Disusun oleh :
Nama :
Nurhasan - 22020022
Rizal Ilhamsyah - 22020028
22020022 22020028
I
Daftar isi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................III
A. Latar Belakang....................................................................................................III
B. Rumusan Masalah...............................................................................................IV
C. Tujuan Pembahasan Masalah............................................................................IV
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................1
1. Pengertian Media Dakwah..................................................................................1
2. Bentuk – Bentuk Media Dakwah........................................................................2
3. Ayat-Ayat Tentang Media Dakwah....................................................................6
4. Pedoman Pemilihan Media Dakwah...................................................................7
5. Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia.......................................................8
6. Strategi Media Dakwah Di Indonesia.................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah pada masa Nabi Muhammad ﷺ. adalah sebuah penomena yang
cukup spektakuler. Dalam pengertian bahwa Nabi Muhammad ﷺ. telah
mampu menjadi pioner dunia tidak hanya dalam lingkup orang-orang Arab kala
itu, akan tetapi bagi seluruh alam semesta, yang dalam catatan sejarah hasilnya
diperoleh dalam kurun waktu yang relatif singkat. Pada pentas sejarah, dakwah
Nabi dibagi ke dalam dua periodisasi yakni periode Mekah dan Madinah.
Kedua periode ini memiliki karakter dan strategi masing-masing, hal ini dapat
dilihat dari sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh Nabi pada periode Mekah
dan Madinah. Para sejarawan memberikan kategorisasi bahwa dakwah Nabi di
Mekah bercirikan dengan misi penanaman aqidah terhadap umat, sementara di
Madinah lebih cenderung terhadap pembangunan sosial kemasyarakatan dan
hukum. Dalam perjalanan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ.
III
hidup mewah di negeri itu supaya menaati Allah tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-
hancurnya.”1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Media Dakwah?
2. Apa yang dimaksud dengan Bentuk-Bentuk Media Dakwah?
3. Apa yang dimaksud dengan Ayat-Ayat tentang Media Dakwah?
4. Apa yang dimaksud dengan Pemilihan Media Dakwah?
5. Apa yang dimaksud Perkembangan Dakwah islam Di Indonesia?
6. Apa yang dimaksud dengan Strategi Media Dakwah Di Indonesia?
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Toha Putra, 1989) ,h.426
IV
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Media Dakwah
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah
artinya perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa inggris media bentuk
dari medium yang berarti tengah, antara, rata-rata.2 Menurut Wilbur Schram
mendefenisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan
dalam pengajaran. Secara khusus yang maksud dengan media dakwah adalah
alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran,seperti buku, film,
video, kaset, slide dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan media
dakwah adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah
kepada mad’u.3
Media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara
untuk mencapai satu tujuan tertentu. Sedangkan dakwah adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang
telah ditentukan,media dakwah ini dapat berupa barang atau alat,orang,tempat
kondisi tertentu dan sebagainnya.4
Kata dakwah dalam pengertian terminology adalah menyeru,memanggil,
mengajak,menjamu. Adapun orang yang melakukan ajakan atau seruan
tersebut dikenal dengan da’I (orang yang menyeru). Pada sisi lain, karena
penyampaian dakwah termasuk tabligh, maka pelaku dakwah tersebut
disamping dapat disebut sebagai da’I dapat pula disebut sebagai mubaligh
yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator untuk menyampaikan
pesan(messege)kepada pihak komunikan.
Menurut Hamzah Ya’cub, media dakwah adalah alat objektif yang menjadi
saluran, yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan
merupakan urat nadi dalam totalitet dakwah. Sementara itu, Wardi Bachtiar
dalam Samsul Munir Amin menjelaskan bahwa media dakwah merupakan
2
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah(Jakarta:Kencana,2004),h.403
3
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012),h.288
4
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam(Surabaya:Al-Ikhlas,1983)h.63
1
perantara yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada
penerima materi dakwah. Media yang dimaksud bisa berupa televisi, video,
kaset, rekaman, majalah, dan surat kabar.5
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa
media dakwah adalah sasaran atau alat untuk mempercepat ide-ide dakwah
agar dapat dipahami dan diterima oleh mad’u. oleh karena itu, media dakwah
perlu menjadi perhatian para pelaksana dakwah.
5
Hamzah Ya’cub,Publisistik Islam Teknik Dan Leadership,Bandung: Diponegoro,1986
6
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, h.144
2
a. Lisan
Di antara media lisan adalah khutbah, nasehat, pidato,
ceramah,diskusi,musyawarah dan lain-lain. Isyarat tentang media lisan ini, antara
lain dalam Q,S. al-A’raf ayat 158.
ۖ ُقْل َٰٓيَأُّيَه ا ٱلَّن اُس ِإِّنى َر ُس وُل ٱِهَّلل ِإَلْيُك ْم َجِم يًع ا ٱَّل ِذ ى َل ۥُه ُم ْل ُك ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِضۖ ٓاَل ِإَٰل َه ِإاَّل ُه َو ُيْح ِىۦ َو ُيِم يُت
َفَٔـاِم ُنو۟ا ِبٱِهَّلل َو َر ُسوِلِه ٱلَّنِبِّى ٱُأْلِّمِّى ٱَّلِذ ى ُيْؤ ِم ُن ِبٱِهَّلل َو َك ِلَٰم ِتِهۦ َو ٱَّتِبُعوُه َلَع َّلُك ْم َتْهَتُد وَن
Artinya: Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang
ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-
Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".7
7
Referensi : https://tafsirweb.com/2612-surat-al-araf-ayat-158.html
3
Artinya : ingatlah, ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “wahai
ayahku,sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan
bulan. Kulihat semuanya sujud kepadaku.8
Dalam beberapa ayat tersebut dinyatakan bahwa para Nabi telah
menyampaikan dakwahnya pertama kali dengan menggunakan media lisan secara
langsung. Termasuk dalam kelompok ini khutbah, ceramah, nasehat, pidato dan
sebagainya, yang kesemuanya dilakukan dengan lidah atau suara.
b. Tulisan
Dakwah dengan cara tulisan adalah dakwah yang dilakukan dengan
perantara tulisan, seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dan lain sebagaianya.
Secara langsung memang tidak ditemui dalam Al-Quran anjuran menggunakan
media tulisan sebagai alat dakwah,tetapi secara tersirat dapat dipahami dari satu
surat yang terdapat dalam al-Quran, yaitu surat AlQalam.
Dalam surat tersebut ditanyakan bahwa Allah ﷻbersumpah dengan
huruf nun, sebagai isyarat terpenting tentang peran huruf, pena dan tulisan dalam
pelaksanaan dakwah islamiyah. Hal ini dapat lebih dipahami dengan menelaah
surat Al-Qalam ayat 1. Artinya: Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, dan
juga dapat lebih diperkuat dengan memahami surat Al-Alaq 1-5.
Rasulullah telah memberi contoh dengan memerintahkan menulis surat
yang ditunjukan kepada kepala-kepala Negara yang bukan islam untuk menyeru
mereka agar menerima islam, seperti surat beliau kepada Kisra di Persia, Hercules
di Bizantium, Mauqaqis di Mesir dan Negus di Ethiopia. Surat Rasulullah itu
antara lain berbunyi,” saya mengajak tuan memperkenankan panggilan
Allah,peluklah Islam supaya tuan selamat.Ini menunjukan bahwa dakwah
Rasulullah selain dilaksanakan dengan metode media lisan juga dengan tulisan.
c. Akhlak
Akhlak di sini ialah perilaku yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari
8
https://tafsirweb.com/3742-surat-yusuf-ayat-4.html
4
dapat dijadikan media dakwah dan sebagai alat untuk mencegah orang dari
berbuat
kemungkaran,atau juga yang mendorong orang lain berbuat ma’aruf, seperti
membangun masjid, sekolah atau suatu perbuatan yang menunjang terlaksananya
syariat Islam ditengah tengah masyarakat.
Sehubung dengan metode yang digunakan oleh Rasulullah dapat diterapkan
sampai sekarang ini sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari sebagai
berikut:
“Rasulullah berkata kepada Mu’az bin Jabal sebelum beliau
melepaskannya ke yaman:” sesungguhnya engkau akan mendatangi negeri yang
penduduknya ahli kitab. Jika engkau sampai disana, dakwahilah mereka untuk
mengikrarkan dua kalimat syahadat. Jika mereka merespon dakwahmu, maka
sampaikanlah pada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat lima waktu
sehari semalam, jika mereka menaati perintah ini, maka sampaikanlah kepada
mereka bahwa Allah mewajibkan mereka zakat yang diambil dari orang-orang
kaya untuk didistribusikan kepeda orang miskin diantara mereka. Jika mereka
menaati perintah ini, maka berhati-hatilah dengan harta berharga mereka, dan
berhati-hatilah dengan doa orang yang terzalimi, karena doa mereka lebih
berhijab untuk sampai kepada Allah (HR.Bukhari).”
Pesan hadis diatas menunjukan bahwa, pelaksanaan dakwah berdasarkan
metode tertentu haruslah melihat fenomena yang ada dalam masyarakat tersebut.
Dengan kata lain metode dakwah seharusnya dengan sangat berhati-hati
disampaikan. Jika salah satu metode dakwah dijalankan secara harmonis maka
langkah selanjutnya harus dilakukan.
Namun jika startegi pertama tidak mendapat sambutan, maka jangan terlalu
dipaksakan kepada sasaran dakwah. Dan juga dakwah sebagai startegi dan
negoisasi ini sangat erat dengan budaya setempat. Salah satu stategi dan metode
dakwah yang dilancarkan oleh Rasulullah ﷺsebagai berikut:
“Dari Anas bin Malik, ketika Rasulullah ingin menulis surat ke Raja
Romawi para sahabat berkata:” sesungguhnya mereka(orang-orang Romawi),
tidak akan menerima dan membaca surat kecuali surat yang bersetempel. Anas
berkata: maka Rasulullah pun membuat cicin dari perak, seolah-olah aku melihat
5
putihnya perak tersebut di tangan Rasulullah, stempel tersebut tertulis;
Muhammad Rasulullah.(HR.Muslim).”9
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.10
9
Jurnal Al-Bayan, (VOL.19, NO,28,JULI-DESEMBER 2013.),hal.110-111
10
Referensi : https://tafsirweb.com/37129-surat-an-nahl-lengkap.html
11
M,Quraish, Shihab. Tafsir al-Misbah , volume 6,Jakarta:Lentera Hati 2012.hal 672
12
Referensi : https://tafsirweb.com/37145-surat-al-muminun-lengkap.html
6
‘pendengaran’ sebelum kata’penglihatan’ merupakan pengurutan yang sangat
tepat karena memang ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa indra
pendengaran mendahului indra penglihatan. Dalam hal ini pendengaran menjadi
sangat penting berkaitan dengan dakwah.
7
i. Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian
j. Efektivitas dan efensiensi harus diperhatikan
• a) Perdagangan
• b)Pernikahan
• d) Seni dan budaya Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada
masyarakat jawa khususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang
sebagai media dakwah dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan
nilai-nilai Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan
diajarkannya egaliterialisme yaitu kesamaan derajat manusia di hadapan Allah
dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawam seperti Semar, Gareng, Petruk,
dan Bagong. Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional (daerah) dalam
8
langgam Islami, ini berarti nasyid sudah ada di Indonesia ini sejak jaman para
wali. Dalam upacara-upacara adat juga diberikan nilai-nilai Islam.
Perdagangan
Perkawinan
Pendidikan
9
Tassawuf
Politik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media dakwah yang dipraktekan dari masa ke masa secara subtansinya
tidak berbeda. Namun secara teknis metode dan strategi dakwah saat ini
10
cenderung mengikuti perkembangan zaman. Dalam pandangan dunia global ini
fenomena dakwah semakin menarik untuk dikaji dan akhirnya metode dakwahpun
dipraktekan sesuai dengan zaman .
oleh karena itu para da’I dan organisasi yang bergerak dalam bidang
dakwah dengan segera mungkin menindaklanjuti dakwah kepada kaum
terpiggirikan tersebut, seperti anak-anak punk,gelandangan dan para muallaf.
Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan Wali Songo yaitu
ulama-ulama yang menyebarkan dakwah di Indonesia. Wali Songo
mengembangkan dakwah atau melakukan proses Islamisasinya melalui media
dakwah: a)Perdagangan b) Pernikahan c) Pendidikan (pesantren) d) Seni dan
budaya e) Tassawuf. Ketika penjajahan datang, mengubah pesantren-pesantren
menjadi markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta didik pesantren)
menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah sedangkan
ulamanya menjadi panglima perangnya.
11
menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk- pemeluknya yang terletak pada
alinea keempat setelah kalimat Negara berdasarkan kepada Ketuhan Yang maha
esa, tentu dipertanyakan peran ulama tentang perjuangan membela bangsa ini dari
penjajah
12
Lembar diskusi
Kelompok Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
13