Anda di halaman 1dari 14

REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL : Cinta sesama muslim

sebagian dari iman, tidak mendzalimi orang lain salah satu ciri keislaman
seseorang, memuliakan dan menghormati tetangga dan tamu

Disusun Oleh :

Lasimi : 153210058

Dosen Pembimbing :

Ahmad Sulaiman, M.Pd.I

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2016/2017
BAB I

PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang Masalah

Cinta sesama muslim sebagian dari iman, muslim itu saudara muslim,
Nabi SAW bersabda: Agama islam memang lah ampuh, saat manusia
memperbanyak perang antar kelompok ,islam justru mempersatukannya
(kelompok /suku kabilah ) dan diganti dengan iakatan akidah,kita pun
dikenalkan dengan istilah ukhuwah islamiyyah, persaudaraan islam salah
satu tandanya adalah mencintai sesama muslim Nabi SAW,bersabda: belum
sempurna iman seseorang sampai ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri
Berangkat dari hadis diatas kita mencoba mengulas lebih dalam tentang
realisasi iman dalam kehidupan sosial. Dengan menyajikan hadis-hadis
tentang cinta sesama muslim dan cara-cara berperilaku /bersosialisasi
dengan muslim yang lain.

B. Rumusan Masalah

Untuk membatasi pembahasan dan mempermudah dalam penyajian


makalah ini, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagamana pengertian iman itu?
2. Apa yang dimaksud dengan cinta sesama muslim ?
3. Apa ciri seorang muslim tidak mengganggu orang lain ?
4. Bagaimana realisasi iman dalam menghadapi tamu ?

C. Tujuan Masalah

1) Mengetahui pengertian iman


2) Mengetahui tentang cinta sesama muslim
3) Mengetahui realisasi iman dalam menghadapi tamu
BAB II

PEMBAHASAN

A. REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL


1. pengertian iman
berbicara tentang iman ini adalah sesuatu yang abstrak ,hal yang
berkenaan dengan hati tentunya tidak satu pun yang tahu akan sesuatu
yang ada didalamnya kecuali individu masing-masing yang maha menguasai
setiap hati yakni Allah SWT. Namun sebagai manusia yang lemah ,kita dapat
menilai apakah seorang itu benar-benar beriman yang baik/tidak tentangnya
dapat dinilai dari perbuatan baik maupun buruk yang nyata dalam
kehidupannya.
Karena iman tidak hanya cukup dengan pengakuan hati tetapi harus
tersosialisasi dalam kehidupanya. Bila baik perilakunya itu adalah indikasi
bahwa imanya bagus ,sebaliknya bila jelek berarti imanya rusak, maka
penting bagi kami untuk membahas tentang hal tersebut.
Seseorang tidaklah cukup hanya menganut islam tanpa mengiringinya
iman. Begitu pula sebaliknya islam tanpa iman tidaklah berarti.akan tetapi
iman dan islam juga belumlah cukup karena harus dibarengi ihsan.iman
adalah percaya kepada Allah SWT.para malaikat-Nya berhadapan pada
Allah,percaya pada rosul-rosul-Nya dan percaya pada hari berbangkit dari
kubur.1
Suraht Al- Baqarah Ayat 285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang
diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-
Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka
berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali."
Disini dapat dijelaskan bahwa iman artinya kepercayaan,yang artinya
percaya dan mengakui bahwa Allah itu ada dan Esa,tiada tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan-Nya.2

1Abdul hamid Ritonga,Hadis seputar islam dan Tata kehiupan ,h.2

2 Prof.DR.H. Rachmat syafei, AL-Hadis Aqidah,Akhlak,Sosial dan Hukum,h.16


a. Cinta sesama muslim sebagian dari iman
1. Hadis pertama

:

() .

Anas r.a.berkata bahwa Nabi SAW. Bersabda, tidaklah termasuk


beriman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.(H.R. Bukhari,Muslim,Ahmad,dan
Nasai )

Kita tidak mengetahui bahwa cinta sesama muslim merupakan


hubungan horizontal yang masih dipupuk dan dilestarikan, bahkan dalam
sebuah hadist menyatakan,bila salah seorang diantara kamu kita pun
mengalami hal yang sama, kita harus yakin seberat apapun beban yang ada
dipundak akan terasa ringan bila kita saling membagi.
Seseorang mukmin yang ingin mendapat ridho Allah SWT. Harus
berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diridhai-Nya. Salah
satunya adalah mencintai sesama saudaranya seiman seperti ia mencintai
dirinya,sebagaimana dinyatakan dalam hadist diatas.
Namun demikian,hadis di atas tidak dapat diartikan bahwa seorang
mukmin yang tidak mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya berarti
tidak beriman. Maksut pernyataan pada hadis diatas tidak
sempurna keimanan seseorang jika tidak mencintai saudaranya seperti
mencintai dirinya sendiri .3 Hadis diatas juga menggambarkan bahwa islam
sangat menghargai persaudaraan dalam arti sebenarnya. Persaudaraan yang
datang dari hati nurani,yang dasarnya keimanandan bukan hal-hal
lain,sehingga betul-betul merupakan persaudaraan murni dan suci.
Persaudaraan yang akan abadi seabadi imannya kepada Allah SWT. Dengan
kata lain,persaudaraan yang didasarkan lillah, sebagaimana diterangkan
dalam banyak hadis tentang keutamaan orang yang saling mencintai Karena
Allah SWT. Dalam hadis lain,Rasulullah SAW.menyatakan:
>
>
Artinya :
sesungguhnya antara seorang mukmin dengan mukmin lainya
bagaikan bangunan yang saling melengkapi (memperkokoh)satu sama
lainnya. (H. R. Bukhari dan Muslim )
Sebaiknya, dalam mencintai sesama muslim, harus mengutamakan
saudara-saudara seiman yang betul-betul taat kepada Allah SWT. Rasulullah
SAW. memberikan contoh siapa saja yang harus terlebih dahulu dicintai,
yakni mereka yang berilmu, orang-orang terkemuka, orang-orang yang suku
berbuat kebaikan, dan lain-lain sebagaimana diceritakan dalam hadis:

3 ibid
:
:
> .>

Artinya :
Abdullah Ibn Masud R.A., Ia Berkata Rasulullah SAW.Bersabda , Hendaknya
Mendekat Kepadaku Orang-Orang Dewasa Dan Yang Pandai,Ahli-Ahli Pikir.
Kemudian Berikutnya Lagi. Awaslah! Janganlah Berdesak-Desakan Seperti
Orang-Orang Pasar.
( H. R.Muslim)
Hal itu tidak berarti diskriminatif karena islam pun memerintahkan
umatnya untuk mendekati orang-orang yang suka berbuat maksiat dan
memberikan nasihat kepada mereka atau melaksanakan amar maruf dan
nahi munkar.4

b. Ciri seorang muslim tidak mengganggu orang lain (AN: 3)


, : .

.
Terjema hadis:
Abdullah bin Umar berkata bahwa Nabi SAW. telah bersabda seseorang
muslim adalah orang yang menyebabkan orang-orang islam (yang lain)
selamat dari lisan dan tanganya dan orang yang hijrah adalah orang yang
hijrah dari apa yang telah dilarang Allah SWT.
(H.R. Bukhari,Abu Dawud, dan Nasai )
Hadis di atas mengandung dua pokok bahasan, yakni tentang hakikat
seorang muslim,dalam membina hubungan dengan sesama muslim dalam
kehidupan sehari-hari, dan juga menjelaskan hakikat hijrah dalam
pandangan islam.
Orang Yang mengucapkan dua kalimah syahadat telah tergolong muslim.
Akan tetapi, untuk dikatakan muslim yang sebenarnya ( haqiqi ) , ia harus
memiliki tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan islam, tanpa memilih
atau membedakan syariat yang disukai atau tidak disukai olehnya.

Tidak dikatakan sempurna keislaman seseorang jika ia hanya


memperhatikan ibadah rutual yang berhubungan dengan Allah SWT.,Tetapi
melupakan atau meremehkan hubungan dengan manusia. Dalam Al-Quran,
banyak ayat yang mengatur tentang hal ini sehingga tercipta keharmonisan
hidup,tidak terjadi pertentangan atau bentrokan antar sesama muslim.
Dalam hadis diatas dinyatakan bahwa seorang muslim adalah oramg
yang mampu menjaga dirinya sehingga orang lain selamat dari kezaliman
atau perbuatan jelek tangan dan mulutnya. Dengan kata lain,ia harus
berusaha agar saudaranya sesama muslim tidak merasa disakiti oleh
tangannya, baik fisik seperti dengan memukulnya,merusak harta
bendanya,dan lain-lain atau pun dengan lisannya.kalaupun ia pernah

4 Ibid,h.35-40
menyakiti saudaranya tanpa disengaja,ia harus segera memberikan
pertolongan sesuai kemampuanya.
Dengan demikian,seseorang harus berusaha untuk tidak menyakiti
saudaranya dengan cara apapun dan kapan pun.sebaliknya ia selalu
berusaha menolong dan menyayangi saudaranya seiman sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
Hal itu karena menjaga orang lain, baik fisik maupun perasaannya sangat
penting dalam islam. Tidak heran qalau amalan amalan sedekah akan batal
jika disertai dengan sikap yang dapat menyakiti mereka yang diberi sedekah.
Allah SWT. Berfirman: ( Q.S. Al- Baqarah: 264 )

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)


sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima)."

Oleh karena itu,setiap muslim harus berhati-hati dalam bertingkah laku.


Jangan asal berbicara bila tidak ada manfaatnya. Jangan berbuat sesuatu bila
hanya menyebabkan penderitaan orang lain.karena segala tindakan dan
perbuatan akan dimintai pertanggungjawabanny kelak diakhirat
sebagaimana dinyatakan dalam firma Nya ( Q. S. Al-Isra: 36)
dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Disamping itu, jika seseorang berbuat doasa kepada sesama manusia,
Allah SWT. Tidak akan mengampuni dosanya sebelum orang yang pernah
disakitinya itu memaafkannya.
Memang sagat berat bagi orang yang terbiasa melakukan sesuatu yang
dilarang agama maupun melakukan sesuatu yang telah diperintahkan agama
untuk mengubah perilakunya,pada hal ia mengakui bahwa dirinya
beriman.dalam hati kecilnya, ia mengakui bahwa perbuatan yang selama
ini dilakukannya adalah salah. Akan tetapi,kalau didasari niat yang betul,
semuanya akan mudah. Ia akan berpindah dari jalan yang dimurkai Allah
SWT. Menuju jalan yang diridhoi-Nya Allah SWT. Pasti akan menyertai orang-
orang yang ingin taat kepada-Nya dan memberikan pahala dan kebahagiaan
kepada mereka. Sebagaimana firman-Nya: (Q.S. At-Taubah:20)
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah
dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi
Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan".

Hijrah dapat diartikan sebagai perjalanan pajang untuk meraih masa


depan yang lebih cerah. Dapat juga diartikan perjalanan pajang untuk
memperoleh ridha-Nya. Untuk menempuh suatu perjalanan diperlukan bekal
yang cukup. Bekal tersebut dalam islam adalah aqidah yang kuat. Oarang
yang kuat imannya tidak akan mudah tergelincir pada perbuatan yang
menyimpang perintah-Nya. Jika tergelincir kepada perbuatan yang salah, ia
segera berhijrah dari perbuatan jelek tersebut kepada perbuatan-perbuatan
baik,sesuai perintah-Nya.5

c. Realisasi iman dalam menghadapi tamu(An:47)

: :

.
Terjemahan hadis:
Abu Hurairah r.a.,ia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda barang
siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir,dia harus memuliakan
tamunya : barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dia harus
berbuat baik kepada tetangganya ;dan barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, dia harus berkata baik atau diam.
( H. R. Syaikhani dan ibnu Majah )
Dalam hadis diatas, ada tiga perkara yang didasarkan atas keimanan
kepada Allah dan hari akhir, yakni:
memuliakan tamu
memuliakan tetangga
berbicara baik atau diam
Adapun alasan penyebutan dua keimanan,yakni :
iman kepada Allah
dan hari akhir
karena iman kepada Allah adalah merupakan permulaan segala
sesuatu dan tangan-Nya lah segala kebaikan dan kejelekan sedangkan hari
akhir adalah merupakan akhir kehidupan dunia,yang didalamnya mencakup
hari kebangkitan mahsyar, hisab, dan surga-,neraka, dan banyak sekali yang
harus diimani pada hari akhir tersebut. Dengan demikian,seandainya
manusia betul-betul beriman kepada Allah dan hari akhir, ia akan berbuat
kebaikan dan menjauhi segala kemungkaran dan kemaksiatan.
Namun tidak berarti bahwa orang yang tidak memuliakan tamu dan
tetangga,serta tidak berkata yang baik dianggap tidak beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya.maksut iman kepada Allah dan hari akhir adalah sebagai
penyempurna iman. Ketiga hal diatas sangat penting dalam kehidupan
sosial.
Memuliakan Tamu
Maksud memuliakan tamu dalm hadis diatas mencakup perseorangan
maupun kelompok. Tentu saja hal ini dilakukan berdasarkan
kemampuan,bukan karna riya. Dalam syariat islam,batas memuliakan tamu
adalah tiga hari tiga malam,sedangkan selebihnya merupakan sedekah, hal
itu didasarkan pada hadis Rasulullah SAW.:
: ) (
: , :

5 Ibid,h 41-44
> . ,
:
>
Artinya:
Abu syuaih (khuwailid) bin Amru Al- khuza ir r.a. berkata ,saya telah
mendengar Rasulullah SAW. bersabda siapa yang percaya kepada Allah dan
hari kemudian ,ia harus menghormati tamunya pada bagian
keistimewaannya. Sahabat bertanya, Apakah yang dimaksud dengan
keistimewaannya itu? Jawab Nabi, hormat tamu itu sampai tiga hari,
sedangkan selebihnya dari shadaqah.(Mutafaq Alaih)
Diantara hal-hal yan harus diperhatikan dalam memuliakan tamu
adalah memberikan sambutan yang hangat. Hal ini akan lebih baik dari pada
di sambut hidangan yang mahal-mahal, tetapi dengan muka masam dan
kecut. Namun dalm menjamu tamunya ini haruslah sesuai dengan
kemampuan.
Seandainya kedatangan tamu yang bermaksud meminta tolong
tentang suatu masalah atau kesulitan, sebagai orang muslim kita harus
memberinya bantuan semampunya. Apabila tamunya tidak mengatakan
suatu kebutuhan, tetapi kita mengetahui bahwa tamu tersebut dalam
keadaan kafir,sedangkan kita mampu,berilah bantuan apalagi kalau tamu
tersebut masih kerabat.
Dan sebaiknya pihak tamu pun harus mengerti ketentuan bertamu
dalam islam.
Memuliakan Tetangga
Maksut tetangga disini adalah umum, baik yang dekat maupun jauh,
muslim, kafir, ahli ibadah, orang fasik, musuh dan lain-lain, yang bertempat
tinggal dilingkungan rumah kita. Namun demikian, dalam memuliakan
mereka, terdapat tingkatan-tingkatan antara satu tetangga dengan lainnya.
Seorang ahli ibadah yang dapat dipercaya dan dekat rumahnya lebih utama
untuk dihormati dari pada para tetangga lainya.
Berbuat baik kepada tetangga itu dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya memberi pertolongan , memberikan pinjaman, menengoknya
jika sakit , melayat jika ada keluarganya yang meninggal ,dan lain-lain.
Selain itu,diharuskan pula menjaga mereka dari ancaman gangguan
dan bahaya. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Siti
Aisyah disebutkan.

.6
Artinya:
Malaikat Jibril senantiasa memberi wasiat kepada ku (untuk menjaga )
tetangga sehingga aku menyangka bahwa dia (malaikat Jibril) akan
mewarisinya (tetangga).
Perintah untuk berbuat baik terhadap tetangga juga terdapat dalam Al-
Quran, sebagaimana firman-Nya:

66 Ahmad Muadz haqiqi, 40 hadis akhlak,surabaya: As sunnah,2003.h.11


/ur 4n1)9$# (t$!uq9$$/ur $YZ|m ).........
4yJtGu9$#ur 3|yJ9$#ur $pg:$#ur 4n1)9$# $pg:
$#ur =Yf9$# =m$9$#ur =/Zyf9$$/ $#ur @69$# $tBur
Ms3n=tB N3ZyJr& 3 b) !$# w =t `tB tb%2 Zw$tFC
#qs
36.Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat,
hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan
Muslim.
Diantara akhlak yang terpenting kepada tetangga adalah :
Menyampaikan ucapan selamat ketika tetangga sedang bergembira.
Menjenguknya tatkala sakit.
Bertakziyah ketika ada keluarganya yang meninggal.
Menolongnya ketika memohon pertolongan
Memberikan nasihat dalam bebagai urusan dengan cara yang maruf,dll
Berbicara baik atau diam
Sesungguhnya ucapan seseorang menentukan kebahagiaan dan
kesengsaraan dirinya. Orang yang selalu menggunakan lidahnya untuk
berbicara baik, memerintah kepada kebaikan dan melarang kepada
kejelekan, membaca Al-Quran,membaca ilmu pengetahuan,dan lain-lain,ia
akan mendapatkan kebaikan dan dirinya pun terjaga dari kejelekan.
Sebaliknya orang yang apabila menggunakan lidahnya untuk berkata-kata
jelek atau menyakiti orang lain,ia akan mendapat dosa dan tidak mustahil
orang lain pun akan berbuat demikian kepadanya. Maka perintah Rasulullah
untuk berkata baik atau diam merupakan suatu pilihan yang akan
mendatangkan kebaikan.
Memang sangat sulit untuk mengatur lidah agar selalu berkata baik
atau diam. Akan tetapi,kalau berusaha untuk membiasakannya, tidaklah sulit
apalagi kalau sekedar diam. Bagaimana pun juga,lebih baik diam dari pada
berbicara yang tiada berguna dan tidak karuan
: .

Artinya:
Dari Anas .ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW., Diam itu suatu
kebijaksanaan, tetapi sedikit orang yang berbuatnya .
(dikeluarkan oleh Al-Baihaqi, dengan sanad yang dhaif,dan ia
menyahihkan bahwa hadis tersebut mauquf dari ucapan Luqman Hakim).
Namun demikian,jika selamanya diam tentu saja bukanlah tingkah laku
yang bijak sana ,karena akan ada anggapan yang tidak baik dari orang lain.
Ada pepatah mengatakan, the silent is gold tetapi ada juga pepatah lain
lebih baik banyak berbuat dan berkata walaupun salah daripada tidak
pernah melakukan sesuatu dan tidak pernah berbicara. yang paling baik
tentu saja berbicara baik sesuai kondisi, pepatah Arab mengatakan.



Artinya :
Tiap-tiap tempat ada perkataannya dan tiap-tiap ucapan ada
tempatnya.
Ucapan yang baik serta bersikap pemaaf lebih baik dari pada sedekah
yang disertai ucapan yang menyakitkan :
Allah SWT berfirman :
Aqs% $rB ottBur yz `iB *
7ps%y| !$ygt7Kt ]r& 3 !$#ur ;_x
O=ym
263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf[167] lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si
penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

[167] Perkataan yang baik Maksudnya menolak dengan cara yang


baik, dan maksud pemberian ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang
kurang sopan dari si penerima.7

BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Salah satu kesempurnaan iman seorang mukmin adalah mencintai
saudaranya sebagaimana ia me
ncintai dirinya sendiri. hal itu direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari
dengan berusaha untuk menolong dan merasakan kesusahan maupun
kebahagiaan saudaranya seiman yang didasarkan atas keimanan yang teguh
kepada allah swt.
Diantara ciri kesempurnaan iman seseorang adalah tidak mau menyakiti
saudaranya seiman selain itu, ia pun berusaha untuk berhijrah (pindah )dari
melakukan perbuatan yang dilaranga Allah kepada perbuaytan yang diridhai-
Nya .
Untuk keesempurnaan iman dan sebagai salah satu tanda keimanan
kepada Allah SWT. dan hari akhir, seorang mukmin
harus memuliakan tetangga, tamu, dan berkata atau diam.

PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat ,tentu masih banyak kesalahan dan
kekurangan .saran dan kritik senantiasa kami harapkan agar menjadi lebih
7 Opcit,Al-hadis, Aqidah,Akhlak,sosialdan Hukum. H. 45-51
baik lagi dalam membuat makalah ini semoga makalah ini bermanfaat dan
memberi pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Haqqi Ahmad Muadz, 40 Hadis Akhlak (surabaya: As-Sunah, 2003)
Abdul Hamid Ritonga, Hadis seputar islam dan Tata kehidupan,
Syafei Rachmad,dkk. Al-Hadis (Aqidah ,Akhlak, Sosial dan hukum). Bandung:
CV Pustaka Setia.2000.

[1] Abdul hamid Ritonga,Hadis seputar islam dan Tata kehiupan ,h.20
[2] Prof.DR.H. Rachmat syafei, AL-Hadis Aqidah,Akhlak,Sosial dan Hukum,h.16
[3] Ibid,
[4] Ibid,h.35-40
[5] Ibid,h 41-44
[6] Ahmad Muadz haqiqi, 40 hadis akhlak,surabaya: As sunnah,2003.h.11
[7] Opcit,Al-hadis, Aqidah,Akhlak,sosialdan Hukum. H. 45-51
BAB II

PEMBAHASAN

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai