Anda di halaman 1dari 14

Masa Disintegrasi

Kelompok 8 :
1. Tiara Rinanty
2. Asmar Hidayat
3. Parulian Harahap
Apa itu Disintegrasi?

Disintegrasi merupakan
suatu keadaan tidak bersatu
padu yang menghilangnya
keutuhan, atau persatuan
serta menyebabkan
perpecahan.
Masa Disintegrasi
Masa disintegrasi (1000 -1250 M)
muncul akibat adanya perpecahan
dalam pemerintahan Bani
Abbasiyah. Namun sebenarnya,
disintegrasi politik sudah mulai
terjadi di akhir Bani Ummayah,
tetapi sangat terasa pada waktu
penurunan tahta dari Harun ar-
Rasyid (786-809 M) tumbuhlah
benih-benih disintegrasi yang
nantinya akan berlanjut ke dalam
akar permasalahan yang lain.
Masa Disintegrasi
Dalam periode pertama, sebenarnya banyak
tantangan dan gangguan yang dihadapi
dinasti Abbasiyah. Beberapa gerakan politik
yang merongrong pemerintah dan
mengganggu stabilitas muncul di mana-
mana, baik gerakan dari kalangan intern Bani
Abbas sendiri maupun dari luar. Namun,
semuanya dapat diatasi dengan baik.
Keberhasilan penguasa Abbasiyah mengatasi
gejolak dalam negeri ini makin
memantapkan posisi dan kedudukan mereka
sebagai pemimpin yang tangguh. Setelah
periode pertama berlalu para khalifah sangat
lemah. Mereka berada di bawah pengaruh
kekuasaan yang lain.
Penyebab-penyebab Masa
Disintegrasi

Dinasti-dinasti Perebutan
yang kekuasaan di
memerdekakan diri pusat
dari Baghdad pemerintahan

Sebab-sebab
Kemunduran
Perang Salib Pemerintahan
Bani Abbas
Dinasti-dinasti yang
Memerdekakan Diri dari
Baghdad
Faktor-faktor penting yang menyebabkan
kemunduran Bani Abbas pada periode ini,
sehingga banyak daerah memerdekakan diri,
adalah :
1. Luasnya wilayah kekuasaan daulat
Abbasiyah sementara komunikasi pusat
dengan daerah sulit dilakukan. Bersamaan
dengan itu, tingkat saling percaya dikalangan
para penguasa dan pelaksana pemerintah
sangat rendah.
2. Dengan profesionalisasi angkatan
bersenjata, ketergantungan khalifah terhadap
mereka sangat tinggi.
3. Keuangan Negara sangat sulit karena biaya
yang dikeluarkan untuk tentara bayaran
sangat besar.Pada saat kekuatan militer
menurun, khalifah tidak sanggup memaksa
pengiriman pajak ke Baghdad.
Dinasti-dinasti yang
Memerdekakan Diri
dari Baghdad
1. Yang berbangsa Persia :
• a. Thahiriyyah di Khurasan,
(205-259 H/820-872 M),
• b. Shafariyah di Fars, (254-290
H/868-901 M),
• c. Samaniyah di Transoxania,
(261-318 H/873-998 M),
• d. Sajiyyah di Azerbaijan, (266-
318 H/878-930 M),
• e. Buwaihiyyah, (320-447
H/932-1055 M).
Dinasti-dinasti yang Memerdekakan
Diri dari Baghdad
2. Yang berbangsa Turki :
a. Thuluniyah di Mesir, (254-292 H/837-903 M),
b. Ikhsyidiyah di Turkistan, (320-560 H/932-1163
M),
c. Ghaznawiyah di Afghanistan, (351-585 H/962-1189
M),
d. Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya:
• 1) Seljuk besar atau seljuk Agung, didirikan oleh Rukn
Al-Din Abu Thalib Tuqhrul Bek ibn Mikail ibn Seljuk ibn
Tuqaq. Seljuk ini menguasai Baghdad dan memerintah
selama sekitar 93 tahun (429-522 H/1037-1127 M),
• 2) Seljuk Kirman di Kirman, (433-583 H/1040-1187
M),
• 3) Seljuk Syria atau Syam di Syria, (487-511 H/1094-1117
M),
• 4) Seljuk Irak di Irak dan Kurdistan, (511-590 H/1117-
1194 M),
• 5) Seljuk Rum atau Asia kecil di Asia Kecil, (470-700
H/1077-1299 M)
Dinasti-dinasti yang Memerdekakan Diri dari
Baghdad
3. Yang berbangsa Kurdi : 4. Yang berbangsa Arab :
• a. Al-Barzuqani, (348- • a. Idrisiyyah di Marokko, (172-375
406 H/959-1015 M), H/788-985 M),
• b. Abu Ali, (380-489 • b. Aghlabiyyah di Tunisia, (184-289
H/800-900 M),
H/990-1095 M),
• c. Dulafiyah di Kurdistan, (210-285
• c. Ayubiyah, (564-648 H/825-898 M),
H/1167-1250 M). • d. Alawiyah di Tabaristan, (250-316
H/864-928 M),
• e. Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil,
5. Yang mengaku (317-394 H/929-1002 M),
dirinya sebagai khilafah: • f. Mazyadiyyah di Hillah, (403-545
a. Umawiyah di H/1011-1150 M),
• g. Ukailiyyah di Maushil, (386-489
Spanyol, H/996-1095 M),
b. Fathimiyah di Mesir. • h. Mirdasiyyah di Aleppo, (414-472
H/1023-1079 M).
Perebutan Kekuasaan di Pusat
Pemerintahan
• Pada masa pemerintahan Bani Abbas, perebutan
kekuasaan seperti itu juga terjadi, terutama di awal
berdirinya. Akan tetapi, pada masa-masa berikutnya,
seperti terlihat pada periode kedua dan seterusnya,
meskipun khalifah tidak berdaya, tidak ada usaha
untuk merebut jabatan khilafah dari tangan Bani
Abbas. Yang ada hanyalah usaha merebut
kekuasaannya dengan membiarkan jabatan khalifah
tetap dipegang Bani Abbas. Hal ini terjadi karena
khalifah sudah dianggap sebagai jabatan keagamaan
yang sakral dan tidak bisa diganggu gugat lagi.
Sedangkan kekuasaan dapat didirikan di pusat
maupun di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan
dalam bentuk dinasti-dinasti kecil yang merdeka.
Tentara Turki berhasil merebut kekuasaan tersebut.
Di tangan mereka khalifah bagaikan boneka yang tak
bisa berbuat apa-apa. Bahkan merekalah yang
memilih dan menjatuhkan khalifah sesuai dengan
keinginan politik mereka.
Perang Salib
Perang Salib ini terjadi pada tahun 1905, saat
Paus Urbanus II berseru kepada Umat
Kristen di Eropa untuk melakukan perang
suci, untuk memperoleh kembali keleluasaan
berziarah di Baitul Maqdis yang dikuasai oleh
Penguasa Seljuk yang menetapkan beberapa
peraturan yang memberatkan bagi Umat
kristen yang hendak berziarah ke sana.
Periode-periode Perang
Salib
Perang Salib terjadi dalam tiga periode:
1. Periode Pertama
Pada musim semi tahun 1095 M; 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa
Perancis dan Norman, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke
Palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan
Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097
mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha
(Edessa).
2. Periode Kedua
Imaduddin Zanki, penguasa Moshul dan Irak, berhasil menaklukkan kembali
Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Namun ia wafat tahun 1146
M. Tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Numuddin Zanki. Numuddin
berhasil merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151
M seluruh Edessa dapat direbut kembali.
3. Periode Ketiga
Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini
mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina
Sebab-sebab Kemunduran
Pemerintah Bani Abbas
1. Persaingan antar bangsa
2. Kemerosotan Ekonomi
3. Konflik keagamaan
4. Ancaman dari luar, yaitu :
• Perang Salib yang berlangsung beberapa
gelombang atau periode dan menelan
banyak korban.
• Serangan tentara Mongol ke wilayah
kekuasaan Islam.
Referensi
• Badri Yatim. 2000. Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
• Rachmad Abdullah. 2017. Tinta Emas
Sejarah. Sukoharjo: Al-Wafi Publishing
• http://khamr28.blogspot.com/2016/01/mas
a-disintegrasi.html?m=1 (Diakses pada
Hari Selasa, 26 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai