Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan taufik dan
rahmatNya, baik yang disadari maupun yang tidak disadari, sehingga manusia dapat
bermuamalah dan beribadah tiap harinya dengan keadaan jiwa dan hati yang sehat.
Selawat serta salam juga tak lupa penulis haturkan kepada Revolusioner Islam yang
gigih meninggikan kalimat Allah dan teguh menjunjung panji Islam hingga akhir hayatnya,
mengajarkan umatnya segala praktik ibadah dan muamalah, begitu pula dengan praktik
ekonomi Islam, yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta yang
mengikutinya dengan benar hingga hari kiamat.
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Persoalan yang dihadapi sekarang adalah tantangan dakwah yang semakin hebat,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan itu muncul dalam berbagai
bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti perilaku dalam mendapatkan hiburan
(entertainment), kepariwisataan dan seni dalam arti luas, yang semakin membuka
peluang munculnya kerawanan moral dan etika. Pembangunan di bidang fisik itu tentu
saja membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat seperti berbagai kemudahan-
kemudahan dalam mengakses setiap kebutuhan. Namun demikian berbagai permasalahan
umat juga mengalami perkembangan yang luar biasa baik dari kualitas maupun
kuantitasnya.
Pembangunan di bidang fisik itu tentu saja membawa dampak positif bagi
kehidupan masyarakat seperti berbagai kemudahan-kemudahan dalam mengakses setiap
kebutuhan. Namun demikian berbagai permasalahan umat juga mengalami
perkembangan yang luar biasa baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini
disebabkan karena pembangunan mental spritual tidak mendapatkan porsi yang seimbang
dengan pembangunan pisik yang justru merupakan hakekat dari pembangunan itu sendiri.
Oleh sebab itu semuanya harus dikelola dengan manajemen dakwah yang
profesional oleh tenaga-tenaga dakwah yang berdedikasi tinggi, mau berkorban dan
ikhlas beramal. Untuk mengubah wajah umat Islam yang suram diperlukan dakwah
islamiyah untuk menyembuhkan penyakit dalam tubuh umat Islam terutama dalam sektor
ekonomi, politik dan budaya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a, yad’u,
da’watan, yang berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong
ataupun memohon1.
1
Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2008)
2
Wahyu Ilaihi,M.A. Komunikasi Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010)
3
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1979)
4
Mohammad Natsir, “Fungsi Dakwah Perjuangan” dalam Abdul Munir Muklan, Ideologisasi Gerakan
Dakwah, (Yogyakarta: Sipres, 1996)
2
unsur-unsur pemaksaan5.
2. Pengertian Problematika
5
Syekh Harish Dimyathi, Khulashoh Tariikh Al-Khulafaa’ Al-Rasyidiin, (Attarmasi Press), hal. 3
6
Syekh Harish Dimyathi, Khulashoh Tariikh Al-Khulafaa’ Al-Rasyidiin, hal. 19
7
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2000), hal. 440
8
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 896.
9
Abu Al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya, Mu‟jam Al-Maqâyîs Al-Lughah, (Dâr Al-Fikr: Beirut,
1994), hal. 487
10
Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-Qur‟an, (Dar Al-
3
Kata Islam berasal dari: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk
aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman
Allah SWT:
1. Faktor Internal
5
ف
َ َاستَ ْخل ْ ض َك َما َ ات لَيَ ْستَ ْخلَ َفنهه ْم َف ْاْل َْر َ اِلَ اّلِل اله َذين آمنوا َمْنكم وع َملوا ال ه
َ ص ََ ْ َ َ َو َع َد ه
ضى ََل ْم َولَي بَ َدلَنهه ْم َم ْن بَ ْع َد َخ ْوفَ َه ْم َ َ َ
َ َين َم ْن قَ ْبل َه ْم َولَي َمكَنَ هن ََل ْم دينَ هم الهذي ْارت
َ
َ الهذ
َ ك هم الْ َف َ
اسقو َن َ َك فَأولَئ َ أ َْمنا يَ ْعبدونََن َل ي ْش َركو َن َب َشْيئا َوَم ْن َك َفَر بَ ْع َد َذل
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia
akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka setelah
mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa, mereka senantiasa
menyembah-Ku (samata-mata) dan tidak mempersekutukan-Ku dengan
sesuatu apapun, dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang yang fasik” (QS An Nuur: 55).
Rasa takut muncul karena tidak ada tauhid dan aqidah yang benar
yang ujungnya adalah menimbulkan rasa cinta dunia dan takut akan
kematian. Inilah yang disebutkan dalam hadits dengan “penyakit wahn”.
Kemudian musuh-musuh Islam memanfaatkan penyakit ini dan mereka
bersatu-padu serta berlomba-lomba memerangi kaum muslimin12.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
12
https://muslim.or.id/28891-meraih-kejayaan-islam-dengan-tauhid.html
6
“Akan datang suatu masa di mana musuh-musuh (bersatu-padu dan)
berlomba-lomba untuk memerangi kalian. Sebagaimana berebutnya orang-
orang yang sedang menyantap makanan di atas nampan”. Salah seorang
sahabat bertanya, “Apakah karena saat itu jumlah kami sedikit?”. Beliau
menjawab, “Justru saat itu kalian banyak, namun kalian bagaikan buih di
lautan. Allah akan membuang rasa takut mereka kepada kalian, dan akan
memasukkan wahn di dalam hati kalian.
7
lebih suka berbohong, berjudi, menipu, menggelapkan, mencuri,
melanggar sumpah dan memakan riba.
Tindakan-tindakan amoral di atas menunjukkan hilangnya
keadilan di masyarakat yang akibatnya merembes kepada elit penguasa
dan sistem politik. Kerusakan moral dan penguasa dan sistem politik
mengakibatkan berpindahnya Sumber Daya Manusia (SDM) ke negara
lain (braindrain) dan berkurangnya pekerja terampil karena mekanimse
rekrutmen yang terganggu. Semua itu bermuara pada turunnya
produktifitas pekerja dan di sisi lain menurunnya sistem pengembangan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
Dalam peradaban yang telah hancur, masyarakat hanya
memfokuskan pada pencarian kekayaan yang secepat-cepatnya dengan
cara-cara yang tidak benar. Sikap malas masyarakat yang telah diwarnai
oleh materialisme pada akhirnya mendorong orang mencari harta tanpa
berusaha. Secara gamblang Ibn Khaldun menyatakan, “Mata
pencaharian mereka yang mapan telah hilang, …. jika ini terjadi terus
menerus, maka semua sarana untuk membangun peradaban akan
rusak,dan akhirnya mereka benar-benar akan berhenti berusaha. Ini
semua mengakibatkan destruksi dan kehancuran peradaban”.13
13
http://www.dakta.com/news/10276/faktor-kemunduran-peradaban-islam
8
(kedekatan) mereka kepada Allah, melainkan semakin jauh.” (HR. Al-
Hakim, lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah)
Ketamakan manusia kepada harta memang fakta dan banyak
terjadi, serta memunculkan kerusakan di muka bumi. Karena memang
fitnah (ujian) terbesar umat Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah harta, Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
َويَ ْوَم حنَ ْي إَ ْذ أ َْع َجبَ ْتك ْم َكثْ َرتك ْم فَلَ ْم ت ْغ َن َعْنك ْم َشْي ئاا
“Dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi
congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu
tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun.” (Qs. At Taubah: 25)
Ayat ini menunjukkan bahwa persatuan dan jumlah yang banyak
tidaklah bermanfaat jika kemaksiatan tersebar di tengah-tengah mereka.
Kita lihat dosa ujub telah menghancurkan faedah dari jumlah yang banyak
9
sehingga para shahabat menuai kekalahan pada saat perang Hunain. Di
antara maksiat adalah menyatukan barisan bersama orang-orang yang
membenci sunnah Nabi karena sikap tepat terhadap mereka adalah
memberikan nasihat, bukan mendiamkan kesalahan. Sikap minimal adalah
mengingkari dengan hati.
Oleh karena itu, identifikasi yang tepat untuk penyakit yang
membinasakan umat dan menjadikan kaum muslimin terbelakang adalah
dosa-dosa kita sendiri14. Banyak dalil dari al Qur’an yang menunjukkan
hal ini. Di antaranya adalah firman Allah,
14
Sumber: https://muslim.or.id/885-solusi-problematika-umat-islam.html
10
“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-
apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah
ladang, itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat
kembali yang baik / surga” (Ali-Imran, 14)
15
https://almanhaj.or.id/3091-penyakit-syubhat-dan-syahwat.html
11
dan yang batil sebagai al-haq”.16 Syubhat ini muncul disebabkan
kurangnya ilmu yang dimiliki seseorang, sehingga syaithan akan terus
membisikan keragu-raguan atau kesamaran tentang sesuatu yang telah
Allah tetapkan.
g. Gejolak Kedengkian
2. Faktor Eksternal
16
Dr. Ahmad Farid, Tazkiyatun Nafs, Penyucian Jiwa dalam Islam, (Ummul Quro :
Jakarta, 2013), hal. 31
17
Istina Rakhmawati, Paradigma Dakwah Upaya Merespon Problematika Umat
Islam di Era Modern (AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 2015) Vol. 3
12
Kerawanan moral dan etika itu muncul semakin transparan
dalam bentuk pornografi dan pornoaksi karena didukung oleh
kemajuan alat-alat teknologi informasi seperti televisi, DVD/VCD,
jaringan internet, hand phone dengan pasilitas canggih dan sebagainya.
Demoralisasi itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan
kuantitas, seperti maraknya perjudian, minum minuman keras, dan
tindakan kriminal, serta menjamurnya tempat-tempat hiburan, siang
atau malam. Akibatnya masyarakat mengalami apa yang disebut
dengan pendangkalan budaya moral dan kehilangan rasa malu.
13
b. Pengaruh negatif budaya18 kafir
18
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang,
serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya)
14
berhasil mempersatukan berbagai kultur, etnik, ras dan bangsa dapat
dilemahkan. Yaitu dengan cara adu domba dan teknik divide et impera
sehingga konflik intern menjadi tak terhindarkan dan akibatnya negara-
negara Islam terfragmentasi menjadi negeri-negeri kecil19.
1. Di Sektor Ekonomi
19
http://www.dakta.com/news/10276/faktor-kemunduran-peradaban-islam
20
Agus Suprijanto, Dampak Globalisasi ekonomi Terhadap Perekonomian Indonesia,
(Semarang:Universitas PGRI Semarang, 2011), Jurnal Ilmiah CIVIS Vol. 1
21
Frassminggi Kamasa, The Age of Deception : Riba dalam Globalisasi Ekonomi, Politik
Global dan Indonesia, (Jakarta: Gema Insani, 2012). hal. 47
15
اعا بَ َذ َراع َح هَّت لَْو َد َخلوا َف َ َ َ َ َ لَت تهبَع هن سنَن اله َذ
ين م ْن قَ ْبلك ْم ش ْ اْبا بَش ْْب َوذ َر ا
َ َ َ َ
َول ه
فَ َم ْن: ال
َ َهص َارى ق
َ ود َوالنَ اّلِل آلْيَه َ ج ْح َر
َ ق لْنَا َي َرس, ضب َلَتهبَ ْعتموه ْم
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian
sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika
orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit
sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para
sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah
Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR.
Muslim no. 2669).
Salah satu contohnya ialah krisis yang menimpa kekhilafahan
Utsmani pada tahun 1924. Riba telah merambah secara total
kehidupan ekonomi umat Islam. Imperialisme keuangan yang melekat
di dalam riba telah menjerat umat dan mewabah di dunia Islam.
Kekhilafahan Utsmani mulai meminjam uang dengan bunga dari
berbagai bank di Eropa dan Inggris. Saat itu yang menguasaipasar uang
dan Bank Inggris adalah orang-orang Yahudi. Kekhilafahan Utsmani
yang telah tercengkeram hutang riba dan tak mampu melunasi
hutangnya saat jatuh tempo pun ditekan oleh Bankir Yahudi untuk
meninggalkan aspek Islam, seperti menghapus Jizyah (pemungutan
harta dari warga kafir dzimmi)22.
22
Frassminggi Kamasa, The Age of Deception : Riba dalam Globalisasi Ekonomi, Politik
Global dan Indonesia, (Jakarta: Gema Insani, 2012), hal. 46-47
16
lainnya meskipun harus menggunakan cara cara kotor.
2. Di Sektor Politik
23
Risywah atau perbuatan suap, mengutip Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 23 Tahun 2000
disebutkan sebagai "pemberian yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain (pejabat) dengan maksud
meluluskan suatu perbuatan yang batil (tidak benar menurut syariat) atau membatilkan perbuatan yang
hak". Fatwa MUI tersebut dulunya merespon atas maraknya praktek kotor politik praktis saat pemilu terjadi
yang biasa disebut dengan istilah "serangan fajar".
24
7 Kasus Politik Uang Jelang Pemilu, Uang Rp. 1 Miliar di Mobil hingga Rp. 500 Juta di Lobi
Hotel (https://regional.kompas.com/read/2019/04/16/22190461/7-kasus-politik-uang-jelang-pemilu-uang-
rp-1-miliar-di-mobil-hingga-rp-500?page=all)
25
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mujiono Hafidh Prasetyo, menggunakan Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dilengkapi dengan pendekatan analisis,
17
Praktik suap demi suara atau politik uang ini juga tak hanya
terjadi pada sistem perpolitikan pemilu kita. Tetapi secara fakta, suap
atau ryswah sudah masuk dalam sendi-sendi birokrasi pemerintahan.
Terbukti kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum
khususnya KPK yang kian hari kian kronis. Dibentuknya Satgas Saber
Pungli pun disebabkan karena pelayanan publik di republik ini masih
dinodai dengan praktek suap, pungli, dan biaya tutup mata.
konseptual, dan komparatif dengan mengutamakan data sekunder dengan analisis secara kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan penyebab praktik politik uang yang dilakukan oleh elit politik dengan tujuan
membeli suara masyarakat, antara lain: uang menjadi akar problematika dan kerusakan bangunan
pemerintahan dan demokrasi, dan kekuatan praktik suap-menyuap, sudah memasuki pori-pori atau jaringan
terdalam kehidupan masyarakat terbukti, baik untuk memperjuangkan dan menuai nilai-nilai kebaikan,
keadilan, dan harkat kemanusiaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis yuridis praktik politik uang
yang dilakukan oleh elit politik dengan tujuan membeli suara masyarakat dan bentuk perilaku politikus
merusak bangunan pemerintahan. (Mujiono Hafidh Prasetyo Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro,
Semarang, Kejahatan Politik Uang (Money Politics) Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Terhadap
Konstruksi Pemerintahan, Administrative Law & Governance Journal. Volume 3 Issue 3, September 2020)
26
Partisipasi Masyarakat Tinggi, Dari 262 Kasus Politik Uang 197 Laporan Masyarakat
(https://www.bawaslu.go.id/id/berita/partisipasi-masyarakat-tinggi-dari-262-kasus-politik-uang-197-
laporan-masyarakat)
27
https://simpel-v1.ombudsman.go.id/informasistatistik
18
Risywah dalam segmen pungli di republik ini ternyata lebih
ganas daripada Covid-19 sebab ia tak hanya merugikan individu saja,
tetapi membuat rusak sistem keuangan, pemerintahan bahkan
menghilangkan karakter luhur dan jati diri bangsa. Selain itu ia juga
mengundang sistem korupsi dan perbuatan kriminal.
3. Di Sektor Budaya
28
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--risywah-suap-dalam-politik-dan-pelayanan-publik-
29
https://almanhaj.or.id/
19
Karena kemajuan teknologi adalah faktor utama yang menyebabkan
cepatnya budaya-budaya asing masuk ke Indonesia. Remaja sekarang
sangat mudah mengakses internet, baik hal yang positif maupun negatif.
Sebab itu mereka melihat gaya hidup dan kebiasaan orang-orang barat.
Contohnya dalam hal berpenampilan banyak yang mengikuti cara dan
kebiasaan budaya-budaya barat seperti mewarna rambut, memberi warna
pada mata supaya seperti orang-orang barat.
Pengaruh budaya barat sangat merugikan dan meresahkan,
karena dapat merusak moral anak bangsa. Budaya barat juga
berpengaruh besar terhadap akidah Islam seperti dalam hal beretika dan
berperilaku kurang sopan. Remaja di Indonesia sekarang banyak yang
melanggar dan tidak mempunyai aturan mengenai kesopanan
Mereka lebih mengenal artis-artis barat, korea dan sebagainya,
daripada para nabi, sahabat nabi dan tokoh-tokoh Islam. Sangat
disayangkan dan sangat merugikan jika lebih mengenal dunia dari pada
agamanya sendiri.
Di dalam segi berbusana, pengaruh Barat sangat merusak moral
anak bangsa. Yakni dengan cara berbusana yang sangat melanggar
syariat Islam seperti memakai pakaian rok mini, you can see, berjilbab
tapi dengan baju yang ketat, berbusana tapi telanjang, dan semua ini
terlahir dari budaya Barat.
Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada
warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan
agama, sistem politik, artefak budaya khusus, serta teknologi.
Pengaruh interaksi dengan budaya Barat mewarnai kehidupan
masyarakat Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
di negara ini, ditambah dengan masalah persediaan bahan pangan, bahan
energi, dan bahan industri strategis yang kian langka, serta kesenjangan
penguasaan teknologi semakin lebar berisiko pada pergeseran perbedaan
dan kepentingan di masyarakat30.
30
https://muslim.or.id/471-budaya-mengekor-yang-mengakar.html
20
Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan
selalu menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang
barat seakan menjadi cermin moderen. Hal ini jelas mengikis perilaku
dan tindakan seseorang31.
31
http://www.anneahira.com/pengaruh-budaya-barat-901.htm
32
https://muslim.or.id/4952-tumbal-dan-sesajen-tradisi-syirik-warisan-jahiliyah.html
21
diri kepada para jin tersebut, seperti menyembelih hewan kurban
(sebagai tumbal), bernadzar, meminta pertolongan dan lain-lain33.
Saat ini bahkan sebagian kaum muslimin telah terang-terangan
mendukung dan melakukan kebiasaan-kebiasaan kafir seperti
merayakan hari natal, valentine dan sebagainya dengan dalih toleransi.
Tak hanya mendukung dan merayakan, mereka bahkan mengkritik
muslim yang mengkritiknya.
Budaya syirik ini bisa masuk melalui akulturasi budaya dan
asimilasi budaya. Pencampuran budaya terjadi karena banyak hal,
seperti globalisasi, teknologi, ketertarikan manusia terhadap budaya
lain, dan sebagainya. Selain itu, pencampuran budaya tergolong sangat
cepat sehingga setiap anggota masyarakat harus siap dan mampu untuk
beradaptasi dengan atau menyesuaikan dengan pencampuran budaya.
Pencampuran budaya pada suatu daerah bisa menjadi hal yang
positif atau bisa menjadi hal yang negatif. Oleh karena itu, setiap
anggota masyarakat harus bijak dalam menyikapi pencampuran budaya.
Anggota masyarakat yang bijak dalam menyikapi pencampuran
budaya, maka bisa menjadi hal yang positif.
Contoh akulturasi budaya seperti desain masjid Menara kudus,
Masjid ini merupakan hasil proses akulturasi kebudayaan islam dengan
memadukan dengan budaya hindu melalui desain arsitektur
bangunannya. Namun begitu, masjid menara kudus ini berfungsi
sebagaimana mestinya sebagai tempat ibadah umat islam.
Sementara contoh asimilasi budaya seperti gaya berpakaian tren
budaya lain yang menyebar ke dalam negeri, menyebabkan gaya
berpakaian penduduk pribumi berganti .
Namun pencampuran budaya dapat bersifat negatif jika
melahirkan kebudayaan yang berbau syirik dan bid’ah. Alih-alih ingin
melestarikan suatu ibadah yang dinilai sakral, malah mengorbankan
nilai-nilai syariat yang “mahal”. Contohnya ialah seperti memberi
33
Lihat kitab Tafsir Ibnu Katsir (4/550)
22
makan laut/ sesajen, atau mengubur dan memberikan semacam
penerangan pada ari-ari bayi yang ternyata merupakan akulturasi
budaya hindu pada islam di tanah air.
c. Kreatifitas tokoh agama/ da’i membuat ritual menyimpang
Kreatifitas yang melampaui batas suatu tokoh agama dalam
beribadah dengan membuat ritual-ritual baru yang tidak diajarkan nabi,
justru dapat merusak kemurnian syariat Islam. Padahal Islam telah
memudahkan umatnya dalam beribadah, namun terkadang umatnya
sendirilah yang mempersulitnya. Masih banyak amalan wajib dan
sunnah yang belu dilaksanakan, sudah membuat ibadah sendiri yang
mempersulit. Bahkan jika amalan tersebut dipandang baik menurut
persepsi manusia, tetap tidak boleh membuat ibadah tertentu tanpa
adanya dalil. Sebab ibadah adalah hak Allah, maka regulasinya Allah
yang menentukan. Dalam kaidah fikih disebutkan,
34
Syarh Al Manzhumah As Sa’diyah fil Qowa’idil Fiqhiyyah, hal. 90
23
Ibnu Hajar Al Asqalani35 juga menyebutkan kaidah ini dalam
Fathul Bari (5: 43),
35
Ibnu Hajar al-'Asqalani (773 H/1372 M – 852 H/1449 M) adalah seorang ahli hadits dari mazhab
Syafi'i yang terkemuka. Nama lengkapnya adalah Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad
bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar, tetapi lebih dikenal sebagai Ibnu Hajar al-
Asqalani dikarenakan kemasyhuran nenek moyangnya yang berasal dari Ashkelon, Palestina. Salah satu
karyanya yang terkenal adalah kitab Fathul Bari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan penjelasan
dari kitab shahih milik Imam Bukhari dan disepakati sebagai kitab penjelasan Shahih Bukhari yang paling
detail yang pernah dibuat. (https://id.wikipedia.org/)
24
Para politisi tidak akan membuat kebijakan yang zalim, memakan harta
yang bukan haknya dan menghalalkan yang haram jika memiliki tauhid yang
kuat. Para ekonom dan pelaku ekonomi tidak akan bertransaksi dengan cara
yang haram jika memiliki tauhid yang kuat. Para budayawan dan masyarakat
tidak akan membuat budaya yang menyimpang dari ajaran Islam jika memiliki
tauhid yang kuat
Allah menjanjikan kepada kita, jika kita beriman dan beramal shalih
dengan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatupun (tidak berbuat
syirik), Allah akan menjadikan kita berkuasa di muka bumi.
Allah ta’ala berfirman,
فَ َاستَ ْخل ْ ض َك َما َ ات لَيَ ْستَ ْخلَ َفنهه ْم َف ْاْل َْر َ اّلِل اله َذين آمنوا َمنْكم وع َملوا ال ه
َ اِل
َ ص ََ ْ َ َ َو َع َد ه
ضى ََل ْم َولَي بَ َدلَنهه ْم َم ْن بَ ْع َد َخ ْوفَ َه ْم أ َْمنا َ َ َ
َ َين َم ْن قَ ْبل َه ْم َولَي َمكَنَ هن ََل ْم دينَهم الهذي ْارت
َ
َ الهذ
َ ك هم الْ َف َ
اسقو َن َ َك فَأولَئ َ يَ ْعبدونََن َل ي ْش َركو َن َب َشْيئ ا َوَم ْن َك َفَر بَ ْع َد ذَل
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia
akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka,
dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka setelah mereka berada
dalam ketakutan menjadi aman sentosa, mereka senantiasa menyembah-Ku
(samata-mata) dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang
yang fasik” (QS An Nuur: 55).
Rasa takut muncul karena tidak ada tauhid dan aqidah yang benar yang
ujungnya adalah menimbulkan rasa cinta dunia dan takut akan kematian. Inilah
yang disebutkan dalam hadits dengan “penyakit wahn”. Kemudian musuh-
musuh Islam memanfaatkan penyakit ini dan mereka bersatu-padu serta
25
berlomba-lomba memerangi kaum muslimin. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
26
3. Urgensi dakwah tentang ekonomi Islam dan bahaya maysir, ghoror dan riba
Edukasi mengenai makna dan aspek-aspek fundamental ekonomi
Islam masih lemah, demikian pula tentang edukasi bahaya riba sudah
semakin urgen. Dengan terjeratnya seorang pada riba, seperti efek domino
maka akan berimplikasi pada hal-hal yang melanggar syariat seperti
mencuri, membunuh, mempercayai dukun dan sebagainya. Maka efek riba
ini selain berdampak secara sosial, namun juga berdampak jangka panjang
pada aqidah seorang muslim. Maka da’i dan lembaga- lembaga keagamaan
diharapkan dapat turut andil dan optimal dalam penyosialisasiannya, agar
masyarakat terlepas dari jerat MAGHRIB, Maysir (judi), Ghoror (tidak Jelas)
dan Riba (tambahan).
36
http://finance.detik.com/
27
keberhasilan, seperti yang ditunjukkan pada perkembangan Islamic
Development Bank (IDB) yang pesat37.
Umat Islam juga memerlukan politisi yang berintegritas yang dapat
mengejawantahkan aspirasi Islam, membuat kebijakan dengan kacamata
Islam dan memberikan solusi yang maslahat bagi banyak orang. Kerap kita
temui saat ini para politisi yang tidak memperjuangkan hak umat, sehingga
justru memproduksi kebijakan dan aturan yang menzalimi umat. Politisi
yang adil akan menempatkan sesuatu pada tempatnya, ia tahu mana hak dan
kewajibannya. Para birokrat juga akan bekerja melayani umat dengan baik,
sehingga tidak akan memakan uang umat yang berimplikasi pada
kemiskinan umat dan memperkaya para pelaku politik.
5. Dukungan Pemerintah
Dalam mewujudkan pengimplementasian ekonomi Islam dalam
negeri tentu membutuhkan peran pemerintah. Agar sosialisasi dan
pengawasannya dapat sistematis, sehingga dampaknya dapat dirasakan
secara luas.
6. Islamisasi Kehidupan
Perubahan sesuai dengan pola cita Islam disebut juga Islamisasi
(proses pembentukan kebudayaan Islam diatas kebudayaan yang telah ada).
Dalam kebudayaan yang berkembang, harus kita pastikan tidak melewati
pagar-pagar syariat. Hal itu dilakukan dengan cara sosialisasi dan enkulturasi,
dengan tetap mengacu pada prinsip-prinsip yang telah digariskan oleh
alQur’an dan al-Hadis.
Namun secara umum perkembangan budaya kita kenal dilakukan
dengan dua cara yaitu invantion dan acomodation. Invantion adalah menggali
budaya dari luar sedangkan acomodation adalah menerima budaya luar,
terkait penerimaan budaya terdapat tiga cara pula yaitu:
37
Siti Zulaikha, Pengaruh Globalisasi ekonomi Terhadap Hukum Ekonomi Islam di Indonesia,
(Lampung: STAIN Jurai Siwo Metro), Jurnal
28
b. Modification (modifikasi), yaitu penyesuaian budaya luar sehingga
diterima oleh Islam, contoh pembuatan masjid dengan kubah, menara dan
undakan
Namun hal yang disepakati oleh para ahli terkait kebudayaan Islam
(Muslim) yaitu bahwa berkembangnya kebudayaan menurut Islam bukanlah
value free (bebas nilai), tetapi justru value bound (terikat nilai). Keterikatan
terhadap nilai tersebut bukan hanya terbatas pada wilayah nilai insani, tetapi
menembus pada nilai Ilahi sebagai pusat nilai, yakni keimanan kepada Allah
SWT, dan iman mewarnai semua aspek kehidupan atau memengaruhi nilai-
nilai Islam38.
38
Muhaimin, [et al]., 2005, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Cet. I; Jakarta: Kencana. hal. 341
39
Jurnal Al- Ulum Volume. 12, Nomor 1, Juni 2012, ISLAM DAN KEBUDAYAAN Fitriyani
Institut Agama Islam Negeri Ambon
29
Salah satu amalan hati yang patut dimiliki seorang muslim adalah
sifat qana’ah yang berarti ridha (rela) terhadap segala bentuk pemberian
Allah yang telah ditetapkan, tidak dihinggapi ketidakpuasan, tidak pula
perasaan kurang atas apa yang telah diberikan. Allah tidak melarang umatnya
untuk kaya, bahkan beberapa sahabat kaya dan banyak memberikan
kontribusi pada dakwah. Selain itu, banyak amal ibadah yang dapat
dilakukan dengan harta. Segala rezeki telah diatur dan ditetapkan oleh Allah,
sehingga hasil yang akan diperoleh sebagai ‘imbal jasa’ dari usaha yang
dicurahkan tidak akan melebihi apa yang telah ditakdirkan oleh Allah kepada
hamba-Nya. Dia-lah yang menetapkan siapa saja di antara hamba-Nya yang
memiliki kelapangan rezeki, dan siapa diantara mereka yang memiliki
kondisi sebaliknya. Allah ta’ala berfirman,
َ ك ي بسط ال َرْز َق لَمن ي َشاء وي ْق َدر إَنهه َكا َن بَعَب َادهَ خبَيا ب
ص ايا ََ َ ا ََ َ ْ َ َْ َ إَ هن َربه
30
BAB III
KESIMPULAN
Selain itu menjadi tugas dai dan kaum muslimin secara umum untuk
mengedukasi umat terhadap segala penyimpangan yang terjadi di tengah masyarakat,
diharapkan para dai ekonom dan politisi juga dapat menjadi solusi bagi segala
permasalahn yang terjadi, bukan justru menambah masalah baru dan menciptakan
huru-hara di tengah umat. Dalam menjawab problematika ini, umat juga harus bersatu
dan lebih banyak mencari persamaan daripada perbedaan.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Syaltout, Mahmud, Al-Islam Aqidah Wa Syar‟iah, (Mesir: Dar al Qolam, 1996)
Syarh Al Manzhumah As Sa’diyah fil Qowa’idil Fiqhiyyah
Zulaikha, Siti, Pengaruh Globalisasi ekonomi Terhadap Hukum Ekonomi Islam di
Indonesia, (Lampung: STAIN Jurai Siwo Metro), Jurnal
http://finance.detik.com/
http://www.anneahira.com/
http://www.dakta.com/
https://almanhaj.or.id/
https://id.wikipedia.org/
https://id.wikipedia.org/
https://muslim.or.id/
https://ombudsman.go.id/
https://regional.kompas.com
33