Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FIQIH DAKWAH

“Media Dakwah Dizaman Tradisional”


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Dakwah
Yang dibimbing oleh Dosen Syahbandar,M.M

Disusun oleh :
Nama :
Nurhasan - 22020022
Rizal Ilhamsyah - 22020028

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH HIDAYATULLAH
BATAM
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahai wabarakatuh..


Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah ‫ﷻ‬, atas rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungkan kita
Rasulullah Muhammad ‫ﷺ‬, sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Media Dakwah Dizaman Tradisional” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup banyak rintangan dan
selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan satu-satu, kami ucapkan terima
kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberi
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Batam, 13 Juni 2023


Penulis

Nurhasan Rizal Ilhamsyah

22020022 22020028

I
Daftar isi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................III
A. Latar Belakang....................................................................................................III
B. Rumusan Masalah...............................................................................................IV
C. Tujuan Pembahasan Masalah............................................................................IV
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................1
1. Pengertian Media Dakwah..................................................................................1
2. Bentuk – Bentuk Media Dakwah........................................................................2
3. Ayat-Ayat Tentang Media Dakwah....................................................................6
4. Pedoman Pemilihan Media Dakwah...................................................................7
5. Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia.......................................................8
6. Strategi Media Dakwah Di Indonesia.................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah pada masa Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. adalah sebuah penomena yang
cukup spektakuler. Dalam pengertian bahwa Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. telah
mampu menjadi pioner dunia tidak hanya dalam lingkup orang-orang Arab kala
itu, akan tetapi bagi seluruh alam semesta, yang dalam catatan sejarah hasilnya
diperoleh dalam kurun waktu yang relatif singkat. Pada pentas sejarah, dakwah
Nabi dibagi ke dalam dua periodisasi yakni periode Mekah dan Madinah.

Kedua periode ini memiliki karakter dan strategi masing-masing, hal ini dapat
dilihat dari sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh Nabi pada periode Mekah
dan Madinah. Para sejarawan memberikan kategorisasi bahwa dakwah Nabi di
Mekah bercirikan dengan misi penanaman aqidah terhadap umat, sementara di
Madinah lebih cenderung terhadap pembangunan sosial kemasyarakatan dan
hukum. Dalam perjalanan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.

menghadapi masyarakat plural ketika berada di Madinah, masyarakat


Madinah pada waktu itu sangat plural, diketahui memiliki keyakinan (agama)
yang bermacam-macam, suku, ras, warna kulit dan lain-lain. Dakwah adalah
perjuangan yang memerlukan ketegaran dan ketabahan. Meski Rasulullah ‫ﷺ‬.
menghadapi berbagai tantangan, namun semuanya beliau lalui dengan sabar dan
konsisten. Refleksi atas perjuangan Rasulullah ‫ﷺ‬.

khususnya ketika menghadapi berbagai tantangan dari pembesar-pembesar


yang ada di Kota Medina. Dalam Alquran, salah Jurnal Tabligh, Desember
2016 :15 – 31 16 satu tantangan besar dalam dakwah adalah orang-orang kaya
yang berpengaruh tetapi mereka durhaka. Mereka itulah yang disebut Alquran
sebagai “mutrafīn”, yang menyebabkan hancurnya suatu negeri. Perilaku kaum
mutrafīn dilukiskan dalam Q.S. al-Isra‟(17): 16 “Dan jika Kami hendak
membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang

III
hidup mewah di negeri itu supaya menaati Allah tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-
hancurnya.”1

Menyimak argumentasi yang dikemukakan di atas maka dapat dipahami


bahwa Nabi ‫ﷺ‬. dalam melaksanakan dakwah pada periode Madinah
menghadapi tantangan yang relatif berat. Dalam pengertian bahwa Nabi ‫ﷺ‬.
menghadapi orang-orang (kelompok) yang berpengaruh baik dari segi status
sosial maupun dari segi kemampuan pinansial. Menghadapi kelompok tersebut
tidaklah mudah, karena memiliki pengaruh yang besar di tengah-tengah
masyarakat Madinah kala itu..

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Media Dakwah?
2. Apa yang dimaksud dengan Bentuk-Bentuk Media Dakwah?
3. Apa yang dimaksud dengan Ayat-Ayat tentang Media Dakwah?
4. Apa yang dimaksud dengan Pemilihan Media Dakwah?
5. Apa yang dimaksud Perkembangan Dakwah islam Di Indonesia?
6. Apa yang dimaksud dengan Strategi Media Dakwah Di Indonesia?

C. Tujuan Pembahasan Masalah


1. Mengetahui pengertian dari Media Dakwah
2. Mengetahui Pengertian Bentuk-bentuk Media Dakwah
3. Mengetahui Ayat-Ayat tentang Media Dakwah
4. Mengetahui pemilihan mediak dakwah
5. Mengetahui Perkembangan Dakwah islam Di Indonesia
6. Mengetahui strategi dakwah Media Di Indonesia

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Toha Putra, 1989) ,h.426

IV
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Media Dakwah
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah
artinya perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa inggris media bentuk
dari medium yang berarti tengah, antara, rata-rata.2 Menurut Wilbur Schram
mendefenisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan
dalam pengajaran. Secara khusus yang maksud dengan media dakwah adalah
alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran,seperti buku, film,
video, kaset, slide dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan media
dakwah adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah
kepada mad’u.3
Media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara
untuk mencapai satu tujuan tertentu. Sedangkan dakwah adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang
telah ditentukan,media dakwah ini dapat berupa barang atau alat,orang,tempat
kondisi tertentu dan sebagainnya.4
Kata dakwah dalam pengertian terminology adalah menyeru,memanggil,
mengajak,menjamu. Adapun orang yang melakukan ajakan atau seruan
tersebut dikenal dengan da’I (orang yang menyeru). Pada sisi lain, karena
penyampaian dakwah termasuk tabligh, maka pelaku dakwah tersebut
disamping dapat disebut sebagai da’I dapat pula disebut sebagai mubaligh
yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator untuk menyampaikan
pesan(messege)kepada pihak komunikan.
Menurut Hamzah Ya’cub, media dakwah adalah alat objektif yang menjadi
saluran, yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan
merupakan urat nadi dalam totalitet dakwah. Sementara itu, Wardi Bachtiar
dalam Samsul Munir Amin menjelaskan bahwa media dakwah merupakan
2
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah(Jakarta:Kencana,2004),h.403
3
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012),h.288
4
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam(Surabaya:Al-Ikhlas,1983)h.63

1
perantara yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada
penerima materi dakwah. Media yang dimaksud bisa berupa televisi, video,
kaset, rekaman, majalah, dan surat kabar.5
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa
media dakwah adalah sasaran atau alat untuk mempercepat ide-ide dakwah
agar dapat dipahami dan diterima oleh mad’u. oleh karena itu, media dakwah
perlu menjadi perhatian para pelaksana dakwah.

2. Bentuk – Bentuk Media Dakwah


Menurut Samsul Munir dalam bukunya’’ Ilmu Dakwah’’ dibagi menjadi
dua yaitu:
1) Non Media massa :
a. Manusia: utusan, kurir,dan lain-lain.
b. Benda: telepon, surat,dan lain-lain.
2) Media massa :
a. Media massa manusia: pertemuan, rapat umum, seminar, sekolah, dan
lain-lain.
b. Media massa benda: spanduk, buku, selebaran, poster, folder, dan lain-
lain.
c. Media massa periodic cetak dan elektronik: visual, audio, dan audio
visual.6
Ditinjau secara tekstual/eksplisit, memang tidak ditemukan ayat atau hadis
yang membicarakan tentang media atau alat apa saja yang dapat digunakan untuk
menyampaikandakwah, tetapi secara kontekstual/implisit banyak isyarat al-Quran
tentang masalah media ini.

Hamzah Ya’cub mengelompokkan media dakwah kepada tiga macam


yaitu sebagai berikut:

5
Hamzah Ya’cub,Publisistik Islam Teknik Dan Leadership,Bandung: Diponegoro,1986
6
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, h.144

2
a. Lisan
Di antara media lisan adalah khutbah, nasehat, pidato,
ceramah,diskusi,musyawarah dan lain-lain. Isyarat tentang media lisan ini, antara
lain dalam Q,S. al-A’raf ayat 158.

ۖ ‫ُقْل َٰٓيَأُّيَه ا ٱلَّن اُس ِإِّنى َر ُس وُل ٱِهَّلل ِإَلْيُك ْم َجِم يًع ا ٱَّل ِذ ى َل ۥُه ُم ْل ُك ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِضۖ ٓاَل ِإَٰل َه ِإاَّل ُه َو ُيْح ِىۦ َو ُيِم يُت‬
‫َفَٔـاِم ُنو۟ا ِبٱِهَّلل َو َر ُسوِلِه ٱلَّنِبِّى ٱُأْلِّمِّى ٱَّلِذ ى ُيْؤ ِم ُن ِبٱِهَّلل َو َك ِلَٰم ِتِهۦ َو ٱَّتِبُعوُه َلَع َّلُك ْم َتْهَتُد وَن‬
Artinya: Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang
ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-
Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".7

 Hadis kekuasaan lisan dan hati:


“Imam Muslim meriwayatkan dari Thariq bin Syihab, bahwa orang yang
pertama kali mendahulukan khutbah pada hari raya adalah Marwan. Seorang laki-
laki mengingatkannya,” Khutbah dilakukan setelah shalat.” Marwan
menjawab,’’Yang demikian itu telah ditiggalkan.
Abu Sa’id berkata,”laki-laki ini telah melakukan tugasnya dalam usaha
menyingkirkan kemungkaran. Aku pernah mendengar Rasulullah ‫ﷺ‬,
Bersabda:”barang siapa yang melihat kemungkaran hendaklah merubah dengan
tangannya dan jika tidak kuasa maka dengan lisannya dan jika tidak mampu maka
dengan hatinya maka yang demikian itu adalah selama-lamanya iman (Sunan
Tirmidzi).”

Dalam surat Yusuf ayat 4:


‫ِإْذ َقاَل ُيوُس ُف َأِلِبيِه َٰٓيَأَبِت ِإِّنى َر َأْيُت َأَح َد َع َش َر َك ْو َك ًبا َو ٱلَّشْمَس َو ٱْلَقَم َر َر َأْيُتُهْم ِلى َٰس ِج ِد يَن‬

7
Referensi : https://tafsirweb.com/2612-surat-al-araf-ayat-158.html

3
Artinya : ingatlah, ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “wahai
ayahku,sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan
bulan. Kulihat semuanya sujud kepadaku.8
Dalam beberapa ayat tersebut dinyatakan bahwa para Nabi telah
menyampaikan dakwahnya pertama kali dengan menggunakan media lisan secara
langsung. Termasuk dalam kelompok ini khutbah, ceramah, nasehat, pidato dan
sebagainya, yang kesemuanya dilakukan dengan lidah atau suara.

b. Tulisan
Dakwah dengan cara tulisan adalah dakwah yang dilakukan dengan
perantara tulisan, seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dan lain sebagaianya.
Secara langsung memang tidak ditemui dalam Al-Quran anjuran menggunakan
media tulisan sebagai alat dakwah,tetapi secara tersirat dapat dipahami dari satu
surat yang terdapat dalam al-Quran, yaitu surat AlQalam.
Dalam surat tersebut ditanyakan bahwa Allah ‫ ﷻ‬bersumpah dengan
huruf nun, sebagai isyarat terpenting tentang peran huruf, pena dan tulisan dalam
pelaksanaan dakwah islamiyah. Hal ini dapat lebih dipahami dengan menelaah
surat Al-Qalam ayat 1. Artinya: Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, dan
juga dapat lebih diperkuat dengan memahami surat Al-Alaq 1-5.
Rasulullah telah memberi contoh dengan memerintahkan menulis surat
yang ditunjukan kepada kepala-kepala Negara yang bukan islam untuk menyeru
mereka agar menerima islam, seperti surat beliau kepada Kisra di Persia, Hercules
di Bizantium, Mauqaqis di Mesir dan Negus di Ethiopia. Surat Rasulullah itu
antara lain berbunyi,” saya mengajak tuan memperkenankan panggilan
Allah,peluklah Islam supaya tuan selamat.Ini menunjukan bahwa dakwah
Rasulullah selain dilaksanakan dengan metode media lisan juga dengan tulisan.

c. Akhlak
Akhlak di sini ialah perilaku yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari

8
https://tafsirweb.com/3742-surat-yusuf-ayat-4.html

4
dapat dijadikan media dakwah dan sebagai alat untuk mencegah orang dari
berbuat
kemungkaran,atau juga yang mendorong orang lain berbuat ma’aruf, seperti
membangun masjid, sekolah atau suatu perbuatan yang menunjang terlaksananya
syariat Islam ditengah tengah masyarakat.
Sehubung dengan metode yang digunakan oleh Rasulullah dapat diterapkan
sampai sekarang ini sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari sebagai
berikut:
“Rasulullah berkata kepada Mu’az bin Jabal sebelum beliau
melepaskannya ke yaman:” sesungguhnya engkau akan mendatangi negeri yang
penduduknya ahli kitab. Jika engkau sampai disana, dakwahilah mereka untuk
mengikrarkan dua kalimat syahadat. Jika mereka merespon dakwahmu, maka
sampaikanlah pada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat lima waktu
sehari semalam, jika mereka menaati perintah ini, maka sampaikanlah kepada
mereka bahwa Allah mewajibkan mereka zakat yang diambil dari orang-orang
kaya untuk didistribusikan kepeda orang miskin diantara mereka. Jika mereka
menaati perintah ini, maka berhati-hatilah dengan harta berharga mereka, dan
berhati-hatilah dengan doa orang yang terzalimi, karena doa mereka lebih
berhijab untuk sampai kepada Allah (HR.Bukhari).”
Pesan hadis diatas menunjukan bahwa, pelaksanaan dakwah berdasarkan
metode tertentu haruslah melihat fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut.
Dengan kata lain metode dakwah seharusnya dengan sangat berhati-hati
disampaikan. Jika salah satu metode dakwah dijalankan secara harmonis maka
langkah selanjutnya harus dilakukan.
Namun jika startegi pertama tidak mendapat sambutan, maka jangan terlalu
dipaksakan kepada sasaran dakwah. Dan juga dakwah sebagai startegi dan
negoisasi ini sangat erat dengan budaya setempat. Salah satu stategi dan metode
dakwah yang dilancarkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagai berikut:
“Dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah ingin menulis surat ke Raja
Romawi para sahabat berkata:” sesungguhnya mereka(orang-orang Romawi),
tidak akan menerima dan membaca surat kecuali surat yang bersetempel. Anas
berkata: maka Rasulullah pun membuat cicin dari perak, seolah-olah aku melihat

5
putihnya perak tersebut di tangan Rasulullah, stempel tersebut tertulis;
Muhammad Rasulullah.(HR.Muslim).”9

3. Ayat-Ayat Tentang Media Dakwah


a) Surat An-Nahl Ayat 78:
‫َو ٱُهَّلل َأْخ َر َج ُك م ِّم ۢن ُبُطوِن ُأَّم َٰه ِتُك ْم اَل َتْع َلُم وَن َش ْئًـا َو َجَعَل َلُك ُم ٱلَّسْمَع َو ٱَأْلْبَٰص َر َو ٱَأْلْفِٔـَدَةۙ َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُروَن‬

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.10

Ayat ini menyatakan bahwa urainnya merupakan salah satu bukti


kekuasaan Allah menghidupkan kembali siapa yang meninggalkan dunia serta
kebangkitan pada akhir kiamat. Ayat ini menyatakan: dan sebagaimana Allah
mengeluarkan kamu berdasarkan kuasa-kuasa dan ilmu-Nya dari perut ibu-ibu
kamu sedang tadinya kamu tidak mempunyai wujud, demikian pula dia mampu
mengeluarkanmu dari perut bumi dan menghidupkan kembali. Ketika dia
mengeluarkan kamu dari ibu-ibu kamu, kamu semua dalam keadaan tidak
mengetahui apa-apa disekitarmu, dan dia menjadikan bagi kamu
pendengaran,penglihatan, dan aneka hati sebagai bekal dan alat untuk meraih
pengetahuan agar kamu bersyukur dan menggunakan alat-alat tersebut sesuai
dengan tujuan Allah menganugrahkan kepada kamu.11

b) Surat Al-Mu’minum Ayat 78


‫َو ُهَو ٱَّلِذٓى َأنَش َأ َلُك ُم ٱلَّس ْمَع َو ٱَأْلْبَٰص َر َو ٱَأْلْفِٔـَدَةۚ َقِلياًل َّم ا َتْشُك ُروَن‬
“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran,
penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.”12
Ketika menafsiran surat an-Nahl:78 penulis antara lain mengemukakan
bahwa ayat tersebut menggunakan kata as-sam/pendengaran dengan bentuk
tunggal dan menempatkannya sebelum kata al-abshar/penglihatan-penglihatan
yang berbentuk jamak serta al-af’idah yang berbentuk jamak. Didahulukan kata

9
Jurnal Al-Bayan, (VOL.19, NO,28,JULI-DESEMBER 2013.),hal.110-111
10
Referensi : https://tafsirweb.com/37129-surat-an-nahl-lengkap.html
11
M,Quraish, Shihab. Tafsir al-Misbah , volume 6,Jakarta:Lentera Hati 2012.hal 672
12
Referensi : https://tafsirweb.com/37145-surat-al-muminun-lengkap.html

6
‘pendengaran’ sebelum kata’penglihatan’ merupakan pengurutan yang sangat
tepat karena memang ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa indra
pendengaran mendahului indra penglihatan. Dalam hal ini pendengaran menjadi
sangat penting berkaitan dengan dakwah.

c) Surat Al Mulk Ayat 23


‫ُقْل ُهَو ٱَّلِذٓى َأنَش َأُك ْم َو َجَعَل َلُك ُم ٱلَّسْمَع َو ٱَأْلْبَٰص َر َو ٱَأْلْفِٔـَدَةۖ َقِلياًل َّم ا َتْشُك ُروَن‬

Katakanlah: “Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu


pendengaran, penglihatan dan hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.13

Ayat diatas memerintahkan Nabi Mhammad ‫ﷺ‬. Utuk mengingatkan


manusia bahwa katakanlah,wahai Nabi Muhammad: dialah sendiri,yakni ar-
Rahman pencurah kasih buat seluruh makhluk, yang mengadakan kamu, yakni
yang menciptakan kamu tahap demi tahap dimulai dengan sperma dan
pertemuannya dengan indung telur, lalu menjadi alaqah, kemudian menjadi
mudghah, dan seterusnya sampai sempurna penciptaan fisik dan diembuskan ruh
lalu lahir di pentas bumi dan menjadikan bagi kamu pendengaran,penglihatan-
penglihatan, serta aneka hati agar kamu menggunakannya secara baik sebagai
tanda kesyukuran kepada-Nya.tetapi amat sedikit kamu bersyukur.14

4. Pedoman Pemilihan Media Dakwah


Dengan banyaknya yang ada maka da’i harus dapat memilih media paling
efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Tentunya dengan pemilihan yang tepat
atau dengan menetapkan prinsip-prinsip pemilihan media. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada waktu memilih media adalah sebagai berikut:15
a. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk keseluruhan masalah
atau tujuan
b. dakwah. Sebab setiap media memiliki
c. karakteristik(kelebihan,kekurangan,keserasian)yang berbeda-beda.
d. Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak dicapai
e. Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya.
f. Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.
g. Pemelihan media hendaknya dilakukan dengan cara objektif, artinya
pemilihan media
h. bukan atas dasar kesukaan da’i
13
Referensi : https://tafsirweb.com/37308-surat-al-mulk-lengkap.html
14
M.Quraish, Shihab, Tafsir al-Misbah , Volume 14, Jakarta: Lentera Hati,2012,hal.225
15
Samsul Munir, Ilmu Dakwah, h.144

7
i. Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian
j. Efektivitas dan efensiensi harus diperhatikan

5. Perkembangan Media Dakwah Islam di Indonesia


Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai penjuru
di Nusantara. Yang merupakan moment kebangkitan kekuatan politik
umatkhususnya didaerah Jawa ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur
turunkewibawaannya karena konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan
Kalijaga yang membina di wilayah tersebut bersama Raden Fatah yang
merupakaN keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam
pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak.

Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam


yang lainnya, walaupun masih bersifat lokal. Pada abad13 Masehi ada fenoma
yang disebut dengan Wali Songo yaitu ulama-ulama yang menyebarkan dakwah
di Indonesia. Wali Songo mengembangkan dakwah atau melakukan proses
Islamisasinya melalui saluran- saluran:

• a) Perdagangan

• b)Pernikahan

• c) Pendidikan (pesantren) Pesantren merupakan lembaga pendidikan


yang asli dari akar budaya Indonesia, dan juga adopsi dan adaptasi hasanah
kebudayaan pra Islam yang tidak keluar dari nilai-nilai Islam yang dapat
dimanfaatkan dalam penyebaran Islam. Ini membuktikan Islam sangat menghargai
budaya setempat selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam

• d) Seni dan budaya Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada
masyarakat jawa khususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang
sebagai media dakwah dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan
nilai-nilai Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan
diajarkannya egaliterialisme yaitu kesamaan derajat manusia di hadapan Allah
dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawam seperti Semar, Gareng, Petruk,
dan Bagong. Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional (daerah) dalam

8
langgam Islami, ini berarti nasyid sudah ada di Indonesia ini sejak jaman para
wali. Dalam upacara-upacara adat juga diberikan nilai-nilai Islam.

6. Strategi Media Dakwah Di Indonesia


Masuknya Islam ke Indonesia memiliki berbagai cara. Hal inilah yang
kemudian dinamakan media dakwah Islamisasi yang berkontribusi besar bagi
proses penyebaran Islam di Indonesia sehingga begitu mudah diterima oleh
masyrakat Indonesia. Berikut ini adalah media dakwah tradisional tersebut :

 Perdagangan

Indonesia memiliki wilayah strategis pada sektor perdagangan.


Perdagangan Islam di Indonesia dimulai sekitar abad ke 7 hingga 16 M.
Perdagangan yang terjadi antara muslim dan pedagang Indonesia
mengharuskan para pedagang muslim untuk singgah dan membentuk
pemukiman. Dari sinilah dimulai kegiatan dakwah dan dan pendidikan
informal mengenai Islam yang kemudian mempermudah Islamisasi di
Indonesia.

 Perkawinan

Perkampungan Islam yang terbentuk oleh para pedagang Islam


memunculkan interaksi antara pedagang muslim dan pribumi. Hubungan
diantara keduanya berkembang menjadi status perkawinan. Umumnya
para pedagang muslim yang kaya mendapatkan gadis pribumi yang
terhormat. Strata tinggi pedagang arab membuat keuntungan tersendiri
bagi pribumi. Ketika akad pernikahan, wanita pribumi diwajibkan untuk
mengucapkan syahadat, sebagai bentuk penerimaan terhadap Islam.

 Pendidikan

Pesantren menjadi fondasi strategis dalam kemajuan Islam di Indonesia.


Melalui jalur pendidikan pesantren yang dilakukan guru, kyai atau para
ulama, Islam lebih mudah disebarkan. Setelah siswa pesantren mengikuti
pendidikan maka mereka akan keluar untuk menyebarkan dan
mengajarkan Islam ke berbagai wilayah.

9
 Tassawuf

Tassawuf adalah ajaran yang berusaha mendekatkan umatnya kepada


Allah ‫ﷻ‬, Sang Pencipta. Tassawuf pada Islam sangat efektif dan
mampu mengadaptasi, mendiseminasi, dan mempercepat penyebaran
agama Islam untuk selanjutnya melakukan asimilasi terhadap budaya
sebelumnya. Pendekatan sufistik dakwah melalui nilai – nilai budaya lokal
yang tumbuh sebelumnya melahirkan hubungan kuat dan percepatan
akulturasi Islam dan budaya Hindu dan Buddha.

 Politik

Beralihnya kekuasaan kerajaan sangat berpengaruh pada rakyat sebuah


kerajaan. Dengan runtuhnya kerajaan Hindu dan Buddha ke Islam
membuat pengikut kerajaan menganut ajaran agama Islam. Perkembangan
Islam menjadi sangat cepat ketika kerajaan Islam memperluas
kekuasaannya.

 Seni dan Budaya

Masuknya Islam ke Indonesia juga tidak terlepas adanya akulturasi budaya


melalui seni budaya. Terlihat dari budaya yang dilakukan wali songo di
Jawa seperti Sunan Kalijaga yang memperkenalkan wayang Islam,
gamelan bonang dan lagu tombo ati dari Sunan Bonang, Maskumambang
dan Mijil serta pengubahan fungsi candi di Menara Kudus dari Sunan
Kudus. Hal ini membuat masuknya Islam ke Indonesia menjadi semakin
mudah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media dakwah yang dipraktekan dari masa ke masa secara subtansinya
tidak berbeda. Namun secara teknis metode dan strategi dakwah saat ini

10
cenderung mengikuti perkembangan zaman. Dalam pandangan dunia global ini
fenomena dakwah semakin menarik untuk dikaji dan akhirnya metode dakwahpun
dipraktekan sesuai dengan zaman .

oleh karena itu para da’I dan organisasi yang bergerak dalam bidang
dakwah dengan segera mungkin menindaklanjuti dakwah kepada kaum
terpiggirikan tersebut, seperti anak-anak punk,gelandangan dan para muallaf.

Proses penyebaran dakwah digenerasi saat ini di dukung penuh dengan


teknologi canggih. Dengan fitur-fitur yang sangat mendukung dimedia social
pendakwah dapat memanfaatkan sebagai alat penghubung antara da’I dan mad’u
baik secara berkala maupun secara terus menerus. Era digital ini sangatlah
menjadi alternative bagi pendakwah untuk menyampaikan pesan-pesan
dakwahnya.

Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan Wali Songo yaitu
ulama-ulama yang menyebarkan dakwah di Indonesia. Wali Songo
mengembangkan dakwah atau melakukan proses Islamisasinya melalui media
dakwah: a)Perdagangan b) Pernikahan c) Pendidikan (pesantren) d) Seni dan
budaya e) Tassawuf. Ketika penjajahan datang, mengubah pesantren-pesantren
menjadi markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta didik pesantren)
menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah sedangkan
ulamanya menjadi panglima perangnya.

Hampir seluruh wilayah di Indonesia yang melakukan perlawanan


terhadap penjajah adalah kaum muslimin besertaulamanya Dakwah Islam di
Indonesia terus berkembang dalam institusi-institusiseperti lahirnya Nadhatul
Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain. Lembaga-lembaga ke-Islaman
tersebut tergabung dalam MIAI (Majelis Islam ‘Ala Indonesia) yang kemudian
berubah namanya menjadi MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) yang
berperan penting dalam kemerdekaan dari penjajahan oleh negara lain terhadap
bangsa Indonesia.

Tetapi yang menjadi teka teki tentang penghapusan kalimat yang


kontroversi dalam piagam ini yaitu penghapusan “7kata “ lengkapnya kewajiban

11
menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk- pemeluknya yang terletak pada
alinea keempat setelah kalimat Negara berdasarkan kepada Ketuhan Yang maha
esa, tentu dipertanyakan peran ulama tentang perjuangan membela bangsa ini dari
penjajah

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


Ali Aziz.Moh,Ilmu Dakwah(Jakarta:Kencana,2004)

Saputra,Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012)

Syukir Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam(Surabaya:Al-Ikhlas,1983)

Ya’cub Hamzah, Publisistik Islam Teknik Dan Leader ship, Bandung:


Diponegoro, 1986

Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah,

Jurnal Al-Bayan, (VOL.19, NO,28,JULI-DESEMBER 2013.),

Shihab,M.Quraish, Tafsir al-Misbah , Volume 14, Jakarta: Lentera Hati,2012

Galeri swaramuslim pakdenono.com juni 2007 Harian Duta Masyarakat, (28-


30Maret 2007)ilaihi, Wahyu, 2007sejarah pengantar dakwah, Jakarta: Kencana.
Syamsu, Muhammad as, 1999,Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan
Sekitarnya, Jakarta:Lentera http://www.dakwatuna.com/2007/12/30/347/sejarah-
Islam-di-Indonesia/#ixzz32PuVIe3T

12
Lembar diskusi

Kelompok Pertanyaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

13

Anda mungkin juga menyukai