Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“Dasar - Dasar Filsafat Keilmuan Islam”


Disusun untuk memenuhi Tugas Makalah Filsafat Ilmu
Yang dibimbing oleh Ustadz Sabrun Jamil, M.Pd

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZAL ILHAMSYAH
NIM : 22020028
MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH HIDAYATULLAH BATAM
KEPULAUAN RIAU
2023
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!


Puji syukur kehadirat Allah ‫ ﷻ‬yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Filsafat Ilmu tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah ‫ﷺ‬, sang manajer
sejati Islam yang selalu becahaya dalam sejarah hingga saat ini.
Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing penulis selama ini
Tentunya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan.
Olehnya itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu!

Batam, 03 Februari 2023

Penulis
Rizal Ilhamsyah

i
Daftar isi

Daftar isi
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
BAB I ..................................................................................................................... iii
A. Latar Belakang ............................................................................................. iii
B. Rumusan Masalah........................................................................................ iv
C. Tujuan .......................................................................................................... iv
BAB II .....................................................................................................................1
A. Pengertian Filsafat Islam ............................................................................... 1
B. Hubungan Filsafat Islam Dengan Filsafat Yunani ......................................... 2
C. Karakteristik Filsafat Islam ........................................................................... 3
D. Tokoh-Tokoh dalam Filsafat Islam ................................................................ 3
E. Pokok-Pokok Masalah Yang Di Bahas Dalam Filsafat Islam ......................... 5
F. Menyikapi Perbedaan Pendapat Para Filosof Islam ...................................... 8
G. Manfaatnya Bagi Kehidupan ......................................................................... 9
BAB III ..................................................................................................................10
A. Kesimpulan .................................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................... 10
BAB IV ..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkataan filsafat berasal dari dua patah kata bahasa Yunani, yaitu Philos dan
sophia. Secara etimologis. Philos berarti cinta (loving dalam bahasa Inggris),
sedang sophia berarti kebijaksanaan (wisdom dalam bahasa Inggris), atau
kepahaman yang mendalam. Pengertian filsafat menurut bahasa aslinya adalah
cinta terhadap kebijaksanaan.1
Jadi secara bahasa, filsafat berarti hasrat atau keinginan sungguh-sungguh
akan kebenaran sejati. Dengan kata lain filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang
hakikat, inti sari, atau esensi dari segala sesuatu.2
Menurut Sidi Gazalba, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik,
radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat
mengenai segala sesuatu yang ada.3
Filsafat merupakan sikap. Sebuah sikap hidup dan sikap terhadap kehidupan.
Dengan melakukan penyikapan terhadap hidup maka manusia perlu mengetahui
hakikat hidup ini. Pengetahuan tentang hidup ini menjadi penerang jalan
kehidupan. Setelah manusia memilki jalan kehidupan maka manusia dapat
mencapai tujuan hidupnya. Pengertian filsafat dari segi istilah sangat beragam.
Keragaman tersebut disebabkan oleh keragaman pemikiran dan perbedaan sudut
pandang ketika melihatsuatu objek filsafat. Berkenaan dengan pengertian filsafat
tersebut, bisa menggunakan dan mencarikannya dengan pendekatan filosofis.
Tentunya, jika hal itu yang digunakan, maka sangat wajar pendefinisian tentang
filsafat sangat beragam dan bervariasi, baik dari segi makna maupun ruang
lingkupnya.4

1
Muhammad As-Said, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2011), 1.
2
Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 12.
3
3 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 3
4
A. Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departeman Agama Republik Indonesia, 2009), 4–5.

iii
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang ini, maka penyusun membuat suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian filsafat dan filsafat Islam?
2. Bagaimanakah hubungan filsafat Islam dengan filsafat yunani?
3. Apakah latar Karakteristik filsafat Islam dan tokoh-tokohnya?
4. Apa saja pokok-pokok masalah yang dibahas dalam filsafat Islam?
5. Bagaimanakah cara menyikapi perbedaan para filosof Islam, dan apa saja
manfaatnya bagi kehidupan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat Islam.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari filsafat Islam dengan filsafat yunani.
3. Untuk mengetahui Karakteristik filsafat Islam dan tokoh-tokohnya
4. Untuk mengetahui pokok-pokok masalah yang dibahas dalam filsafat
Islam.
5. Untuk mengetahui cara menyikapi perbedaan para filosof Islam dan
manfaatnya bagi kehidupan.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Islam


Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian,
kemanusiaan, dan alam yang dilandasi ajaran Islam sebagai suatu aturan
pemikiran yang logis dan sistematis. Selain itu, filsafat Islam memaparkan pula
secara luas ontologi dan menunjukkan pandangannya tentang ruang, walks materi,
serta kehidupan. Filsafat Islam berupaya memadukan anta wahyu dengan akal,
antara akidah dengan hikmah, antara agama dengan filsafat, dan menjelaskan
kepada mana bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal.

Dalam perkembangan selanjutnya, cakupan filsafat Salam diperluas ke segala


aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam khasanah pemikiran keislaman, seperti ilmu
kalam, ushal fiqih, tasawuf, dan ilmu pikir lainnya yang diciptakan oleh ahli pikir
Islam. Ibrahim Makdur memberikan batasan bahwa filsafat Islam adalah
pemikiran yang lahir dalam pemikiran dunia Islam untuk menjawab tantangan
zaman, meliputi Allah dan alam semesta, wahyu dan akal, agama dan filsafat.
Pendapat lainnya mendefinisikan tentang filsafat Islam sebagai pembahasan
tentang alam dan manusia yang disinari ajaran Islam (Fu'ad,.5

Sementara itu Filsafat Islam merupakan gabungan dari dua kata, yaitu filsafat
dan Islam.Jadi filsafat Islam, Islamic philosophy, pada hakikatnya adalah filsafat
yang bercorak islami.Islam menempati posisi sebagai sifat, corak, dan karakter
dari filsafat.Filsafat Islam bukan filsafat tentang Islam, bukan the philosophy of
Islam.Filsafat Islam artinya berpikir dengan bebas dan radikal namun tetap berada
pada makna, yang mempunyai sifat, corak, serta karakter yang menyelamatkaan
dan memberi kedamaian hati6

5
Al-Ahwi, Ahmad fuad. 1997, Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus
6
Zaprulkhan.2014. Filsafat Islam Sebuah KajianTematik. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
(Hlm.5)

1
B. Hubungan Filsafat Islam Dengan Filsafat Yunani
Tidak dapat dimungkiri bahwa filsafat Islam terpengaruh oleh filsafat Yunani.
Hal ini karena kontak umat Islam dengan kebudayaan Yunani bersamaan
waktunya dengan penulisan ilmu-ilmu Islam. Oleh karena itu, unsur-unsur
kebudayaan Yunani memberikan pengaruh dan corak tertentu, terutang dalam
bentuk dan isi. Pada bentuk pengaruh logika Yunani, ilmu-ilmu Islam diberi
warna baru serta ditempa menurut pola Yunani dan disusun dengan sistem
Yunani. Jadl, logika Yunani mempunyai pengaruh yang sangat besar pada alam
pikiran Islam pada zaman Dinasti Abbasiyyah7

Para filsuf muslim mengambil sebagian besar pandangan Aristoteles. Mereka


pun banyak mengagumi Plato dan mengikutinya pada berbagai aspek. Akan
tetapi, berguru bukan berarti mengekor atau menjiplak. Mereka hanya mengambil
beberapa pemikiran yang dikemukakan oleh para filsuf Yunani secara garis besar
kemudian dikembangkan sendiri. Secara sederhana, filsafat Islam dapat
dirangkum menjadi tiga aspek, yaitu sebagai berikut :

a. Filsafat Islam membahas masalah yang sudah pernah dibahas filsafat Yunani
dan lainnya, seperti ketuhanan, alam, dan roh. Namun, penyelesaian filsafat
Islam berbeda dengan para filsafat lain. Para filsuf muslim juga
mengembangkan dan menambahkan ke dalamnya hasil-hasil pemikiran
mereka sendiri.
b.Filsafat Islam membahas masalah yang belum pernah di-bahas oleh generasi
sebelumnya, seperti filsafat kenabian.
c. Dalam filsafat Islam terdapat pemaduan antara agama dan filsafat, akidah
dan hikmah, serta wahyu dan akal. Jika dilihat dari aspek sejarah, kelahiran
ilmu filsafat Islam dilatarbelakangi oleh adanya usaha penerjemahan naskah-
naskah ilmu filsafat ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan sejak masa
klasik Islam Usaha ini melahirkan sejumlah filsuf besar muslim. Dunia Islam
belahan timur yang berpusat di Baghdad lebih dahulu melahirkan filsuf
muslim daripada dunia Islam belahan barat yang berpusat Cordoba, Spanyol.

7
Amin Hoesin,Oemar. 1964. Filsafat islam. Jakarta:Bulan Bintang (Amin, 1972: 274).

2
C. Karakteristik Filsafat Islam

dikutip dari buku Untuk Apa Belajar Filsafat Islam? karya Muhammad Iqbal M
Filsafat Islam memiliki karakteristik tertentu yang membedakan filsafat ini dengan
cabang filsafat lainnya antara lain :

a. Sebagai Filsafat Religius-Spiritual


Filsafat Islam disebut sebagai religius karena filsafat ini berasal dari
ajaran Islam. Tokoh pemikirnya merupakan umat Islam yang hidup
dengan kebudayaan Islam. Filsafat Islam juga hadir sebagai lanjutan
dari pembahasan-pembahasan keagamaan dan teologi yang ada
sebelumnya. Oleh sebab itu, topik-topik pembahasan dalam Islam yang
bersifat religius dan mengesakan Tuhan.
b. Bersifat Rasional
Meskipun bersifat religius dan spiritual, filsafat Islam juga masih
mengemukakan akal dan menafsirkan problematika di alam semesta
berdasarkan akal dan logika. Penyatuan rasional dan spiritual terlihat
jelas dalam berbagai diskursus yang dikaji oleh para filosof muslim.
Teori Emanasi yang dikembangkan al-Kindi, al-Farabi dan Ibnu Sina
membuktikan hal tersebut, dikatakan bahwa al-Farabi, merasa kecewa
atas buku Metafisika Aristoteles. Dengan cara religius dan spiritual ini,
filsafat Islam bisa mendekati filsafat skolastik, bahkan sejalan dengan
filsafat kontemporer.
c. Bersumber dari Alquran dan Hadis
Filsafat Islam berlandaskan pada prinsip agama Islam dalam hal ini
Alquran dan hadis. Maka sumber ilmu dalam filsafat Islam adalah dalil-
dalil wahyu dan dalil-dalil rasional (‘aqli).

D. Tokoh-Tokoh dalam Filsafat Islam

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, pemikiran Islam banyak


berasal dari filsuf muslim, bukan filsuf Yunani. Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang
berkontribusi dalam memberikan pemikiran dalam filsafat Islam :

3
a. Al-Kindi merupakan filsuf Islam yang ternama. Bukan hanya seorang
filsuf, Al-Kindi juga merupakan seorang ilmuwan ternama pada
zamannya. Berkaitan filsafat, Al-Kindi berpendapat bahwa antara
agama dan filsafat tidak ada pertentangan. Menurut Al-Kindi, ilmu
tauhid merupakan cabang ilmu termulia dari filsafat. Selain itu, Al-
Kindi berpendapat bahwa filsafat adalah cara untuk mencari hakikat
dari suatu kebenaran dan hakikat pertama adalah Tuhan.
b. Al-Farabi adalah seorang filsuf Islam yang memberikan pemikiran
mengenai konsep kebahagiaan. Menurutnya, kebahagian merupakan hal
tertinggi yang didambakan manusia. Al-Farabi berpendapat bahwa
kebahagian bisa diperoleh dengan perbuatan terpuji melalui kehendak
dan pemahaman yang telah diniatkan. Dari aspek psikologis, Al-Farabi
melakukan 'amal iradi. Untuk itu, ia membedakan iradah dari ikhtiar.
Menurut Al-Farabi, iradah atau kehendak dilahirkan oleh rasa rindu dan
keinginan yang dibangkitkan oleh rasa dan imajinasi, sedangkan ikhtiar
semata-mata dilahirkan pemikiran dan analisa. Al-Farabi menjelaskan
bahwa manusia bisa berbuat baik jika berkehendak. Namun, hal
tersebut dibatasi oleh hukum alam, lingkungan sekitar dan qada dan
qadar.
c. Ibnu Sina terkenal dengan dua bukunya yang berkontribusi besar pada
dunia kedokteran. Meskipun latar belakang sebagai seorang dokter,
ternyata Ibnu Sina pun juga salah satu filsuf yang tertarik dan banyak
mengembangkan metafisika dan filsafah tentang jiwa. Salah satu
pemikiran Ibnu Sina yang terkenal dalam filsafat Islam adalah
"berbuatlah karena masing-masing diberi kebebasan sesuai dengan
kodratnya".
d. Ibnu Rusyd adalah tokoh ilmuwan dan filsuf Islam yang dikenal
dengan pemikirannya yang kritis dan rasional. Dalam dunia Barat, ia
dikenal dengan nama Averroes. Ibnu Rusyd adalah pendukung ajaran
filsafat Aristoteles atau Aristotelianisme.8 Ia banyak mempelajari

8
Aristotelianisme merupakan pandangan filsafat yang berasal dari Aristoteles (384-322 SM), yang
dibandingkan dengan aliran Plato yang sebelumnya lebih bersifat realis.,Wikipedia.org

4
filsafat Aristoteles dan menuliskan tasfsirannya dan berusaha
mengembalikan filsafat dunia Islam ke ajaran Aristoteles yang asli.
Ibnu Rusyd pernah mengkritik pemikiran Neoplatonisme yang banyak
ditemukan dalam pemikiran Al-Farabi dan Ibnu Sina yang dianggapnya
bertolak belakang dengan pemikiran Aristoteles. Salah satu
pemikirannya yang terkenal adalah akal pikiran bekerja berdasarkan
maj’ani kulliyah yang mana di dalam pengertian umum di dalamnya
mencakup hal-hal penting yang bersifat juzi’iyah (partial).
e. Al-Ghazali adalah salah satu tokoh filsafat Islam yang terkenal dengan
karya-karya filsafatnya. Salah satu pemikirannya adalah ilmu
pengetahuan sebenarnya tidak dapat ditangankan menggunakan panca
indera manusia. Oleh sebab itu, Al-Ghazali disebut lebih mempercayai
akal daripada panca indera. Sebagai filsuf yang menjadi seorang
akademisi di Nidzamiyah, Baghdad, Al-Ghazali banyak menerbitkan
karya-karya filsafatnya. Karya-karya Al-Ghazali yang terkenal adalah
kitab Ihya Ulum Ad-din, Al-Munqidz min adh-Dhalal dan Tahafut al-
Falasifah. Sampai saat ini.
E. Pokok-Pokok Masalah Yang Di Bahas Dalam Filsafat Islam
Di antara persoalan yang dibahas oleh para filsuf Islam adalah soal akal,
wahyu, politik, penciptaan alam, akhlak, teologi, hukum islam, dan tasawuf.
Berbagai masalah tersebut termasuk hal-hal yang penting dalam kajian akademik
dan kehidupan manusia. Dalam hal ini akan dibahas masalah tentang akal dan
wahyu, timbulnya yang banyak dari yang Mahasatu (Tuhan) atau kejadian alam,
soal roh, dan kelanjutan hidup sesudah roh terlepas dari badan.
1. HUBUNGAN FILSAFAT (AKAL) DAN AGAMA
Hubungan filsafat dan agama merupakan hubungan yang sangat erat
kaitannya. Filsafat dan agama safawi tidak bisa bertentangan. Dalam kajiannya
filsafat membahas tentang kebenaran dan wahyu membawa informasi tentang
kebenaran. Keduanya sama-sama membahas tentang kebenaran.Selanjutnya
agama disamping wahyu juga menggunakan akal, filsafat juga memakai akal.
Filsafat yang paling tinggi adalah filsafat yang membahas al-haqq al-awwal.

5
Membahas soal Tuhan diwajibkan dalam islam. Oleh karena itu mempelajari
filsafat dalam islam tidak dilarang9
Al-Farabi berpendapat bahwa filsafat dapat mengganggu keyakinan orang
awam. Oleh karena itu, ia menyarankan agar filsafat tidak dibocorkan dan tidak
disampaikan kepada orang awam. Para filsuf seharusnya menulis pemikiran
filsafatnya dalam bahasa dan gaya yang tidak jelas, agar kalau jatuh ke tangan
awam, mereka tidak dapat memahaminya sehingga tidak mengancam keyakinan
mereka.10
Sedangkan Ibn Rusyd menjelaskan hubungan filsafat dan wahyu mengatakan,
bahwa filsafat ialah tidak lain dari berpikir tentang wujud untuk mengatahui
semua yang ada ini. Al-Quran sebagaimana dapat dilihat dari ayat-ayat yang
mengandung kata-kata afalaa yandzurun (mengapa mereka tidak
memperhatikan/berpikir), afalla yatadabbarun (mengapa mereka tidak
merenungkan), laayatin li ulil al-bab (sebagai tanda bagi orang-orang yang
berpikir, dan sebagainya, menyuruh agar manusia berpikir tentang wujud dan
alam sekitarnya untuk mengetahui Tuhan. Dengan demikian.Tuhan sebenarnya
menyuruh manusia agar berfilsafat. Oleh karena itu, ia berpendapat, bahwa
berfilsafat hukumnya wajib, atau sekurang-kurangnya sunah. Selanjutnya Ibn
Rusyd menambahkan jika pendapat akal bertentangan dengan wahyu maka teks
wahyu harus diberi interpretasi sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan pendapat
akal. Menurutnya, bahwa ayat-ayat Al-Qur’an disamping mengandung arti lahir,
juga megandung arti batin. Umpamanya surga, dalam arti lahir, berbentuk
jasmani.Adapun dalam arti batin, yang dimaksud surga ialah kesenangan spiritual
atau intelektual.11

2. TENTANG KEJADIAN ALAM (TIMBULNYA YANG BANYAK DARI


YANG MAHASATU)
Dalam membahas Tuhan, para filsuf itu ingin menjelaskan keesaan mutlak
Tuhan.Menurut al-Kindi, misalnya bahwa Tuhan adalah unik, tidak mengandung

9
Amsal Bakhtiar, Tema-Tema Filsafat Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, cet I, hlm. 120-121
10
Natta Abuddin, 2011. Studi Islam Komprehensif, Jakarta:KENCANA hlm.304
11
Natta Abuddin, 2011. Studi Islam Komprehensif, Jakarta:KENCANA hlm. 304

6
arti juz’i (particular) dan tidak pula mengandung arti kulli (universal).Ia adalah
semata-mata satu. Hanya ialah yang satu, selain-Nya mengandung arti banyak.
Untuk menjauhkan Tuhan dari arti banyak al-Farabi sebagaimana Plotinus
berpendapat, bahwa alam ini memancar dari Tuhan dengan melalui akal-akal yang
jumlahnya sepuluh.Antara alam materi dan Tuhan terdapat pengantara.Tuhan
berpikir tentang diri-Nya dan dari pemikiran ini timbullah tama.Akal pertaman
berpikir tentang Tuhan, dan dari prmikiran ini tibullah akal kedua. Akal kedua ini
berpikir tentang Tuhan, dna timbullah akal ketiga denhgan demikian seterusnya
sehingga terwujud akal kesepuluh.
Akal pertama selanjutnya berpikir tentang dirinya dan dari pemikiran kedua
inilah timbul langit pertama. Akal-akal lainnya juga berpikir tentang dirinya
masing-masing, dan dari pemikiran ini timbullah bintang-bintang, Saturnus,
Jupiter, Mars, Matahari, Venus, Mercurius, bulan, dan bumi serta semua yang ada
di dalamnya. Dengan demiian Tuhan Yang Maha Esa tidak mempunyai hubungan
langsung malahan jauh dari alam materi yang mengandung arti banyak
ini.Demikianlah pendapat al-Farabi.
Ibn Sina mempunyai filsafat emanasi yang sama dengan al-Farabi. Bagi Ibn
Sina akal-akal itu ialah malaikat, dan Akal Kesepuluh yang mengatur Bumi
adalah Jibril.Menurut mereka kejadian alam adalah kejadian dalam bentuk
pancaran yang tidak mempunyai permulaan waktu.Dapat dipahami bahwa materi
asal yang menjadi dasar alam bagi mereka bersifatqodim, dalam arti tidak
mempunyai permulaan dalam waktu.12

3. TENTANG ROH DAN KELANGSUNGAN HIDUP

Menurut al-Kindi, bahwa roh bersifat sederhana, substansinya berasal dari


substansi Tuhan. Hubungannya dengan Tuhan sama dengan hubungan cahaya
dengan matahari. Roh adalah lain dari badan, dan mempunyai wujud tersendiri.
Dengan perantara rohlah manusia memperoleh pengetahuan pancaindra dan
pengetahuan akal. Pengetahuan pancaindra hanya mengenai yang lahir saja dan
dalam hal ini manusia dan binatang sama. Pengetahuan akal13menggambarkan

12
Natta Abuddin, 2011. Studi Islam Komprehensif, Jakarta:KENCANA hlm. 305
13
Natta Abuddin, 2011. Studi Islam Komprehensif, Jakarta:KENCANA hlm. 306

7
hakikat, dan hanya dapat diperoleh manusia, dengan syarat ia harus melepaskan
dirinya terlebih dahulu dari sifat kebinatangan yang terdapat dalam tubuhnya.

Jika roh telah meninggalkan keinginan badan, bersih dari segala noda
kematerian dan senantiasa berpikir tentang hakikat wujud, ia akan menjadi suci
dan ketika itu dapatlah ia menangkap gambaran segala hakikat. Adapun fungsi roh
tak ubahnya seperti cermin yang dapat menangkap gambaran dari benda-benda
yang ada di depannya.Karena roh adalah cahaya dari Tuhan, roh dapat menangkap
ilmu-ilmu yang ada pada Tuhan. Tetapi kalau roh kotor, maka sebagai cermin
yang kotor, ia tak dapat menerima pengetahuan yang dipancarkaan Tuhan itu.

Keberadaan roh bersifat kekal dan tidak akan hancur dnegan hancurnya bdan.
Ia tidak hancur karena substansinya berasal dari sbstansi Tuhan. Selama roh
berada dalam badan, ia tidak memperoleh kesenangan dan pengetahuan yang
sebenarnya. Kesenangan ini hanya diperoleh setelah roh bercerai dengan badan.
Setelah terlepas dari ikatan badan, roh akan pergi ke Alam al-Haqq (dunia
kebenaran) atau Alam Al’Aql (Alam akal) di atas bintang-bintang di dalam
lingkungan cahaya Tuhan, dekat dengan Tuhan dan dapapt melihat Tuhan.
Disinilah terletak kesenangan abadi dari roh.

F. Menyikapi Perbedaan Pendapat Para Filosof Islam


Sikap terbuka dan toleransi sangat diperlukan dalam menyikapi perbedaan
pendapat para ahli filsafat mengenai filsafat Islam agar masing-masing
diantaranya tidak merasa yang paling benar. Karena kebenaran itu hanya milik
Allah. Para ulama yang menyampaikan pendapatnya masih memposisikan
pendapat mereka di bawah Al-Qur’an. Hal ini membuat perbedaan tidak menjadi
suatu masalah untuk perpecahan.Meskipun mereka memiliki pendapat yang
berbeda, lantas tidak membuat kita tidak memahami dan menyikapi perbedaan
secara Islami.Bahkan pendapat mereka bersifat relativitas atau fleksibel yang
tergantung dengan situasi dan kondisi pada waktu itu.Sikap ini perlu kita teladani
dalam menjalani kehidupan agar perbedaan menjadikan kita menjadi lebih dekat
dan mawas diri.

8
G. Manfaatnya Bagi Kehidupan
• Filsafat akan mengajarkan untuk melihat segala sesuatu secara multi dimensi
Ilmu ini akan membantu kita untuk menilai dan memahami segala sesuatu
tidak hanya dari permukaannya saja, dan tidak hanya dari sesuatu yang
terlihat oleh mata saja, tapi jauh lebih dalam dan lebih luas.
• Filsafat mengajarkan kepada kita untuk mengerti tentang diri sendiri
dan Manfaat belajar filsafat akan membantu memahami diri dan
sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
• Filsafat mengasah hati dan pikiran untuk lebih kritis terhadap
fenomena yang berkembang Hal ini akan membuat kita tidak begitu
saja menerima segala sesuatu tanpa terlebih dahulu mengetahui
maksud dari pemberian yang kita terima.
• Filsafat dapat mengasah kemampuan kita dalam melakukan penalaran
Penalaran ini akan membedakan argumen, menyampaikan pendapat
baik lisan maupun tertulis, melihat segala sesuatu dengan sudut
pandang yang lebih luas dan berbeda.
• Belajar dari para filsuf lewat karya-karya besar mereka Kita akan
semakin tahu betapa besarnya filsafat dalam mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, karya seni,
pemerintahan, serta bidang-bidang yang lain.
• Filsafat akan membuka cakrawala berpikir yang baru Ide-ide yang
lebih kreatif dalam memecahkan setiap persoalan, lewat penalaran
secara logis, tindakan dan pemikiran yang koheren, juga penilaian
argumen dan asumsi secara kritis.
• Filsafat membantu kita untuk dapat berpikir dengan lebih rasional
Membangun cara berpikir yang luas dan mendalam, dengan integral
dan koheren, serta dengan sistematis, metodis, kritis, analitis, dan logis
• Filsafat membantu menjadi diri sendiri Lewat cara berpikir yang
sistematis, holistik dan radikal yang diajarkan tanpa terpengaruh oleh
pendapat dan pandangan umum.
• Filsafat dapat membangun semangat toleransi Menjaga keharmonisan
hidup di tengah perbedaan pandangan atau pluralitas

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Islam artinya berpikir dengan bebas dan radikal namun tetap berada
pada makna, yang mempunyai sifat, corak, serta karakter yang menyelamatkaan
dan memberi kedamaian hati yang tetap berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-
Sunah.Perbedaan filsafat Islam dengan filsafat Barat adalah filsafat Barat
memiliki paham sekularisme yang memisahkan antara agama dengan filsafat
sedangankan filsafat Islam bersifat universal namun berlandaskan agama.
Latar belakang lahirnya filsafat islam adalah karena pada abad ke 16 umat islam
menjalankan ibadah hanya sebatas menggugurkan kewajiban. Tokoh-tokoh dalam
filsafat Islam diantaranya, al-Kindi, al-Farabi, dan Ibn Bajjah.Pokok-pkok
masalah yang dibahas dalam filsafat Islam adalah hubungan filsafat (akal) dan
agama, tentang kejadian alam, dan tentang roh serta kelangsungan hidup.
Cara menyikapi perbedaan pendapat para filosof mengenai filsafat islam adalah
dengan cara sikap terbuka dan toleransi. Dengan mempelajari filsafat islam kita
dapat melihat segala sesuatu tidak hanya di permukaannya saja tetapi lebih jauh
dalam dan luas. Selain itu manfaat mempelajai filsafat membuat kita memahami
diri dan sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.Filsafat mengasah
pikiran untuk lebih kritis.Hal ini membuat kita tidak begitu saja menerima sesuatu
tanpa mengetahui maksudnya.
B. Saran
Diharapkan perkembangan ilmu yang pesat di zaman modern ini tidak luput
dari nilai-nilai agama dan agama dapat dijadikan arah dalam menentukan
perkembangan ilmu selanjutnya.Tanpa adanya bimbingan terhadap ilmu
dikhawatirkan kehebatan ilmu dan teknologi tidak semakin menyejahterakan
manusia, tetapi justru merusak bahkan menghancurkan kehidupan mereka.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Zaprulkhan.2014. Filsafat Islam SebuahKajianTematik.


Jakarta:PT.RAJAGRAFINDO PERSADA

10
Hakim, Atang Abdul.Desember 2008.FIlsafat Umum Dari Mitologi Sampai Teofilosofi.
Jakarta:CV.PUSTAKA SETIA
Siswanto, Joko. 1998. Sistem-Sistem Metafisika Barat : dari Aristoteles sampai Derid.
Surakarta: CV.PUSTAKA PELAJAR
Russel, Bertrand. 2015. Sejarah Filsafat Barat. Surakarta: CV.PUSTAKA PELAJAR
Kartanegara, Mulyadi, 2002. Gerbang Kearifan Sebuah Pengantar Filsafat Islam. Jakarta:
PT.LENTERA HATI
Natta Abuddin, 2011. Studi Islam Komprehensif, Jakarta:KENCANA
Zar Sirajuddin.Filsafat Islam. Jakarta: RAJAWALI PERS
Amsal Bakhtiar, Tema-Tema Filsafat Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, cet.I
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid II (Jakarta: UI Press, 1978)
Ahmad Fuad Al-Bawain, 2008. Filsafat Islam, 2008. Jakarta: Pustaka Firdaus

11

Anda mungkin juga menyukai