memiliki sisi-sisi negatif dan
Islam karena gesekan-gesekan antar aliran dan kelompok seringkali tidak bisa
yang meretakkan hubungan antar umat Islam. Sedangkan sisi positif dari
masyarakat plural ini mestinya lebih ditonjolkan agar umat Islam terbiasa dalam
suasana perbedaan tanpa harus mengklaim dan agar mereka dapat menjalankan
berdasarkan ajaran Islam perlu dikelola secara baik, terutama aspek materinya dan
kedaimaian di negara yang plural adalah strategi dakwah yang tidak hanya
ditunjukkan kepada satu kelompok saja, melainkan untuk semua manusia atas
18
Erwin Jusuf Thaib, Dakwah dan Pluralitas, (Jakarta: Insan Cendikia Mandiri, 2019), h.
9.
13
Ada beberapa strategi yang mesti dilakukan oleh para dai untuk
19
Erwin Jusuf Thaib, Dakwah dan Pluralitas, h. 11.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
toleransi untuk menahan diri agar potensi konflik dapat ditekan. Pluralisme bukan
bukan saja mengakui hak keberadaan agama lain, tetapi terlibat dalam usaha
perlu diberi ruang gerak dala menjalankan kegiatan keagamaan mereka masing-
perhatian, dan kesabaran. Hanya jika audiens memiliki hati dan telinga yang
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan, maka dari itu
tentunya kami memutuhkan saran dan kritik demi berkualitsnya makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Erwin Jusuf Thaib, Dakwah dan Pluralitas, Jakarta: Insan Cendikia Mandiri,
2019.
16