Anda di halaman 1dari 20

BAB V

ISLAM SEBAGAI PRODUK SEJARAH DAN


KONSTRUK BUDAYA

A. Pengertian Islam Sebagai Produk Sejarah


Yang dimaksud dengan Islam sebagai produk sejarah ialah bahwa sebagai agama yang
dianut lebih dari 14 abad, Islam telah merasuk ke dalam kehidupan sosial manusia dari masa ke
masa yang panjang dan di berbagai tempat belahan dunia. Perjalanan Islam sedemikian rupa telah
membawa pengaruh yang signifikan terhadap Islam sebagai agama. Realitas sejarah yang
merupakan budaya manusia pada masa lampau menjadi cerminan moral dan acuan intelektual
masa depan. Studi Islam dengan pendekatan historis akan mengantarkan seorang peneliti
(pengkaji) Islam lebih komprehensif dan multidisipliner. Di dalamnya terdapat berbagai realitas
sosiologis dan antropologis umat Islam dari berbagai persepektif ilmiah.
Menurut Atho’ Mudzhar (2002:22-25), temyata ada bagian dari Islam yang merupakan
produk sejarah. Adanya teologi Syi'ah adalah bagian dari wajah Islam produk sejarah. Konsep al
khulafaurasyidin adalah produk sejarah, karena nama ini muncul belakangan.Seluruh bangunan
sejarah Islam klasik, tengah, dan modem adalah produk sejarah. Orang dapat berkata andaikata
Islam tidak berhenti di Viena mungkin sejarah Islam di Eropa akan lain. Andaikata Islam terus di
Spanyol, sejarahnya.lagi. Andaikata Islam tidak bergumul dengan budaya Jawa, sejarahnya di
Indonesia akan lain lagi. Andaikata Inggris tidak ke India, sejarah Islam di anak benua itu akan
lain lagi. Demikianlah sebagian wajah Islam di berbagai belahan dunia adalah produk sejarah.
Paham Mu'tazilah, kembali kepada pemikiran sebetulnya juga produk sejarah.
Andaikata khalifah al-Mansur tidak meminta imam Malik menulis Al-Muwatta', kitab
Hadis semacam itu mungkin tidak ada; karena itu, Al-Muwatta' sebagai kumpulan hadis juga
merupakan produk sejarah. Sejarah politik, ekonomi dan sosial, sejarah regional Islam di
Pakistan, di Asia Tenggara, di Indnesia, di Brunai Darussalam, dan di mana pun juga adalah
bagian dari Islam sebagai produk sejarah. Demikian juga filsafat, kalam, fikih, ushul fikih juga
produk sejarah. Tasawuf, ahklak, sebagai ilmu adalah produk sejarah. Ahklak sebagai bersumber
dari wahyu, tetapi sebagai ilmu yang disistematiskan ahklak adalah produk sejarah.
Kebudayaan Islam klasik, tengah, modern, arsitektur Islam, seni lukis, musik, bentuk
masjid Timur Tengah, di Jawa, bentuk pagoda dan di Cina kesamaannya dengan bentuk beberapa
masjid di Jawa merupakan bagian kebudayaan Islam yang dapat dijadikan objek studi dan
penelitian. Demikian juga seni dan metode baca Alquran yang berkembang di Indonesia, adalah
produk sejarah. Naskah-naskah Islam, seperti undang-undang Malaka, serat-serat keagamaan di
berbagai tempat, seperti di Jawa dan luar Jawa, Maroko, Kairo dan di mana-mana adalah produk
sejarah.
Demikianlah, banyak bangunan pengetahuan kita tentang Islam, sebenarnya adalah
produk sejarah. Karena itu, semuanya dapat dan perlu dijadikan sasaran penelitian. Pengetahuan
tentang sejarah Islam yang baik dapat mengantarkan studi Islam lebih faktual dengan adanya
dukungan data-data empiris.
Islam sebagai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW sejak berumur 40 tahun telah
tersebar ke berbagai belahan jazirah Arabia ketika beliau meninggal dunia di usia 63 tahun.
Dalam kurun waktu sekitar 20 tahun kemudian yaitu pada masa sahabat dan tabiin, Islam telah
mencapai ke wilayah daratan Aprika, Eropa, dan Asia. Dalam melakukan studi Islam dari aspek
sejarah, dapat menggunakan periodisasi yang didasarkan pada penanggalan.

57
Penanggalan atau tahun Islam dimulai dengan hijrah Nabi Muhammad s.a.w. dari Mekkah
ke Medinah di tahun 622 M. Di Mekkah terdapat kekuasaan kaum Quraisy yang kuat dan yang
pada waktu itu belum dapat dikalahkan Islam. Di Medinah sebaliknya tidak terdapat kekuasaan
yang demikian, bahkan di sana akhirnya Nabi Muhammad yang memegang tampuk kekuasaan.
Dengan beradanya kekuasaan di tangan beliau, Islampun lebih mudah dapat disebarkan sehingga
akhirnya Islam pernah menguasai daerah-daerah yang dimulai dari Spanyol di sebelah Barat
sampai ke Filipina di sebelah Timur, dan dari Afrika Tengah di sebelah Selatan sampai ke Danau
Aral di sebelah Utara.
Menurut Harun Nasution (1985a: 56-88). Sejarah Islam dapat dibagi ke dalam periode
klasik, periode pertengahan dan periode modern.
B. Periodisasi Sejarah Islam
A. Periode Klasik : 650 - 1250 M.
Periode Klasik ini dapat pula dibagi ke dalam dua masa, masa Kemajuan Islam I dan masa
Disintegrasi.
1. Masa Kemajuan Islam I : 650 - 1000 M.
Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Dalam hal ekspansi,
sebelum Nabi Muhammad wafat di tahun 56 M., seluruh Semenanjung Arabia telah tunduk ke
bawah kekuatan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah di luar Arabia dimulai di zaman Khalifah
pertama, Abu Bakar AI-Siddik.
Zaman Khulafa Al-Rasyidin.
Abu Bakar menjadi Khalifah di tahun 632 M., tetapi dua tahun kemudian meninggal
dunia. Masanya yang singkat itu banyak dipergunakan untuk menyelesaikan perang riddah, yang
ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Medinah. mereka
menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat dengan Nabi Muhammad dengan sendirinya
tidak mengikat lagi setelah beliau wafat. Mereka selanjutnya mengambil sikap menentang
terhadap Abu Bakar. Khalid Ibn Al-Walid adalah jenderal yang banyak jasanya dalam mengatasi
perang riddah ini.
Setelah selesai perang dalam negeri tersebut, barulah Abu Bakar mengirim
kekuatan-kekuatan ke luar Arabia. Khalid Ibn Al-Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai
AI-Hirah di tahun 634 M. Ke Suria dikirim tentara di bawah pimpinan tiga jenderal Amr Ibn
Aas, Yazid Ibn Abi Sufyan dan Syurahbil Ibn, Hasanah. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid
Ibn Al-Walid kemudian diperintahkan supaya meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang
jarang dia jalani. Delapan belas hari kemudian sampailah di Suria.
Usaha-usaha yang telah dimulai Abu Bakar. ini dilanjutkan oleh Khalifah, kedua, Umar
Ibn Al-Khattab (634-644 M). Di zamannya gelombang ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus
jatuh di tahun 635 M. dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah pada pertempuran
Yarmuk, daerah Suria jatuh ke bawah kekuasaan Islam.
Dengan memakai Suria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan
Amr Ibn Al-Aas dan ke Irak di bawah pimpinan Sa'd Ibn Abi Al-Waqqas. Babilon di Mesir
dikepung di tahun 640 M. Sementara itu tentara Bizantium di Heliopolis dikalahkan dan
Alexandria kemudian menyerah di tahun 641 M. Dengan demikian Mesir jatuh pula ke tangan
Islam. Tempat perkemahan Amr Ibn AI-Aas yang terletak di luar tembok Babilon, menjadi ibu
kota dengan nama AI-Fustat.
Al-Qadisiyah, suatu kota dekat Al-Hirah, di Irak jatuh di tahun 637 M dan dari sana
serangan dilanjutkan ke Al-Madain (Ctesiphon), ibu kota Persia, yang dapat dikuasai pada tahun
itu juga. Ibu kota baru bagi. daerah ini ialah Al-Kufah, yang pada mulanya merupakan

58
perkemahan militer Islam di daerah AI-Hirah. Setelah jatuhnya Al Madain, Raja Sasan Yazdagrid
III, lari ke sebelah Utara. Di tahun 641 M., Mosul (di dekat Niniveh) dapat pula dikuasai.
Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini, kekuasaan Islam di bawah Khalifah
Umar, telah meliputi selain Semenanjung Arabia, juga Palestina, Suria, Irak, Persia dan Mesir.
Di zaman Usman Ibn Affan (644 - 656 M) Tripoli, Ciprus dan beberapa daerah lain
dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai di sini. Di kalangan umat Islam
mulai terjadi perpecahan karena soal pemerintahan dan dalam kekacauan yang timbul Usman
mati terbunuh.
Sebagai pengganti 'Usman, Ali Ibn Abi Talib menjadi Khalifah ke-empat (656 - 661 M)
tetapi mendapat tantangan dari pihak pendukung Usman, terutama Mu'awiah, Gubernur
Damaskus, dari golongan TaIhah dan Zubeir di Mekkah dan dari kaum Khawarij. Ali, se-
bagaimana Usman, mati terbunuh, dan Muawiah menjadi Khalifah kelima. Mu'awiah selanjutnya
membentuk Dinasti Bani Umayyah (661 - 750 M) dan ekspansi gelombang kedua terjadi di
zaman Dinasti ini.
Di antara sebab-sebab yang membuat ekspansi Islam ke luar daerah Semenanjung Arabia
demikian cepat adalah hal-hal berikut:
1. Islam mengandung ajaran-ajaran dasar yang tidak hanya mempunyai sangkut paut
dengan soal hubungan manusia dengan Tuhan dan soal hidup manusia sesudah hidup pertama
sekarang. Tetapi Islam, sebagai kata. H. A. R Gibb, adalah agama yang mementingkan soal
pembentukan masyarakat yang berdiri sendiri lagi mempunyai sistem pernerintahan,
undang-undang dan lembaga-lembaga sendiri. Dengan kata lain, Islam, berlainan dengan agama
besar lain, segera dalam sejarah mengambil bentuk negara, kian hari kian meluas daerahnya.
Islam di Mekkah memang baru mempunyai corak agama, tetapi di Medinah coraknya bertambah
menjadi corak negara, sedang di Baghdad kepada corak agama dan negara itu ditambahkan lagi
corak kebudayaan dan peradaban.
2. Dalam hati para sahabat Nabi Muhammad seperti Abu Bakar, Umar, dan lain-lain
terdapat keyakinan yang tebal tentang kewajiban meyampaikan ajaran-ajaran Islam, sebagai
agama baru, ke seluruh tempat. Dan pada suku-suku bangsa Arab terdapat kegemaran untuk
berperang. Karena mereka telah merupakan satu umat di bawah naugan Islam, peperangan antara
sesama mereka, seperti yang biasa terjadi di zaman Jahiliah, tidak mungkin lagi. Maka di sini
bertemu Iman tebal para sahabat dengan kegemaran berperang suku-suku bangsa Arab dan
timbullah suatu kekuatan baru di Medinah yang dengan mudah dapat mengalahkan kekuatan
Bizantium dan Persia sebagai negara tetangga Medinah waktu itu.
3. Kedua negara itu pada zaman itu telah memasuki fase kelemahannya. Kelemahan itu
timbul bukan hanya karena peperangan, yang telah semenjak beberapa abad senantiasa terjadi
antara kedua tetapi juga karena faktor-faktor dalam negeri. Kalau di daerah-daerah yang berada di
bawah kekuasaan Bizantium terdapat pertangan-pertentangan agama, di Persia di samping
pertentangan agama terdapat pula persaingan antara anggota-anggota keluarga Raja untuk
merebut kekuasaan. Hal-hal ini membawa kepada pecahnya keutuhan masyarakat di kedua
negara itu.
Pertentangan agama di Bizantium terjadi antara faham resmi dianut Kerajaan dan aliran
Monofisit serta aliran Nestor. menurut Gereja resmi dalam diri Jesus terdapat dua sifat, sifat
ketuhanan dan sifat kemanusiaan. Dalam gereja resmi menekankan sifat kemanusiaan jesus.
Menurut aliran monofisit, yang banyak dianut di Mesir, Suria dan Armenia, Tuhan menjelma
dalam diri Jesus. Di sini yang ditekankan ialah sifat ketuhanannya, Golongan Nestor, yang
banyak terdapat di Mesir, Suria, dan Armenia, Tuhan menjelma dalam diri Jesus. Di sini yang

59
ditekankan adalah sifat ketuhanannya. Golongan Nestor yang banyak terdapat di Mesopotamia
dan Persia memberikan tekanan yang sama pada sifat ketuhanan dan sifat kemanusiaan Jesus,
dalam arti bahwa dalam satu aspek Jesus, benar-benar adalah Tuhan, tetapi dalam aspek lain
benar-benar pula manusia.
Oleh sebab itu datangnya Islam ke daerah-daerah tersebut tidak mendapat tantangan dari
rakyat, bahkan terkadang mendapat bantuan sebagai umpama dapat disebut Uskup
Damaskus.yang menolong Walid Ibn Al-Walid untuk memasuki kota Damaskus, Demikian juga
triach Mesir menolong tentara Islam dalam usaha mematahkan kip Bizantium di daerah itu.Ir
(Kerajaanya Dalam pada itu bangsa Sarni di Suria. dan Palestina dan bangsa hancur-
Di Persia, dalam peperangan dengan Bizantium, Raja Chosrus II, (590 - 625 M.)
dikalahkan oleh Raja Heraclitus. Kerajaannya hancur, pajak berat untuk belanja peperangan dan
hidup mewah di istana amat menekan bagi rakyat. Setelah jatuhnya Chosroes, anggota-anggota
keluarga Raja berlomba-lomba. untuk memegang tampuk kekuasaan. Dalam pertarungan itu
kaum militer dan kaum feodal turut campur. Raja diangkat untuk dibunuh kemudian, selanjutnya
diangkat yang baru untuk dibunuh pula dan demikian seterusnya, sehingga dimasa antara
Chosroes dan Yazdagird belasan Raja silih berganti. Di samping'itu terdapat pula di Persia
pertentangan agama antara pengikut-pengikut Zoroaster dan umat Kristen dengan kedua aliran
Nestor dan Monofisitnya.
4. Dengan adanya usaha-usaha Kerajaan Bizantium untuk memaksakan aliran yang
dianutnya kepada rakyat yang diperintah, rakyat merasa hilangnya kemerdekaan beragama bagi
mereka. Di samping itu mereka dibebani pula dengan pajak yang tinggi guna menutupi belanja
perang Kerajaan Bizantium dengan Kerajaan Persia. Hal-hal ini membuat timbulnya perasaan
tidak senang dari rakyat di daerah-daerah yang dikuasai Bizantium terhadap Kerajaan ini.
5. Sebaliknya Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan tidak memaksa
rakyat untuk merobah agamanya dan kemudian masuk Islam. Dalam Al-Quran memang
ditegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam soal agama. Yang diwajibkan bagi umat Islam ialah
menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia,dan selanjutnya terserahlah kepada
yang bersangkutan untuk masuk Islam atau tidak masuk Islam. Sejarah memang membuktikan
bahwa rakyat di daerah-daerah yang dikuasai Islam, seperti Suria, ' Palestina, Mesir, Irak, dan
lain-lain tidak dipaksa masuk Islam. Mereka tetap dalam agama mereka masing-masing, tetapi
diharuskan membayar semacam pajak yang disebut Jizyah.
6. Dalam pada itu bangsa Sami di Suria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir
memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka dari pada bangsa Eropa Bizantium yang
memerintah mereka.
7. Daerah-daerah yang dikuasai Islam seperti Mesir, Suria, Irak, dan lain-lain penuh
dengan kekayaan. Kekayaan yang diperoleh umat Islam di daerah-daerah itu membuat ekspansi
seterusnya mudah mendapatkan bea yang diperlukan. Inilah beberapa dari sebab-sebab yang
membawa kepada cepatkekuasaan Islam meluas ke daerah-daerah di luar Semenanjung arabia.

Dinasti Umayyah.
Dinasti Umayyah Bani Umayyah yang didirikan oleh Mu'awiah berumur kurang lebih 90
tahun dan di zaman ini ekspansi yang terhenti di zaman kedua Khalifah terakhir dilanjutkan.
Khalifah-khalifah besar dari Dinasti Bani Umayyah adalah Muawiyah Ibn Abi Sufyan
(661 - 680 M.), Abd Al-Malik Ibn Marwan (680 - 705 M.), Al-Walid Ibn Abd Al-Malik (705 -
715 M.), Umar Ibn AI-Aziz (717 - 720 M.) dan Hisyam. Ibn Abd Al-Malik (724 -3 M.).

60
Di zaman Mu'awiah, Uqbah Ibn Nafi' menguasai Tunis dan di tahun 670 M. kota
Qairawan didirikan yang kemudian merupakan salah satu pusat kebudayaan Islam. Di sebelah
Timur Mu'awiah memperoleh daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke
Kabul. Angkatan Lautnya mengadakan serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
Ekspansi ke Timur diteruskan di zaman Abd Al-Malik di bawah pimpinan A]-Hajjaj Ibn
Yusuf. Tentara yang dikirimnya menyeberangi sungai Oxus dan dapat menundukkan Balkh,
Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya juga sampai ke India dan dapat
menguasai Balukhistan Sind dan daerah Punjab sampai ke Multan.
Ekspansi ke Barat terjadi di zaman Al-Walid. Musa Ibn Nusair menyerang Aljazair dan
Marokko dan setelah dapat menundukkannya mengangkat Tariq Ibn Ziad sebagai wakil untuk
memerintah daerah itu. Tariq kemudian menyeberang selat yang terdapat antara Marokko dengan
benua Eropah, dan mendarat di suatu tempat yang kemudian dikenal dengan namanya Gibraltar
(Jabal Tariq). Tentera Spanyol.di bawah pimpinan Raja Roderick dikalahkan dan dengan
demikian pintu untuk memasuki Spanyol terbuka luas. Toledo, ibu kota jatuh dan dapat dikuasi.
Demikian pula kota-kota lain seperti Seville, Malaga, Elvira dan Cordova yang kemudian
menjadi ibu kota Spanyol Islam yang dalam bahasa Arab disebut Al-Andalus (dari kata Vandals).
Serangan-serangan selanjutnya dipimpin oleh Musa Ibn Nusayr sendiri. Spanyol menjadi daerah
Islam.
Serangan ke Perancis dengan melalui pegunungan Piranee, terutama dilakukan oleh Abd
Al-Rahman Ibn Abdullah Al-Ghafiqi, di zaman Umar Ibn Abd Al-Aziz. la serang Bordeau,
Poitiers dan dari Poitiers mencoba menyerang Tours. Tetapi di antara kedua kota ini, ia ditahan
oleh Charles Martel, dan dalam pertempuran selanjutnya ia mati terbunuh., Ekspansi ke Perancis
gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol. Sesudah itu masih juga
diadakan serangan-serangan, umpamanya ke Avignon di tahun 734 M. dan Lyons di tahun 743
M.
Pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah, Majorca, Corsica, Sardinia, Crete, Rhodes,
Cyprus dan sebahagian dari Sicilia jatuh ke tangan Islam, di zaman Bani Umayyah.
Daerah-daerah yang dikuasai Islam di zaman Dinasti ini adalah Spanyol, Afrika Utara,
Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak. sebahagian dari Asia Kecil, Persia, Afghanistan,
daerah yang sekarang disebut Pakistan, Rurkmenia, Uzbek dan Kirgis (di Asia Tengah). Ekspansi
yang dilakukan Dinasti Bani Umayyah inilah yang membuat Islam menjadi besar di zaman itu.
Dari persatuan berbagai bangsa di bawah naungan Islam, timbullah benih-benih kebudayaan dan
peradaban Islam yang baru, sungguhpun Bani Umayyah lebih banyak memusatkan perhatian
kepada kebudayaan Arab.
Perhatian kepada syair Arab Jahiliyah timbul kembali dan penyair-penyair Arab barupun
timbul pula seperti Umar Ibn An Rabi'(w. 719 M.), Jamil Al-Udhri (w. 701. M.), Qays Ibn
Al-Mulawwah w. 699 M.) yang lebih dikenal dengan narna Majnun Laila, Alarazaq. (w. 73 2
M.), Jarir (w. 792 M.) -dan A]-Akhtal (w. 7 10 M.).
Selain dari mengubah bahasa administrasi, Abd.Al-Malik juga mengubah mata uang yang
dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Sebelumnya yang dipakai ialah mata uang
Bizantium dan Persia-seperti dinar (denarius) dan dirham (Persia : diram dan-Yunani : drachme).
Sebagai pengganti dari mata uang asing ini, Abd Al-Malik mencetak uang sendiri di tahun 659
M. dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Dinar dibuat dari emas dan dirham dari perak.
Perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke bahasa Arab
dimulai oleh Abd AI-Malik. Orang-orang bukan Arab pada waktu itu telah mulai pandai
berbahasa Arab. Untuk menyempurnakan pengetahuan mereka tentang bahasa Arab, terutama

61
pengetahuan pemeluk-pemeluk Islam baru dari bangsa-bangsa bukan Arab, perhatian kepada
bahasa Arab, terutama tata bahasanya, mulai diperhatikan. Inilah yang mendorong Sibawaih
untuk menyusun Al-Kitab, yang selanjutnya menjadi pegangan dalam soal tata-bahasa Arab.
Perhatian kepada tafsir, hadis, fikih dan ilmu kalam di Zaman inilah dimulai dan
timbullah nama-nama seperti Hasan AlBasri, Ibn Shihab AI-Zuhri dan Wasil Ibn Atha'. Yang
menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan ilmiah ini adalah Kufah dan Basrah di Irak.
Mesjid-mesjid pertama di luar Semenanjung Arabia juga dibangun di zaman Dinasti Bani
Umayyah. Katedral St. John di Damaskus diubah menjadi mesjid, sedang Katedral yang ada di
Hims dipakai sekaligus untuk mesjid dan gereja (menurut Istakhri Ibn Hawqal dan Maqdisi
sebagai dikutip oleh Hitti dalam History of the Arabs cetakan.kedelapan, hal. 261). Di Al-Quds
(Jerusalem) Abd Al-Malik membangun mesjid Al-Aqsa. Monumen terbaik yang ditinggalkan za-
man ini untuk. generasi-generasi sesudahnya ialah Qubbah Al-Sakhr (Dome of the Rock) juga di
Al-Quds, di tempat yang menurut riwayatnya adalah tempat Nabi Ibrahim menyembelih Ismail
dan Nabi Muhammad mulai dengan mi'raj ke langit. Mesjid Cordova juga di zaman inilah
dibangun. Mesjid Mekkah dan Medinah diperbaiki dan diperbesar oleh Abd Al-Malik dan
Al-Walid.
Selain dari mesjid-mesjid, Dinasti Bani Umayyah juga mendirikan istana-istana untuk
tempat beristirahat di padang pasir, seperti Qusayr Amrah dan Al-Mushatta yang bekas-bekasnya
masih ada sampai sekarang.
Demikianlah kemajuan-kemajuan yang dicapai dan dibuat oleh Dinasti Bani Umayyah.
Kekuasaan dan kejayaan Dinasti ini mencapai puncaknya di zaman Al-Walid I. Sesudah itu
kekuatan mereka menurun sehingga. akhirnya dipatahkan oleh Bani Abbas di tahun 750 M.
Di antara sebab-sebab yang membawa pada kelemahan dan akhirnya kejatuhan Dinasti
Bani Umayyah adilah hal-hal berikut:
1. Dari semenjak berdirinya, Dinasti Bani Umayyah telah menghadapi tantangan-tantangan.
Kaum. Khawarij pada mulanya adalah pengikut Ali, tetapi karena tidak setuju dengan politik
Ali untuk mencari penyelesaian secara damai dengan Mu'awiah tentang soal khilafah, mereka
keluar dari barisan Ali. Sebagai kekuatan baru mereka menentang bukan Ali saja tetapi juga
Mu'awiah karena mereka berpendapat bahwa penyelesaian sengketa yang tidak didasarkan
atas Al-Qur-an telah membuat kedua pemuka itu berdosa besar. Dan orang yang berdosa besar
dalam keyakinan mereka telah menjadi kafir atau murtad dan harus diperangi. Sampai ke
masa-masa terakhirya, Dinasti Bani Umayyah. senantiasa mendapat perlawanan dari kaum
Khawarij.
2. Sewaktu Ali Ibn Abi Talib menjadi Khalifah ia, sebagai disebut di atas, mendapat tantangan,
bukan hanya dari Mu'awiah dan kaum Khawarij, tetapi juga dari Talhah dan Zubeir di
Mekkah. Dalam peperangan yang terjadi, Talhah dan Zubeir mati terbunuh. Di zaman bani
Umayyah, anak Zubeir, bernama Abdullah, meneruskan usaha orang tuanya untuk merebut
khilafah ke tangan pihak mereka, terutama sesudah Mu'awiah meninggal dunia. Hejaz berdiri
di belakang Abdullah Ibn Zubeir. Yazid Ibn Mu'awiah mengirim tentara, ke Medinah dan
Mekkah untuk memukul Abdullah dan dalam peperangan yang terjadi Ka'bah terbakar dan
AI-Hajar Al-Aswad kena pelor dan pecah menjadi tiga. Ekspedisi ini dengan matinya Yazid di
tahun 683 M. berhenti sampai di sini dan, tentara kembali ke Damaskus. Kekuasaan Abdullah
Ibn Zubeir sesudah itu meluas sampai di Irak, di Mesir, Arabia Selatan dan bahkan juga di
bahagian-bahagian tertentu dari Suria. Kemudian Al-Hajjajlah baru dapat memukul kekuatan
Abdullah di tahun 692 M.

62
3. Tantangan keras yang akhirnya membawa kejatuhan Bani Umayyah datang dari pihak
golongan Syi'ah. Golongan Syi'ah adalah .pengikut-pengikut yang setia dari Ali Ibn Abi Talib
dan berkeyakinan bahwa Alilah sebenarnya yang harus menggantikan Nabi Muhammad untuk
menjadi Khalifah umat Islam. Perlawanan terhadap Bani Umayyah dimulai oleh Husain. Di
tahun 680 M. ia pindah dari Medinah ke Kufah atas permintaan golongan Syi'ah yang ada di
Irak. Umat Islam di Irak tidak mengakui Yazid dan mengangkat Husain sebagai Khalifah
mereka. Dalam pertempuran yang terjadi di Karbala', suatu tempat di dekat Kufah, tentara
Husain kalah dan Husain sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirim ke
Damaskus, sedang tubuhnya dikuburkan di Karbala. Peristiwa ini membuat Husain dalam
pandangan Syi'ah menjadi syahid atau martyr dan Karbala' kemudian menjadi tempat suci
yang senantiasa dikunjungi dan diziarahi kaum Syi'ah sampai sekarang. Dalam pada itu
perlawanan Syi'ah terhadap Bani Umayyah menjadi bertambah gigih dan pengikutnya mulai
meluas di kalangan umat Islam. Pemberontakan-pemberontakan terjadi dan yang termasyhur
ialah pemberontakan Mukhtar di Kufah di tahun 685 - 687 M.. Mukhtar mendapat banyak
pengikut di kalangan kaum Mawali, yaitu umat Islam bukan Arab dan berasal dari Persia,
Armenia dan lain-lain.
4. Pertentangan tradisionil antara suku Arab Utara dan suku Arab Selatan mengacau
ketenteraman pernerintah Bani Umayyah. Kalau Khalifah dekat dengan suku Arab Utara, suku
Arab Selatan merasa iri hati, dan sebaliknya, kalau Khalifah mengutamakan suku Arab
Selatan, suku Arab Utara merasa tidak senang. Peristiwa ini terkadang membawa kepada
pertempuran. Yazid Ibn Mu'awiah, umpamanya, memperoleh sokongan dari Bani Kalb (suku
Arab Selatan) dan ketika ia meninggal dunia, anaknya Mu'awiah II tidak disokong oleh Bani
Qasy (suku Arab Utara) malahan memihak kepada Abdullah Ibn Zubeir, Khalifah saingan di
Hijaz. Dan ketika Marwan Ibn AlHakam menjadi Khalifah sebagai pengganti dari Mu'awiah
II, pertempuran terjadi antara Bani Kalb dan Bani Qays di tahun 684 M. Dalam pertempuran
ini Bani Kalb mengalami kekalahan. Peristiwa-peristiwa serupa ini selalu terjadi sampai ke
masa-masa terakhir dari Bani Umayyah.
5. Persaingan di kalangan anggota-angggta Dinasti Bani Umayyah juga membawa kepada
kelemahan kedudukan mereka. Dalam soal penggantian Khalifah sokongan dari suku Arab
terkuatlah yang pada akhirnya menentukan siapa yang menjadi Khalifah. Persaingan mudah
timbul karena tidak adanya ketentuan tegas tentang garis yang harus ditempuh dalam
pemindahan kekuasaan Khalifah, apakah dari Khalifah ke anak atau dari Khalifah ke saudara,
selama ada dari saudara-saudara kandungnya yang masih hidup.
6. Hidup mewah di istana memperlemah jiwa dan vitalitas anakanak Khalifah yang membuat
mereka kurang sanggup untuk memikul beban pernerintahan negara yang demikian besar.
7. Akhirnya yang langsung membawa kepada jatuhnya Bani Umayyah ialah munculnya satu
cabang lain dari Quraisy, yaitu Bani Hasyim sebagai saingan bagi Bani Umayyah dalam soal
Khalifah atau pemerintahan umat Islam. Gerakan ini dipelopori oleh Abu Al-Abbas seorang
keturunan dari paman Nabi Muhammad, Al-Abbas bin Abd Al-Muthalib Ibn Hasyim. Abu
Al-Abbas mengadakan kerjasama dengan kaum Syi'ah. Serangan terhadap kekuasaan Bani
Umayyah dimulai dari Khurasan, suatu daerah di Persia yang telah banyak dipengaruhi aliran
Syi'ah. Serangan-serangan dipimpin oleh Abu Muslim Al-Khurasan, seorang pemuka yang
berasal dari Persia, Marw ibukota Khurasan, jatuh di tahun 749 M. dan kemudian Kufah di
Irak. Di Kufah Abu Al-Abbas diangkat sebagai Khalifah. Dalam pertempuraan yang terjadi
antara kekuatan Bani Abbas dan kekuatan Bani Umayyah pada tahun 750 M. di Irak, yang

63
tersebut akhir ini kalah. Khalifah Marwan lari ke Mesir. Tidak lama kemudian Damaskus
jatuh. Khalifah Bani Umayyah digantikan oleh Khalifah Bani Abbas.

Bani Abbas
Sungguhpun Abu Al-Abbaslah (750-754 M.) yang mendirikan dinasti Bani Abbas, tetapi,
pembina sebenarnya adalah Al-Mansur (754-775 M.). Sebagai khalifah yang baru, musuh-musuh
ingin menjatuhkannya sebelum ia. bertambah kuat, terutama golongan Bani Umayyah, golongann
Khawarij, bahkan juga kaum Syi'ah. Kaum Syiah setelah melihat bahwa Bani Abbas memonopoli
kekuasaan mulai mengambil sikap menentang. Dalam menghancurkan lawan, Al-Mansur tidak
segan-segan membuuh sekutu yang membawa keluarganya pada kekuasaan. Abu Muslim, karena
dianggap.akan menjadi saingan yang berbahaya diundang datang ke Bahgdad, tetapi kemudian
diadili dan dijatuhi hukuman mati. Dalam usaha mempertahankan kekuasaan Bani Abas,
Al-Mansur memakai kekerasan.
Al-Mansur kelihatannya merasa kurang aman di tengah-tengah Arab, maka ia dirikan ibu
kota baru sebagai ganti Damaskus, Baghdad didirikan di dekat bekas ibu kota Persia, Ctesiphon,
pada tahun 762 Bani Abbas sekarang berada di tengah-tengah bangsa Persia. Untuk tentara
pengawalnya Al-Mansur juga tidak mengambil orang Arab, tetapi orang Persia.
Dalam soal pemerintahan AI-Mansur mengadakan tradisi baru dengan mengangkat wazir
yang membawahi kepala-kepala departemen. Untuk memegang jabatan wazir itu ia pilih Khalid
Ibn Barmak, seorang yang berasal dari Balkh (Bactral) di Persia.
Al-Mahdi (775 - 785 M.) menggantikan AI-Mansur sebagai Khalifah dan di masanya,
hidup perekonomian mulai meningkat. Pertanian ditingkatkan dengan mengadakan irigasi dan
penghasilan gandum, beras, korma dan zaitun (olives) bertambah. Hasil pertambangan seperti
perak, emas, tembaga, besi dan lain-lain berkembang. Dagang transit antara Timur dan Barat juga
membawa kekayaan. Basrah menjadi pelabuhan yang penting.
Di zaman Harun AI-Rasyid (785 -809 M) hidup mewah sebagai yang digambarkan dalam
cerita Seribu Satu Malam, sudah memasuki masyarakat. Kekayaan yang banyak, dipergunakan
AI-Rasyid juga untuk keperluan sosial. Rumah sakit didirikan, pendidikan dokter dipentingkan,
dan farmasi dibangun. Diceritakan bahwa Baghdad mempunyai 800 dokter. Di samping itu
pemandian-pemandian umum juga didirikan. Harun AI-Rasyid adalah Raja Besar di zaman itu
dan hanya Charlemagne di Eropa yang dapat menjadi saingannya.
Anaknya Al-Makmun (813-833 M.) meningkatkan perhatian pada ilmu pengetahuan.
Untuk menterjemahkan buku-buku kebudayaan Yunani ia menggaji penterjemah- penterjemah
dari golongan Kristen, Sabi dan bahkan juga penyembah bintang. Untuk itu ia dirikan Bait
Al-Hikmah. Di samping lembaga ini ia dirikan pula sekolah-sekolah. Al Ma'mun adalah penganut
aliran Mu'tazilah yang banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan falsafat Yunani Di
masanya, Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu Pengetahuan.
Khalifah AI-Mu'tasim (833-842 M.) sebagai anak dari ibu yang berasal Turki,
mendatangkan orang-orang Turki untuk menjadi tentara pengawalnya. Dengan demikian
pengaruh Turki mulailah masuk ke pusat pernerintahan Bani Abbas. Tentara pengawal Turki ini
kemudian begitu berkuasa di Istana, sehingga Khalifah-khalifah pada akhirnya hanya merupakan
boneka dalam tangan mereka. Yang pada hakekatnya memerintah bukan lagi Khalifah, tetapi
perwira-perwira dan tentara pengawal Turki itu.
AI-Wathiq (842 - 847 M.), untuk melepaskan diri dari pengaruh Turki, mendirikan ibu
kota Samarra (Surra man raa = gembira yang melihatnya) dan pindah dari Baghdad. Tetapi di
sana khalifah-khalifah bertambah mudah dapat dikuasai oleh tentera pengawal Turki tersebut.

64
Al-Mutawakkil (847-861 M.) Merupakan Khalifah besar akhir dari Dinasti Bani Abbas.
Khalifah-khalifah yang sesudahnya pada umumnya lemah-lemah dan tidak dapat melawan
kehendak antara pengawal dan Sultan-sultan yang kemudian datang menguasai kota. Ibu kota
dipindahkan kembali ke Baghdad oleh Mu'tadid (870-892 92 M.). Khalifah terakhir sekah dari
Dinasti Bani Abbas adalah Al-Mu’tashim (1242-1258 M.). Di zamannyalah Baghdad
dihancurkan oleh Hulagu di tahun 1258 M.
Dengan demikian, kalau Bani Umayyah dengan Damaskus sebagai ibu kotanya,
mementingkan kebudayaan Arab, Bani Abbas dengan memindahkan ibu kota ke Baghdad, telah
agak jauh dari pengaruh Arab. Baghdad terletak di daerah yang banyak dipengaruhi kebudayaan
Persia. Di samping itu tangan kanan yang membawa Bani Abbas kepada kekuasaan adalah
orang-orang Persia. Setelah berkuasa, cendekiawan-cendekiawan Persialah yang mereka pakai
sebagai pembesar-pembesar di Istana. Yang terbesar banyak berpengaruh pada mulanya ialah
keluarga Barmak. jabatan wazir yang diberikan oleh Al-Mansur kepada Khalid Ibn Barmak
kemudian turun-temurun ke anak dan cucu-cucunya.
Keluarga Barmak, sebagai yang berasal dari Balkh (Bactra), merupakan pusat ilmu
pengetahuan dan falsafat Yunani di Persia, mempunyai pengaruh dalam memperkembangkan
ilmu pengetahuan dan falsafat Yunani di Baghdad. Mereka, di samping menjadi wazir, juga
menjadi pendidik dari anak-anak Khalifah. Di samping itu Khalifah-khahfah mengambil
wanita-wanita Persia sebagai isteri dan dari perkawinan ini timbullah Khalifah-khalifah yang
mempunyai darah Persia, seperti Al-Makmun. Semua ini membuat pengaruh Persia lebih besar
kepada Dinasti bani Abbas daripada pengaruh Arab. Dengan menaiknya kedudukan orang-orang
Persia dan kemudian orang-orang Turki dalam pemerintahan Bani Abbas, kedudukan
orang-orang Arab menurun. Bani Abbas merobah corak Khilafah dari Islam Arab, sebagai yang
terdapat di masa Bani Umayyah, kepada Islam yang dipengaruhi unsur-unsur bukan Arab,
terutama unsur Persia.
Perbedaan lain lagi antara kedua Dinasti ini ialah, kalau masa Bani Umayyah merupakkan
masa ekspansi daerah kekuasaan Islam, masa Bani Abbas adalah masa pembentukan dan
pekembangan kebudayaan dan peradaban Islam. Di masa Bani Abbas inilah perhatian kepada
ilmu pengetahuan dan falsafat Yunani memuncak, terutama di zaman Harun Al-Rasyid dan
Al-Makmun. Buku-buku ilmu pengetahuan dan falsafat didatangkan dari Bizantium dan
kemudian diterjermahkan ke dalam bahasa Arab. Kegiatan penerjemahan buku-buku ini berjalan
kira-kira satu abad. Bait AI-Hikmah, yang didirikan Al-Makmun, bukan hanya merupakan pusat
penerjemahan tetapi juga akademi yang mempunyai perpustakaan. Di antara cabang-cabang ilmu
pengetahuan yang diutamakan dalam Bait AI-Hikmah ialah ilmu kedokteran, matematika, optika,
geografi, fisika, astrononi dan sejarah di samping falsafat.
Di antara integrasi yang terjadi di zaman ini adalah integrasi dalam bidang bahasa. Bahasa
Al-Qu'ran, yaitu bahasa Arab, dipakai di mana-mana. Bahasa ini telah menggantikan bahasa
Yunani dan bahasa Persia sebagai bahasa administrasi. Bahasa Arab juga menjadi bahasa ilmu
pengetahuan, falsafat dan diplomasi. Bahkan beberapa bahasa hilang dari pemakaian, seperti
bahasa Latin yang dipakai di Afrika, bahasa Mesir Kuno di Mesir, bahasa Siriac di Siria,
Lebanon, Jordan dan Irak dan bahasa yang dipakai di pulau Malta. Dengan hilangnya
bahasa-bahasa itu, di Afrika Utara, Mesir, Suria, Lebanon, Irak dan Yordan dipakai bahasa Arab,
sedang di pulau Malta bahasa Arab yang bercampur dengan bahasa Italia.
Integrasi terjadi juga dalam lapangan kebudayaan. Kebudayaan yang ada mulai dari
Spanyol di Barat sampai ke India di Timur dan mulai dari Sudan di Selatan sampai ke Kaukasus
di Utara adalah kebudayaan Islam dengan bahasa Arab sebagai alatnya. Di masa ini pulalah buat

65
pertama kalinya dalam sejarah terjadi kontak antara Islam dengan kebudayaan Barat, atau
tegasnya dengan kebudayaan Yunani klasik yang terdapat di Mesir, Suria, Mesopotamia dan
Persia. Didorong oleh ayat-ayat AI-Quran yang menganjurkan kepada umat Islam supaya
menghargai kekuatan akal yang dianugerahkan Allah s.w.t. kepada manusia dan, didorong oleh
ajaran Nabi Muhammad s.a.w. supaya umat Islam senantiasa mencari ilmu pengetahuan, kontak
dengan kebudayaan Barat itu membawa masa yang gilang-gemilang bagi Islam.
Cendekiawan-cendekiawan Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan falsafat
yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani itu, tetapi menambahkan ke dalamnya hasil-hasil
penyelidikan yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan ilmu pengetahuan dan hasil pemikiran
mereka dalam lapangan falsafat. Dengan demikian, timbullah ahli-ahli ilmu pengetahuan dan
filosof-filosof Islam. Filosof-filosof Islam, sebagaimana halnya dengan filosof-filosof Yunani,
bukan hanya mempunyai sifat filosof, tetapi juga sifat ahli ilmu pengetahuan. Karangan-karangan
mereka bukan hanya terbatas dalam lapangan falsafat tetapi juga meliputi lapangan ilmu
pengetahuan.
Dalam lapangan ilmu pengetahuan terkenal nama Al-Fazari (abad VIII) sebagai astronom
Islam yang pertama kali menyusun astrolabe (alat yang dahulu dipakai untuk mengukur tinggi
bintang-bintang dan sebagainya). AI Fargani, yang dikenal di Eropa dengan nama Al-Fragnus,
mengarang ringkasan tentang ilmu- astronomi yang diterjermahkan ke dalam bahasa Latin oleh
Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.
Dalam optika Abu Ali Al-Hasan Ibnu Al-Haytham (abad X) yang namanya diEropakan
menjadi Alhazen, terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata yang mengirim
cahaya kepada benda yang dilihat. Menurut teorinya yang kemudian ternyata kebenarannya,
bendalah yang mengirim cahaya ke mata dan karena menerima cahaya itu mata melihat benda
yang bersangkutan.
Dalam ilmu kimia Jabir Ibnu Hayyan terkenal sebagai bapak al-kimia. Abu Bakar Zakaria
Al-Razi (865 - 925 M) mengarang buku besar tentang al-kimia yang baru dijumpai di abad XX
ini kembali. Dalam lapangan ini, sebagai kata Gustave Lebon pengetahuan yang diperoleh Islam
dari Yunani sedikit sekali, sehingga pengetahuan ini banyak berkembang sebagai hasil
penyelidikan ahli-ahli kimia Islam.
Dalam lapangan fisika Abu Raihan Muhammad Al-Baituni (973 - 1048 M) sebelum
Galileo telah mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar asnya. Selanjutnya ia
mengatakan penyelidikan tentang kecepatan suara dan cahaya dan berhasil dalam menentukan
berat dan kepadatan 18 macam permata dan metal.
Dalam bidang geografi Abu Al-Hasan Ali Al-Mas'ud adalah seorang pengembara yang
mengadakan kunjungan ke berbagai dunia Islam di abad X dan menerangkan dalam bukunya
Maruj AI-Zahab tentang geografis, agama, adat istiadat dan sebagainya dari daerah-daerah yang
dikunjunginya.
Pengaruh Islam yang terbesar terdapat dalam lapangan ilmu kedokteran dan falsafat.
Dalam ilmu kedokteran, Al-Razi yang di Eropa dikenal dengan nama Rhazes, mengarang buku
tentang penyakit cacar dan campak yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Inggris dan
bahasa-bahasa Eropa lainnya. Begitu pentingnya buku ini bagi Eropa sehingga terjemahan
Inggerisnya dicetak empat puluh kali di antara tahun 1498 dan 1866 M. Bukunya AI-Hawi, yang
terdiri atas lebih dari 20 jilid, membahas berbagai cabang ilmu kedokteran. Buku ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di tahun 1279 M dan menjadi buku pegangan penting
berabad-abad lamanya di Eropa. Al-Hawi merupakan salah satu dari kesembilan karangan yang
merupakan seluruh perpustakaan Fakultas Kedokteran Paris di tahun 1395 M.

66
Ibnu Sina (980 - 1037 M) selain dari filosof adalah juga seorang dokter yang mengarang
satu ensiklopedia dalam ilmu kedokteran yang terkenal dengan nama Al-Qanun Fi AI-Tib. Buku
ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin, berpuluh kali dicetak dan tetap dipakai di Eropa
sampai pertengahan kedua dari abad ke XVII.
Dalam lapangan falsafat, nama-nama Al-Farabi, Ibnu Sina dan falsafat Ibnu Rusyd
terkenal. Al-Farabi mengarang buku-.buku dalam bidang filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika
dan interpretasi tentang falsafat Aristoteles. Sebagian dari karangan-karangannya itu
diterjemahkan kedalam bahasa Latin dan masih dipakai di Eropa pada abad XVII. Ibnu Sina juga
banyak mengarang dan yang termasyhur ialah Al-Syifa, suatu ensiklopedia tentang fisika,
metafisika dan matematika yang terdiri atas 18 jilid. Bagi Eropa Ibn Sina dengan tafsiran yang
dikarangnya tentang falsafat Aristoteles lebih masyhur daripada Al Farabi. Tetapi di antara
semuanya, Ibn Al-Rusyd atau Averroeslah yang banyak berpengaruh di Eropa dalam bidang
falsafat, sehingga di sana terdapat aliran yang disebut Averroisme.
Di periode ini pulalah ilmu-ilmu yang bersangkutan dengan keagamaan dalam Islam
disusun. Dalam lapangan penyusunan hadis-hadis Nabi menjadi buku, terkenal nama Muslim dan
Bukhari (abad IX); dalam lapangan fiqh atau hukum Islam nama-nama Malik Ibn Anas,
Al-Syafi'i, Abu Hanifah dan Ahmad Ibn Hanbal cukup dikenal (abad VIII dan IX), dalam bidang
tafsir, Al-Tabari (839 - 923 M), dalam lapangan sejarah Ibn Hisyam (abad VIII), Ibn Sa'd (abad
IX), dan lain-lain, dalam lapangan ilmu al-kalam atau teologi Wasil Ibn Ata', Ibn Al-Huzail,
Al-Allaf dan lain-lain dari golongan Al-Mu'tazilah, dari ahli sunnah Abu Al-Hasan Al-Asyari dan
Al-Maturidi (abad IX dan X) dan dalam lapangan tasawuf atau mistisisme Islam, Zunnun
Al-Misri, Abu Yazid Al-Bustami, Husain Ibn Mansur Al-Hallaj dan sebagainya. Dalam lapangan
sastra terkenal Abu Al-Farraj Al-Isfahani dengan bukunya Kitab Al-Aghani. Di pertengahan abad
X keluar pula Alfu Lailah Wa Lailah yang disusun oleh Al-Jasyiari. Perguruan Tinggi yang
didirikan di zaman ini adalah antara lain Bait AlHikmah di Baghdad dan Al-Azhar di Cairo yang
hingga kini masih harum namanya sebagai Universitas Islam yang tertinggi diseluruh dunia.
Dalam bidang arsitek dan seni periode ini juga mewujudkan gedung-gedung, mesjid-mesjid dan
lukisan-lukisan yang indah. Tetapi Hulagu, ketika menyerang Baghdad di tahun 1258 M,
menghancurkan istana, gedung-gedung dan mesjid-mesjid yang menghiasi ibu kota kerajaan
Abbasiah itu. Ringkasnya periode ini adalah periode peradaban Islam yang tertinggi dan yang
mempunyai pengaruh, sungguhpun tidak dengan secara langsung, pada tercapainya peradaban
modern di Barat sekarang. Periode kemajuan Islam ini sebagai, disebut Christopher Dawson,
bersarnaan masanya dengan abad kegelapan di Eropa. Memang, sebagai diterangkan oleh H.Mc
Neill, kebudayaan Kristen di Eropa di antara 600 dan 1000 M., sedang mengalami masa surut
yang rendahl. Di abad XI Eropa mulai sadar akan adanya peradaban Islam yang tinggi di Timur
dan melalui Spanyol, Sicilia dan Perang Salib, peradaban itu sedikit demi sedikit dibawa ke
Eropa. Eropa mulai mengenal rumah-rumah sakit, pemandian-pemandian umum, pemakaian
burung dara untuk mengirim informasi militer. Pada bahan-bahan makanan Timur seperti beras
(rice, rijst, du riz, berasal dari al-rurz), jeruk (lemon berasal dari al laimun), gula (sugar, sucre,
suiker berasal dari al-sukkar) dan sebagainya. Mereka kenal pada hasil-hasil tenunan Timur
seperti kain muslin (berasal dari kota Mosul), kain baldaclin (dari kota Baghdad) kain damask
(dari kota Damaskus) pada permadani, gelas dan sebagainya.
Kemudian dengan diterjemahkannya buku-buku ilmu pengetahuan dan falsafat karangan
ahli-ahli dan filosof-filosof Islam ke dalam bahasa Eropa di abad XII, mulailah Eropa kenal pada
falsafat dan ilmu pengetahuan Yunani. Eropa di ketika itu tidak kenal lagi pada falsafat serta ilmu
pengetahuan Yunani. Dari Islamlah Eropa mempelajari hal-hal di atas. Jadi tidak mengherankan

67
kalau Lebanon mengatakan "(orang Arablah) yang menyebabkan kita mempunyai peradaban,
karena mereka adalah imam kita selama enam abad. Hal ini di akui oleh Rom Landau. Menurut
penyelidikannya, dari orang Islam periode klasik inilah orang Barat belajar berfikir secara
obyektif dan menurut logika, dan belajar berdada lapang di ketika Eropa diselubungi oleh
suasana. pikiran sempit, tak adanya toleransi terhadap kaum minoritas, dan oleh suasana
penindasan terhadap pikiran mereka. Hal-hal inilah menurut keterangannya yang menjadi
bimbingan bagi renaissance Eropa yang kemudian membawa pada kemajuan dan peradaban
Barat sekarang. Pada tempatnyalah kalau Jacques C. Rislar mengatakan bahwa ilmu pengetahuan
dan tehnik Islam amat dalam mempengaruhi kebudayaan Barat.
2. Masa Disintegfasi : 1000 - 1250 M.
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir zaman Bani
Umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbas terutarna setelah Khalifah-khalifah menjadi
boneka dalam tangan tentara pengawal. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari Pusat
pernerintahan di Damaskus dan kemudian di Baghdad, meepaskan diri dari kekuasaan Khalifah
dipusat dan bermunculanlah diasti-dinasti kecil.
Di Marokko ldris Ibn Abdullah, salah satu dari keturunan Ali dapat membentuk Kerajaan
ldrisi yang bertahan dari tahun 788 M sampai tahun 974 M , dengan Fas (Fez) sebagai ibu -kota.
Di Tunis Dinasti Aghlabi berkuasa dari tahun 800 M sampai 969 M. Kerajaan ini dibentuk oleh
Ibrahim Ibn Aghlab, Gubernur yang diangkat oleh Harun Al-Rasyid. Mesjid Qairawan yang
sampai sekarang terdapat di Tunis adalah peninggalan dari dinasti ini. Di Mesir Ahmad Ibn Tulun
melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad dari tahun 868 M. Dinasti ini berkuasa di Mesir sampai
tahun 905 M. tahun 877 M Ibn Tulun dapat meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke Suria. Di
bawah pernerintahan Dinasti ini, irigasi diperbaiki, ekonomi meningkat dan Mesir mulai menjadi
pusat kebudayaan Islam. Ibn Tulun sendiri mendirikan rumah sakit besar di Fustat dan mesjid
yang diberi nama Mesjid Ibn Tulun, yang sampai sekarang masih terdapat di Cairo. Setelah
jatuhnya Dinasti Ibn Tulun, Mesir untuk beberapa tahun kembali,ke bawah kekuasaan Khalifah
Baghdad tetapi di tahun 935 M dikuasai lagi oleh dinasti lain, yaitu Dinasti Ikhsyid, untuk
kemudian jatuh ketangan khalifah Fatimiah di tahun 969 M. Di sebelah Utara Mesir, Dinasti
Hamdani merampas Suria ditahun 944 M dan mempertahankannya sampai tahun 1003 M.
Di sebelah Timur Baghdad Dinasti Tahiri berkuasa di Khurasan dari tahun 820 M sampai
tahun 872 M. Kemudian Dinasti ini digantikan oleh Dinasti Saffari sampai tahun 908 M. Di
Transoxania Dinasti Samani melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad di tahun 874 M. Dinasti ini
berumur 125 tahun. Di tahun 999 M daerah-daerah yang mereka kuasai di sebelah Selatan
Transoxania dirampas oleh Mahmud Ghazna, sedang daerah-daerah yang di sebelah Utara jatuh
ke tangan Ilek Khan dari Turkistan. Mahmud Ghazna kemudian meluaskan daerah kekuasaannya
sampai ke India.
Dalam pada itu golongan Syi'ah yang pada mulanya menjadi teman sekutu Bani Abbas,
mulai melancarkan aksi penentangan mereka. Di tahun 869 M timbul pernberontakan kaum Zanj
di bawah pimpinan Ali Ibn Muhammad. Kaum Zanj adalah budak-budak yang didatangkan dari
Afrika untuk bekerja di pertambangan selpeter di Irak. Ibn Muhammad mengaku pengikut Ali
dan datang untuk melepaskan mereka dari kesulitan hidup yang mereka hadapi, Dari tahun 870 M
sampai 883 M kekuasaan Bani Abbas dikacau oleh pemberontakan Zanj ini.
Satu gerakan lain ialah gerakan Qaramitah yang dimulai di tahun 874 M oleh Hamdan
Qarmat, seorang penganut faham Syi'ah Ismailiah di Irak. Di tahun 899 M kaum Qaramitah ini
dapat membentuk negara merdeka di Teluk Persia, yang kemudian menjadi pusat kegiatan
mereka dalam menentang kekuasaan Bani Abbas. Di tahun 930 M, serangan-serangan mereka

68
meluas sampai sejauh Mekkah. Sewaktu pulang mereka bawa lari Al-Hajr Al-Aswad yang
dikembalikan baru dua puluh tahun kemudian..
Satu gerakan lain lagi ialah gerakan Hasysyasyin (Assassins) yang merupakan lanjutan
dari gerakan Qatamitah. Pemimpinnya ialah Hasan Ibn Sabbah (w. 1124 M) yang membuat
Alamut di sebelah Selatan Laut Caspia sebagai pusat serangan-serangannya terhadap kekuasaan
Baghdad. Kaum Hasysyasyin ini tidak segan-segan mengadakan pembunuhan- pembunuhan
terhadap pembesar-pembesar Negara. yang memusuhi mereka. Salah satu pembesar yang mereka
bunuh adalah Nizam Al-Mulk, Perdana Menteri Dinasti Salajikah di tahun 1092 M. Nizam
AI-Mulk dikenal dalam sejarah Islam sebagai pendiri dari Madrasah-madrasah Nizamiah yang di
antara guru-guru Besarnya terdapat Imam Al-Haramain dan AlGhazali.
Sementara itu ada pula pemuka-pemuka Syiah yang dapat membentuk Dinasti yang
menguasai daerah-daerah tertentu. Salah satu di antaranya ialah Ahmad Ibn Buwaihi yang dapat
menguasai Asfahan, Syiraz dan Kirman di Persia. Di tahun 945 M, ia mengadakan serangan ke
Baghdad dan Dinasti Buwaihi menguasai ibu kota Bani Abbas ini sampai tahun 1055 M.
Khalifah-khalifah Bani Abbas tetap diakui, tetapi kekuasaan dipegang oleh Sultan-sultan
Buwaihi.
Kekuasaan Dinasti Buwaihi atas Baghdad kemudian dirampas oleh Dinasti Saljuk. Saljuk
adalah seorang pemuka suku bangsa Turki yang berasal dari Turkestan. Tughril Beg, seorang
cucu dari Saljuk dapat memperluas daerah kekuasaan mereka sampai ke daerah-daerah yang
dikuasai Dinasti Buwaih. Sultan-sultan yang kenamaan dari Dinasti ini di samping Tughril adalah
Alp Arselan (1063 - 1072 M) dan Maliksyah (1072-1092 M). Sultan Alp ArseIan mengalahkan
Bizantium di pertempuran Manzikart di tahun 1071 M, dan semenjak itu sampai sekarang Asia
Kecil menjadi daerah. Islam. Maliksyah terkenal dengan usaha pembangunan yang diadakannya.
Mesjid-mesjid, jembatan-jembatan, irigasi dan jalan-jalan raya ia bangun. Dalam lapangan ilmu
pengetahuan ia juga dikenal sebagai Sultan yang banyak menyokong pembangunannya dan ini
terutama terjadi dengan pimpinan Perdana Menterinya Nizam Al-Mulk. Khalifah dimasa
berkuasanya Sultan-sultan Bawaihi dan Salajikah hampir merupakan boneka. Calon Khalifah
yang disukai diangkat dan Khalifah yang tak disukai dijatuhkan. Khalifah-khalifah Bani Abbas
tak dapat berbuat apa-apa. Semua kekuasaan terletak ditangan Sultan-sultan. Khalifah
dipertahankan hanya untuk memberikan dasar hukum kepada pemerintahan yang sedang
berkuasa. Menurut faham yang berlaku pada waktu itu, Sultan yang tidak mendapat pengesahan
dari Khalifah tidak merupakan Sultan yang sah.
Kalau Dinasti-dinasti ini merupakan Dinasti kecil yang secara nominal masih mengakui
Khalifah-khalifah di Baghdad sebagai kepala mereka, di Mesir terdapat Dinasti Fatimiah yang
mengambil bentuk khilafah aliran Syi'ah dan yang menjadi saingan bagi khilafah aliran Sunnah di
Baghdad. Khilafah Fatimiah pada mulanya dibentuk oleh Ubaidillah di Tunis di tahun 909 M.
Khilafah ini mempunyai Angkatan Laut yang mengadakan serangan-serangan sampai ke pantai
Eropa, terutama Italia dan Perancis. Di tahun 969 M seorang Jenderal Fatimi bernama Jawhar
Al-Siqilli dapat menguasai Fustat di Mesir. Jawharlah yang mendirikan kota Cairo sekarang dan
Mesjid A]-Azhar di tahun 972 M yang kemudian dijadikan pusat Perguruan Tinggi IsJam oleh
Khalifah Fatimiah Al-Azis (975 M - 996 M). Juga didirikan lagi Dar-Al Hikmah di tahun 1005
M. Khalifah Fatimiah berkuasa di Mesir sampai tahun 1171 M.
Di Spanyol Abd Al-Rahman dari Dinasti Bani Umayyah di tahun 756 M dapat pula
membentuk suatu khilafah tersendiri. Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini dapat mempertahankan
kekuasaan mereka sampai tahun 1031 M. Abd Al-Rahmanlah yang mendirikan me~id Cordova
yang masyhur itu. Cordova merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting di Barat, sebagai

69
tandingan Baghdad di Timur. Kalau di Baghdad terdapat Bait Al-Hikmah serta Madrasah
Nizamiah dan di Cairo terdapat Al-Azhar serta Dar Al-Hikmah, di Cordova terdapat Universitas
Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Abd Al-Rahman 111 (929 M - 961
M). Perpustakaannya menurut riwayat mengandung ratusan ribu buku. Sesudah jatuhnya Dinasti
Bani Umayyah Spanyol ini, Andalusia terbahagi ke dalam beberapa negara kecil yang selalu
berperang di antara mereka, seperti Dinasti Abbadi, Dinasti Murabit, Dinasti Muwahhid, Dinasti
Bani Nasr dan sebagainya.
Dalam pada itu di Periode ini pulalah te~adi Perang Salib di Palestina. Dengan j atuhnya
Asia Kecil ke tangan Dinasti SaIj uk, j alan naik haji ke Palestina bagi umat Kristen di Eropa
menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali Paus Urban 11 berseru kepada umat Kristen
Eropa di tahun 1095 M supaya mengadakan perang suci terhadap Islam. Perang Salib Pertarna
te~adi antara tahun 1096 M dan 1099M, Perang Salib Kedua antara tahun 1147 M dan 1149,M
yang diikuti lagi oleh beberapa Perang Salib lainnya, tetapi tidak berhasil dalam merebut
Palestina dari kekuasaan Islam. Di abad keduauluh inilah baru Palestina j atuh ketangan Inggeris
sesudah kalahnya urki dalam Perang Dunia Pertama.
Disintegrasi dalam lapangan politik membawa pada disifitegrasi dalam lapangan
kebudayaan, bahkan juga dalam lapangan agama. perpecahan di kalangan umat Islam menjadi
besar. Dengan adanya daerah-daerah yang berdiri sendiri itu, di samping Baghdad, sebagai dilihat
timbul pusat-pusat kebudayaan lain, terutama Cairo di Mesir, Cordova di Spanyol, Asfahan,
Bukhara dan Samarkand di Timur. Dengan timbulnya pusat-pusat kebudayaan baru ini, terutama
pusat-pusat yang berada di bawah kekuasaan Persia, bahasa Persia meningkat menjadi bahasa
kedua di dunia Islam. Di zaman disintegasi ini, ajaran-ajaran sufi yang timbul dizaman Kemajuan
1, mengambil bentuk terikat. Mutunya mulai menurun.
Di samping hal-hal negatif tersebut ekspansi Islam di zaman ini meluas ke daerah yang
dikuasai Bizantium di Barat, ke daerah pedalaman di Timur dan Afrika melalui gurun Sahara di
Selatan. Sebagai telah dilihat, Dinast'L Salajikah meluaskan daerah Islam sampai
Asia Kecil dan dari sana kemudian diperluas lagi oleh Dinasti Usmani ke Eropa Timur.
Ke India ekspansi Islam diteruskan oleh Dinasti Gaznawi. Raja-raja Hindu dikalahkan dan Punjab
serta sebahagian dari daerah-daerah Sind masuk ke bawah kekuasaan Islam.. Dinasti Ghuri
kemudian melanjutkan ekspansi Islam ke daerah-daerah lain di India sehingga Kerajaan Delhi
jatuh di tahun 1192 M, dan tidak lama sesudah itu Bengal juga menjadi daerah Islam.
Penyiaran Islam ke daerah-daerah Sahara di Afrika dilakukan oleh Kaum Murabit yang
menguasai Maxokko dan Andalusia. Kerajaan Zanj di Ghana mereka kalahkan dipertengahan
kedua dari abad ke 11.
Periode Pertengahan : 1250 -11800 M.
Periode ini dapat pula dibagi ke dalam dua masa, Masa Kemunduran I dan Masa Tiga
Kerajaan Besar
1.. Masa Kemunduran 1: 1250 - 1500 M.
Di zaman ini Jengiskhan dan keturunannya datang membawa penghancuran ke dunia
Islam. Jengiskhan berasal dari Mongolia. Setelah menduduki Peking di tahun 1212 M , ia
mengalihkan serangan-serangannya ke arah Barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan Islam jatuh
ke tangannya. Transoxania dan Khawarizra dikalahkan di tahun 1219/ 20 M. Kerajaan Ghazna
pada tahun 1221 M , Azarbaijan pada tahun 1223 M dan Saliuk di Asia Kecil pada tahun 1243 M.
Dari sini ia meneruskan serangan-serangannya ke Eropa dan ke Rusia.
Serangan ke Baghdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Khurasan di Persia terlebih
dahulu ia kalahkan dan baru Hasysyasyin di Alamut ia hancurkan. Pada permulaan tahun 1258 M

70
ia sampai ke tepi kota Baghdad. Perintah untuk menyerah ditolak oleh Khalifah Al-Musta'sirn
dan kota Baghdad dikepung. Akhirnya pada 10 Pebruari 1258 M benteng kota ini dapat ditembus
dan Baghdad dihancurkan. Khalifah dan keluarga serta sebahagian besar dari penduduk dibunuh.
Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan diantaranya akhirnya ada
yang menetap di Mesir.
Dari sini Hulagu meneruskan serangannya ke Suria dan dari Suria ia ingin memasuki
Mesir. Tetapi di Ain Jalut (Goliath) ia dikalahkan oleh Baybars, Jenderal Mamluk dari Mesir, di
tahun 1260 M. Baghdad dan daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh Dinasti
Ilkhan. Ilkhan adalah gelaran yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai Dinasti ini
ialah daerah yang terletak antara Asia Kecil di Barat dan India di Timur. Dinasti Ilkhan berumur
dekat 100 tahun. Hulagu bukanlah beragama Islam dan anaknya Abaga (1265 - 1281 M) masuk
Kristen. Di antara keturunannya yang mula sekali masuk Islam ialah cucunya Tagudar dengan
nama Ahmad, tetapi mendapat tantangan dari para Jenderalnya. Ghasan Mahmud (1295 - 1304
M) juga masuk Islam dan demikian juga Uljaytu Khuda Banda (1305 - 1316 M). U1jaytu pada
mulanya beragama Kristen dan adalah Raja Mongol besar yang terakhir. Kerajaar, yang dibentuk
Hulagu akhirnya pecah menjadi beberapa Kerajaan kecil, di antaranya Kerajaan Jaylar (1336 -
1411 M) dengan Baghdad .,sebagai ibu kota, Kerajaan Salghari (1148 - 1282 M) di Faris, dan
Xerajaan Muzaffari (1313 - 1393 M) juga di Faris.
Dalam pada itu Timur Lenk, seorang yang berasal dari -keturunan Jengis Khan dapat
menguasai Samarkand di tahun 1369 M. -Dari Samarkand ia mengadakan serangan-serangan ke
sebelah Barat dan dapat menguasai daerah-daerah yang terletak antara Delhi Jdan Laut Marmara.
Dinasti Timur Lenk berkuasa sampai pertengahan kedua dari abad ke XV. Kedatangannya ke
daerah-daerah ini juga membawa penghancuran. Keganasan Timur digambarkan dengan
pembunuhan massal yang dilakukannya di kota-kota yang tidak mau menyerah tetapi melawan
kedatangannya. Di kota-kota yang telah ditundukkan ia dirikan piramid dari tengkorak rakyat
yang dibunuh. Di Delhi misalnya ia sembelih 80.000 dari penduduknya. Di Aleppo lebih dari
20.000 orang. MesJid-mesJid dan madrasah-madrasah dihancurkan. Dari Mesjid Umawi di
Damaskus hanya dinding yang tinggal. Di mana saja ia datang, ia membawa penghancuran.
Di Mesir, dalam pada itu, khilafah Fatimiah digantikan olch Dinasti Salah Al-Din
Al-Ayubi di tahun 1174 M. Dengan datanglnya Salah Al--Din, Mesir masuk kembali ke aliran
Sunni. Aliran Syi'ah di sana hilang dengan hilangnya khilafah Fatimiah. Salah Al-Din dikenal
dalam sejarah sebagai Sultan yang banyak membela Islam dalam Perang Salib.
Dinasti Al-Ayubi jatuh di tahun 1250 M dan kekuasaan di Mesir berpindah ke tangan
kaum Mamluk. Kaum Mamluk ini berasal dari budak-budak yang kemudian mendapat
kedudukan tinggi dalam pemerintahan Mesir. Sultan Mamluk yang pertama adalah Aybak (1250 -
1257 M), dan salah satu yang termasyhur di Antara mereka adalah Sultan Baybars (1260 - 1277
M) yang dapat mengalahkan Hulagu di 'Ain Jalut. Kaum Mamluk berkuasa di Mesir berpindah ke
tangan kaum Mamluk. Kaum Mamluk ini berasal dari budak-budak yang kemudian mendapat
kedudukan tinggi dalam pernerintahan Mesir. Sultan Mamluk yang pertama Adalah mengalahkan
Hulagu di 'Ain Jalut. Kaum Mamluk berkuasa di Mesir sampai tahun 1517 M. Merekalah yang
membebaskan Mesir dan Suria dari peperangan Salib dan juga yang membendung
serangan-serangan kaum Mongol di bawah pimpinan Hulagu dan Timur Lenk, sehingga Mesir
terlepas dari penghancuran -penghancuran seperti yang teijadi di dunia Islam lain.
Di India juga persaingan dan peperangan untuk merebut kekuasaan selalu teijadi sehingga
India senantiasa menghadapi perobahan penguasa. Dinasti timbul untuk kemudian dijatuhkan dan
diganti oleh yang lain. Kekuagaan Dinasti Ghaznawi dipatahkan olch pengikut-pengikut Ghaur

71
Khan, yang juga berasal dari salah satu suku-bangsa Turki. Mereka,,masuk ke India di tahun
1175 M, dan bertahan sampai tahun 1206 M. India kemudian jatuh ketangan Qutbuddin Aybak,
yang selanjutnya menjadi pendiri Dinasti Mamluk India (1206 - 1290 M), kemudian ke tangan
Dinasti KhaJji (1296 - 1316 M), selanjutnya Dinasti Tughluq (1320 - 1413 M) dan Dinasti-dinasti
lain, sehingga Babur datang di permulaan abad XVI dan membentuk Kerajaan Mughal di India.
Di Spanyol sementara itu timbul peperangan antara Dinasti-dinasti Islam yang ada di sana
dengan Raja-raja Kristen. Di dalam peperangan itu Raja-raja Kristen dapat memakai politik
adu-domba antara Dinasti-dinasti Islam tersebut. Sebaliknya Raja-raja Kristen mengadakan
persatuan sehingga satu demi satu Dinasti-dinasti Islam dapat dikalahkan. Cordova jatuh di tahun
1238 M. Seville di tahun 1248 M, dan akfilinya Tanada iatuh di tahun 1491 __ M. Orang-orang
Islam dihadapkan pada dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari Spanyol. Di tahun 1609 M
boleh dikatakan tidak ada lagi orang Islam di Spanyol. Umumnya mereka pindah ke k)ta kota di
pantai Utara Afrika. Sebagai dapat dilihat di atas di Masa Kemunduran I ini, desentralisasi dan
disintegrasi dalam dunia Islam meningkat. Dizaman inilah pula hancurnya khilafah secara formil.
Islam tidak lagi mempunyai Khalifah, yang diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan
dan ini berlaku sampai Kerajaan Usmani mengangkat Khalifah yang baru di Istambul di abad
keenambelas. Bahagian, yang mer4pakan pusat dunia Islam, jatuh ke tangan bukan Islam buat
beberapa waktu. Dan terlebih dari itu, Islam hilang dari Spanyol.
Perbedaan antara. kaum Sunni dan kaurn Syi'ah menjadi bertambah nyata kelihatan.
Demikian pula antara Arab dan Persia. Dunia Jslarn terbagi dalam dua bagian; bagian Arab yang
terdiri atas Semenanjung Arabia, Irak, Suria, -Palestina, Mesir, Afrika Utara dan Sudan dengan
Mesir sebagai pusatnya; dan bagian Persia yang terdiri atas daerah Balkan, Turki, Persia,
Turkistan dan,lndia dengan Persia sebagai pusatnya. Sungguhpun demikian kekuasaan pada
umumnya terletak ditangan Dinasti-dinasti yang berasal dari suku-suku bangsa Turki.
Kebudayaan Persia meningkat di dunia Islam bagian Persia serta mengambil bentuk internasional
dan dengan demikian mulai mendesak lapangan kebudayaan Arab.
Di samping itu pengaruh tarikat-tarikat bertambah mendalarn dan bertambah meluas di
dunia Islam. Pendapat yang ditimbulkan di Zaman Disintegrasi bahwa pintu Jjtihad telah tertutup
diterima secara umum di zaman ini. Antara mazhab yang empat terdapat suasana damai dan di
madrasah-madrasah diajarkan mazhab yang empat. Perhatian pada ilmu-ilmu pengetahuan sedikit
sekali. Tetapi sebaliknya Islam mendapat pemeluk-pemeluk baru. di daerah-daerah yang selama
ini belum pernah dimasuki Islam.
Ke daerah Balkan Islam dibawa oleh Usman, seorang Kepala Suku-bangsa Turki yang
menetap di Asia Kecil. Usman dan anak buahnya pada mulanya mengadakan serangan-serangan
terhadap Kerajaan Bizantium di Asia Kecil. Sebelurn meninggal di tahun 1326 M, Bursa telah
dapat dikuasainya. Serangan-serangan diteruskan oleh anaknya Orkhati 1 (1326 - 1357 M)
sampai ke bahagian Timur dari benua Eropa. Benteng Tzimpe odan Gallipoli jatuh ke tangannya.
Sultan Murad 1 (1359 - 1389 M) menaklukkan Konstatianopel di tahun 1365 M. Kota ini
kemudian dijadikan ibukota. Tidak lama sesudah,itu Macedonia jatuh ke bawah kekuasaannya.
Di tahun 1385 M Sofia, ibu kota Rumelia diduduki.
Dengan demikian kesultanan kecil yang dibentuk oleh Usrnan berobah menjadi kerajaan
besar yang kemu'dian dikenal dalam sejarah dengan nama Kerajaan Usmani (Ottoman Empire).
Sultan Bayazid (1389 - 1402 M) memperluas daerah kekuasaan Keraiaan Usmani di Erova
dengan menaklukkan sebahagian dari,yunani dan daerah-daerah Eropa Timur sampai ke
perbatasan Hongaria Salonika dikuasai kemudian oleh Sultan Murad 11 (1421 - 1451 M) dan dari

72
sana ia masuk ke Albania. Kemajuan-kemajuan lain dibuat oleh Sultan-sultan yang datang
sesudahnya.
2. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500 - 1800 M).
Masa ini -dapat pula dibagi ke dalam dua fase, Fase kemajuan dan Fase Kemunduran.
a. Fase Kemajuan (1500 - 1700 M).
Fase Kemajuan ini merupakan Kemajuan Islam 11. Tiga Kerajaan Besar yang dimaksud
ialah Kerajaan Usmani di Turki. Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Sultan
Muhammad AI-Fatih (1451 - 1481 M) dari Kerajaan Usmani mengalahkan Kerajaan Bizantium
dengan menduduki Istarnbul. di tahun 1453 M. Ekspansi ke arah Barat dengan demikian berjalan
lebih lancar. Tetapi di zaman Sultan Salim 1 (1512 - 1520 M) perhatian ke arah Barat diahhkan
ke arah Timur. Persia mulai diserang dan dalam peperangan Syah Ismail dikalahkan dan dipukul
mundur. Setelah menguasai Suria, Sultan Salim merebut Mesir dari tangan Dinasti Mamluk.
Cairo jatuh di tahun 1517 M.
Kemajuan-kemajuan lain dibuat oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520 - 1566 M). Sultan
Sulaiman adalah Sultan Usmani yang terbesar. Di zamannya Irak, Belgrado, Pulau Rhodes,
Tunis, Budapest dan Yaman dapat dikuasai. Namun ia kepung di tahun 1529 M. Di masa
kejayaannya daerah kekuasaan Kerajaan Usmani mencakup Asia Kecil, Armenia,. Irak, Suria,
Hejaz serta Yaman di Asia, Mesir, Libia, Tunis serta AIJazair di Afrika dan Bulgaria, Yunani,
Yugoslavia, Albania, Hongaria dan Rumania di Eropa.
Sementara itu di Persia muncul satu Dinasti baru yang kemudian merupakan suatu
Ketajaan Besar di dunia Islam. Dinasti ini berasal dari seorang sufi Syeikh Ishak Safluddin (1252
- 1334 M). dari Ardabil di Azarbaijan. Syeikh Safiuddin beraliran Syi'ah dan mempunyai
pengaruh besar di daerah itu. Cucunya Syeikh Ismail Safawi dapat mengalahkan Dinasti-dinasti
lain terutama kedua Suku bangsa. Turki Kambing Putih dan Kambing Hitam, sehingga akhirnya
Dinasti Safawi dapat menguasai seluruh daerah Persia.
Di sebelah barat Kerajaan Safawi berbatasan dengan Kerajaan Usmani dan di sebelah
Timur dengan India yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan kerajaaan Mughal. Syah
Ismail membuat aliran Syi'ah sebagai mazhab yang dianut negara. Di antara Sultan-sultan besar
dari Kerajaan Safawi selain dari Syah Ismail (1500 - 1524 M), terdapat nama-nama Syah
Tahmasp (1524 - 1576 M), dan Syah Abbas (1557 - 1629 M). Sesudah Syah Abbas, raja-raja
Safawi tidak ada yang kuat lagi dan akhirnya dapat dijatuhkan oleh Nadir Syah (1736 - 1747 M),
kepala dari ialah satu suku bangsa Turki yang terdapat di Persia di ketika itu.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibukota, didirikan oleh Zahiruddin Babur
(1482 - 1530 M), salah satu dari cucu-cucu Timur Lenk. Setelah menundukkan Kabul, ia melalui
Khybar Pass, menyeberang ke India di tahun 1505 M. Lahore jatuh ke bawah kekuasaannya di
tahun 1523 M, dan empat tahun kemudian India Tengah dapat dikuasainya. Anaknya Humayun
(1530 - 1556 M) ;menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan
Mughal yang muda itu. Dan anaknya Akbar (1556 – 1606 M) menaklukkan Raja-raja India yang
masih ada pada waktu itu dan kemudian juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai
pendapat yang liberal dan ingin menyatukan sernua agama dalam satu bentuk agama baru yang
diberi nama Din Ilahi. Sultan-sultan yang besar sesudah Akbar adalah antara lain Jehangir (1605
-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628 -,1658 M) dan Aurangzeb (1659 -
1707 M). Sesudah Aurangzeb terdapat sultan-sultan lemah yang tidak dapat mempertahankan
kelanjutan kerajaan Mughal. Masing-masing dari ketiga Kerajaan Besar ini mempunyai masa
kejayaan sendiri terutama dalam bentuk literatur dan 'arsitek. Literatur dalam bahasa Turki di
zaman inilah mulai muncul

73
Di masa-masa sebelumnya pengarang-pengarang Turki menulis dalam bahasa Persia. Di
zaman Sultan Salim I dan Sultan Sulaiman dikenal dua pengarang Fuzuli dan Baki, yang
kemudian disusul di abad ke delapan belas oleh Nedim dan Syeikh Ghalib. Dalam bidang arsitek,
Sultan-sultan mendirikan istana-istana, mesjid-me~id, benteng-bellteng, dan sebagainya. Di
antara mesJid-mesJid yang terkenal dapat disebut mesJid Aya Sofia, yang padaimulanya adalah
gereja, tetapi dirobah menjadi mesJid, dan mesJid Sulaimania di Istambul. MesJid dalam bentuk
arsitek Ottoman didirikan juga di luar daerah Turki seperti nw~id Muhammad Ali di Cairo.
Di India bahasa Urdu juga jneningkat menjadi bahasa literatur dan menggantikan bahasa
Persia yang sebelumnya dipakai di kalangan istana Sultan-sultan di DelhL Menurut sejarahnya
penulis-penulis besar pertarna dalam bahasa ini adalah Mazhar, Sauda, Dard dan Mir,
kesernuanya di abad kedelapan belas.
Gedung-gedung bersejarah yang ditinggalkan priode ini adalah antara lain TqJ Mahal di
Agra, Benteng Merah, Jama MasJid, istanaistana dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi.
Sultan-sultan Mughal juga mendirikan makam-makam yang indah.
Persia juga mempunyai mesJid-mesJid indah yang didirikan di periode ini, seperti Mesjid
Besar Isfahan yang dibangun untuk Syah Abbas. Tetapi disebalik itu perhatian pada ilmu
pengetahuan kurang sekali dan ilmu pengetahuan di seluruh dunia Islam memang merosot.
Tarikah terus mempunyai pengaruh besar dalam hidup umat Islam. Dengan timbulnya Turki dan
India sebagai kerajaan besar, di samping bahasa Arab dan Persia, bahasa Turki dan bahasa Urdu
mulai pula muncul sebagai bahasa penting dalam Islam. Kedudukan bahasa Arab untuk menjadi
bahasa persatuan bertambah menurun.
Kemajuan Islam 11 ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam lapangan politik dan
jauh lebih kecil dari Kemajuan Islam 1. Dalam pada itu Barat mulai bangkit terutama dengan
terbukanya jalan ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di Timur Jauh, melalui Afrika
Selatan dan dijumpainya Amerika oleh Colombus di tahun 1492 M. Tetapi sebagai diterangkan
Mc Neill, kekuatan Eropa pada waktu itu diperbandingkan dengan kekuatan Islam, masih lemah'

74
Fase Kemunduran II, (1700 - 1800 M).
Sesudah Sulaiman Al-Qanuni, Kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai Sultan-sultan yang
kenamaan. Kerajaan ini mulai memasuki fase kemundurannya di abad ke XVII M. Di dalam
negeri timbul pemberontakan-pemberontakan, seperti di Suria di bawah pimpinan Kurdi
Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir Fakhruddin. Dengan negara-negara
tetangga te~adi peperangan seperti Venitia (1645 - 1664 M.) dan dengan Syah Abbas dari Persia.
Jenissary, nama yang diberikan kepada tentara U'smanijuga berontak. Sultan-sultan berada di
bawah kekuasaan Harem., Dalam pada itu di Eropah mulai pula timbul negara-negara yang kuat,
sedang Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula berobah menjadi negara yang maju. Dalam
peperangan dengan negara-negara ini Kerajaan Usmani mengalami kekalahan-k&alahan dan
daerahnya di Eropa mulai diperke ' cil sedikit demi sedikit. Umpamanya Wunania memperoleh
kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan Rumania lepas di tahun 1856. Yang lain-lain
mengikuti, sehingga akhirnya sesudah Perang Dunia I daerah Kerajaan Usmani yang demikian
luas dahulu -~hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil dari daratan Eropa Timur. Kerajaan
Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul Republik Turki di tahun 1 ?24 M.
Di Persia, Keiajaan Safawi mendapat serangan dari Raja Afghan yang berlainan dengan
Syah-syah Safawi, menganut faham Sunni. Mir Muhammad dapat menguasai Asfahan di tahun
1722 M. Tetapi dalam pada itu Nadir Syah seorang Jendral, atas nama Syah Tahmasp 11 dapat
merampas ibu. kota itu kembali di tahun 1730 M. Kemudian ia sendiri yang menjadi Syah di
Persia. Tapi di tahun 1750 M, Karim Khan dari Dinasti Zand dapat merampas kekuasaan di
seluruh Persia,
kecuali daerah K lurasan. Kekuasaan Dinasti Zand ditentang oleh Dinasti QaJar dan
akhirnya Agha Muhammad dapat mengalahkan Dinasti Zand di tahun 1794 M. Semenjak itu
sampai tahun 1925 M, Persia diperintah 41eh Dinasti Qajar.
Di India, di bawah pemerint4han Aurangzeb yang mendapat gelar Alamghir, terjadi
pemberontakan-pemberontakan dari pihak golongan Hindu yang merupakan mayoritas penduduk
India. Pernberontakan Sikh dipimpin oleh Guru Tegh Bahadur dan kemudian oleh Quru Gobind
Singh. Golongan Rajput berontak di bawah pimpinaft Raja Udaipur. Kaum Mahratas dipimpin
oleh Sivaii dan anaknya Sambaji.
Sesudah Aurangzeb meninggal serangan-serangan pemberontak bertambah kuat dan
akhirnya daerah-daerah yang jauh dari Delhi melepaskan diri kekuasaan Mughal satu demi satu.
Dalam pada dari itu Inggris telah pulaturut memainkan peranan dalam politik India dan
menguasai India di tahun 1857 M. Sampai tahun 1947 M India menjadi jajahan Inggeris.
Di masa ini kekuatan militeT dan politik umat Islam menurun. Dagang dan ekonomi umat
Iklam, dengan hilangnya monopoh dagang antara Timur dan BaTat dari tangan mereka, jatuh.
Ilmu pengetahuan di dunia Islam dalam keadaan stagnasi. Tarikat-tarikat diliputi oleh suasana
khurafat dan superstisi. Umat Islam dipengaruhi oleh sikap fatalistis. Dunia Islam dalam keadaan
mundur dan statis.
Dalam pada itu, Eropa dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan laba
yang timbul dari dagang langsung dengan Timur Jauh bertambah kaya dan maju. Penetrasi Barat,
yang kekuatannya bertambah besar, ke dunia Blam yang didudukinya, kian lama bertambah
mendalam. Akhirnya di tahun 1798 M. Napoleon menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat
Islam yang terpenting. Jatuhnya pusat Islam ini ketangan Barat, menginsafkan dunia Islam akan
kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bRhwa di Barat telah timbul peradaban yang lebih
tinggi dari peradaban Islam, dan yang merupakan ancaman bagi hidup Islam sendiri.

75
Periode Modern : 1800 M.
Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. - Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir
di tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan
kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan pemuka-pemuka,
Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan balance of power, yang telah
pincang dan membahayakan Islam bagi itu. Kontak Islam dengan Barat sekarang berlainan sekah
dengan kontak Islam dengan Barat di Periode Klasik. Pada waktu itu Islam sedang menaik dan
Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebahknya, Islam sedang dalam kegelapan dan Barat
sedang menaik. Kini Islam yang ingin belejar dari Barat.
Dengan demikian timbullah apa yang disebut pen-tikiran dan aliran pembaharuan atau
modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana
caranya membuat umat Islam maju kembali sebagai di Periode Klasik. Usaha-usaha ke arah
itupun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam. Namun, pada masa yang sama dunia Barat
juga bertambah maju.

76

Anda mungkin juga menyukai