KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Makalah
ini berjudul Islam Sebagai Agama.
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad
Yunus S.Th.I, M.Th.I. sebagai dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah
banyak memberikan bantuan dengan arahan dan petunjuk yang jelas. Sehingga
mempermudah kami menyelesaikan tugas ini. Terima kasih juga kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung selesainya makalah ini tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun, sehingga makalah ini bisa lebih
baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya dalam ilmu Pendidikan Agama Islam.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan ...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
A. Konsep Agama ......................................................................................... 4
B. Dimensi Agama Islam .............................................................................. 6
C. Sumber Ajaran Islam ................................................................................ 13
D. Tujuan Agama Islam ................................................................................ 18
E. Pluralitas Dalam Masyarakat .................................................................... 18
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 20
A. Kesimpulan .............................................................................................. 20
B. Saran ........................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam ajaran Islam dakwah merupakan sebuah aktivitas dan upaya untuk
mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat dari situasi yang tidak baik
kepada situasi yang lebih baik. Dakwah merupakan usaha menggerakkan pikiran
dan perbuatan manusia untuk menggembangkan fungsi kerisalahan disamping
kerahmatan. Fungsi kerisalahan berupa tugas penyampaian, dan al-Islam kepada
manusia, sedangkan fungsi kerahmatan adalah upaya menjadikan islam sebagai
bagian alam semesta.2 Berbicara tentang dakwah tentu saja tidak lepas dari peran
komunikasi, dimana keduanya memiliki arti yang harpir sama. Dimana arti dakwah
adalah “mengajak” atau “menyeru”, sedangkan orang yang melakukan seruan
tersebut dikenal dengan panggilan da’i. Tetapi meningat bahwa proses memanggil
atau menyeru tersebut juga merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas
pesan-pesan tertentu, maka dikenal pula istilah muballigh yaitu orang yang
2
Media dakwah atau Wasilah Adalah sesuatu yang dapat mengantarkan pada
tujuan. Dan yang dimaksud dengan wasilah atau sarana dakwah adalah segala
sesuatu yang dapat membantu seorang da’i dalam menyampaikan dakwahnya.
Dakwah tidak bisa meniscayakan agama yang beraneka ragam karena ada
keanekaragaman agama, maka ada misi dakwah. Agama yang membawa misi
kebahagiaan memungkinkan menjadi sarang konflik tatkala tafsiran ekslusif muncul
dari masing masing agama. Mengemuka perang yang mengatas namakan agama.
Sungguh naif. Fenomena ini ada dihadapan mata kita, peristiwa Ambon, Poso
hingga serangan Amerika ke Afganistan semuanya sarat dengan motif agama. Ini
menandakan bahwa belum sepenuhnya makna pluralisme dipahami, pluralisme
agama terhenti pada sebuah wacana dan dialog, tidak menyentuh esensinya.
Bagaimana para sabahat nabi dan umat Islam dari masa ke masa menerapkan prinsip
dan nilai Ilahi dalam menciptakan kehidupan yang damai di tengah-tengah
masyarakat yang berbeda agama, budaya, ras suku dan bangsa. Prinsip hubungan
3
muslim dengan orang lain dijelaskan Allah swt. dalam Al-Qur’an dan melalui
utusanNya nabi Muhammad saw. di mana harus terjalin atas dasar nilai persamaan,
toleransi, keadilan, kemerdekaan, dan persaudaraan kemanusiaan (al-ikhwah al-
insaniyah). Nilai-nilai Qur’ani inilah yang direkomendasikan Islam sebagai
landasan utama bagi hubungan kemanusiaan yang berlatar belakang perbedaan ras,
suku bangsa, agama, bahasa dan budaya. Berbicara tentang media dakwah, tentu
banyak sekali media yang bisa dijadikan sarana untuk berdakwah. Seperti, televisi,
film, lagu, radio, media cetak, dan lembaga pendidikan. Berdakwah melalui media
harus menggunakan langkah yang benar,sebab cara tersebut disampaikan kepada
selurut umat manusia diberbagai penjuru dunia, baik di barat maupun timur dengan
cara demikianlah dakwah tersebut akan diterima di berbagai daerah dan tempat yang
jauh. Dalam perkembangannya, film bisa dikatakan suatu media yang ampuh dalam
menyampaikan sebuah pesan terhadap khalaknya dibandingkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep agama Islam itu ?
2. Seperti apa dimensi – dimensi Islam itu ?
3. Darimana sumber ajaran Islam ?
4. Apa tujuan agama Islam ?
5. Apa pengaruh agama Islam dengan pluraritas dalam masyarakat ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui konsep agama Islam
2. Mengetahi dimensi – dimensi Islam
3. Mengetahui darimana sumber agama Islam
4. Mengetahui tujuan dari agama Islam
5. Mengetahui pluraritas dalam masyarakat beragama Islam
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP AGAMA ISLAM
Agama Islam terdiri dari dua kata yaitu Agama dan Islam. Kata “Agama”
berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang terdiri dari dua kata “A” berarti “tidak”,
“gama” berarti “kacau”, jadi kata agama berarti “tidak kacau”. Namun ada pula
yang mengartikan agama berasal dari akar kata “gam” (bahasa Sanskerta) yang
berarti “jalan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya. Agama adalah keyakinan dan kepercayaan kepada
Tuhan.1
1
Departemen Pendidikan, dan Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional, Pendidikan Agama Islam.
(Jakarta; Nasional,2011) 47-49
5
2
A. Faiz. Radikalisme, Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama Islam.(Jakarta
;Jurnal Studi Al-Qur'an 2017) 76-94.
6
Dimensi Islam terbagi dalam Islam, Iman dan Ihsan, Di dalam Islam dan iman
terkumpul agama secara keseluruhan. Sebagaimana Nabi SAW membedakan Islam,
iman dan ihsan. Dalam hadits berikut Bukhori dan Muslim meriwayatkannya dari
Abu Hurairah. Pada suatu hari kami (Umar r.a. dan para sahabat r.a.) duduk-duduk
bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian
putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak
seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap
Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua
telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya
Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, 3
“Islam adalah engkau bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan
Ramadan dan kamu haji ke Baitullah jika kamu telah mampu melaksanakannya”.
(Hadits Riwayat Al-Bukhari Dan Muslim)
Laki-laki itu berkata lagi: Beritahukan aku tentang iman. Rasulullah saw.
menjawab:
“Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan qadar (ketentuan) Allah yang baik dan
yang buruk”. (Hadits Riwayat Muslim)
Laki-laki itu berkata lagi: Beritahukan aku tentang Ihsan itu. Rasulullah saw.
menjawab:
3
Harjani Hefni, Komunikasi islam (Jakarta: Prenada Media, 2017),27.
7
1. Islam
Dari segi kebahasan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima
yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Kata salima selanjutnya
diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian. Senada dengan pendapat diatas, sumber lain mengatakan Islam
berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat dan
sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam
keadaan selamat, sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk , patuh, dan
taat. Dari pengertian itu, kata islam dekat dengan arti kata agama yang berarti
mengusai, menundukkan, patuh, hutang, balasan dan kebiasaan. Rasulullah saw
8
4
Mustofa, Pengaruh Tingkat Pemahaman Agama Terhadap Motivasi Investasi Nasabah Bank Syariah
Mandiri ( Gorontalo ; Journal of Islamic Economics and Business 2011) 103-129.
9
2. Iman
Akhir dan Taqdir. Dimensi Iman dibahas secara mendalam dalam buku-buku
(disiplin) ilmu Tauhid dan ilmu Kalam.
Pengertian iman secara umum, yaitu sikap percaya, dalam hal ini
khususnya percaya pada masing-masing rukun iman yang enam (menurut akidah
Sunni). Karena percaya pada masing-masing rukun iman itu memang mendasari
tindakan seorang maka sudah tentu pengertian iman yang umum dikenal itu
adalah wajar dan benar.
Namun, dalam dimensinya yang lebih mendalam, iman tidak cukup hanya
dengan sikap batin yang percaya atau mempercayai sesuatu belaka, tapi menuntut
perwujudan lahiriah atau eksternalisasinya dalam tindakan-tindakan. Dalam
pengertian inilah kita memahami sabda Nabi bahwa iman mempunyai lebih dari
tujuh puluh tingkat, yang paling tinggi ialah ucapan Tiada Tuhan selain Allah
dan yang paling rendah menyingkirkan bahaya di jalanan.
Dalam bahasa Inggris, pada umumnya kita tidak bisa membedakan antara
istilah faith dan belief namun, Wilfred, Cantwell Smith menggaris bawahi
bahwasanya istilah faith sekalipun tanpa mempertimbangkan konteks bahasa
Arab perlu dibedakan dengan istilah belief. Ketika kita mengatakan “people
believe in something” yang dimaksudkan adalah bahwasanya mereka memiliki
11
3. Ihsan (kebajikan)
Ihsan dalam arti akhlaq mulia atau pendidikan ke arah akhlaq mulia sebagai
puncak keagamaan dan yang dimasukkan ke dalam surga ialah orang yang
bertaqwa kepada Allah dan memiliki keluhuran budi pekerti.
a. Berbuat kebajikan terhadap sesama, baik itu dengan lisan dengan harta
maupun dengan tindakan (tenaga) dengan mengintegrasikan agama (dinul
Islam) pada seluruh segi kehidupan serta memasukkan kehidupan itu sendiri
ke dalam irama-irama ibadah dan tatanan nilai yang ditentukan oleh agama
yang melahirkannya. Dalam hal ini, ihsan (kebajikan) telah menciptakan suatu
keutuhan yang direfleksikan dalam tindakan dan perbuatannya dengan tanpa
pamrih.
b. Melakukan suatu ibadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan yang
senantiasa berhubungan dengan kehadiran Tuhan bersinar di dalam jiwa
manusia melalui prinsip-prinsip tentang realitas dan sesuai dengan
kebenarannya yang terletak dalam inti ajaran Islam, karena Islam itu sendiri
didasarkan pada sifat realitas.
c. Merenungkan dan memikirkan Tuhan Yang Maha Esa dalam segala sesuatu
dan setiap tarikan dan hembusan nafas, karena substansi sesungguhnya dari
makhluk Tuhan adalah pengentalan nafas Yang Maha Pengasih (nafas
Al'Rahman) yang ditupkan pada pola-pola dasar (al-a'yan al-tsabitah)
kemudian melahirkan alam.
Sebetulnya, antara entitas Iman dan Islam ini kompleks, karena di situ
dilengkapi dengan unsur Ihsan. Unsur Ihsan ini tidak seperti rel kereta api yang
tidak saling ketemu antara yang satu dengan yang lain. Sekarang, tugas para
13
Sumber Ajaran Islam, sumber ajaran Islam adalah sumber nilai dan norma-
norma yang terkandung didalam agama Islam, bukan hanya “sumber hukum dalam
Islam” saja. Hukum hanyalah sebuah sebagian dari norma-norma atau kaidah-
kaidah yang terkandung didalam agama Islam selain kaidah yang lainnya seperti
norma sosial dan masyarakat. Agama Islam pun juga mengandung nilai-nilai asasi
(fundamental values), seperti akidah dan tasawuf. Sumber nilai dan norma yang
terkandung di dalam agama Islam ada dua, yakni sumber yang berasal dari Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Di samping dari kedua hal tersebut, ada pula sumber
tambahan, yaitu Ijtihad. Ijtihad adalah sebuah usaha yang bersungguh-sungguh
yang sebenarnya usaha ini bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha
mencari ilmu yang tidak dibahas didalam Al-Qur’an maupun Hadits dengan
menggunakan akal yang sehat dan pertimbangan yang matang. Sumber nilai dan
norma yang terkandung didalam Islam tersebut dapat kita pahami dari firman Allah
Subhanahu wata'ala. 5
5
Asmuni Ahmad. Kontribusi Islam terhadap Peradaban Barat. (Jogjakarta;Jurnal Tamaddun 5 2017):
166-183.
14
a. Al-Qur’an ialah undang-undang dasar agama Islam yang bersumber dari Allah
Subhanahu wata'ala.
b. As-Sunnah ialah undang-undang agama Islam yang bersumber dari Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
c. Ijtihad ialah peraturan agama Islam atau kaidah-kaidah hukum yang dirumuskan
oleh muslim yang berilmu.
Sistematika yang sama juga diperoleh dari riwayat Hadits dari Mu’adz bin
jabal yang hendak diutus oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk
menanggung jabatan Qadli (hakim) di Yaman. Pada saat itu, terjadi percakapan
antara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan Mu’adz.
6
Ar-Rusyidi, Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahnya (Depok: Cahaya Qur’an, 2008), 87.
15
ت لَّ ِٕى ِن قُ ْل ِ ْ يَأْت ُ ْونَ َْل ْالقُ ْر ٰا ِن ٰهذَا ِب ِمثْ ِل يَّأْت ُ ْوا اَ ْن َع ٰلْٓى َو ْال ِج ُّن
ُ اْل ْن
ِ س اجْ تَ َم َع
ُض ُه ْم َكانَ َولَ ْو ِب ِمثْ ِله ُ ظ ِهي ًْرا ِلبَ ْعض َب ْع َ
Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama
lain”.7
Kedua, membaca Al-Qur’an bernilai sebagai beribadah. Hal ini pun
mendorong umat muslim untuk membaca Al-Quran untuk dijadikan sebagai
salah satu amalan beribadah walaupun banyak dikalangan umat muslim yang
tidak mengerti artinya atau tidak dapat menulis dengan hurufnya (hijaiyah).
Ketiga, Al-Qur’an diriwayatkan secara mutawatir yang artinya wahyu Al-Qur’an
harus diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang menurut kebiasaan mereka
sepakat berdusta. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat, dan lebih dari 6.000
ayat yang ada didalamnya. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad
7
Ar-Rusyidi, Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahnya (Depok: Cahaya Qur’an, 2008),
291.
16
pernyataan yang sama. Hanya saja, Sunnah lebih spesifik dan khusus karena
merupakan soal-soal yang praktis yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dengan kata lain, Sunnah adalah jejak langkah
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang terbentuk melalui
tindakan-tindakan atau ucapan-ucapan. Sedangkan hadits adlaah sebuah berita
atau reportase tentang ucapan, perbuatan, dan hal ihwal Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Di samping istilah Sunnah dan hadits, ada pula istilah khabar (berita) dana
tsar (bekas sesuatu). Khabar dipandang oleh sebagian ahli hadits itu sama saja
dengan Hadits. Istilah khabar juga digunakan untuk hadits marfu’ (nisbah ke
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam), mauquf (nisbah ke sahabat),
dan maqthu’ (nisbah ke tabi’in). sedangkan Atsar adalah sesuatu yang datang dari
sahabat (mauquf), tabi’in (maqthu), dan orang-orang sesudahnya.
Makna agama islam ialah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-
Nya, dan taat serta patuh kepada-Nya, dengan penuh ketundukan dan perendahan
diri.
Ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Q.S. Al-Maa’idah ayat 48.
ص ِدقًا ِلم َ ق ُم ِ ب بِ ْال َح َ ُواَ ْنزَ ْلنَا ْٓ اِلَي َْك ْال ِك ٰت ِ ا َعلَ ْي ِه ًُا بَيْنَ يَدَ ْي ِه ِمنَ ْال ِك ٰت
َ َ ب َو ُم َهي ِْمن
ّللاُ َو َْل تَتَّ ِب ْع
ٰ ق فَاحْ ُك ْم بَ ْينَ ُه ْم ِب َما ْٓ اَ ْنزَ َل ِ ع َّما َج ۤا َء َك ِمنَ ْال َح َ ِل ُكل َج َع ْلنَا اَ ْه َو ۤا َء ُه ْم
ّللاُ لَ َجع ٰ ُم ْن ُك ْم ِش ْر َعةً َّو ِم ْن َها ًجا َولَ ْو ش َۤا َء ِ َ احدَةً َّو ٰل ِك ْن ِل َيب
ِ لُ َو ُك ْم فِ ْي ُْلَ ُك ْم ا ُ َّمةً َّو
ّللاِ َم ْر ِجعُ ُك ْم َج ِم ْي ًعا فَيُن َِبئ ُ ُك ْم ِب َما ُكن ٰ ت اِلَى ِ ت ُ ْم فِ ْي ِه ُْ َما ْٓ ٰا ٰتى ُك ْم فَا ْستَ ِبقُوا ْال َخي ْٰر
َت َْختَ ِلفُ ْون
Berdasarkan ayat di atas, jelas bahwa dalam tataran teologis, ideologis, dan
bahkan sosiologis, Islam dengan kitab sucinya yaitu Al-Qur’an memandang positif
terhadap pluralitas sebagai suatu yang alamiah dan mutlak keberadaannya. Oleh
karena itu pluralisme dalam konsepsi Islam dapat dipahami sebagai tata nilai di
8
Kementrian Agama, Al Quran dan Terjemahan (Depok: Cahaya Qur’an, 2008),116.
20
tengah kehidupan manusia sebagai khalifah, yang hadir dalam dimensi teologis
agama, dan juga hadir dalam dimensi sosial lainnya dengan segala kompleksitas dan
konsekuensinya yang khas yang harus diterima sebagai sebuah anugerah dengan
penuh kesadaran. Fenomena pluralitas agama telah menjadi fakta sosial yang harus
dihadapi masyarakat modern. Ide awal lahirnya pluralitas agama adalah keragaman
yang pada muaranya akan melahirkan perbedaan cara pandang bagi pemeluknya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam merupakan agama yang benar. Karena ajaran agama islam bersifat
komprehensif membahas masalah-masalah manusia baik dunia ataupun akhirat.
Dan agama islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Oleh karena
21
itu agama islam harus disebarluaskan kepada ummat manusia agar dapat memeluk
agama islam (bagi non muslim) serta memperdalam ajaran islam (bagi kaum
muslim). Dan salah satu jalan untuk menyebarluaaskan agama islam adalah dengan
berdakwah. Seperti diungkapkan sebelumnya, bahwa islam adalah agama yang
komprehensif dan tidak terkecuali dakwah. Islam telah memberikan gambaran
bagaimana cara atau metode dalam berdakwah.
B. SARAN
Kepada umat islam umumnya penulis berharap melalu itu lisan ini dapat
menambah keimanan kita terhadap kebenaran al-qur’an, untuk itu penulis
menyarankan supaya kita dapat meluangkan sedikit waktu untuk mebaca,
memahami dan mencoba untuk mengerti ajaran agama, karena al-qur’an sendiri
mengajarkan supaya kita membaca. Lembaga pendidikan seharusnya tidak hanya
menekankan dalam segi pengetahuan kognitif (intelektual), tetapi harus juga
menumbuhkan segi-segi kualitas psikomotorik dan kesadaran spiritual yang
reflektif dalam kehidupan sehari-hari. Dan ilmu-ilmu yang dikembangkan harus
tidak mendeskriminasi antara ilmu-ilmu umum dan mampu memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ar-Rusyidi, Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahnya. Depok: Cahaya Qur’an, 2008.
Departemen Pendidikan, dan Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional, Pendidikan Agama Islam. Jakarta;
Nasional,2011.
Mustofa, Pengaruh Tingkat Pemahaman Agama Terhadap Motivasi Investasi Nasabah Bank Syariah