Tahun Islam dimulai dengan hijrah Nabi Muhammad S.A.W. dari Mekah ke
Madinah di tahun 622 M. Di Mekah terdapat kekuasaan kaum Quraisy yang kuat dan
belum dapat dipatahkan Islam. Di Madinah sebaliknya tidak terdapat kekuasaan yang
demikian, bahkan akhirnya Nabi Muhammad S.A.W. lah yang memegang tampuk
kekuasaan. Dengan kekuasaan berada di tangan beliau, Islam lebih mudah tersebar.
Hal ini mengakibatkan Islam menguasai daerah-daerah yang dimulai dari Spanyol di
Barat sampai Philipina di Timur, dan dari Afrika Tengah di Selatan sampai Danau
Aral di Utara.
Sejarah Islam sekarang telah berjalan lebih dari empat belas abad lamanya.
Seperti halnya sejarah tiap umat, sejarah Islam dapat dibagi ke dalam periode klasik,
periode pertengahan dan periode modern.
Bani Abbas
Sesungguhnya Abu Al-Abbas (750 – 754 M) yang mendirikan Dinasti Bani
Abas, namun pembina sebenarnya adalah Al-Mansur (754-775 M). Yang menjadi
musuh-mushnya berasal dari Bani Umayyah, golongan Khawarij, bahkan juga Kaum
Syi’ah. Dalam menghancurkan lawan, Al-Mansur tidak segan-segan membunuh
sekutu yang membawa keluarganya kedalam kekuasaan. Salah satu contohnya adalah
Abu Muslim. Karena Al-Mansur merasa kurang aman di tengah-tengah Arab, ia
memindahkan ibukota dari Damaskus ke Baghdad pada tahun 762 M. Sebagai
pengawal, ia mengambil orang-orang dari Persia dan tidak mengambil orang-orang
dari Arab.
Dalam segi pemerintahan ia menggunakan tradisi baru dengan mengangkat
wazir yang membawahi kepala-kepala Departemen. Pemegang jabatan itu pada saat
itu adalah Khalid Ibn Barmak yang berasal dari Persia.
Al-Mahdi (775-785 M) menggantikan Al-Mansur sebagai Khalifah. Pada
masa pemerintahannya pereklonomian mulai menggeliat. Pertanian ditingkatkan
dengan mengadakan irigasi dan penghasilan gandum, beras, kurma, dan zaitun
meningkat. Hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga, dan besi juga
meningkatkan kekayaan.
Pada zaman Harun Al-Rasyid (785-809) hidup mewah sudah memasuki
masyarakat. Kekayaan yang banyak digunakan oleh Al-Rasyid untuk keperluan
sosial. Anaknya Al-Ma’num (813-833 M) meningkatkan perhatian pada ilmu
pengetahuan. Untuk menterjemahkan buku-buku kebudayaan Yunani ia mengaji
penterjemah-penterjemah dari golongan Kristen, Sabi dan bahkan juga penyembah
binatang.
Khalifah Al-Mu’tasim (833-842) sebagai anak dari ibu yang berasal dari
Turki, mendatangkan orang-orang Turki untuk menjadi tentara pengawalnya. Dengan
demikian pengaruh Turki mulailah masuk ke pusat pemerintahan Bani abbas. Hal itu
mengakibatkan khalifah-khalifah menjadi boneka Turki. Al-Wathiq (842-847 M)
melepaskan diri dari pemerintah Turki dengan cara mendirikan ibu kota Samarra dan
pindah dari Baghdad. Al-Mutawakkil (847-861M) merupakan Khalifah besar terkahir
dari Dinasti Bani Abbas. Khalifah-khalifah sesudahnya memiliki pendirian dan
mental yang lemah dan tidak dapat melawan kehendak tentara pengawal sultan-sultan
yang kemudian menguasai ibu kota. Khalifah terkahir Dinasti Bani Abbas adalah Al-
Musta’sim (1242-1258 M). Di zaman itu Bagdad dihancurkan oleh Hulagu pada tahun
1258 M.
Dengan demikian, bila Bani Umayyah dengan Damaskus sebagai ibu kotanya
mementingkan kebudayaan Arab, Bani Abbas dengan memindahkan ibu kotanya ke
Baghdad menyebabkan berkurangnya kebudayaan Arab dan meningkatkan
kebudayaan Persia. Keluarga Barmak memiliki pengaruh yang besar dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan falsafat Yunani di Baghdad. Di samping itu
Khalifah-khalifah mengambil wanita-wanita Persia sebagai Isteri mereka, hal itu
mengakibatkan munculnya Khalifah-khalifah berdarah Persia, hal ini mengakibatkan
pengaruh persia semakin kuat.
Perbedaan lainnya antara kedua Dinasti ini, bila masa Umayyah merupakan
masa ekspansi daerah kekuasaan Islam, masa Bani Abbas adalah masa pembentukan
dan perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam.
Di masa Bani Abbas inilah perhatian kepada ilmu pengetahuan dan falsafat
Yunani memuncak, terutama di zaman Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun. Buku-buku
ilmu pengetahuan dan filsafat didatangkan dari Bizantium dan diterjemahkan ke
bahasa Arab. Di antara integrasi yang terjadi di zaman ini adalah integrasidalam
bidang bahasa. Bahasa Al-Qur’an yaitu bahasa Arab, dipakai dimana-mana. Bahasa
ini menggantikan bahasa Yunani dan bahasa Persia sebagai bahasa administrasi.
Bahasa Arab juga menjadi bahasa ilmu pengetahuan, falsafat, dan doplimasi.
Integrasi terjadi juga dalam lapangan kebudayaan. Kebudayaan yang ada
mulai terjadi dari Spanyol di Barat sampai ke India di Timur. Juga dari Sudan di
Selatan sampai Kaukasus di Utara.
Di masa ini terjadi kontak antara kebudayaan Barat (lebih tegasnya Yunani
klasik) dengan Islam untuk pertama kali. Hal itu didorong oleh ayat-ayat di dalam Al-
Qur’an. Cendikiawan-cendikiawan Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan
dan falsafat yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani itu, tetapi menambahkan ke
dalamnya hasil-hasil penyedilikan yang mereka lakukan sendiri di lapangan ilmu
pengetahuan. Dalam lapangan ilmu pengetahuan teradapat nama Al-Fazari (abad
VIII) sebagai astronom Islam yang pertama kali menyusun astrobale (alat yang dahulu
dipakai mengukur tinggi bintang dan sebagainya). Al-fargani, yang dikenal di Eropa
dengan nama Al-Fragnus mengarang ringkasan tentang ilmu astronomi yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerald Cremona dan Johanes Hispalensis.
Dalam optika, Abu Ali Al-Hasan Ibnu Al-Haytham (abad X) yang namanya di
Eropa menjadi Alhazen, dikanal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata
yang mengirim cahaya kepada benda yang dilihat. Menurut teorinya yang kemudian
menjadi fakta, benda yang mengirim cahaya ke mata, dan karena menerima cahaya itu
mata melihat benda yang bersangkutan.
Dalam ilmu kimia, Jabir Ibnu Hayyan terkenal sebagai bapak al-kimia. Dan
Abu Bakar Zakaria Al-Razi (865-925M) mengarang buku besar tentang al-kimia yang
baru dijumpai di abad XX. Dalam lapangan ini, sebagai kata Gustave Lebon,
pengetauan yang diperoleh Islam dari Yunani sedikit sekali, sehingga pengetahuan ini
banyak berkembang sebagai hasil penyelidikan ahli-ahli kimia Islam.
Dalam lapangan fisika Abu Raihan Muhammad Al-Baituni (973-1048 M)
sebelum Galileo telah mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar as nya.
Selanjutnya ia mengatakan penyelidikan tentang kecepatan suara dan cahaya dan
berhasil dalam menentukan berat dan kepadatan 18 macam permata dan metal.
Dalam bidang geografi, Abu Al-Hasan Ali Al-Mas’ud adalah seorang
pengembara yang mengadakan kunjungan keberbagai dunia Islam di abad X dan
menerangkan dalam bukunya Maruj Al-Zahab tentang geografi, agama, adat istiadat
dan sebagainya dari daerah-daerah yang dikunjunginya.
Pengaruh Islam yang terbesar terdapat dalam lapangan ilmu kedokteran dan
falsafat. Dalam ilmu kedokteran, Al-Razi yang dikenal dengan nama Rhazes
mengarang buku tentang penyakit cacar dan campak yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin, Inggris, dan bahasa-bahasa Eropa lainnya. Bukunya Al-Hawi yang
terdiri atas 20 jilid membahas berbagai cabang ilmu kedokteran. Buku ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di tahun 1279 dan menjadi buku pengangan
penting selama berabad-abad di Eropa. Al-Hawi merupakansalah satu dari sembilan
karangan yang merupakan seluruh perpustakaan Fakultas Kedokteran Paris di tahun
1395 M.
Ibnu Sina (980-1037 M) selain dari filosof adalah juga seorang dokter yang
mengarang satu ensiklopedia dalam ilmu kedokteran yang terkenal dengan nama Al-
Qanun Fi Al-Tib. Buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin.
Dalam lapangan falsafat, nama-nama Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd
terkenal. Al Farabi mengarang buku-buku dalam falsafat, logika, jiwa, kenegaraan,
etika dan interpretasi tentang falsafat Aristoteles. Sebagian dari karangan-karangan itu
diterjemahkan kedalam bahasa Latin. Ibnu sina juga banyak mengarang dan yang
termashyur ialah Al-Syifa, suatu ensiklopedi tentang fisika, metafisika dan matematika
yang terdiri atas 18 jilid. Bagi Eropa Ibnu Sina dengan tafsiran yang dikarangnya
tentang falsafat aristoteles lebih mahsyur daripada Al-Farabi.
Di priode ini ilmu-ilmu yang berhubungan dengan keagamaan Islam disusun.
Dalam lapangan penyusunan hadis-hadis nabi menjadi buku, terkenal nama Muslim
dan Bukhari. Dalam bidang fiqih tedapat nama Malik Ibn Anas, Al-Syafi’i, Abu
Hanifah dan Ahmad Ibn Hanbal, dan sebagainya. Perguruan Tinggi yang didirikan di
jaman ini adalah Bait Al-Hikmah di Bagdad dan Al-Azhar di Cairo. Dalam bidang
arsitektur dan seni, periode ini juga mewujudkan gedung-gedung, masjid-masjid, dan
lukisan-lukisan yang indah. Tetapi Hulagu menyerang Baghdad pada tahun 1258 M,
ia menghancurkan istana, gedung-gedung dan masjid-masjid. Ringkasnya periode ini
adalah periode peradaban Islam yang tertinggi dan mempunyai pengaruh , walaupun
tidak secara langsung terhadap peradaban dunia Barat modern.